• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PELAKSANAAN

3.5 Pengendalian Proyek

3.5.2 Pengendalian Waktu

Pengendalian waktu pada proyek adalah bagian dari pengendalian yang berupa penjadwalan pelaksanaan pekerjaan agar proyek tersebut selesai sesuai dengan yang rencana, untuk melihat pekerjaan yang akan dilaksanakan maka dibuattime schedule.Time schedule merupakan perencanaan waktu tiap pekerjaan, yang berfungsi untuk mengontrol pelaksanaan durasi pekerjaan dari awal pekerjaan hingga rencana akhir pekerjaan.

a. Laporan Harian

Laporan harian adalah laporan yang berisi tentang semua pekerjaan yang ada di proyek yang harus dicatat setiap hari, laporan harian ini berfungsi untuk memudahkan proses penyusunan laporan mingguan. Laporan harian ini juga digunakan untuk mengamati pekerjaan apa saja yang sudah dicapai dalam satu hari itu. Yang harus dicatat dalam laporan harian yaitu jam kerja, pekerjaan, alat yang digunakan, jumlah tukang, dan keadaan yang ada diproyek.

b. Laporan mingguan

Laporan mingguan adalah laporan hasil pekerjaan yang sudah dicapai selama satu minggu. Laporan mingguan dikerjakan oleh kontraktor pelaksana atau konsultan pengawas yang kemudian diserahkan kepadaOwner.

c. Laporan Bulanan

Laporan bulanan adalah laporan hasil pekerjaan yang dicapai dalam satu bulan. Setelah itu dibuat rekapitulasi dari laporan harian dan laporan mingguan yang berisi hasil pekerjaan selama satu bulan dan didokumentasikan pelaksanaan pekerjaannya.

Untuk menyelesaikan masalah yang terjadi pada pekerjaan maka akan dilakukan beberapa rapat koordinasi yang bertujuan untuk mencari solusi dari permasalahan yang timbul agar didapatkan solusi yang tepat dan sesuai dengan standar.

Rapat rutin ini biasanya dihadiri oleh pimpinan proyek, kontraktor pelaksana, serta konsultan perencana. Seminggu sekali dilaksanakan pada hari selasa jam 10.00 WIB - selesai. Rapat rutin biasanya membahas pelaksanaan pekerjaan yang ada dilapangan atau mengevaluasi pekerjaan yang sudah dikerjakan untuk mencapai suatu pekerjaan maksimal dan efisien.

3.5.3 Pengendalian Biaya

Pengendalian biaya pada proyek adalah untuk merencanakan anggaran yang harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan suatu proyek agar pengeluaran biaya tidak melebihi anggaran yang sudah direncanakan.

Agar anggaran tidak mengalami pembengkakan maka pada saat pemakaian bahan dan alat yang dibutuhkan, dilakukan dengan berhati-hati agar tidak merusak kualitas bahan, jika bahan tersebut mengalami kerusakan maka bahan tersebut akan digantikan barang yang baru dan akan mengeluarkan biaya tambahan.

a. Bahan

Pemakaian bahan pada proyek diusahakan memakai dengan seefisien mungkin agar tidak ada yang terbuang secara sia-sia. Pengecoran Slab Deckyang masih ditambah dengan air saat pengecoran menjadikan beton tersebut hasilnya tidak maksimal,Slab Deckmasih sering retak atau pecah, maka harus diganti diganti dengan Slab Deck yang baru yang harus menambah biaya untuk memperbaikinya.

b. Alat

Pemakaian alat harus digunakan sebaik-baiknya dan dilakukan perawatan secara berkala agar alat tersebut tidak rusak yang mengakibatkan berhentinya pekerjaan. Crawler Crane

yang tidak dioptimalkan dalam pekerjaannya karena keterlambatan pengiriman balokGirderke lokasi proyek.

c. Tenaga Kerja

Tenaga kerja harus disesuaikan dengan volume pekerjaan untuk mengefisiensi pemakaian tenaga kerja, mengoptimalkan pekerjaan, dan meminimalkan pengeluaran biaya.

