• Tidak ada hasil yang ditemukan

Salamoen Soeharyo dan Nasri Effendy (2003: 9) memberikan rumusan tentang akuntabilitas sebagai berikut:

“Akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban atau menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/badan hukum/pimpinan suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban”.

Berdasarkan pada pengertian tersebut di atas, maka semua instansi pemerintah, badan, dan lembaga negara di pusat dan daerah sesuai dengan tugas pokok masing-masing harus memahami lingkup akuntabilitasnya masing- masing, karena akuntabilitas yang diminta meliputi keberhasilan dan juga kegagalan pelaksanaan misi instansi yang bersangkutan.

Apa yang dikemukakan oleh kedua penulis tersebut sejalan dengan maksud dari ketentuan yang termaktub dalam Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999, dimana Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah mempunyai sasaran sebagai berikut:

a. Menjadikan instansi pemerintah yang akuntabel sehingga dapat beroperasi secara efisien, efektif, dan responsif terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungannya;

b. Terwujudnya transparansi instansi pemerintah;

c. Terwujudnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan nasional;

d. Terpeliharanya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.

B. Prinsip-prinsip Akuntabilitas

Dalam pelaksanaan akuntabilitas di lingkungan instansi pemerintah, perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut (Salamoen Soeharyo dan Nasri Effendy: 2003):

a. Harus ada komitmen dari pimpinan dan seluruh staf instansi untuk melakukan pengelolaan pelaksanaan misi agar akuntabel;

b. Harus merupakan suatu sistem yang dapat menjamin penggunaan sumber- sumber daya secara konsisten dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

c. Harus dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan;

d. Harus berorientasi pada pencapaian visi dan misi serta hasil dan manfaat yang diperoleh;

e. Harus jujur, obyektif, transparan, dan inovatif sebagai katalisator perubahan manajemen instansi pemerintah dalam bentuk pemutakhiran metode dan teknik pengukuran kinerja dan penyusunan laporan akuntabilitas.

C. Responsibilitas

Suatu istilah lain yang sering digunakan adalah responsibilitas atau pertanggungjawaban. Istilah ini mirip dalam pengertiannya dengan akuntabilitas. Namun demikian, yang membedakan adalah bahwa apabila responsibilitas lebih menunjuk pada pertanggungjawaban seorang bawahan kepada atasan, dan yang dipertanggungjawabkan terbatas pada outputs. Sedangkan pada akuntabilitas merupakan bentuk pertanggungjawaban kepada semua stakeholders, dan yang dipertanggungjawabkan tidak sekedar outputs, tetapi sampai pada outcomes. Sebagai contoh dapat dikemukakan bahwa Departemen Pekerjaan Umum (PU) membangun jalan, pada suatu ketika jalan tersebut berlobang dan membuat seseorang yang berjalan atau berkendaraan mendapatkan kecelakaan, maka dalam hal ini Departemen PU dapat dituntut oleh orang tersebut disebabkan karena kerusakan jalan tersebut (outcomes).

2. LATIHAN

Kerjakan latihan berikut.

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan penyelenggara negara!

2. Uraikan maksud Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) dimaksudkan asas-asas umum dalam penyelenggaraan negara!

3. Jelaskan pengertian akuntabilitas kinerja instansi pemerientah! 4. Uraikan prinsip-prinsip dalam AKIP!

5. Jelaskan perbedaan antara akuntabilitas dengan responsibilitas!

3. RANGKUMAN

Akuntabilitas kinerja instansi pemerintah memberikan pedoman bagaimana para penyelenggara negara harus menjalankan tugas dan fungsinya dengan sebaik-baiknya dan harus dipertanggungjawabkan semua keberhasilan maupun kegagalannya kepada semua stakeholdersnya. Suatu penyelenggaraan negara yang memenuhi standar akuntabilitas dapat diharapkan terbentuk suatu penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari KKN.

