• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA."

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh :

SITI KUSNIYAH 0513010338/FE/EA

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

(2)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Akuntansi

Oleh :

SITI KUSNIYAH 0513010338/FE/EA

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

(3)

PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN FARMASI

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

yang diajukan :

SITI KUSNIYAH 0513010338/FE/EA

disetujui untuk ujian lisan oleh

Pembimbing Utama

Drs. Ec. H.E. Achsan, AK Tanggal : ………. NIP. 030 181 665

Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi

(4)

dan hidayah-Nya, sehingga tugas penyusunan skripsi dengan judul : “Analisis

Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. dapat terselesaikan dengan baik.

Adapun maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagian

persyaratan agar memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada

Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur di

Surabaya.

Sejak adanya ide sampai tahap penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari

sepenuhnya bahwa banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu

penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. H. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi, sebagai Ketua Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak Drs. Ec. H.E. Achsan, AK, selaku Dosen Pembimbing Utama, yang

telah banyak meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan,

pengarahan, dorongan dan saran untuk penulis.

5. Para dosen dan staff karyawan Fakultas Ekonomi Uneversitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur

(5)

7. Buat Ibunda dan Ayahanda yang tercinta, serta buat saudara – saudaraku yang

tersayang, tiada kata yang bisa ananda ucapkan, selain kata terima kasih yang

sebanyak - sebanyaknya, karena beliaulah yang selama ini telah memberi

dorongan semangat baik material maupun spiritual, dan memberikan curahan

kasih sayangnya sampai skripsi ini selesai.

Semoga Allah SWT memberikan rahmat-Nya atas semua bantuan yang

telah mereka berikan selama penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dengan terbatasnya pengalaman serta

kemampuan, memungkinkan sekali bahwa bentuk maupun isi skripsi ini jauh dari

sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak

yang mengarah kepada kebaikan dan kesempurnaan skripsi ini.

Sebagai penutup penulis mengharapkan skripsi ini dapat memberikan

sumbangan kecil yang berguna bagi masyarakat, almamater, dan ilmu

pengetahuan.

Surabaya, Mei 2010

Penulis

(6)

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR... vii

ABSTRAKSI... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Perumusan Masalah... 5

1.3. Tujuan Penelitian... 5

1.4. Manfaat Penelitian... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 6

2.2. Landasan Teori ... 8

2.2.1. Laporan Keuangan ... 8

2.2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan ... 8

2.2.1.2. Asumsi Dasar Laporan Keuangan... 9

2.2.1.3. Tujuan Laporan Keuangan... 10

2.2.1.4. Manfaat Laporan Keuangan... 11

2.2.1.5. Jenis – Jenis Laporan Keuangan ... 13

2.2.2. Analisis Rasio Keuangan ... 16

2.2.2.1. Pengertian Analisis Rasio Keuangan ... 16

(7)

2.2.3. Pertumbuhan Laba ... 25

2.2.4. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba . 26 2.3. Kerangka Pikir ... 29

2.4. Hipotesis ... 31

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 32

3.2. Teknik Penentuan Populasi dan Sampel ... 34

3.2.1. Populasi ... 34

3.2.2. Sampel... 35

3.3. Teknik Pengumpulan Data... 36

3.3.1. Jenis Dan Sumber Data ... 36

3.3.2. Pengumpulan Data ... 36

3.4. Uji Kualitas Data... 36

3.4.1. Uji Normalitas... 36

3.4.2. Uji Asumsi Klasik ... 36

3.5. Teknik Analisis Dan Pengujian Hipotesis ... 38

3.5.1. Teknik Analisis ... 38

3.5.2. Uji Hipotesis... 39

3.5.2.1. Uji Kesesuaian Model... 39

3.5.2.2. Uji Parsial... 40

(8)

4.3. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis ... 49

4.3.1. Uji Normalitas... 49

4.3.2. Uji Asumsi Klasik ... 50

4.3.3. Teknik Analisis ... 53

4.3.4. Uji Hipotesis... 56

4.3.4.1. Uji Kesesuaian Model... 56

4.3.4.2. Uji Parsial... 57

4.4. Pembahasan... 59

4.4.1. Implikasi... 59

4.4.2. Perbedaan Dengan Penelitian Sebelumnya ... 62

4.4.3. Konfirmasi Hasil Penelitian Dengan Tujuan Dan Manfaat... 63

4.4.4. Keterbatasan Penelitian... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan... 65

5.2. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(9)

Tabel. 1 Data Tingkat “Pertumbuhan Laba” Perusahaan Farmasi

Tahun 2005 - 2008 ... 4

Tabel. 2 Rekapitulasi Data : “Cash Ratio (X1)” Periode 2005 – 2008... 44

Tabel. 3 Rekapitulasi Data : “Debt Rasio (DR) (X2)” Periode 2005 – 2008... 45

Tabel. 4 Rekapitulasi Data : “Perputaran Aktiva (X3)” Periode 2005 – 2008... 46

Tabel. 5 Rekapitulasi Data : “Return On Assets (ROA) (X4)” Periode 2005 – 2008... 47