3.6 Permasalahan

Dalam suatu proyek pasti mengharapkan hasil yang maksimal sesuai dengan yang direncanakan baik dari mutu, biaya, dan waktu. Tetapi pada

kenyataan dilapangan banyak masalah-masalah yang sering muncul dari berbagin faktor, yang diantaranya faktor alam, manusia dan alat. Masalah yang timbul harus segera diselesaikan agar pekerjaan berjalan dengan lancar dan selesai sebelum waktu yang ditentukan. Permasalahan yang ada di proyek Pengembangan Bandara Ahmad Yani Semarang terdiri dari beberapa faktor yaitu :

3.6.1 Faktor Alam

Pada Proyek Pengembangan Bandara Ahmad yani paket satu atau pembuatan jalan utama mengalami permasalahan dalam penyediaan bahan baku pasir untuk pengecoran beton, pasir yang memenuhi persyaratan tidak memenuhi syarat untuk pekerjaan pengecoran, akibat dari kelangkaan bahan baku pasir mengakibatkan keterlambatan pengecoran dan tidak sesuai dengan yang dijadwalkan.

3.6.2 Faktor Manusia

a. Pada suatu proyek, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan salah satu bagian yang terpenting untuk menjaga diri pada saat melaksanakan pekerjaan lapangan, yaitu dengan memakai Alat Pelindung Diri (APD) yang berupa sepatu safety

proyek, helm proyek, dan Sarung Tangan. Namun pada kenyataanya ada beberapa pekerja yang kurang memperhatikan keselamatannya sendiri dengan tidak memakai APD saat bekerja dilapangan. Untuk itu para pekerja harus diberi peringatan atau sanksi.

b. Kebersihan di area proyek termasuk bagian yang harus diperhatikan karena bisa menghambat pekerjaan selanjutnya. setelah membongkar Bekisting pembuangannya cuma dibiarkan dibawahnya dan berserakan dimana-mana dan tidak segera

diangkut untuk dipindahkan ketempak pembuangan atau lokasi yang akan memakai kembaliBekistingtersebut.

c. Pembuangan sisa cor di proyek seharusnya lebih diperhatikan lagi karena bisa menghambat pekerjaan lain. Tempat pembuangan sisa cor sudah disediakan tetapi masih sering membuang sisa cor di sembarang tempat. Akibat dari pembuangan sisa cor yang sembarang ini mengakibatkan kendaraan yang melintasi jalan tersebut mengalami kesusahan.

d. beton yang mengalami pengeroposan atau retak yaitu disebabkan karena kurang maksimal dalam pemadatan saat menuangkan beton kedalamBekistingsehinnga banyak beton yang mengalami retak-retak atau keropos.

3.6.3 Faktor Alat

a. Crawler Crane pernah tidak bisa digunakan karena umur mesin yang sudah tua dan alat yang sering digunakan dan kurang nya perawatan pekerjaan seperti pengangkatan balok Girder sempat terhenti untuk beberapa jam, Crawler Crane harus sering dilakukan perawatan agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar dan tepat waktu.

b. Concrete Pump Truckpernah tidak bisa digunakan karena pompa macet. Akibatnya pekerjaan pengecoran sempat tertunda beberapa jam. Teknsisi harus memperbaiki pompa tersebut dan kemudian para pekerja melanjutkan pekerjaan cor hingga larut malam.

c. Back hoe yang pernah tidak berfungsi karena perawatan mesin yang kurang terjadwal, mengakibatkan terlambatnya penggalian gorong-gorong.

3.7 Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan (K3L

Spesialisasi dalam ilmu kesehatan dan kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja memperoleh derajad kesehatan setinggi- tingginya baik fisik, mental maupun sosial dengan usaha-usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit- penyakit umumnya

Hakikat dari kesehatan kerja menurut Suma’mur (1989), adalah sebagai

berikut :

a. Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setingginya baik, buruh, petani, nelayan, pegawai negri atau pekerja bebas dengan demikian dimasudkan untuk kesejahteraan tenaga kerja.

b. Sebagai alat untuk meningkatkan produksi yang berdasarkan kepada meningganyaefisiensidan daya produktivitas manusia dalam produksi.

3.7.1 Penerapan Program Keselamatan Kerja

Suatu program keselamatan dan kesehatan kerja di bidang konstruksi yang efektif mempunyai banyak fungsi paralel. Parker dan Oglesby, (1972)secara garis besar telah mengkategorikan hal ini sebagai berikut:

a. Faktor kepribadian atau perilaku

1. Pekerja: latihannya, kebiasaan, kepercayaan, kesan, latar belakang pendidikan dan kebudayaan, sika social serta karakteristik fisik. 2. Lingkunan pekerjaan: sikap dan kebijaksanaan dari para

pengusaha serta manajer, pengawas, penyelia serta kawan sekerja pada proyek.

b. Faktor fisik.

