BAB II TINJAUAN PUSTAKA
C. Tinjauan Umum tentang Anak
1. Pengertian Anak
Anak dalam masyarakat merupakan pembawa kebahagiaan, hal ini dapat dibuktikan dalam setiap upacara pernikahan, terdapat doa restu dan harapan semoga kedua insan atau kedua mempelai dikaruniai anak. Anak yang lahir diharapkan menjadi anak yang berguna bagi keluarga di masa yang akan datang, yaitu menjadi tulang punggung keluarga, pembawa nama baik keluarga, bahkan juga harapan nusa dan bangsa.
Anak merupakan harapan bangsa dan apabila sudah sampai saatnya akan menggantikan generasi tua dalam melanjutkan roda kehidupan negara, dengan demikian, anak perlu dibina dengan baik agar mereka tidak salah dalam hidupnya kelak.
23 Anak adalah seseorang yang dilahirkan dari sebuah hubungan antara pria dan wanita. Hubungan antara pria dan wanita ini jika terikat dalam suatu ikatan perkawinan lazimnya disebut sebagai suami istri.
Dalam hukum positif di Indonesia, anak diartikan sebagi orang yang belum dewasa (minderjarig/ person under age), orang yang dibawah umur/ keadaan di bawah umur (minderjarig heid/
inferiority) atau biasa disebut juga sebagai anak yang berada di bawah pengawasan wali (minderjarige under voordij). Pengertian anak itu sendiri jika kita tinjau lebih lanjut dari segi usia kronologis menurut hukum dapat berbeda-beda tergantung tempat, waktu dan untuk keperluan apa, hal ini juga akan mempengaruhi batasan yang digunakan untuk menentukan umur anak. Perbedaan pengertian anak tersebut dapat kita lihat pada tiap aturan perundang-undangan yang ada pada saat ini. Misalnya pengertian anak menurut Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum pernah kawin.25
Secara umum yang dimaksud dengan anak adalah keturunan atau generasi penerus suatu hasil hubungan kelamin
25 Abdussalam. Hukum Perlindungan Anak. 2007. Jakarta: Restu Agung. Hal 5.
24 atau persetubuhan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan baik dalam ikatan maupun diluar ikatan perkawinan.26
Kemudian di dalam hukum adat sebagaimana dinyatakan oleh Soerojo Wignjodipoero:27
Kecuali dilihat oleh orangtuanya sebagai generasi penerus juga, anak itu dipandang pula sebagai wadah dimana semua harapan orangtuanya kelak dikemudian hari wajib ditumpahkan, pula dipandang sebagai pelindung orangtuanya kelak bila orang tua itu sudah tidak mampu lagi secara fisik untuk mencari nafkah.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Pasal 1 angka (1) menjelaskan bahwa :
Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.
Namun, berbicara mengenai anak yang melakukan tindak pidana atau berhadapan dengan hukum maka pembatasan umur didasarkan pada Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Peradilan Anak yaitu pada Pasal 1 angka (1) dimana disebutkan bahwa :
Anak adalah orang dalam perkara anak telah mencapai umur 8 (delapan) tahun tetapi belum mencapai umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin.
Selanjutnya menurut Pasal 1 angka (2) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Peradilan Anak dinyatakan bahwa :
26 http://edukasi.kompasiana.com, diakses tanggal 11 September 2014, Pukul 14:45 wita.
27 Tolib Setiady. Pokok-Pokok Hukum Penitensier Indonesia.2009. Bandung: Alfabeta.
Hal 173.
25 Anak nakal adalah:
a. Anak yang melakukan tindak pidana; atau
b. Anak yang melakukan perbuatan yang dinyatakan terlarang bagi anak, baik menurut peraturan perundang-undangan maupun menurut peraturan hukum lain yang hidup dan berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan.
Namun seiring dengan perkembangan hukum di Indonesia, Mahkamah Konstitusi (MK) melakukan Judicial Review terhadap Pasal 1 angka (1) Undang-Undang Peradilan Anak dimana Mahkamah Konstitusi merubah bunyi Pasal tersebut menjadi:
Anak adalah orang dalam perkara anak nakal telah mencapai umur 12 (dua belas) tahun tetapi belum mencapai umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin.
Mahkamah Konstitusi (MK) dalam putusannya menyatakan batas usia anak yang bisa dimintai pertanggungjawaban pidana adalah 12 (dua belas) tahun. Mahkamah Konstitusi berpendapat, batas umur minimal 12 (dua belas) tahun lebih menjamin hak anak untuk tumbuh berkembang dan mendapatkan perlidungan sebagaimana dijamin dalam Pasal 28B ayat (2) UUD1945.
Sejak Judicial Review Mahkamah Konstitusi terhadap Pasal 1 angka (1) Undang-Undang Peradilan Anak maka dapat digolongkan sebagai anak dan bisa dihadapkan dalam proses persidangan anak adalah orang yang melakukan tindak pidana dimana pada saat melakukan tindak pidana berusia antara 12 (dua belas) tahun sampai 18 (delapan belas) tahun dimana orang tersebut belum pernah kawin sebelumnya.
26 Anak dipahami sebagai individu yang belum dewasa.
Dewasa dalam arti anak belum memiliki kematangan rasional, emosional, moral, dan sosial seperti orang dewasa pada umumnya.
