• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I I : KAJIAN PUSTAKA

1) Pengertian Akhlak

Anak didik sebagai komponen pendidikan yang tidak bisa terlepas dari sistem pendidikan, sehingga ada aliran pendidikan yang menetapkan anak didik sebagai pusat segala usaha pendidikan (Rosyadi, 2004 :192)

Al-Ghozali mempergunakan istilah anak dengan beberapa kata seperti, al-shobiy (kanak-kanak), al-mutaallim (pelajar), dan tolibul ilmi (penuntut ilmu pengetahuan). Oleh karena itu istilah anak didik disini dapat diartikan anak yang sedang mengalami perkembangan

perbuatan secara profesional dalam menjalankan fungsi sebagai guru (Suparlan, 2005 : 93)

Adapun kompetensi sebagai pendidik antara lain, memiliki kepribadian sebagai pendidik, menguasai bahan pelajaran, melaksanakan bimbingan dan melaksanakan penilaian (evaluasi).

Dengan demikian secara sederhana pendidik adalah orang yang mengajar dan mendidik anak didik. Jadi seseorang pendidik baik orang tua maupun guru hendaknya mengikuti ajaran Rosulullah, maka ia tidak mencari upah, balas jasa dan ucapan terima kasih dalam mengajarkan ilmu pengetahuan. Tetapi maksud mengajar adalah mencari keridhoan Allah, b) Anak didik

(1) Pengertian

Anak didik sebagai komponen pendidikan yang tidak bisa terlepas dari sistem pendidikan, sehingga ada aliran pendidikan yang menetapkan anak didik sebagai pusat segala usaha pendidikan (Rosyadi, 2004 : 192)

Al-Ghozali mempergunakan istilah anak dengan beberapa kata seperti, al-shobiy (kanak-kanak), al-mutaallim (pelajar), dan tolibul ilmi (penuntut ilmu pengetahuan). Oleh karena itu istilah anak didik disini dapat diartikan anak yang sedang mengalami perkembangan

jasmani dan rohani sejak awal terciptanya dan merupakan obyek utama dari pendidikan (dalam arti yang luas) (Zainuddin, 1991 : 192)

(2) Sifat individu anak didik

Adapun dalam sifat-sifat umum anak didik antara lain, anak bukan miniatur orang dewasa, anak didik mengikuti fase-fase perkembangan tertentu, anak didik mempunyai pola perkembangan sendiri, anak didik harus melaksanakan perkembangan yaitu tugas yang harus diselesaikan oleh individu dalam tiap-tiap fase perkembangan, anak didik mempunyai kebutuhan antara lain, kebutuhan kasih sayang, rasa aman, rasa harga diri, kebebasan, sukses dan kebutuhan ingin tahu, anak didik merupakan makhluk aktif dan kreatif.

(3) Karakteristik anak didik

Anak didik memiliki karakteristik tertentu yaitu, belum memiliki pribadi dewasa susila sehingga masih menjadi tanggung jawab pendidik (guru), masih menyempurnakan aspek tertentu dari kedewasaannya sehingga masih menjadi tanggung jawab pendidik, dan memiliki sifat-sifat dasar manusia yang sedang berkembang secara terpadu yaitu kebutuhan biologis, rohani, sosial, inteligensi, emosi, kemampuan berbicara, anggota tubuh

untuk bekeija, latar belakang sosial, latar belakang biologis,

serta perbedaan individual (Dj amarah,

2000 :52) c) Metode

(1) Pengertian

Metode mengajar adalah jalan seorang guru untuk memberi paham kepada murid-muridnya dan merubah tingkah lakunya sesuai dengan tujuan-tujuan yang diinginkan (Rosyadi, 2004 : 210)

(2) Kedudukan metode dalam pendidikan Islam

Dalam proses pendidikan Islam, metode mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya mencapai tujuan, karena ia menjadi sarana yang melaksanakan materi yang tersusun dalam kurikulum pendidikan sedemikian rupa sehingga dapat dipahami oleh anak didik menjadi pengertian yang fungsional dalam tingkah lakunya (Rosyadi, 2004 : 211)

Dengan demikian metode merupakan cara yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan materi kepada anak didik. Adapun metode mengajar yang digunakan anara lain, metode ceramah, metode Tanya jawab, metode diskusi, dan metode demonstrasi.

d) Materi

Dalam proses belajar mengajar itu ada isi (materi) tertentu yang releven dengan tujuan pengajaran. Dengan demikian harus ada keterpautan terus menerus antara koponen yang satu dengan yang lain.

