BAB II KAJIAN PUSTAKA
B. Pengertian Akhlak Tasawuf
1. Pengertian Akhlak
Akhlak merupakan istilah bahasa arab. Kata akhlak merupakan kata jamak dari bentuk tunggal khuluk, yang pengertian umumnya: perilaku, baik itu perilaku terpuji maupun tercela. Kata akhlak jika diurai secara bahasa berasal dari rangkaian huruf-huruf kha-la-qa, jika digabung (khalaqa) berarti menciptakan. Ini mengingatkan kita pada kata al-khaliq yaitu Allah Swt. Dan kata makhluk, yaitu seluruh alam yang Allah ciptakan. Maka kata akhlak tidak bisa dipisahkan dengan al-Khaliq (Allah) dan makhluk (hamba).
Akhlak berarti sebuah perilaku yang muatannya “menghubungkan”
antara hamba dengan Allah Swt., yang Khaliq. Dan beberapa ulama telah menyebutkannya. Yang telah masyhur adalah definisi yang diberikan oleh Imam Ghazali berikut:
“khuluq adalah kondisi jiwa yang telah tertanam kuat, yang darinya terlahir sikap amal secara mudah tanpa membutuhkan pemikiran dan
pertimbangan” (Ahmadi, 2004:13).
a. Pendidikan Akhlak
Tugas yang pertama dan teruama yang dipikul atas pundak alim ulama, guru-guru agama, dan pemimpin-pemimpin islam ialah mendidik anak-anak, pemuda-pemuda, puteri-puteri, orang-orang dewasa dan masyarakat umumnya, supaya semuanya itu berakhlak yang mulia dan berbudi pekerti yang halus.
23
Pandai hidup bermasyarakat, tolong menolong, berlaku jujur dan peramah, berlaku adil dalam segala hal, berkasih sayang antara satu dengan yang lain, seolah-olah mereka itu satu tubuh, bila sakit satu anggota, niscaya mereka sakit seluruh tubuhnya, atau seolah-olah mereka seperi satu bina yang terdiri dari satu batu-bata, satu sama lain saling menguatkan, sehingga menjadi bina yang kokoh kuat (Yunus, 1978:12).
Tujuan yang utama dalam pendidikan ialah pendidikan akhlak, baik perangai dan tingkah laku, halus budi pekerti, keras kemauan, membedakan yang baik dari yang buruk, mengerjakan kebaikan, dan menjauhi kejahatan.
Tujuan pendidikan akhlak ialah membentuk putera, puteri yang berakhlak mulia, berbudi luhur, bercita-cita tinggi, berkemauan keras, beradap sopan santun, baik tingkah lakunya, manis tutur bahasanya, jujur dalam segala perbuatan, suci murni hatinya(Yunus, 1978:22).
b. Ruang Lingkup Akhlak
Dalam istilah islam, kata yang menunjuk perilaku atau sikap
fisik seseorang ada beberapa. Yang paling masyhur adalah “akhlak” lalu ada pula “adab”, juga “suluk”. Akhlak biasanya diartikan perilaku, adab maknanya etika, sedangkan suluk sama dengan akhlak, namun istilah ini lebihbanyak dipakai oleh kalangan sufi.
24
Ada sebagian ulama yang membuat garis perbedaan antara berbagai istilah ini. Mereka membedakan antara akhlak dan etika. Namun dalam bukunya, ahmadi cenderung menggunakan perspektif Syaikh Jabir Al-Jazari, yang membedakan antara akhlak dan adab. Akhlak dalam pengertian yang khusus merupakan ekspresi jiwa keimanan seseorang. Tentu saja hal ini tidak bisa dipisahkan dengan orang lain, karena ekspresi nilai atau keimanan juga membutuhkan media, yaitu medan pergaulan social, baik dengan sesame orang beriman maupun dengan orang yang beda keyakinan(Ahmadi, 2004;17-18).
c. Fungsi Akhlak Bagi Seorang Muslim 1) Akhlak bukti nyata keimanan
Iman dan taqwa adalah masalah hati. Karena masalah taqwa adalah urusan hati, sehingga bagaimana proses ketaqwaan terjadi sulit untuk dijelaskan. Seseorang tidak bisa memaksakan ketaqwaan kepada orang lain. Seorang penguasa tidak bisa memaksakan taqwa dan iman kepada rakyatnya, bahkan orang tua sampai batas tertentu tidak bisa memaksakan keyakinan di hati anaknya. Yang bisa dilakukan manusia hanyalah mengajak dan mengajak. Bagaimana hasil ajakannya cukup diserahkan kepada Allah Swt., karena urusan hati memang hanya ada dalam kuasa Allah Swt.