Tabel. 6 Rekapitulasi Data : “Pertumbuhan Laba (Y)” Periode 2005 – 2008... 48

Tabel. 7 Hasil Uji Normalitas... 50

Tabel. 8 Hasil Uji Multikolinieritas… ... 52

Tabel. 9 Hasil Uji Heteroskedastisitas… ... 53

Tabel. 10 Hasil Pendugaan Parameter Regresi Linier Berganda … ... 54

Tabel. 11 Hasil Analisis Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat … ... 56

Tabel. 12 Koefisien Determinasi (R Square / R2) … ... 56

Tabel. 13 Hasil Analisis Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat … ... 57

(10)

Gambar. 1. Diagram Kerangka Pikir ... 30

(11)

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Oleh :

SITI KUSNIYAH

Abstrak

Sebelum melakukan suatu investasi, seorang investor harus mempertimbangkan beberapa faktor diantaranya dengan melakukan penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan itu. Dengan mengetahui kinerja keuangan perusahaan maka dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan finansial dari perusahaan tersebut, kemudian menganalisisnya, sehingga kita dapat menilai hal apa yang dicapai di masa lalu dan di masa yang sedang berjalan. (Sunariyah, 1997 : 2). Analisis rasio merupakan suatu bentuk atau cara yang umum digunakan dalam menganalisis laporan finansial suatu perusahaan. Dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan. Menurut Sutrisno (2003: 247-254) ada beberapa cara menggolongkan atau mengklasifikasi dari analisa rasio, yaitu Rasio likuiditas, Rasio leverage Rasio aktivitas dan Rasio keuntungan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan membuktikan kemampuan rasio keuangan yang terdiri dari Rasio likuiditas, Rasio

leverage, Rasio aktivitas, dan Rasio keuntungan dalam memprediksi pertumbuhan

laba di masa yang akan datang

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 4 perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2005 – 2008. Sumber data yang digunakan berasal dari Bursa Efek Indonesia, dan Pusat Refrensi Pasar Modal. dan data yang diperoleh tersebut dianalisis dengan menggunakan Uji Regresi Linier Berganda dengan alat bantu komputer, yang menggunakan program SPSS. 16.0

For Windows

Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa untuk Rasio Likuiditas dan Rasio Keuntungan mampu memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga hipotesis 1 dan hipotesis 4, terbukti kebenarannya, sedangkan untuk Rasio

Leverage dan Rasio Aktivitas tidak mampu memprediksi pertumbuhan laba di masa

yang akan datang pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga hipotesis 2 dan hipotesis 3, tidak terbukti kebenarannya.

(12)

FINANSIAL RATIO ANALYSIS FOR THE TO PREDICT OF PROFIT GROWTH of AT PHARMACY COMPANY WHICH ENLIST

IN EFFECT EXCHANGE INDONESIA

Oleh :

SITI KUSNIYAH

Abstrak

Before doing an invesment, a investor have to consider some factor among other things by doing assessment to that company's finance performance. Given the performance of company's finance hence can obtain;get the picture of about growth financial from the company, later;then analyse it, so that we have an eye for the matter of what reached in the past and in a period of which is walk the. (Sunariyah, 1997 : 2). Ratio analysis represent an form or way of used occasionally in analysing report financial of an company. By using analyzer in the form of this ratio will be able to explain or give the picture to analyst of about pros and cons of circumstance or financial position of an company. According to Sutrisno (2003: 247-254) there are some way of classifying from ratio analysis, that is Ratio likuiditas, ratio of Leverage of Ratio of activity and advantage Ratio. This research aim to to test and prove the ability of finance ratio consisted of by the Ratio likuiditas, ratio Leverage, Activity Ratio, and advantage Ratio in predict of profit growth in the future.

Sampel used in this research is 4 Pharmacy company enlisted in Effect Exchange of Indonesian in the year 2005 - 2008. Data source used come from Effect Exchange Indonesian, and Center the Refrensi Capital Market. and data obtained the analysed by using Doubled Linear Test Regresi by means of ... assist the computer, using program SPSS. 16.0 For Windows.

From inferential analysis result that predict of Ratio of Likuiditas and Advantage Ratio able to mempred of profit growth in the future at Pharmacy company which is enlisted in Effect Exchange Indonesian, so that hypothesis 1 and hypothesis 4, proven by its truth, while for the Ratio of Leverage and Activity Ratio unable to predict of profit growth in the future at Pharmacy company which is enlisted in Effect Exchange Indonesian, so that hypothesis 2 and hypothesis 3, unprovable is its truth.

(13)

1.1. Latar Belakang

Pasar Modal merupakan pertemuan pihak yang memerlukan dana

(borrower) dengan pihak yang bisa menyediakan dana atau yang mempunyai

kelebihan dana (lender). Kehadiran pasar modal memperbanyak pilihan

sumber dana bagi perusahaan. Manfaat lebih lanjut dari adanya pasar modal

adalah meningkatnya kemampuan perusahaan untuk menentukan struktur

modal yang optimal. Sementara itu, bagi para investor, pasar modal

merupakan wahana yang dapat dimanfaatkan untuk menginvestasikan

dananya sebagai sumber pendapatan. (Husnan, 1998 : 4)

Sebelum melakukan suatu investasi, seorang investor harus

mempertimbangkan beberapa faktor diantaranya dengan melakukan penilaian

terhadap kinerja keuangan prestasi perusahaan itu. Dengan mengetahui

kinerja keuangan perusahaan maka dapat memperoleh gambaran tentang

perkembangan finansial dari perusahaan tersebut, kemudian menganalisisnya,

sehingga kita dapat menilai hal apa yang dicapai di masa lalu dan di masa

yang sedang berjalan. (Sunariyah, 1997 : 2).

Analisis rasio merupakan suatu bentuk atau cara yang umum

digunakan dalam menganalisis laporan finansial suatu perusahaan. Dengan

menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau

memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik buruknya keadaan atau

posisi keuangan suatu perusahaan. Penganalisa harus mampu untuk

(14)

menyesuaikan faktor-faktor yang ada pada periode atau waktu ini dengan

faktor-faktor dimasa yang akan datang yang mungkin akan mempengaruhi

posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan yang bersangkutan (Munawir,

2000 : 64).

Menurut Sutrisno (2003: 247-254) ada beberapa cara menggolongkan

atau mengklasifikasi dari analisa rasio, yaitu Rasio likuiditas, Rasio leverage

Rasio aktivitas dan Rasio keuntungan

Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya yang

segera harus dipenuhi. Kewajiban yang segera harus dipenuhi adalah hutang

jangka pendek, oleh karena itu rasio ini bisa digunakan untuk mengukur

tingkat keamanan kreditur jangka pendek, serta mengukur apakah operasi

perusahaan tidak akan terganggu bila kewajiban jangka pendek ini segera

ditagih.

Rasio leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sampai

seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Rasio ini

mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh

kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang

dipergunakan untuk membayar hutang.

Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa

besar efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber dananya. Rasio

aktivitas dinyatakan sebagai perbandingan penjualan dengan berbagai elemen

aktiva. Rasio ini membandingkan tingkat penjualan dengan investasi dalam

berbagai rekening aktiva seperti perputaran persediaan, perputaran piutang

(15)

Rasio keuntungan adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

efektifitas perusahaan dalam mendapatkan keuntungan. Rasio ini juga

digunakan untuk mengukur tingkat efektifitas pengelolah (manajemen)

perusahan yang ditunjukan oleh jumlah keuntungan yang dihasilkan dari

penjualan dan investasi seperti profit margin, earning power, return on total

assets, return on equity, return on investment

Bagi manajemen finansial, dengan menghitung rasio-rasio akan

memperoleh suatu informasi tentang kekuatan dan kelemahan yang dihadapi

oleh perusahaan dibidang finansial, sehingga dapat digunakan dalam

pengambilan keputusan bagi kepentingan perusahaan untuk masa yang akan

datang (Harahap, 2006 : 297).

Penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan melalui analisa rasio

keuangan tersebut dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan

finansial dari perusahaan, sehingga kita dapat menilai hal apa yang telah

dicapai di masa lalu dan di masa yang sedang berjalan. Dalam penelitian ini

untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan, digunakan pertumbuhan laba,

karena laba merupakan sebagai alat untuk mengukur kinerja perusahaan,

yang memberikan informasi berkaitan dengan tanggung jawab menajemen

dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

(Munawir, 2000 : 68).

Dipilihnya perusahaan Farmasi sebagai sampel dikarenakan

perusahaan tersebut memiliki persaingan bisnis yang kuat akibat dari

aktivitas perdagangan saham yang tinggi. Selain itu perusahaan tersebut

merupakan bagian dari kebutuhan pokok yang memiliki perubahan yang

sangat cepat seiring dengan perkembangan jaman dan kemajuan teknologi

(16)

Berikut ini merupakan pertumbuhan laba perusahaan Farmasi selama

peride 2005 – 2008, yang dapat disajikan pada tabel 1, sebagai berikut :

Tabel 1 : Data Tingkat “Pertumbuhan Laba” Perusahaan Farmasi Tahun 2005 - 2008

No Nama Perusahaan Tahun Laba

Setelah Pajak

Pertumbuhan Laba

1 PT. Darya - Varia Laboratoria, Tbk. 2004 49.810.964,00

2005 71.576.356,00 43,70

Sumber : Bursa Efek Indonesia 2005 - 2008

Berdasarkan tabel. 1. terlihat bahwa tingkat pertumbuhan laba

selama periode 2005 - 2008, sebagian besar perusahaan mengalami

penurunan, sehingga menyebabkan investor ragu dalam melakukan investasi

pada perusahaan tersebut. Hal ini bisa menjadi ukuran seberapa besar tingkat

resiko yang akan dihadapi, serta seberapa besar dividen yang akan mereka

terima dimasa yang akan datang (Husnan, 1998 : 7)

Sesuai dengan latar balakang yang telah dikemukakan, maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Rasio

(17)

1.2. Perumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang tersebut di atas, maka dirumuskan suatu

masalah, yaitu apakah rasio keuangan yang terdiri dari Rasio likuiditas, Rasio

leverage Rasio aktivitas dan Rasio keuntungan mampu memprediksi

pertumbuhan laba di masa yang akan datang.pada perusahaan Farmasi yang

terdafatar di Bursa Efek Indonesia.?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

menguji dan membuktikan kemampuan rasio keuangan yang terdiri dari

Rasio likuiditas, Rasio leverage, Rasio aktivitas, dan Rasio keuntungan

dalam memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

1 Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai solusi

alternatif dalam pengambilan keputusan untuk memecahkan

permasalahan yang berhubungan dengan kemampuan rasio keuangan

dalam memprediksi pertumbuhan laba perusahaan.

2 Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan

khasanah perpustakaan, bahan referensi, dan bahan masukan bagi

penelitian lebih lanjut, yang berhubungan dengan masalah yang ada.

3 Bagi Peneliti

Sebagai langkah kongkrit untuk penerapan ilmu berdasarkan teori yang

selama ini didapat, serta dapat menambah pengetahuan tentang kondisi

(18)

2.1.Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat

dipakai sebagai bahan pengkajian yang berkaitan dengan faktor – faktor yang

berpengaruh terhadap pertumbuhan laba, pernah dilakukan oleh :

1. Meythi (2005)

Judul penelitian : “Rasio Keuangan yang Paling Baik untuk Memprediksi

Pertumbuhan Laba: Suatu Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”

Perumusan Masalah :

Manakah diatara rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan

aktivitas yang paling baik untuk memprediksi pertumbuhan laba?

Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan :

Bahwa diantara current ratio, quick ratio, debt ratio, equity to total

asset, equity to total liabilities, equity to fixed asset, profit margin, return

on asset, return on equity, fixed asset turnover, total asset turnover, dan

profit growth menujukkan bahwa retun on asset yang paling baik dalam

memprediksi pertumbuhan laba.

2. Rahmawati (2002)

Judul penelitian : “Pengaruh Rasio Solvabilitas Dan Rasio Aktivitas

Terhadap Rasio Kemampulabaan Pada Perusahaan Rokok Yang Terdaftar

Di Bursa Efek Surabaya (BES)“

(19)

Perumusan Masalah :

a. Apakah Rasio Solvabilitas dan Rasio Aktivitas berpengaruh secara

simultan terhadap KemampuanLabaan pada perusahaan Rokok yang

terdaftar di Bursa Efek Surabaya (BES) ?

b. Apakah Rasio Solvabilitas dan Rasio Aktivitas berpengaruh secara

parsial terhadap KemampuanLabaan pada perusahaan Rokok yang

terdaftar di Bursa Efek Surabaya (BES) ?

Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan :

a. Secara simultan Rasio Solvabilitas dan Rasio Aktivitas berpengaruh

signifikan terhadap KemampuanLabaan pada perusahaan Rokok yang

terdaftar di BES.

b. Secara parsial Rasio Solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap

KemampuanLabaan pada perusahaan Rokok yang terdaftar di BES.

c. Secara parsial Rasio Aktivitas berpengaruh signifikan terhadap

KemampuanLabaan pada perusahaan Rokok yang terdaftar di BES.

3. Risyanti (2008)

Judul penelitian : “Kemampuan Rasio Keuangan Dalam Memprediksi

Kinerja Keuangan Perusahaan Makanan dan Minuman Yang terdaftar di

PT. Bursa Efek Jakarta”

Perumusan Masalah :

”Apakah rasio keuangan memiliki kemampuan untuk memprediksi

kinerja keuangan perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di PT.

(20)

Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan :

Berdasarkan analisis dalam penelitian ini berhasil membuktikan

bahwa rasio keuangan yang terdiri dari rasio likuiditas, rasio leverage,

rasio aktivitas dan rasio keuntungan memiliki kemampuan untuk

memprediksi kinerja keuangan perusahaan makanan dan minuman yang

terdaftar di PT. Bursa Efek Jakarta

Adapun persamaan penelitian sekarang dengan penelitian sebelumnya

adalah sama - sama membahas mengenai factor – factor yang berpengaruh

terhadap pertumbuhan laba, sedangkan perbedaannya yaitu dari segi variabel

yang digunakan, pada penelitian ini menggunakan rasio keuangan yang

terdiri dari rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, dan rasio

keuntungan, periode penelitian yaitu tahun 2005 – 2008 dan objek penelitian

yaitu perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka

penelitian yang pernah dilakukan tersebut di atas digunakan sebagai

pendukung penelitian yang dilakukan sekarang ini, oleh karena itu penelitian

sekarang bukan merupakan duplikasi.

2.2. Landasan Teori 2.2.1. Laporan Keuangan

2.2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses

akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antar

data keuangan atau aktivitas suatu peusahaan dengan pihak-pihak yang

berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut (Munawir,

(21)

Bagi para analis, laporan keuangan merupakan media yang paling

penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan,

selain itu laporan keuangan juga merupakan alat untuk menilai kinerja

keuangan perusahaan (Harahap, 2002 : 105).

Menurut Baridwan (2000 : 17) laporan keuangan merupakan

ringkasan dari suatu proses pencatatan, ringkasan dari transaksi-transaksi

keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan, laporan

keuangan inilah yang menjadi dasar bagi para pemakainya dalam proses

pengambilan keputusan.

Selanjutnya Sutrisno (2003: 243) mendefinisikan Laporan

Keuangan adalah merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu

periode tertentu. Dengan melihat keuangan suatu perusahaan kita bisa

melihat bagaimana prestasi manajemen dalam periode tersebut.

Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pembukuan

yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang

terjadi selama satu periode akuntansi dan dinyatakan dalam satuan uang.

