• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Landasan Teori

2.2.2. Analisis Rasio Keuangan

2.2.2.1. Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Analisa rasio keuangan perusahaan pada dasarnya merupakan perhitungan rasio-rasio yang pada dasarnya tidak hanya berguna bagi kepentingan intern perusahaan melainkan juga bagi pihak luar. Penganalisa harus mampu untuk menyesuaikan faktor-faktor yang ada pada periode atau waktu ini dengan faktor-faktor dimasa yang akan datang yang mungkin akan mempengaruhi posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan yang bersangkutan (Munawir, 2000 : 64).

Menurut Harahap (2002 : 297). Analisis rasio adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan Bagi manajemen finansial, dengan menghitung rasio-rasio akan memperoleh suatu informasi tentang kekuatan dan kelemahan yang dihadapi oleh perusahaan dibidang finansial, sehingga dapat digunakan dalam pengambilan keputusan bagi kepentingan perusahaan untuk masa yang akan datang. Sedangkan bagi investor merupakan bahan pertimbangan apakah menguntungkan untuk membeli saham perusahaan yang bersangkutan atau tidak.

2.2.2.2. Kegunaan Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio seperti halnya alat-alat analisa yang Iain adalah

"future oriented", oleh karena itu penganalisa harus mampu untuk

menyesuaikan faktor-faktor yang sudah ada pada periode atau waktu ini dengan faktor-faktor dimasa yang akan datang yang mungkin akan mempengaruhi posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian kegunaan atau manfaat suatu angka rasio sepenuhnya tergantung pada kemampuan atau kecerdasan penganalisa dalam menginterpretasikan data yang bersangkutan (Munawir, 2000 : 64).

Menurut Alwi (1993 : 95-96) Analisa Rasio pada dasarnya tidak hanya berguna bagi intern perusahaan, tetapi juga bagi pihak luar. Dalam hal ini adalah calon investor atau kreditor yang akan menanamkan dana mereka kedalam perusahaan melalui pasar modal dengan cara membeli saham perusahaan yang go public. Bagi manajer finansial, dengan menghitung resiko-resiko tertentu akan diperoleh suatu informasi, kelemahan apa yang sedang dihadapi, dan kekuatan apa yang sedang dimiliki dibidang finansial sehingga dapat ditentukan cara-cara mengatasinya, sedangkan bagi calon investor maupun kreditur, dapat dijadikan pegangan, apakah akan membeli saham yang ditawarkan perusahaan, dan apakah wajar untuk memberikan kredit kepada perusahaan yang bersangkutan atau tidak.

2.2.2.3. Keunggulan Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan mencakup pengaplikasian berbagai alat dan teknik analisis pada laporan dan data keuangan dalam rangka untuk

memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan-hubungan yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan (Prastowo dan Juliaty, 2005 : 52).

Menurut Harahap (2002: 298). Analisa Rasio memiliki keunggulan di banding teknik analisis lainnya, keunggulan tersebut adalah

1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.

2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.

3. Mengetahui posisi keuangan ditengah industri Iain.

4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-score)

5. Menstandarisir size perusahaan

6. Lebih mudah membandingkan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau “time series”

7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.

2.2.2.4. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan

Menurut Harahap (2002 : 298) Disamping keunggulan yang dimiliki analisa rasio ini, teknik ini juga memiliki beberapa keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaannya agar kita tidak salah dalam penggunaanya. Adapun keterbatasan analisa rasio itu adalah :

1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat untuk digunakan untuk kepentingan pemakainya.

2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi dan laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik ini seperti :

a Bahan perhitungan rasio keuangan atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran dan judgement yang dapat dinilai bebas atau subyektif.

b Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai perolehan (cost) bukan harga pasar.

c Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio.

d Metode pencatatan yang tergambar dalam Standar Akuntansi Keuangan bisa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda.

3. Jika data yang tersedia untuk menghitung rasio keuangan, maka akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio.

a Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron.

b Jika dua perusahaan dibandingkan, maka bisa saja teknik dan Standar Akuntansi yang dipakai oleh perusahaan tersebut tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan akan menimbulkan kesalahan.

2.2.2.5. Jenis-Jenis Analisis Rasio Keuangan

Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan.

Menurut Sutrisno (2003: 247-254) ada beberapa cara menggolongkan atau mengklasifikasi dari analisa rasio, yaitu sebagai berikut :

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya yang segera harus dipenuhi.

a. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar adalah rasio yang paling sering membandingkan antara aktiva lancar yang dimiliki perusahaan dengan hutang jangka pendek. Aktiva lancar disini meliputi kas, piutang dagang, efek, persediaan, dan aktiva lancar lainnya. Sedangkan hutang jangka pendek meliputi hutang dagang, hutang wesel, hutang bank, hutang gaji, dan hutang lainnya yang harus dibayar.