25
Secara materi, manusia adalah seonggok tulang dan daging yang dibungkus kulit. Kaki dan tangannya bisa digerakkan secara leluasa, bisa berjalan, bisa memegang, sekali waktu bahkan memukul. Ia memiliki mata yang bisa dikatupkan dan dibuka untuk melihat, memiliki mulut yang bisa mengeluarkan bunyi, dan telinga yang bisa mendengarkan. Itulah manusia dan begitulah tubuh manusia diciptakan Allah Swt. Secara fisik, semua anggota tubuh manusia telh menceerminkan kesempurnaan sebuah penciptaan yang sangat berbeda dengan makhluk lainnya seperti binatang apalagi tumbuhan.
Rangkaian anggota tubuh manusia yang sempurna itu, antara yang satu dengan yang lain beda pada tingkat keserasiannya. Ada yang jangkung, ada yang pendek. Ada yang sedang-sedang saja. Namun sesungguhnya semua kecantikan dan keserasian yang bersifat fisik itu sangat relatif. Ada orang yang berpostur tubuh yang aduhai dengan wajah yang cantik namun mulutnya tajam dan kata-katanya sering melukai orang lain. Sebaliknya ada orang yang nama dan sosoknya mungkin dan bahkan tidak dikenal, namun kebaikan akhlaknya dirasakan oleh siapa saja.
Akhlak yang Islami bagi seorang muslim bisa diibaratkan hiasan yang memperindah penampilannya. Ketaatan kepada Allah dan Rasulullah yang tulus, jika tidak dibarengi dengan perilaku yang baik kepada orang lain, bisa diibaratkan sebuah benda yang
26
tidak bermotif. Sebuah baju asal sudah berfungsi menutup aurat dan melindungi tubuh dari sengatan matahari atau dinginnya malam, sudah bisa disebut baju. Akan tetapi, siapa yang mau memakai jika baju itu dijahit asal-asalantanpa motif dan pola yang menarik. Banyak busana di luar sana menjadi mahal justru karena modelnya, bukan materi atau bahan bakunya.
Rasulullah bahkan tidak menganggap ketaatan seseorang kepada Allah sebagai kebajikan jika ternyata perilakunya buruk dan suka menyakiti orang lain.
3) Akhlak amalan yang paling berat timbangannya
Banyak amalan yang dilakukan orang beriman dalam rangka bermunajat kepada Allah, ia shalat wajib lima waktu. Kurang puas dengan amalan wajib maka shalat sunah pun diamalkan, seperti rawatib, dan qiyamulail. Untuk mendekatkan hatinya dengan Al-Quran seorang mukmin membaca Al-Quran secara tartil sembarimerenungkan artinya, atau bahkan hanya membaca tanpa merenungkannya.
Guna mengurangi rasa bakhilnya sekaligus meringankan beban si miskin maka seorang mukmin bersedekah dengan hartanya. Untuk mendapatkan pahala yang melimpah sekaligus mendidik jiwanya agar tidak serakah. Ia menjalankan ibadah puasa, banyak amalan ibadah dilakukan manusia beriman, baik yang telah
27
ditentukan caranya hingga yang tidak ditentukan, seperti zikir dan doa.
Namun perlu kiranya diketahui bahwa salah satu amal manusia yang paling mulia di hadapan Allah dan paling berat timbangannya di sisi-Nya adalah akhlak. Dan akhlak inilah pula yang salah satu perilaku yang paling dicintai oleh Rasulullah Saw.
Islam banyak membimbing umat manusia dengan berbagai amalan, dari amalan hati seperti aqidah, hingga amalan fisik seperti ibadah. Namun semua amalan itu sesungguhnya sarana pembentuk kepribadian manusia beriman. Dengan kata lain, sasaran utama dari seluruh perintah Allah di dunia ini adalah dalam rangka membentuk karakter manusia beriman agar bertutur kata, berpikir, dan berperilaku yang islami. Maka secara jelas Rasulullah Saw. Mengatakan bahwa misi yang beliau emban dalam berjuang di dunia ini adalahmembentuk akhlak mulia umatnya.
4) Akhlak mulia simbol segenap kebaikan
Kebaikan itu bermacam-macam bentuknya. Banyak sekali cara yang bisa dilakukan seseorang untuk berbuat baik. Memang ada kebaikan yang berbiaya mahal, namun ada pula beberapa di antaranya yang bahkan tanpa biaya.