Berbeda dengan akuntabilitas, responsibilitas merupakan bertanggungjawaban seorang bawahan kepada atasannya atas segala pelaksanaan tugas dan fungsinya agar dapat berjalan secara efektif dan efesien. Di dalam responsibilitas, yang dipertanggungjawabkan terbatas pada

outputssaja.

4. TES FORMATIF

Pilihlah B jika pernyataan berikut ini benar, dan A jika pernyataan salah

1. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

2. Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) dimaksudkan sebagai perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk

mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi.

3. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, dinyatakan bahwa dalam laporan keuangan pemerintah pusat/daerah wajib disertakan atau dilampirkan analisis jabatan.

4. Salamoen Soeharyo dan Nasri Effendy memberikan rumusan tentang akuntabilitas sebagai “Akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban atau menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/badan hukum/pimpinan suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban”.

5. Dalam Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999, Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah mempunyai sasaran menjadikan instansi pemerintah yang akuntabel agar dapat beroperasi secara efisien, efektif, dan responsif terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungannya.

6. Pelaksanaan akuntabilitas di lingkungan instansi pemerintah, perlu prinsip- adanya kode etik dan jenjang jabatan untuk melakukan pengelolaan pelaksanaan misi agar akuntabel.

7. Harus berorientasi pada pencapaian visi dan misi serta hasil dan manfaat yang diperoleh adalah salah satu prinsip Pelaksanaan akuntabilitas di lingkungan instansi pemerintah.

8. Responsibilitas lebih menunjuk pada pertanggungjawaban seorang bawahan kepada atasan, dan yang dipertanggungjawabkan terbatas pada

outputs.

9. Terpeliharanya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.adalah sasaran Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

10. Tiap-tiap unit di lingkungan Departemen Keuangan setiap tahun diwajibkan membuat Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) mulai dari eselon V ke atas.

5. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT

Bandingkan hasil jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang ada. Hitung jumlah jawaban Anda dengan benar, kemudian gunakan rumus di bawah in untuk mengetahui Tingkat Penguasaan (TP) Anda terhadap materi Kegiatan Belajar modul ini.

TP = Jumlah jawaban Anda yang benar x 100% 15

- TP 90% - 100% : Baik sekali - TP 80% - 89% : Baik - TP 70% - 79% : Cukup - TP 0% - 69% : Kurang

Bila TP Anda mencapai 80% ke atas, bagus!

Bila TP Anda belum mancapai 80%, Anda perlu mengulang Kegiatan Belajar dalam modul ini terutama pada bagian yang belum Anda kuasai.

KEGIATAN BELAJAR 6

LEMBAGA YANG MENGAWASI

JALANNYA PENYELENGGARAAN

NEGARA

INDIKATOR KEBERHASILAN

Setelah mengikuti dan menyelesaikan mata pelajaran ini, peserta diklat Prajabatan Golongan II dapat menjelaskan pengertian lembaga yang bertugas mengawasi jalannya penyelenggaraan negara, baik oleh lembaga eksekutif, legislatif, maupun yudikatif.

1. URAIAN DAN CONTOH

Komitmen pemerintah sudah jelas bahwa di dalam proses penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas dari KKN, perlu adanya upaya-upaya yang maksimal dalam mencegah adanya tindakan-tindakan penyimpangan yang dilakukan oleh segenap penyelenggara negara. Upaya- upaya tersebut dapat dilihat dengan dimungkinkannya peran serta masyarakat untuk ikut di dalam proses penyelenggaraan negara dalam pengertian peran aktif masyarakat untuk ikut serta mewujudkan Penyelenggara Negara yang bersih dan bebas dari KKN yang dilaksanakan dengan mentaati norma hukum, moral, dan sosial yang berlaku dalam masyarakat, dan juga dibentuknya beberapa lembaga yang bertugas mengawasi jalannya penyelenggaraan negara, baik oleh lembaga eksekutif, legislatif, maupun yudikatif.

Lembaga-lembaga yang dibentuk dengan tugas mengawasi jalannya penyelenggaraan negara bisa berbentuk internal, eksternal maupun lembaga yang bersifat independen yaitu: