• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Pengertian Mutu

Pengertian atau definisi mutu mempunyai cakupan yang sangat luas, relatif, berbeda-beda dan berubah-ubah, sehingga definisi dari mutu memiliki banyak kriteria dan sangat bergantung pada konteksnya terutama jika dilihat dari sisi penilaian akhir konsumen dan definisi yang diberikan oleh berbagai ahli serta dari sudut pandang produsen sebagai pihak yang menciptakan mutu. Mengenai istilah mutu ini tergantung kepada rangkaian yang digunakan dan orang yang menggunakan. Dalam bukunya Total Quality Management F. Tjiptono dan A. Diana (2003) menyebutkan“ Mutu adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan “. Sedangkan yang dikemukakan Gaspersz (2005) “ Mutu adalah totalitas dari karakteristik suatu produk yang menunjang kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dispesifikasikan atau diterapkan “.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Mutu adalah suatu dari totalitas karakteristik yang terencana untuk mencapai, mempertahankan dan meningkatkan suatu produk dan jasa agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan dapat memenuhi kepuasan konsumen.

2. Pengertian Pengendalian Mutu

Pengendalian (official control) adalah segala bentuk kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah yang diberi kewenangan untuk melakukan verifikasi terhadap kesesuaian antara penerapan sistem mutu oleh pelaku usaha dengan peraturan/ketentuan dalam rangka memberi jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan. Pengendalian mutu adalah pelaksanaan langkah-langkah yang telah direncanakan secara terkendali agar semuanya berlangsung sebagaimana

mestinya, sehingga mutu produk yang direncakan dapat tercapai dan terjamin (Ishikawa, 1992).

Pengertian pengendalian mutu menurut Assauri (1998) adalah : Pengawasan mutu merupakan usaha untuk mempertahankan mutu dari barang yang dihasilkan, agar sesuai dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan pimpinan perusahaan. Pengendalian mutu adalah suatu aktivitas keteknikan dan manajemen yang mengukur ciri-ciri kualitas produk dan membandingkannya dengan spesifikasi atau persyaratan dan mengambil tindakan penyehatan yang sesuai apabila ada perbedaan antara penampilan sebenarnya dengan standar.

Perkembangan di Indonesia dewasa ini, bagi manajemen mutu produk menjadi lebih penting dari sebelumnya. Persaingan yang sangat ketat menjadikan pengusaha semakin menyadari pentingnya mutu produk agar dapat bersaing dan mendapat pangsa pasar yang lebih besar. Perusahaan membutuhkan suatu cara yang dapat mewujudkan terciptanya mutu yang baik pada produk yang dihasilkannya serta menjaga konsistensinya agar tetap sesuai dengan tuntutan pasar yaitu dengan menerapkan system pengendalian mutu (Quality control) atas aktivitas proses yang dijalani.

Pengawasan mutu merupakan usaha untuk mempertahankan mutu dari barang yang dihasilkan, agar sesuai dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan pimpinan perusahaan (Assauri, 1998). Sehingga perlu dilakukan aktivitas atau tindakan yang terencana agar tercapai, mempertahankan dan meningkatkan mutu suatu produk dan jasa dengan standar yang telah ditetapkan agar dapat memenuhi kepuasan konsumen.

21

3. Standart System Management

Kini keberlangsungan suatu organisasi sangat ditentukan oleh kemampuan organisasi dalam memenuhi berbagai persyaratan yang berbeda dari stakeholder. Seperti pelanggan mensyaratkan organisasi untuk menyediakan mutu dan fitur produk yang tinggi, pemerintah mengharuskan organisasi untuk memperhatikan kondisi kesehatan dan lingkungan kerja yang lebih baik, masyarakat menuntut organisasi untuk menyadari bahwa aktivitas organisasi memiliki dampak pada basis sumber daya alam yang dapat membawa peningkatan volume pencemaran, penggunaan energi dan kerusakan lingkungan. Tentunya bervariasinya persyaratan di atas harus menjadi perhatian manajemen puncak untuk mengambil langkah strategis berikutnya.