2.2.1.2. Asumsi Dasar Laporan Keuangan

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009: 6), penyusunan untuk

penyajian laporan keuangan mendasarkan pada dua asumsi dasar, yaitu:

1. Dasar Akrual

Untuk mencapai tujuannya, laporan keuangan disusun atas

(22)

diakui pada saat kejadian dan dicatat dalam catatan akuntansi serta

dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan.

Laporan keuangan yang disusun atas dasar akrual memberikan

informasi kepada pemakai tidak hanya transaksi masa lalu yang

melibatkan penerimaan dan pembayaran kas, tetapi juga kewajiban

pembayaran kas di masa depan, serta sumber dana yang

mempresentasikan kas yang akan diterima di masa depan. Oleh

karena itu, laporan keuangan menyediakan jenis informasi yang

paling berguna untuk pemakai laporan keuangan dalam pengambilan

keputusan ekonomi.

2. Kelangsungan Usaha

Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi

kelangsungan usaha perusahaan dan akan melanjutkan usahanya di

masa depan, jika maksud atau keinginan tersebut timbul, laporan

keuangan mungkin harus disusun dengan dasar yang berbeda dan

dasar yang digunakan harus diungkapkan.

2.2.1.3. Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan dibuat oleh manajemen yang merupakan hasil

akhir dari suatu proses pencatatan yang memuat tentang posisi keuangan

dengan tujuan untuk : (Munawir, 2000 : 3),

1. Mengukur tingkat biaya dari berbagai kegiatan perusahaan.

2. Untuk menentukan atau mengukur efisiensi tiap-tiap bagian, proses

atau produksi serta untuk menentukan derajat keuntungan yang dapat

(23)

3. Untuk menilai dan mengukur hasil kerja tiap-tiap individu yang telah

diserahi wewenang dan tanggung jawab.

4. Untuk menentukan perlu tidaknya digunakan kebijaksanaan atau

prosedur yang baru untuk mencapai hasil yang lebih baik.

Selanjutnya menurut Prastowo (2005 : 5) laporan keuangan

disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut

posisi keuangan dan perubahan-perubahan posisi keuangan suatu

perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam

pengambilan keputusan ekonomi.

2.2.1.4. Manfaat Laporan keuangan

Laporan keuangan dapat digunakan sebagai alat untuk

berkomunikasi antara data keuangan atau aktifitas suatu perusahaan

dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas

perusahaan tersebut, yaitu antara lain (Munawir, 2000 : 2)

1. Pemilik perusahaan

Pemilik perusahan sangat berkepentingan terhadap laporan

keuangan, karena dengan laporan keuangan perusahaan tersebut

pemilik perusahaan akan dapat menilai sukses atau tidaknya manajer

dalam memimpin perusahaannya dan kesuksesan seorang manajer

biasanya diukur dengan laba yang diperoleh perusahaan. Laporan

keuangan juga diperlukan untuk menilai kemampuan yang akan

dicapai di masa datang sehingga bisa menaksir keuntungan yang akan

(24)

2. Manajer atau pimpinan perusahaan

Dengan mengetahui posisi keuangan perusahan, manajer

dapat menyusun rencana yang lebih baik dan menentukan

kebijakan-kebijakan yang lebih tepat dan merupakan alat untuk

mempertanggungjawabkan kepada para pemilik perusahaan atas

kepercayaan yang telah diberikan kepadanya.

3. Kreditur dan bankers

Sebelum mengambil keputusan untuk memberi atau menolak

permintaan kredit dari suatu perusahaan, kreditur atau bankers perlu

mengetahui terlebih dahulu posisi keuangan dari perusahaan tersebut,

sehingga dapat diketahui kemampuannya untuk membayar hutang

dan beban bunganya, serta untuk mengetahui apakah kredit yang

diberikan cukup mendapat jaminan yang terlihat pada kemampuan

perusahaan untuk mendapatkan keuntungan di masa datang.

4. Investor

Mereka (para investor) berkepentingan terhadap prospek

keuntungan perusahaan di masa mendatang dan perkembangan

perusahaan selanjutnya untuk mengetahui jaminan investasinya, dan

menentukan langkah-langkah yang harus ditempuh selanjutnya.

5. Pemerintah

Laporan keuangan dapat digunakan untuk menentukan

besarnya pajak yang harus di tanggung oleh perusahaan, selain itu

juga diperlukan oleh Biro Pusat Statistik, Dinas Perindustrian,

(25)

2.2.1.5. Jenis – Jenis Laporan Keuangan

Di dalam penyajian suatu informasi keuangan perusahaan,

biasanya mencakup semua laporan keuangan, yang terdiri atas neraca,

laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan

atas laporan keuangan :

Berikut ini akan dijelaskan masing-masing laporan keuangan yang

dihasilkan pada tiap periode sebagai berikut:

1. Neraca (Balance Sheet)

Menurut Baridwan, (2000 : 18) Neraca adalah laporan yang

menunjukkan keadaan keuangan suatu unit usaha pada tanggal

tertentu.

Selanjutnya Munawir (2000 : 13) mendefinisikan neraca

sebagai laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal

dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

neraca (Balance Sheet) adalah merupakan daftar yang

menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan yang disusun

secara sistematis yang meliputi aktiva, kewajiban, dan ekuitas pada

saat tertentu.