Kebaikan tidak hanya dilakukan untuk sesama manusia, namun bisa juga dilakukan untuk binatang, tumbuh-tumbuhan, alam, bahkan untuk Tuhan, Allah Swt. Pendeknya, kebaikan bisa
28
dilakukan untuk makhluk dan untuk Khaliq sekaligus. Standar kebaikan adalah sesuatu yang menyenangkan, baik bagi pelaku maupun yang menerimanya. Hanya saja banyak pihak pasti selalu memunculkan banyak kepentingan yang beragam, bahkan mungkin saling bertentangan. Sesuatu yang menyenangkan bagi orang lain belum tentu menyenangkan bagi dirinya sendiri. Sebaliknya, sesuatu yang menyenangkan bagi pelaku belum tentu menyenangkan orang lain yang menerimanya. Maka, kebaikan memang harus memiliki standar yang bisa diterima oleh semuanya.dan itulah kebaikan agama. Artinya sesuatu dianggap baik adalah jika islam memandang hal itu baik. Sebaliknya, sesuatu dianggap keburukan adalah apabila dianggap buruk oleh agama. Sesuatu dianggap sebagai kebaikan jika dikenal oleh umumnya orang muslim sebagai kebaikan, dan sesuatu dianggap keburukan adalah jiak disepakatioleh umumnya kaum muslim sebagai keburukan. Maka akhlakul kariamh tidak bisa dipungkiri merupakan symbol bagi sebuah kebaikan, bukan hanya bagi Allah Swt., namun juga bagi manusia.
5) Akhlak merupakan pilar bagi tegaknya masyarakat yang diidam-idamkan
Orang sering merasa kecewa, bahkan kecele dengan sikap baik orang lain yang diyunjukkan kepadanya. Betapa tidak, sebuah perolaku baik yang ditunjukkan telah berhasil membangu persepsi
29
yang positif pada orang lain. Namun tiba-tiba saja ketahuan bahwa apa yang ada di balik siakp baik itudidapati hati yang busuk, sangat bertentangan dengan apa yang selama ini ditunjukkan. Ternyata kebaikan yang dilakukan bukan kebaikan yang sesungguhnya.
Inilah kesudahannya jika suatu masyarakat dibangun dengan landasan kepalsuan, termasuk kepalsuan dalam sikap dan perilaku. Mereka melakukan kebaikan semata untuk mengikuti tradisi, atau semata berbasa basi yang penuh kemunafikan. Tentu ini sangat berbeda dengan akhlakul karimah, karena akhlak ini dibangun pertama-tama oleh hati yang tulus mencari ridha Allah. Baru setelah itu diikuti dengan perilaku terpuji, yang sesuai dengan anjuran islam. Dengan perilaku terpuji inilah maka hubungan antar individu di tengah masyarakat akan terjalin baik. Dengan ini pula beragam watak negatif yang hendak menghancurkan pilar-pilar masyarakat tidak mendapatkan tempat,sedangkan pahala Allah di akhirat nanti surge telah menanti.
6) Akhlak adalah tujuan akhir diturunkannya islam Rasulullah Saw bersabda yang artinya:
Seorang muslim adalah saudara muslim yang lain, tidak menzaliminya dan tidak pula meninggalkannya, barang siapa memenuhi hajat saudaranya maka Allah memenuhi hajatnya, barangsiapamemecahkan sesulitan seorang muslim maka Allah memecahkan kesulittannya pada hari kiamat, barangsiapa menutup aib saudaranya maka Allah menutub aibnya di hari kiamat.
30
Telah jelas dari hadis di atas dan dan hadis-hadis yang lain bahwa kedudukan akhlak atau sikap hidup yang terpuji sangatlah mulia, apalagi dengan sikapnya itu ada orang lain sesama Muslim, dapat teringankan beban hidupnya. Bahkan dapatlah dikatakan bahwa sesungguhnya tujuan Islam diturunkan adalah untuk menciptakan perilaku manusia yang terpuji, bukan sekedar untuk menjadi ahli ibadah yang tidak mengenal kehidupan sosial di sekitarnya. Allah Swt. Memuji Rasulullah Saw. Karena beliau berhasil menampilkan perilaku yang terpuji dalam membimbing umatnya, selain tekun dalam menjalankan ibadah kepada-Nya(Ahmadi, 2004:21-39).