• Tidak ada hasil yang ditemukan

III KERANGKA PEMIKIRAN

Kuadran 3 1. Penyakit yang

7. Pengendalian Penyakit

depan dengan pemasok, maka ketersediaan bahan baku setahun ke depan sudah aman.

6. Kontrak Penjualan larva dengan Pelanggan

Sebagai produsen pembenihan larva bawal air tawar di Jawa Barat, sangat memungkinkan bagi Ben’s Fish Farm melakukan kontrak penjualan larva dengan para pelanggan. Sistem kontrak dengan pelanggan berisikan perjanjian yang saling mengikat tentang harga, kualitas dan kuantitas, cara pembayaran, pendistribusian, ongkos kirim, dan jangka waktu perjanjian. Sistem kontrak ini akan menguntungkan bagi Ben’s Fish Farm maupun konsumennya, karena dengan sistem kontrak ketersediaan benih larva dan risiko kenaikan harga bagi konsumen akan tetap aman, dan bagi Ben’s Fish Farm menguragi dampak dari risiko harga maupun risiko produksi. Larva akan habis terjual sebelum umur 10 hari, begitu juga dengan harga jual larva akan tetap stabil selama jangka waktu kontrak. Bentuk-bentuk sistem kontrak yang bisa dilakukan adalah kontrak harga dan larva, konsumen bisa memesan larva untuk beberapa bulan ke depan berdasarkan harga sekarang. Strategi mitigasi dengan melakukan sistem kontrak dengan pelanggan akan mengurangi dampak risiko harga pada saat terjadi penurunan harga secara drastis di pasaran.

7. Pengendalian Penyakit

Dalam usaha pembenihan larva ikan bawal air tawar, adanya serangan penyakit merupakan salah satu kendala yang sering dihadapi oleh Bens’s Fish Farm. Kendala inilah yang paling ditakuti karena harapan untuk memperoleh keuntungan yang besar bisa pudar. Pengendalian penyakit yang dimulai sejak dini akan memperkecil dampak kerugian akibat serangan penyakit.

Ada dua cara pengendalian penyakit yang bisa dilakukan oleh Ben’s Fish Farm, yaitu pencegahan dan pengobatan. Pencegahan merupakan upaya untuk menjaga agar tidak terjadi serangan, sedangkan pengobatan merupakan upaya untuk mengobati ikan-ikan yang sakit agar sembuh. Dari kedua cara tersebut, pencegahan merupakan cara yang paling efektif dibanding pengobatan karena biayanya lebih murah dan tidak ada efek sampingan terhadap ikan. Adapun cara mencegah serangan penyakit yaitu:

75 1. Mengeringkan kolam dan akuarium untuk memotong siklus hidup

penyakit

Kolam pemeliharaan induk perlu dilakukan pengeringan untuk memotong siklus hidup penyakit, sebaiknya pengeringan kolam dilakukan sebanyak tiga kali setahun. Kolam yang sudah dikeringkan harus dibiarkan kosong selama minimal dua minggu dan pada dasar kolam diberi kapur yang bertujuan untuk menetralkan pH di dasar kolam. Hal ini dilakukan karena selama ini Ben’s Fish Farm hanya melakukan pengeringan kolam sebanyak dua kali setahun (Prahasta, 2009). Akuarium sebagai media pemeliharaan larva setiap hari harus selalu dilakukan pencucian dan pengurasan, namun di Ben’s Fish Farm akuarium yang selesai di bersihkan langsung digunakan lagi. Hal ini tidak akan memutus secara maksimal sisa-sisa penyakit yang ada pada akuarium tersebut. Harusnya akurium dicuci dan dikeringkan di bawah sinar matahari agar semua bibit jamur dan penyakit mati.

2. Menjaga kondisi lingkungan

Kondisi kolam pemeliharaan induk di Ben’s Fish Farm berada pada lokasi yang terbuka sehingga pada saat musim kemarau suhu air di dalam kolam berubah menjadi tidak normal, hal ini akan membuat indukan menjadi gampang stres dan lebih berpotensi terserang penyakit. Untuk menjaga lingkungan agar selalu pada kondisi normal, Ben’s Fish Farm bisa melakukan penanaman pohon di sekitar kolam supaya pada saat cuaca panas tidak mempengaruhi suhu air dalam kolam.

3. Mengurangi tingkat kepadatan induk di kolam pemeliharaan.

Kepadatan indukan dalam kolam harus benar-benar diperhatikan untuk mencegah kontak langsung antar ikan karena akan mempengaruhi tingkat kematangan gonad dan penurunan kadar oksigen dalam air. Saat ini Ben’s Fish Farm harus mengurangi tingkat kepadatan induk yang berada pada kolam pemeliharaan yang telah melebihi 200 induk per kolam, seharusnya kepadatan induk dalam kolam pemeliharaan yaitu 4 ekor induk per meter persegi. Kolam yang berukuran 6,5 x 5,5 x 1,5 yang dimiliki Ben’s Fish Farm seharusnya hanya menampung sekitar 200 indukan.

76 Berdasarkan hasil penjabaran strategi penanganan risiko dengan cara preventif (menghindari) di atas, maka dapat dipetakan strategi penanganan risiko yang dapat diterapkan oleh Ben’s Fish Farm dalam menghindari risiko yang ada. Strategi preventif yang bisa dilakukan oleh Ben’s Fish Farm dapat dilihat pada Gambar 17.

Gambar 17 . Strategi Preventif yang Bisa Dilakukan oleh Ben’s Fish Farm

Strategi preventif yang bisa dilakukan oleh Ben’s Fish Farm untuk menangani kemungkinan terjadinya risiko dirumuskan berdasarkan sumber dan peta risiko yang ada, kuadran yang dapat ditangani secara preventif adalah risiko yang ada di kuadran 1 dan 2, namun strategi preventif pada kuadran 1 tidak dilakukan karena pada kuadran ini tidak ditemukan sumber-sumber risiko. Penghindaran terhadap risiko yang ada pada kuadran 2 adalah penanganan pada

Probabilitas (%)

Dampak (Rp)

Kecil Besar

Kuadran 2

1. Pemilihan induk yang berkualitas

2. Membuat SOP (Standar Operational

Procedure)

3. Melengkapi Sarana dan prasarana produksi

4. Mengoptimalkan manajemen sumberdaya manusia dengan cara membuat job

description

5. Sistem kontrak dengan Pemasok 6. Kontrak penjualan larva dengan

pelanggan

7. Pengendalian penyakit

Kuadran 1

77 kejadian-kejadian dengan probabilitas besar. Penanganan preventif yang bisa dilakukan berupa membuat SOP (Standar Operational Procedure) dan melengkapi sarana dan prasarana produksi, mengoptimalkan sumberdaya manusia dengan cara membuat job description dan sistem kontrak dengan pemasok. Strategi preventif lain yang bisa dilakukan Ben’s Fish Farm pada kuadran 2 yaitu pemilihan indukan yang berkualitas, kontrak penjualan larva denga pelanggan, dan pengendalian penyakit yang mana pada kuadran ini merupakan sumber risiko yang mempunyai dampak besar dan probabilitas juga besar. Strategi yang dilakukan secara preventif diharapkan akan menggeser posisi kelompok risiko dari kuadran 1 menuju kuadran 3, dan kelompok risiko yang berada di kuadran 2 menuju kuadran 4 yang mana sumber risiko yang ada menjadi kecil kemungkinan terjadinya.

6.6.2. Mitigasi Risiko

Mitigasi risiko adalah strategi penanganan risiko apabila dampak risiko sangat besar, dengan kata lain mitigasi risiko merupakan strategi penanganan risiko yang bisa dilakukan oleh Ben’s Fish Farm untuk memperkecil dampak yang ditimbulkan dari terjadinya risiko. Satu-satunya cara yang sangat mungkin dilakukan Ben’s Fish Farm untuk memperkecil dampak dari risiko faktor cuaca dan fluktuasi harga jual larva yaitu membuat unit bisnis pendederan.

Pendederan merupakan usaha lanjutan dari pembenihan larva, pendederan ini dilakukan untuk menghasilkan benih bawal siap tebar pada usaha pembesaran. Input utama dari kegiatan pendederan ini adalah benih larva umur 10-14 hari. Saat ini kapasitas produksi benih larva yang ditangani oleh Bens’s Fish Farm tergolong besar yakni rata-rata 28 juta larva tiap bulannya, jika usaha ini mengalami kerugian maka akan berdampak besar terhadap pendapatan perusahaan secara keseluruhan. Ben’s Fish Farm bisa mengurangi dampak kerugian dari usaha pembenihan larva jika terjadi penurunan harga jual larva di pasaran yaitu dengan cara membuat unit usaha pendederan bawal air tawar.

Harga jual larva rendah yang mencapai Rp 7,- per larva akan membuat Ben’s Fish Farm mengalami dampak kerugian yang besar, namun dampak tersebut bisa dikurangi dengan cara sebagian benih larva yang diproduksi di Ben’s Fish Farm dijadikan benih siap tebar melalui unit usaha pendederan. Kegiatan

78 pendederan ini juga akan meningkatkan penerimaan perusahaan karena akan mendapatkan nilai tambah dari penjualan benih siap tebar. Untuk mendapatkan benih siap tebar dibutuhkan waktu enam minggu untuk mencapai benih berukuran 2 inci, harga jual benih siap tebar ini Rp 150,- per ekor.

Strategi penanganan risiko menggunakan strategi mitigasi yang akan dilakukan oleh Ben’s Fish Farm bertujuan untuk mengendalikan risiko-risiko dengan dampak yang besar. Risiko yang mempunyai dampak yang besar dan probabilitas besar berdasarkan status dan pemetaan risiko adalah risiko dari faktor cuaca dan fluktuasi harga jual larva yang terdapat di kuadran 2. Strategi mitigasi yang bisa dilakukan Ben’s Fish Farm dapat dilihat pada Gambar 18.

Gambar 18. Strategi Mitigasi Risiko yang Bisa Dilakukan oleh Ben’s Fish Farm

Strategi mitigasi pada kuadran 2 yang mana sumber risiko berupa faktor cuaca dan fluktuasi harga jual larva yang memiliki dampak dan probabilitas yang besar. Ben’s Fish Farm dapat mengendalikan risiko ini dengan cara membuat unit usaha pendederan. Penanganan secara mitigasi ini akan menggeser posisi risiko yang ada di kuadran 2 ke kuadran 1 yang mana dampak yang ditimbulkan dari risiko ini menjadi kecil, Strategi mitigasi pada kuadran 4 tidak dilakukan karena tidak ada sumber risiko yang teridentifikasi yang posisinya berada pada kuadran tersebut.

Probabilitas

(%) Kuadran 1 Kuadran 2

Membuat unit bisnis pendederan

Kuadran 3 Kuadran 4

Dampak (Rp)

79

Dokumen terkait