1. Kondisi pekerjaan: ditentukan oleh jenis bahaya yang melekat tidak terpisahkan dengan pekerjaan yang sedang dilaksanakan,

maupun oleh bahaya terhadap kesehatan kerja yang ditimbulkan oleh metoda dan material serta lokasi dari pekerjaan itu.

2. Penyingkiran bahaya mekanis: pemakaian pagar/batas, peralatan serta prosedur untuk melindungi pekerjaan secara fisik terhadap daerah atau situasi yang berbahaya.

3.7.2 Kebijakan K3

Perencanaan K3 bertujuan agar dalam pelaksanaan proyek terhindar dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Agar perusahaan menetapkan kebijakan K3 sebagai berikut : 1) Menentukan dan meminimalisir tingkat kecelakaan kerja.

2) Meningkatkan kesehatan tenaga dengan menghilangkan penyakit akibat kerja.

3) Mematuhi persyaratan undang-undang dan persyaratan lain yang berlaku.

4) Melakukan perbaikan berkelanjutan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja

3.7.3 Pelaksanaan K3

1. Pokok-pokok perhatian K3

a) Pencegahan dan penanggulangan kecelakaan kerja akibat penggunaan :

1) Alat/ mesin

2) Tahap/ metode pelaksanaan

3) Faktor manusia(human error)

b) Pencegahan dan penanggulangan penyakit akibat kerja c) Penanganan terhadap kondisi darurat dan P3K

2. Pencegahan dan Penanggulangan Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja

a) PerencanaanSite

1) Pengaturan jalan mobilitas material tenaga dan peralatan 2) Lokasi penyimpanan bahan/ material

3) Lokasi peralatan sebelum mulai kerja 4) Lokasi fabrikasi

5) Direksi keet

6) Barak kerja

b) Pemasangan Poster/ himbauan tentang K3

1) Rambu-rambu peringatan tentang adanya proyek 2) Rambu-rambu lalu lintas

3) Slogan slogan tentang K3 misalya :”Berangkat dengan Selamat, Pulang dengan Selamat”

c) Penggunaan alat pelindung diri (APD) yang memadai, seperti :

1) Safety helm 2) Sarung tangan 3) Safety Shoes 4) Safety belt/harness 5) Masker hidung 6) Ear plug 7) Sun glasses

d) Pemberiann rambu-rambu petunjuk dan larangan e) Pemasangan pagar pengamanan/rubber cone

f) Menjaga kondisi jalan kerja agar tetap layak pakai

g) Penetapan khusus untuk material/bahan yangsensitive/ bahaya h) Penggunaan peralatan sesuai fungsi dan manualnya

i) Memberikan perhatian terhadap alat yang menimbulkan suara bising, asap residu lainnya untuk meminimalkan dampaknya

3.7.4 Pemeliharaan Kesehatan a) Penyediaan air bersih

b) Pembuat sarana MCK yang memadai

c) Penyediaan tempat sampah dan pembuangan keluar lokasi kerja d) Penyediaan obat-obatan / kotak P3K

e) Penyediaan kantin proyek yang bersih dan sehat f) Kerjasama dengan klinik atau rumah sakit terdekat

3.7.5 Penanganan Khusus a) Materil berbahaya

Daftar material yang memerlukan penanganan khusus 1) Semen,floor hardener

2) Solar, oli, bbm, bahan adiktif

3) Waterproofing, Banding agen,minyakBekisting

Masing-masing bahan diperlukan penanganan khusus dalam penyimpanan dan penggunaannya dan disertai MSDS (Material Safety Data Sheet)

b) Peralatan khusus 1) Generator set

2) Mesin Las

3) Concrete Pump, Concrete mixer

4) Excavator

c) Tenaga Kerja Ahli

Tenaga kerja yang harus mempunyai sertifikat keahlian : 1) Operator Excavator

2) Operator Crane dll

3.7.6 Lingkungan

Dalam sebuah proyek, AMDAL selalu diperlukan sesuai dengan

berdampak penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki

AMDAL”. Pelaksanaannya diatur dengan Peraturan Pemerintah No 27

Th 2012 tentang Izin Lingkungan ; Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 16 Tahun 2012 Tentang Penyusunan Dokumen AMDAL. Berdasarkan dampak penting pasal 22 (2) meliputi beberapa hal yaitu : a. Besarnya jumlah penduduk yang terkena dampak

