• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Alat Permainan Edukatif Animals Puppet Show

1. Pengertian Alat Permainan Edukatif Animals Puppet Show

Puppet show sendiri berarti pertunjukkan panggung boneka. Animals Puppet Show berarti pertunjukkan panggung boneka binatang-binatang. Nana Sudjana (2008: 56) menyatakan bahwa boneka merupakan jenis model yang digunakan untuk memperlihatkan permainan. Model yang dimaksud adalah tiruan-tiruan tiga dimensi karena merupakan tiruan benda nyata. Sedangkan Sri Agustin Mulyani (2013: 21) menjelaskan bahwa boneka adalah salah satu alat peraga tiruan yang sejak lama digunakan dalam pembelajaran. Menurut Mulyani dalam Musfiroh (2005) pemanfaatan boneka sebagai alat peraga masih menjadi pilihan para guru saat ini, hal ini disebabkan boneka menjadi alat peraga yang dianggap mendekati naturalitas dalam bercerita. Tokoh-tokoh yang diwujudkan melalui boneka, berbicara dengan gerakan-gerakan yang mendukung pembelajaran, dan mudah diikuti anak. Melalui boneka, anak tahu tokoh mana yang sedang berbicara, apa isi pembicaraan, dan bagaimana perilakunya.

Menurut Setyarini (2010: 2) puppet show merupakan media yang disajikan seperti wayang dengan teater yang dibentuk semenarik mungkin untuk menarik perhatian anak-anak kemudian diperagakan oleh guru sesuai dengan cerita. Puppet show sudah lumayan dikenal di masyarakat, namun masih jarang digunakan di dalam pembelajaran.

30

Alat permainan edukatif Animals Puppet Show adalah suatu permainan yang dirancang khusus berbentuk panggung boneka dengan karakter tokoh binatang-binatang yang akan digerak-gerakkan oleh guru sesuai alur cerita, dengan menerapkan metode mengajar sambil bercerita yang sangat menyenangkan dan merupakan alat pendidikan yang bersifat mendidik dan bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan berbahasa, berpikir serta bergaul dengan lingkungan atau untuk menguatkan dan menterampilkan anggota badan si anak, mengembangkan kepribadian dan mendekatkan hubungan antara pendidik dengan peserta didik.

Animals Puppet Show merupakan alat permainan edukatif

“bercerita menggunakan alat peraga boneka”. Seperti halnya wayang, tokoh di dalam alat permainan edukatif ini terdiri dari beberapa hewan, dan tokoh manusia. Karakter tokoh terbuat dari boneka dengan 8 karakter. Alat permainan edukatif ini dimainkan oleh guru, dan siswa mendengarkan cerita, mereka diharapkan seolah-olah masuk ke dalam topik atau dunia yang sedang dibicarakan dengan memilih peran karakter tokoh tertentu. Dengan puppet show diharapkan siswa mampu memahami materi yang disampaikan karena pembelajaran dengan bercerita menggunakan alat peraga merupakan kegiatan yang ditunggu siswa karena pembelajaran dengan puppet sangat menyenangkan dan siswa dapat belajar dalam situasi fun sehingga membuat siswa seolah-olah masuk ke dalam topik/dunia

31

yang sedang mereka bicarakan dengan memilih peran binatang tertentu, mereka mudah mengerti karakter binatangnya, makanan, dan gerakan tubuhnya.