2. Laporan Laba-Rugi (Income Statement)

Menurut Baridwan (2000 : 30) Laporan Laba Rugi adalah

suatu laporan yang menunjukkan pendapatan-pendapatan dan

(26)

Selanjutnya Munawir (2000 : 26) mendefinisikan laporan laba

rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan,

biaya, laba rugi yang di peroleh oleh perusahaan selama periode

tertentu.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

laporan laba-rugi (Income Statement) adalah laporan yang

menggambarkan hasil dari aktivitas operasional perusahaan yang

berupa pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya untuk suatu perioda

tertentu

3. Laporan Perubahan Ekuitas (Owners Equity)

Menurut Munawir (2000 : 30) laporan perubahan modal

adalah merupakan laporan atau ringkasan transaksi keuangan yang

terjadi selama satu periode dan memberikan alasan mengenai

perubahan-perubahan tersebut.

Selanjutnya menurut Standar Akuntansi Keuangan (2009:

1.17) laporan perubahan ekuitas perusahaan menggambarkan

peningkatan atau penurunan aktiva atau kekayaan selama periode

yang bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang

dianut dan harus diungkapkan dalam aporan keuangan

4. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flow)

Tujuan utama laporan aliran kas adalah untuk menyajikan

(27)

perusahaan selama periode tertentu. Untuk mencapai tujuan ini, aliran

kas diklasifikasikan dalam tiga kelompok yang berbeda yaitu

penerimaan dan pengeluaran kas yang berasal dari kegiatan investasi,

pembelanjaan, dan kegiatan usaha. (Baridwan, 2000 : 43-44)

Selanjutnya menurut Munawir (2000 : 32), laporan arus kas

adalah merupakan laporan yang disusun untuk menunjukkan

perubahan kas selama satu periode dan memberikan alasan mengenai

perubahan kas tersebut dengan menunjukkan dari mana

sumber-sumber kas dan pengeluarannya.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

laporan arus kas (Statement of Cash Flow) adalah laporan yang

menggambarkan aliran kas baik penerimaan maupun pengeluaran kas

untuk periode tertentu..

5. Catatan Atas Laporan Keuangan (Notes to The Financial Statements)

Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara

sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan

arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam

catatan atas laporan keuangan. (PSAK 2009, No. 1: Alenia 69).

Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan:

a. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan

kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap

(28)

b. Informasi yang diwajibkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi,

laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas

c. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan

tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.

2.2.2. Analisis Rasio Keuangan

2.2.2.1. Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Analisa rasio keuangan perusahaan pada dasarnya merupakan

perhitungan rasio-rasio yang pada dasarnya tidak hanya berguna bagi

kepentingan intern perusahaan melainkan juga bagi pihak luar.

Penganalisa harus mampu untuk menyesuaikan faktor-faktor yang ada

pada periode atau waktu ini dengan faktor-faktor dimasa yang akan

datang yang mungkin akan mempengaruhi posisi keuangan atau hasil

operasi perusahaan yang bersangkutan (Munawir, 2000 : 64).

Menurut Harahap (2002 : 297). Analisis rasio adalah angka yang

diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan

pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan Bagi

manajemen finansial, dengan menghitung rasio-rasio akan memperoleh

suatu informasi tentang kekuatan dan kelemahan yang dihadapi oleh

perusahaan dibidang finansial, sehingga dapat digunakan dalam

pengambilan keputusan bagi kepentingan perusahaan untuk masa yang

akan datang. Sedangkan bagi investor merupakan bahan pertimbangan

apakah menguntungkan untuk membeli saham perusahaan yang

(29)

2.2.2.2. Kegunaan Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio seperti halnya alat-alat analisa yang Iain adalah

"future oriented", oleh karena itu penganalisa harus mampu untuk

menyesuaikan faktor-faktor yang sudah ada pada periode atau waktu ini

dengan faktor-faktor dimasa yang akan datang yang mungkin akan

mempengaruhi posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan yang

bersangkutan. Dengan demikian kegunaan atau manfaat suatu angka rasio

sepenuhnya tergantung pada kemampuan atau kecerdasan penganalisa

dalam menginterpretasikan data yang bersangkutan (Munawir, 2000 : 64).

Menurut Alwi (1993 : 95-96) Analisa Rasio pada dasarnya tidak

hanya berguna bagi intern perusahaan, tetapi juga bagi pihak luar. Dalam

hal ini adalah calon investor atau kreditor yang akan menanamkan dana

mereka kedalam perusahaan melalui pasar modal dengan cara membeli

saham perusahaan yang go public. Bagi manajer finansial, dengan

menghitung resiko-resiko tertentu akan diperoleh suatu informasi,

kelemahan apa yang sedang dihadapi, dan kekuatan apa yang sedang

dimiliki dibidang finansial sehingga dapat ditentukan cara-cara

mengatasinya, sedangkan bagi calon investor maupun kreditur, dapat

dijadikan pegangan, apakah akan membeli saham yang ditawarkan

perusahaan, dan apakah wajar untuk memberikan kredit kepada

perusahaan yang bersangkutan atau tidak.

2.2.2.3. Keunggulan Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan mencakup pengaplikasian berbagai alat

(30)

memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan-hubungan yang berarti dan

berguna dalam proses pengambilan keputusan (Prastowo dan Juliaty,

2005 : 52).

Menurut Harahap (2002: 298). Analisa Rasio memiliki

keunggulan di banding teknik analisis lainnya, keunggulan tersebut

adalah

1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih

mudah dibaca dan ditafsirkan.