Kemampuan dasar membaca, menulis, menghafalkan bagi usia anak-anak memiliki fungsi fundamental utuk dapat mempelajari berbagai ilmu pada jenjang pendidikan.

Maka jelaslah bahwa anak-anak perlu dan wajib menerima bermacam ilmu pengetahuan dasar sebagai alat untuk mengembangkan daya ingatan, akal pikiran dan bakat mereka, dan agar dapat menguasai ilmu pengetahuan tersebut untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari dan sebagai dasar untuk memperdalam ilmu pengetahuan berikutnya atau bahkan sebagai dasar pandangan dan pegangan hidup nantinya (Zainuddin, 1991 :74)

Jadi materi pendidikan merupakan alat pendidikan yang dapat mepermudah dalam pencapaian suatu tujuan pendidikan. 5) Tanggung jawab pendidikan

a) Orang tua (keluarga)

Peranan orang tua bagi pendidikan anak adalah memberikan dasar pendidikan, sikap, dan ketrampilan dasar, seperti pendidikan agama, budi pekerti, sopan santun, estetika, kasih sayang, rasa aman, dasar-dasar untuk mematuhi peraturan,

dan menanamkan kebiasaan yang baik. Selain itu, peranan keluarga adalah mengajarkan nilai-nilai dan tingkahlaku yang sesuai dengan yang diajarkan disekolahan. (Hasan, 2009 : 19) b) Masyarakat

Dalam UU sistem pendidikan nasional pasal 8 dan 9 dijelaskan;

(1) Masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi progam pendidikan.

(2) Masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber

daya dalam penyelenggaraan pendidikan.

(Anonim, UU Sisdiknas, 2007 : 11)

Dengan demikian pendidikan merupakan tanggung jawab masyarakat. Masyarakat berperan serta dalam penyelenggaraan pendidikan, oleh karena itu masyarakat merupakan lapangan pendidikam setelah orang tua (keluarga).

c) Pemerintah

Dalam UU sistem pendidikan nasional pasal 10 dijelaskan : Pemerintah dan pemerintah daerah berhak mengarahkan, membimbing, membantu, dan mengawasi penyelnggaraan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Anonim, UU Sisdiknas, 2007 : 11)

Maka pemerintah berperan penting dan bertanggung jawab atas keberlangsungan penyelenggaraan pendidikan untuk

setiap warga Negara. b. Akhlak

1) Pengertian akhlak

Secara etimologi akhlak bentuk jamak dari kata khuluk yang berarti budi pekerti, perangi, tingkah laku, atau tabiat. Dari pengertian etimologi ini, akhlak bukan saja merupakan tata aturan atau norma prilaku yang mengatur hubungan antar sesama manusia, tetapi juga norma yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan dan bahkan dengan alam semesta (Azmi, 2006 : 40)

Sedangkan menurut termologi kata budi pekerti (akhlak) yang terdiri dari kata budi dan pekerti, “budi” ialah yang ada pada manusia, yang berhubungan dengan kesadaran, yang didorong oleh pemikiran, ratio, yang disebut karakter, “pekerti” ialah apa yang terlihat pada manusia, karena didorong oleh perasaan hati, yang disebut behavior. Jadi budi pekerti adalah merupakan perpaduan dari hasil ratio dan rasa yang bermanivestasi pada karsa dan tingkahlaku manusia (Djatmiko, 1996: 26)

Menurut Ibnu Miskawaih akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan- perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran lebih dulu (Mansur, 2007:221)

% oik

"Perangai itu ialah keadaan gerak jiw a yang mendorong kearah melakukan perbuatan dengan tidak menghajatkan pikiran" (Djatmiko, 1996:27)

Menurut Al Ghazali, akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa, dari sifat itu timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran lebih dulu (Mansur, 2007 : 222)

(jc - Aj jA ( jc .

i^Gc. (jjliJla

j i j j j

"Khuluk, perangi ialah suatu sifat yang tetap pada jiw a, yang dari padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak

membutuhkan kepada pikiran" (Djatmiko, 1996 : 27)

Akhlak adalah implementasi dari iman dalam segala bentuk perilaku. Adapun contoh akhlak yang diajarkan oleh Luqman kepada anaknya ialah:

(1) Akhlak anak terhadap orang tua. (2) Akhlak terhadap orang lain.

(3) Akhlak dalam penampilan diri (Daradjat, 1995 :58)

Akhlak yang baik adalah tujuan setiap agama dan setiap aliran filsafat, karena dengan akhlak yang baik, akan tercipta kebaikan dan perdamaian dalam masyarakat maupun dalam diri individu.

Dokumen terkait