b. Luas wilayah penyebaran dampak

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

e. Sifat kumulatif dampak

f. Berbalik atau tidaknya dampak

g. Kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

AMDAL menjadi tanggung jawab dari pemilik (penyelenggara), pelaksanaanya dapat diserahkan ke konsultan swasta / Perguruan Tinggi. Kriteria wajib AMDAL sesuai dengan pasal 23 adalah sebagai berikut :

a. Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam

b. Eksploitasi sumber daya alam, baik yang terbarukan maupun yang tidak terbarukan;

c. Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pencemaran dan/ atau kerusakan lingkungan hidup serta pemborosan dan kemrosotan sumber daya alam dalam pemanfaatanya;

d. Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam, lingkungan buatan, serta lingkungan social dan budaya; e. Proses dan kegiatan yang hasilnya akan mempengaruhi pelestarian

kawasan konservasi sumber daya alam dan/ atau perlindungan cagar budaya;

f. Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, hewan , dan jasad renik; g. Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan nonhayati;

h. Kegiatan yang mempunyai risiko tinggi dan/ memengaruhi pertahanan Negara; dan/ atau;

i. Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk mempengaruhi lingkungan hidup.

Dalam pelaksanaannya AMDAL dibagi kedalam ketiga tahap yaitu :

1) Pra-Konstruksi

Adalah suatu tahapan proyek yang kegiatannya termasuk kegiatan-kegiatan non-teknis seperti kegiatan pembebasan lahan dan pemindahan penduduk. Dalam tahap ini terdapat dua kegiatan beriku jenis dampaknya yaitu :

a. Perijinan dansurvey, dampak dari kegiatan ini adalah sikap dan persepsi masyarakat sekitar Proyek Pengembangan Bandara Ahmad Yani Semarang.

b. Sosialisasi, dampak yang ditimbulkan dari kegiatan ini adalah sikap dan persepsi masyarakat sekitar Proyek Pengembangan Bandara Ahmad Yani Semarang.

2) Konstruksi

Adalah suatu tahapan proyek berupa kegiatan pelaksanaan fisik konsruksi hasil rumusan perencanaan teknis. Dalam tahap konstruksi terdapat lima kegiatan beserta dampaknya yang berkaitan dengan AMDAL yaitu :

a. Penerimaan tenaga kerja konstruksi, dampak dari kegiatan ini adalah :

1. Terbukanya kesempatan kerja/ peluang usaha 2. Munculnya sikap dan persepsi masyarakat 3. Terjadinya proses/ konflik social

b. Aktivitas basecamp, dampak dari kegiatan ini adalah : 1. Munculnya sikap dan persepsi masyarakat

2. Terbukanya peluang usaha 3. Penurunan sanitasi lingkungan 4. Perkembangan vector penyakit

c. Mobilisasi peralatan konstruksi dan material, dampak dari kegiatan ini adalah :

1. Kebisingan

2. Penurunan kualitas udara (debu) 3. Sikap dan persepsi masyarakat 4. Kerusakan jalan

5. Gangguan kelancaran lalulintas 6. Gangguan keselamatan lalulintas

d. Pekerjaan tanah, dampak dari kegiatan ini adalah : 1. Penurunan kualitas udara

2. Peningkatan kebisingan 3. Erosi dan sedimentasi 4. Gangguan vegetasi darat 5. Gangguan satwa liar

e. Pekerjaan fisik konstruksi, dampak dari kegiatan ini adalah : 1. Peningkatan volume limpasan air hujan

2. Gangguan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja

3) Pasca Konstruksi

Adalah kegiatan berupa tahapan operasional dan pemeliharaan sarana dan prasarana yang telah dibangun agar dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin. Dalam tahap ini terdapat lima kegiatan yaitu: a. Penerimaan staff/karyawan, dampak, dampak dari kegiatan ini

adalah :

2. Proses/ konflik sosial 3. Sikap dan persepsi

b. Akivitas Bandar udara yang baru, dampak, dampak dari kegiatan ini adalah :

1. Limbah Padat Domestik 2. Limbah B3

3. Bangkitan parkir 4. Kelancaran lalulintas 5. Peluang usaha 6. Persepsi masyarakat

c. Pemanfaatan sumber daya lisrik cadangan (Genset) , dampak, dampak dari kegiatan ini adalah :

1. Kebisingan

2. Persepsi masyarakat

d. Pemanfaatan sumber daya air tanah

e. Pemeliharaan bangunan, dampak, dampak dari kegiatan ini adalah sikap dan persepsi masyarakat sekitar proyek.

BAB IV

Dokumen terkait