2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang

disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.

3. Mengetahui posisi keuangan ditengah industri Iain.

4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model

pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-score)

5. Menstandarisir size perusahaan

6. Lebih mudah membandingkan dengan perusahaan lain atau melihat

perkembangan perusahaan secara periodik atau “time series”

7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di

masa yang akan datang.

2.2.2.4. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan

Menurut Harahap (2002 : 298) Disamping keunggulan yang

dimiliki analisa rasio ini, teknik ini juga memiliki beberapa keterbatasan

yang harus disadari sewaktu penggunaannya agar kita tidak salah dalam

penggunaanya. Adapun keterbatasan analisa rasio itu adalah :

1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat untuk digunakan untuk

(31)

2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi dan laporan keuangan juga

menjadi keterbatasan teknik ini seperti :

a Bahan perhitungan rasio keuangan atau laporan keuangan itu

banyak mengandung taksiran dan judgement yang dapat dinilai

bebas atau subyektif.

b Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah

nilai perolehan (cost) bukan harga pasar.

c Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka

rasio.

d Metode pencatatan yang tergambar dalam Standar Akuntansi

Keuangan bisa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang

berbeda.

3. Jika data yang tersedia untuk menghitung rasio keuangan, maka akan

menimbulkan kesulitan menghitung rasio.

a Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron.

b Jika dua perusahaan dibandingkan, maka bisa saja teknik dan

Standar Akuntansi yang dipakai oleh perusahaan tersebut tidak

sama. Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan akan

menimbulkan kesalahan.

2.2.2.5. Jenis-Jenis Analisis Rasio Keuangan

Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan

dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat kondisi

(32)

Menurut Sutrisno (2003: 247-254) ada beberapa cara

menggolongkan atau mengklasifikasi dari analisa rasio, yaitu sebagai

berikut :

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya

yang segera harus dipenuhi.

a. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar adalah rasio yang paling sering

membandingkan antara aktiva lancar yang dimiliki perusahaan

dengan hutang jangka pendek. Aktiva lancar disini meliputi kas,

piutang dagang, efek, persediaan, dan aktiva lancar lainnya.

Sedangkan hutang jangka pendek meliputi hutang dagang, hutang

wesel, hutang bank, hutang gaji, dan hutang lainnya yang harus

dibayar.

Rasio Lancar dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Lancar Hutang

lancar Aktiva lancar

Rasio 

Sumber : Sutrisno (2003 : 247)

b. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio cepat merupakan rasio antara aktiva lancar sesudah

dikurangi persediaan dengan hutang lancar. Rasio ini

menunjukkan besarnya alat likuid yang paling cepat yang bisa

(33)

Rasio Cepat dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Sumber : Sutrisno (2003 : 248).

c. Cash Ratio (CR)

Cash ratio (CR) adalah merupakan rasio yang

membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang bisa segera

menjadi uang kas dengan hutang lancar.

Cash Ratio (CR) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Lancar

Sumber : Sutrisno (2003 : 248).

Dalam penelitian ini jenis rasio likuiditas yang digunakan

adalah Cash Ratio, dengan alasan bahwa semakin kuat posisi kas

suatu perusahaan, hal ini menunjukan bahwa tingkat pertumbuhan

laba suatu perusahaan juga mengalami peningkatan.

2. Rasio Leverage

Rasio leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang.

a. Debt Ratio (DR)

Debt ratio (DR) digunakan untuk mengukur berapa besar

aktiva perusahaan yang dibiayai oleh kreditur.

Debt Ratio dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Sumber : Sutrisno (2003 : 289).

Aktiva Total

Hutang Total

(34)

b. Debt to Equity Ratio (DER)

DER merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

seberapa besar perusahaan di belanjai oleh pihak kreditur.

Debt to Equity Ratio (DER) dapat dihitung dengan rumus

sebagai berikut :

Sumber : Sutrisno (2003 : 250)

Dalam penelitian ini jenis rasio leverage yang digunakan

adalah Debt Ratio (DR), dengan alasan bahwa semakin tinggi Debt

Ratio (DR) maka semakin besar jumlah modal pinjaman yang

digunakan dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.

Modal Hutang Total

DER

3. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

seberapa besar efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber

dananya.

a. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)

Persediaan merupakan komponen utama dari barang yang

dijual, oleh karena itu semakin tinggi persediaan berputar

semakin tinggi persediaan.

Perputaran persediaan dapat dihitung dengan rumus

sebagai berikut :

(35)

b. Perputaran Piutang (Receivable Turnover)

Perputaran piutang merupakan ukuran efektifitas

pengelolaan piutang. Semakin cepat perputaran piutang, semakin

efektif perusahaan dalam mengelola piutangnya.

Perputaran piutang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Piutang Penjualan Piutang

Perputaran 

Sumber : Sutrisno (2003 : 252)

c. Perputaran Aktiva (Total Assets Turnover)

Perputaran aktiva merupakan ukuran efektifitas

pemanfaatan aktiva dalam menghasilkan penjualan.