Rasio Lancar dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Lancar Hutang lancar Aktiva lancar Rasio  Sumber : Sutrisno (2003 : 247)

b. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio cepat merupakan rasio antara aktiva lancar sesudah dikurangi persediaan dengan hutang lancar. Rasio ini menunjukkan besarnya alat likuid yang paling cepat yang bisa dipergunakan untuk melunasi hutang lancar.

Rasio Cepat dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Lancar Hutang Persediaan Lancar Aktiva Cepat Rasio  Sumber : Sutrisno (2003 : 248). c. Cash Ratio (CR)

Cash ratio (CR) adalah merupakan rasio yang

membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang bisa segera menjadi uang kas dengan hutang lancar.

Cash Ratio (CR) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Lancar Hutang Efek Kas Ratio ash C Sumber : Sutrisno (2003 : 248). Dalam penelitian ini jenis rasio likuiditas yang digunakan adalah Cash Ratio, dengan alasan bahwa semakin kuat posisi kas suatu perusahaan, hal ini menunjukan bahwa tingkat pertumbuhan laba suatu perusahaan juga mengalami peningkatan.

2. Rasio Leverage

Rasio leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang.

a. Debt Ratio (DR)

Debt ratio (DR) digunakan untuk mengukur berapa besar

aktiva perusahaan yang dibiayai oleh kreditur.

Debt Ratio dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Sumber : Sutrisno (2003 : 289). Aktiva Total Hutang Total DR

b. Debt to Equity Ratio (DER)

DER merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar perusahaan di belanjai oleh pihak kreditur.

Debt to Equity Ratio (DER) dapat dihitung dengan rumus

sebagai berikut :

Sumber : Sutrisno (2003 : 250) Dalam penelitian ini jenis rasio leverage yang digunakan adalah Debt Ratio (DR), dengan alasan bahwa semakin tinggi Debt

Ratio (DR) maka semakin besar jumlah modal pinjaman yang

digunakan dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.

Modal Hutang Total

DER

3. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber dananya.

a. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)

Persediaan merupakan komponen utama dari barang yang dijual, oleh karena itu semakin tinggi persediaan berputar semakin tinggi persediaan.

Perputaran persediaan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Persediaan Penjualan Pokok Harga Persediaan Perputaran  Sumber : Sutrisno (2003 : 251)

b. Perputaran Piutang (Receivable Turnover)

Perputaran piutang merupakan ukuran efektifitas pengelolaan piutang. Semakin cepat perputaran piutang, semakin efektif perusahaan dalam mengelola piutangnya.

Perputaran piutang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Piutang Penjualan Piutang

Perputaran 

Sumber : Sutrisno (2003 : 252) c. Perputaran Aktiva (Total Assets Turnover)

Perputaran aktiva merupakan ukuran efektifitas pemanfaatan aktiva dalam menghasilkan penjualan.

Perputaran Aktiva dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Aktiva Total Penjualan Aktiva erputaran P  Sumber : Sutrisno (2003 : 253) Dalam penelitian ini jenis rasio Aktivitas yang digunakan adalah Perputaran aktiva, dengan alasan bahwa semakin besar perputaran aktiva semakin efektif perusahaan mengelolah aktivanya untuk menghasilan keuntungan

4. Rasio Keuntungan

Rasio keuntungan adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam mendapatkan keuntungan. a. Net Profit Margin (NPM)

Net Profit margin (NPM) merupakan kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan penjualan yang dicapai.

Net Profit Margin dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : % 100 Penjualan Bersih Laba NPM x Sumber : Sutrisno (2003 : 254) b. Return On Assets (ROA)

Return on assets (ROA) juga disebut sebagai rentabilitas

ekonomis, merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki.

Return On Assets (ROA) dapat dihitung dengan rumus

sebagai berikut : % 100 Aktiva Total Bersih Laba ROA x Sumber : Sutrisno (2003 : 254)

c. Return On Equity (ROE)

Return On Equity (ROE) merupakan kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki.

Return On Equity (ROE) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Sumber : Sutrisno (2003 : 255) Dalam penelitian ini jenis rasio keuntungan yang digunakan adalah Return on assets (ROA), dengan alasan bahwa semakin tinggi ROA, maka efektivitas kegiatan operasional manajemen dalam mendayagunakan seluruh aktiva perusahaan untuk menghasilkan keuntungan semakin baik.

% 100 Sendiri Modal Bersih Laba ROE x

Dokumen terkait