Pengembangan alat permainan edukatif Animals Puppet Show ini menggunakan prinsip-prinsip desain pesan pembelajaran. Menurut Barbara B. Seels dan Rita C. Richey dalam buku teknologi pembelajaran desain pesan meliputi “perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan” (Grabowski, 1991: 206). Hal tersebut mencakup prinsip-prinsip perhatian, persepsi dan daya serap yang mengatur penjabaran bentuk fisik dari pesan agar terjadi komuniksai antar pengirim dan penerima. Fleming and Levie (1993) membatasi pesan pada pola-pola isyarat atau simbol yang memodifikasi perilaku kognitif, afektif dan psikomotor. Desain pesan berurusan dengan tingkat paling mikro melalui unit-unit kecil seperti bahan visual, urutan, halaman dan layer secara terpisah. Karakeristik lain dari desain pesan ialah bahwa desain harus bersifat spesifik baik terhadap baik terhadap medianya maupun tugas belajarnya. Hal ini mengandung arti bahwa prinsip-prinsip desain pesan akan berbeda tergantung pada apakah medianya bersifat statis, dinamis atau kombinasi dari keduanya (misalnya, suatu potret, film atau grafik computer). Juga apakah tugas tersebut meliputi pembentukan konsep atau sikap, pengembangan keterampilan atau strategi, atau hafalan (Fleming, 1987; Fleming dan Levie, 1993).

32

Menyampaikan pembelajaran sesuaidengan konsep teknologi pendidikan dan pembelajaran pada hakikatnya merupakan kegiatan menyampaikan pesan kepada siswa oleh narasumber dengan menggunakan bahan, alat, teknik, dan dalam lingkungan tertentu. Agar penyampaian pesan tersebut efektif, perlu diperhatikan beberapa prinsip desain pesan pembelajaran. Menurut Asri Budiningsih (2003) prinsip-prinsip desain pembelajaran antara lain:

a. Kesiapan dan Motivasi (readuness and motivation)

Kesiapan dan motivasi menyatakan bahwa jika dalam penyampaiaan pesan pembelajaran siswa siap dan mempunyai motivasi tinggi, hasilnya akan lebih baik. Siap disini mempunyai makna siap pengetahuan prasyarat, siap mental dan siap pisik. Untuk mengetahui kesiapan siswa perlu diadakan tes prasyarat, tes diaknostik, dan tes awal. Jika pengetahuan, keterampilan, dan sikap prasyarat untuk mempelajari suatu kompetensi belum terpenuhi perlu diadakan pembekalan atau matrikulasi. Selanjutnya motivasi adalaha dorongan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu, termasuk melakukan kegiatan belajar. Dorongan yang dimaksud bisa berasal dari dalam diri siswa maupun dari luar diri siswa.

Pada alat permainan edukatif Animals Puppet Show ini kesiapan siswa diuji dengan mengerjakan pre test, hal ini digunakan untuk melihat seberapa siapnya siswa dan melihat

33

pemahaman awal siswa sebelum belajar menggunakan alat permainan edukatif Animals Puppet Show.

b. Penggunaan Alat Pemusat Perhatian (attention directing devices) Prinsip ini menyatakan bahwa jika dalam penyampaian pesan digunakan alat pemusat perhatian, hasil belajar akan meningkat. Hal ini didasarkan atas pemikiran bahwa perhatian yaitu terpusatnya mental terhadap suatu objek yang memegang peranan penting terhadap keberhasilan belajar. Semakin memperhatikan semakin berhasil, semakin tidak memperhatikan semakin gagal.

Pengembangan alat permainan edukatif Animals Puppet Show ini memperhatikan pemusat perhatian siswa. Pemilihan warna dan gambar background kemudian bentuk boneka dibuat menarik dan jelas karakternya agar siswa senang dan antusias dalam bermain dan belajar menggunakan alat permainan edukatif Animals Puppet Show. Selain itu, rekaman cerita dibuat dramatis dengan efek-efek suara agar perhatian siswa dapat masuk ke dalam cerita dan seolah-olah bisa merasakan apa yang dirasakan tokoh dalam cerita.

34

c. Partisipasi Aktif siswa (student’s active participation)

Partisipasi aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran jika siswa aktif berpartisipasi dan interaktif, hasil belajar akan meningkat, aktivitas siswa meliputi aktivitas mental (memikirkan jawaban, merenungkan, membayangkan, merasakan) dan aktivitas fisik (melakukan latihan, menjawab pertantaan, mengarang, menulis, mengerjakan tugas, dan sebagainya).

Dalam bermain menggunakan alat permainan edukatif Animals Puppet Show ini siswa terlibat aktif baik yang memainkan maupun mendengarkan dan menyimak cerita. Mereka akan membayangkan, merasakan apa yang dialami tokoh karena cerita dibuat dramatis, sehingga dengan kata lain alat permainan edukatif Animals Puppet Show ini mampu melibatkan emosi siswa secara langsung

d. Perulangan (repetition)

Jika penyampaian pesan pembelajaran diulang-ulang, maka hasil belajar akan lebih baik. Perulangan dilakukan dengan mengulangi dengan cara yang berbeda-beda. Perulangan dapat pula dilakukan dengan memberikan tinjauan selintas awal pada saat memulai pelajaran dan ringkasan atau kesimpulan pada akhir pelajaran. Perulangan dapat pula dilakukan dengan jalan menggunakan kata-kata isyarat tertentu seperti “sekali lagi saya

35

ulangi”, “dengan kata lain”, singkat kata”, atau “singkatnya”, dan sebagainya. Pada alat permainan edukatif Animals Puppet Show ini juga menggunakan prinsip pengulangan yaitu pada saat selesai bermain maka guru akan memberikan kesimpulan pesan pendidikan yang disampaikan dalam cerita sehingga akan lebih memantapkan pemahaman siswa. Artinya, saat siswa menerima materi dari alat permainan edukatif kemudian guru memberikan pengulangan sehingga pemahaman siswa terhadap materi yang sudah disampaikan akan lebih matang.

e. Umpan Balik (feedback)

Jika dalam penyampaiaan pesan siswa diberi umpan balik, hasil belajar akan meningkat. Umpan balik adalah informasi yang diberikan kepada siswa mengenai kemajuan belajarnya. Jika salah, diberikan pembetulan (corretive feedback) dan jika betul diberi konfirmasi atau penguatan (confirmative feedback). Siswa akan menjadi mantap kalau betul kemudian dibetulkan. Sebaiknya, siswa akan tahu dimana letak kesalahannya jika salah diberi tahu kesalahannya kemudian dibetulkan secara teknis, umpan balik diberikan dalam bentuk kunci jawaaban yang benar.

Umpan balik pada alat permainan edukatif Animals Puppet Show ini diberikan saat pada saat evaluasi yang diberikan oleh guru. Guru akan memberikan pertanyaan kepda siswa terkait

36

materi yang ada pada alat permainan edukatif Animals Puppet Show. Siswa yang menjawab dengan benar akan diberi penguatan kemudia siswa yang masih salah menjawab maka akan diberi tahu dimana letak kesalahannya kemudian diberi tahu yang benar agar siswa paham dan tidak salah lagi.

Berikut ini pengembangan alat permainan edukatif Animals Puppet Show yang memadukan prinsip-prinsip desain pesan pembelajaran:

1. Elektrik Roll Background

Background alat permainan edukatif Animals Puppet Show

terbuat dari bahan print outdoor seperti spanduk/terpal tebal yang tahan air yang berukuran 1,5mx7m. Animals puppet show menggunakan electric roll background yang merupakan alat penggulung background atau latar gambar otomatis sehingga memudahkan pengguna untuk mengganti latar gambar, alat ini membutuhkan tenaga listrik untuk menggerakkannya dan dengan bantuan remote control. Peralatan elektrik background ini dikemas dalam tas dengan panjang 1,8 m berbahan kain kanvas tebal berwarna cokelat tua.

Alat permainan edukatif Animals Puppet Show terdiri dari 5 background, yaitu background hutan yang masih lebat banyak hewan yang tinggal, background hutan yang mulai gundul akibat penebangan hutan, background jalan menuju pasar satwa,

37

background rumah pelatih topeng monyet yang di sampingnya terdapat kandang sempit, dan background jalan raya. Gambar background dibuat kartun atau animasi berbahan spanduk tebal.

Pemilihan gambar pada background-background ini disesuaikan dengan prinsip desain pesan pembelajaran yaitu alat pemusat perhatian. Pemilihan ukuran yang cukup besar, pemilihan warna yang menarik dan disesuaikan dengan karakteristik pengguna yaitu anak usia dini sehingga mampu menarik perhatian anak agar lebih tertarik untuk bermain alat permainan edukatif Animals Puppet Show ini.