Anak merupakan generasi penerus bangsa dan penerus pembangunan, yaitu generasi yang dipersiapkan sebagai subjek pelaksana pembangan yang berkelanjutan dan pemegang kendali masa depan suatu negara, tidak terkecuali Indonesia.
Tentang berapa batasan usia seseorang sehingga ia dikatakan belum dewasa, akan Peneliti uraikan beberapa pengertian anak:
a. Pengertian anak menurut Hukum Pidana :
KUHP tidak merumuskan secara eksplisit tentang pengertian anak, tetapi dapat dijumpai antara lain pada Pasal 45 dan Pasal 72 yang memakai batasan usia 16 (enam belas) tahun. Pasal ini sudah tidak berlaku lagi karena Pasal ini telah dicabut oleh Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak.
b. Pengertian anak menurut Hukum Perdata :
Dalam KUHPerdata Pasal 330 ayat (1) didefinisikan bahwa anak yang belum dewasa adalah anak yang belum mencapai umur 21 (dua puluh satu) tahun dan tidak pernah kawin sebelumnya.
c. Pengertian anak menurut Hukum Islam :
27 Menurut Hukum Islam, anak disebut orang yang belum baliq atau belum berakal dimana mereka dianggap belum cakap untuk berbuat atau bertindak. Seseorang yang dikatakan baliq atau dewasa apabila telah memenuhi satu dari sifat di bawah ini:
Telah berumur 15 (lima belas) tahun
Telah keluar air mani bagi laki-laki
Telah datang haid bagi perempuan
Selain pengertian anak di atas yang telah dijelaskan, Peneliti juga menjelaskan beberapa pengertian anak menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia mengenai anak, sebagai berikut:
a. Di dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak pengertian anak tercantum dalam Pasal 1 ayat (1) menyatakan bahwa :
“Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.”
b. Di dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak, pengertian anak tercantum dalam Pasal 1 ayat (1) sebagai berikut :
“Anak adalah orang yang dalam perkara Anak Nakal telah mencapai umur 8 (delapan) tahun tetapi belum mencapai umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin.”
28 Selanjutnya Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan bahwa batas bawah usia anak yang bisa dimintai pertanggungjawaban pidana adalah 12 (dua belas) tahun. Usia 12 (dua belas) tahun secara relatif sudah memiliki kecerdasan emosional, dan intelektual yang stabil sesuai psikologi anak dan budaya bangsa Indonesia. Karenanya, batas umur 12 (dua belas) tahun lebih menjamin hak anak untuk tumbuh berkembang dan mendapatkan perlindungan sebagaimana dijamin Pasal 28B ayat (2) UUD 1945.
c. Di dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak, pengertian anak tercantum dalam Pasal 1 ayat (2) sebagai berikut :
Anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 (dua puluh satu) tahun dan belum pernah menikah.
d. Menurut Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, anak didefinisikan dalam Pasal 1 ayat (5) bahwa:
Anak adalah setiap manusia yang berumur di bawah 18 (delapan belas) tahun dan belum menikah, termasuk anak yang masih dalam kandungan apabila hal tersebut adalah demi kepentingannya.
29 e. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1988 tentang
Usaha Kesejahteraan Anak bagi anak yang Mempunyai Masalah. Menurut ketentuan ini:
Anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 (dua puluh satu) tahun dan belum pernah kawin.
f. Pengertian anak menurut Konvensi tentang Hak-Hak Anak (Convention on The Right of The Child)
Pengertian anak menurut konvensi ini, tidak jauh berbeda dengan pengertian anak menurut beberapa perundang-undangan lainnya. Anak menurut konvensi hak anak adalah sebagai berikut :
Anak adalah setiap manusia di bawah umur 18 (delapan belas) tahun kecuali menurut undang-undang yang berlaku pada anak, kedewasaan dicapai lebih awal.” Sedangkan pengertian anak sebagai korban kejahatan adalah anak yang menderita mental, fisik dan sosial akibat perbuatan jahat (tindak pidana menurut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) orang lain yang mencari pemenuhan kepentingan diri yang bertentangan dengan hak dan kewajiban pihak korban misalnya menjadi korban perlakuan salah, penelantaran, perdagangan anak, pelacuran, penganiayaan, pemerkosaan dan sebagainya oleh ibu, bapak, dan saudaranya serta anggota masyarakat disekitarnya.
30 Klasifikasi perkembangan anak hingga dewasa dikaitkan dengan usia dan kecenderungan kondisi kejiwaannya, menurut Singgih Gunarso28 terbagi menjadi 5 (lima) tahap, yaitu :
a. Anak, seseorang yang berusia di bawah 12 tahun;
b. Remaja dini, yaitu seseorang yang berusia antara 12-15 tahun;
c. Remaja penuh, yaitu seseorang yang berusia 15-17 tahun;
d. Dewasa muda, yaitu seseorang yang berusia 17-21 tahun;
e. Dewasa, yaitu seseorang yang berusia di atas 21 tahun.
Diantara sekian banyak pengertian anak yang telah dikemukakan, maka dalam tulisan ini pengertian anak yang digunakan Peneliti adalah pengertian anak menurut Undang-Undang Perlindungan Anak yaitu anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Dalam undang-undang ini menjamin dan melindungi hak-hak anak agar dapat hidup tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.