Salah satu hal yang dapat dilakukan organisasi adalah melalui penerapan sistem manajemen yang mampu merespon serangkaian persyaratan dan harapan stakeholder tersebut. Organisasi dapat menerapkan satu atau beberapa standar sistem manajemen yang diterbitkan oleh International Organization for Standardization (ISO) untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan kepercayaan Stakeholder serta untuk kepentingan lain seperti keselamatan, keamanan dan fungsi perlindungan lingkungan. Beberapa area yang telah dikembangkan standar sistem manajemennya antara lain adalah untuk area mutu (ISO 9000 family), lingkungan (ISO 14000 family), dan Keamanan pangan (ISO 22000 family). Penerapan standar sistem manajemen yang dikembangkan oleh ISO ini memungkinkan suatu organisasi menyelaraskan atau memadukan dengan sistem manajemen yang ada.

Standar sistem manajemen pertama yang dikembangkan oleh ISO adalah standar sistem Manajemen Mutu ISO 9000 Seri, yang kemudian diikuti oleh standar sistem Manajemen Lingkungan ISO 14000 Seri. Keberhasilan kedua seri standar ini terutama penerapan ISO 9001 dan ISO 14001 telah menstimulasi

ISO untuk mengembangkan standar sistem manajemen lain seperti sistem manajemen keamanan pangan (ISO 22000), sistem manajemen keamanan informasi (ISO/IEC 27000), dan sistem manajemen keamanan rantai pasokan (ISO/PAS 28000). Selain itu untuk sektor yang lebih spesifik seperti ISO 13485 : 2003 untuk medical devices, ISO/TS 216949 : 2002 untuk bidang industri otomotif, ISO/TS 29001 : 2003 untuk bidang petroleum, dan ISO/IEC 900003 : 2004 untuk perangkat lunak (Suriadikarta, et al. 2005).

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu.

Mutu dipengaruhi oleh faktor yang akan menentukan bahwa suatu barang dapat memenuhi tujuannya. Menurut Assauri (2004) mengemukakan bahwa tingkat mutu ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain:

a. Bahan Baku.

Dalam suatu produk apapun bahan baku sangatlah penting sebagai langkah awal untuk mendapatkan hasil produk yang mempunyai mutu bagus. Baik buruknya bahan baku akan mempengaruhi kualitas suatu produk yang akan dihasilkan sehingga perlu diadakan pengawasan dan pemilihan bahan baku yang akan diproduksi untuk menjadi suatu produk.

b. Fungsi Suatu Barang.

Mutu yang hendak dicapai sesuai dengan fungsi untuk apa barang tersebut digunakan atau dibutuhkan tercermin pada spesifikasi dari barang tersebut seperti tahan lamanya, kegunaannya, berat, besar kecil pengaruh dan kepercayaannya.

c. Wujud Luar.

Salah satu faktor yang penting dan sering dipergunakan oleh konsumen dalam melihat suatu barang pertama kalinya, untuk menentukan mutu barang tersebut, adalah wujud luar barang itu. Faktor wujud luar yang terdapat pada suatu barang tidak hanya terlihat dari bentuk, susunan ,kemasan dan lainnya.

23

d. Harga Barang Tersebut.

Umumnya biaya dan harga suatu barang akan menentukan mutu barang tersebut. Hal ini terlihat dari barang-barang yang mempunyai biaya atau harga yang mahal, dapat menunujukan bahwa mutu barang tersebut relatif lebih baik.

5. Ruang Lingkup Pengendalian Mutu.

Menurut Assauri (2004:) secara garis besar pengendalian mutu dikelompokan dalam tiga tingkatan, yaitu :

a. Pengendalian bahan baku (Stock). Pengendalian bahan baku harus teliti, karena pencegahan awal sebelum proses berlangsung dan dapat menekan biaya yang produksi apabila sudah diketahui bahan baku yang kurang bagus atau kurang sesuai dengan Standart Operating Procedure perusahaan (SOP).

b. Pengendalian Selama Pengolahan (Proses) Pengendalian harus dilakukan secara beraturan dan teratur. Pengendalian dilakukan hanya terhadap bagian dari proses mungkin tidak ada artinya bila tidak diikuti dengan pengendalian pada bagian lain. Pengendalian ini termasuk juga pengendalian atas bahan-bahan yang digunakan untuk proses.

c. Pengendalian Atas Hasil yang Telah Diselesaikan, meskipun telah diadakannya pengendalian mutu selama proses tidak menjamin bahwa tidak ada hasil produksi yang rusak atau kurang baik. Untuk menjaga agar barang-barang yang dihasilkan cukup baik sampai ke konsumen maka diperlu kan adanya pengendalian atas barang hasil produksi.

Dokumen terkait