2. Tokoh Boneka

Tokoh-tokoh alat permainan edukatif Animals Puppet Show adalah boneka terdiri dari 8 karakter, yaitu Mimo, ibu Mimo, ayah Mimo, pengusaha jahat, pemburu hutan, penebang pohon, penjual satwa, pelatih topeng monyet. Selain tokoh juga ada alat pelengkap cerita yang terbuat dari boneka, yaitu mobil truk, payung, motor, topeng, dan jaring.

Bentuk dan pembuatan tokoh disesuaikan dengan prinsip desain pesan pembelajaran yaitu pemusat perhatian dari segi warna dan bentuk secara fisik menyerupai aslinya dan dibuat semenarik mungkin agar pengguna dapat langsung memahami karakter tokoh tersebut. Misalnya tokoh pemburu dibuat dengan muka kejam,

38

membawa senapan pada tangannya, kemudian tokoh penebang hutan membawa gergaji di tangannya, dan tokoh pengusaha jahat dibuat dengan senyum licik, bertubuh besar, dan membawa koper uang, karakter ini menunjukkan bahwa pengusaha jahat memiliki sifat licik dan serakah.

Boneka-boneka tersebut akan dipasangi tongkat di belakangnya sebagai pegangan pada saat memainkan boneka agar lebih mudah dalam memainkan boneka.

Tokoh-tokoh dan alat pelengkapnya dikemas dalam kain karung berbahan cotton drill berukuran 150 cm x 75 cm berwarna oranye dengan cover berbahan spanduk ukuran 70 cm x 70 cm dengan judul “ Temanku Alam dan Satwa”.

3. Rekaman cerita dan buku sinopsis

Alat permainan edukatif Animals Puppet Show dilengkapi dengan rekaman cerita yang sudah dilengkapi dengan efek-efek suara dikemas dalam CD dan di dalamnya terdapat buku sinopsis cerita. Durasi cerita selama 13 menit, hal ini didasari pada teori konsentrasi siswa sekolah dasar kelas rendah.

Berdasarkan website grow and glow generation (2012) menyatakan bahwa orang tua dan guru perlu tahu, tingkat kesabaran dan perhatian anak usia dini berkembang bersama-sama dengan perkembangan fisiknya, terutama otot-otot kecil pengendali

39

gerakan. Misalnya, tak perlu orang tua atau guru memberi pelajaran bercerita atau menggambar selama satu atau dua jam terus-menerus, karena umumnya anak-anak usia sekolah dasar kelas rendah hanya akan betah duduk diam paling lama 15-20 menit. Bila anak diberi tugas panjang yang membuat mereka harus duduk diam dalam waktu lama, maka fokus pada tugas dan konsentrasinya akan cepat hilang. Barulah setelah anak mampu duduk diam selama 15 menit dan asyik mengerjakan tugasnya, guru boleh meningkatkan waktunya secara bertahap, misalnya ditambah 5 menit, begitu seterusnya. Sehingga durasi yang dipilih dalam cerita pada alat permainan edukatif Animals Puppet Show adalah 13 menit.

Pembuatan cerita ini juga didasarkan pada prinsip desain pesan pembelajaran yaitu alat pemusat perhatian. Siswa yang mendengarkan cerita dari rekaman ini akan terbawa suasana, mereka akan berimajinasi, membayangkan seolah-olah masuk ke dalam cerita karena pengisi suara mampu berperan sesuai dengan karakternya, dan juga cerita dalam alat permainan edukatif Animals Puppet Show ini dilengkapi dengan efek-efek suara yang dramatis.

40

4. Buku petunjuk penggunaan Alat permainan edukatif Animals Puppet Show

Alat permainan edukatif Animals Puppet Show dilengkapi dengan buku panduan cara merangkai elektric roll background dan cara merangkai boneka. Buku ini berukuran 21 cm x 14,8 cm (A5), menggunakan kertas ivory 260 g.

Dokumen terkait