Perputaran Aktiva dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Aktiva

Dalam penelitian ini jenis rasio Aktivitas yang digunakan

adalah Perputaran aktiva, dengan alasan bahwa semakin besar

perputaran aktiva semakin efektif perusahaan mengelolah aktivanya

untuk menghasilan keuntungan

4. Rasio Keuntungan

Rasio keuntungan adalah rasio yang digunakan untuk

mengukur efektifitas perusahaan dalam mendapatkan keuntungan.

a. Net Profit Margin (NPM)

Net Profit margin (NPM) merupakan kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dibandingkan

(36)

Net Profit Margin dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

b. Return On Assets (ROA)

Return on assets (ROA) juga disebut sebagai rentabilitas

ekonomis, merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki.

Return On Assets (ROA) dapat dihitung dengan rumus

sebagai berikut :

Sumber : Sutrisno (2003 : 254)

c. Return On Equity (ROE)

Return On Equity (ROE) merupakan kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan modal

sendiri yang dimiliki.

Return On Equity (ROE) dapat dihitung dengan rumus

sebagai berikut :

Sumber : Sutrisno (2003 : 255)

Dalam penelitian ini jenis rasio keuntungan yang digunakan

adalah Return on assets (ROA), dengan alasan bahwa semakin tinggi

ROA, maka efektivitas kegiatan operasional manajemen dalam

mendayagunakan seluruh aktiva perusahaan untuk menghasilkan

(37)

2.2.3. Pertumbuhan Laba

Bagi para analis, laporan keuangan merupakan media yang paling

penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan,

selain itu laporan keuangan juga merupakan alat untuk menilai kinerja

keuangan perusahaan (Harahap, 2002 : 105). Inti dalam pelaporan

keuangan adalah informasi mengenai kinerja perusahaan yang tersedia

dengan mengukur laba (earning), earning sebagai alat untuk mengukur

kinerja perusahaan, memberikan informasi berkaitan dengan tanggung

jawab manajemen dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan

kepada mereka. Informasi laba juga membantu pemilik atau pihak lain

dalam melakukan penaksiran atas kemampulabaan (earning power)

perusahaan dimasa yang akan datang. (Widyastuti, 2004 : 25)

Menurut Choriri dan Ghozali, (2001) (dalam Widyastuti, 2004 : 27)

mendefinisikan earning adalah perubahan dalam capital perusahaan

diantara dua investasi oleh pemilik dan distribusi kepada pemilik, dimana

capital dinyatakan dalam bentuk nilai dan didasarkan pada skala

pengukuran tertentu.

Selanjutnya menurut Sumarso (1994) dalam Susiono, 2002 : 11)

laba bersih adalah selisih bersih pendapatan atas biaya - biaya yang

dibebankan dan merupakan kenaikan bersih atas modal yang berasal dari

kegiatan usaha. (Sumarso (1994) dalam Susiono, 2002 : 11)

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa laba

adalah selisih anatara pendapatan dengan biaya, dimana pendapatan lebih

(38)

Menurut Sharpe (1995 : 220 - 221) menjelaskan bahwa:

Pertumbuhan laba yang baik mengisyaratkan bahwa perusahaan

mempunyai laba yang baik, yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai

perusahaan.

Dalam penelitian ini tingkat pertumbuhan laba adalah selisih laba

pada saat sekarang dikurangi laba tahun sebelumnya dibagi dengan laba

sebelumnya. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala ratio dan

satuan pengukurannya adalah rupiah (%).

Pertumbuhan Laba dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Sumber : Meythi (2005 : 260)

2.2.4. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba

Analisa rasio keuangan pada dasarnya merupakan perhitungan

rasio-rasio yang tidak hanya berguna bagi kepentingan intern perusahaan

melainkan juga bagi pihak luar. Penganalisa harus mampu untuk

menyesuaikan faktor-faktor yang ada pada periode atau waktu ini dengan

faktor-faktor dimasa yang akan datang yang mungkin akan mempengaruhi

posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan yang bersangkutan

(Munawir, 2000 : 64).

Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya yang

segera harus dipenuhi. Kewajiban yang segera harus dipenuhi adalah

(39)

mengukur tingkat keamanan kreditur jangka pendek, serta mengukur

apakah operasi perusahaan tidak akan terganggu bila kewajiban jangka

pendek ini segera ditagih (Sutrisno (2003: 247) Para investor sebelum

menanamkan modalnya, mereka harus mengetahui bagaimana keadaan dari

rasio tersebut, hal ini dilakukan untuk memperkecil resiko yang akan

dihadapi dimasa yang akan datang, rasio ini membandingkan aktiva lancar

yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijadikan jaminan utang yang dimilik

oleh perusahaan, semakin besar aktiva lancar yang dimiliki oleh

perusahaan, maka resiko pengembalian dana investasi dari para investor

akan sedikit, hal ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan laba

perusahaan..hal ini didukung oleh “Teory Keuangan menyatakan

“penggunaan hutang mengakibatkan penghasilan setelah pajak yang

tersedia bagi pemegang saham menjadi lebih besar daripada perusahaan

tidak menggunakan hutang. (Merton Miller, 1963)

Rasio leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Seorang

investor tidak hanya melihat kemungkinan tingkat pengembaliannya tetapi

juga melihat seberapa besar resiko yang ditanggung perusahaan. Semakin

besar hutang yang dipakai untuk mendanai perusahaan maka tingkat

resikonya juga semakin tinggi. Tetapi apabila perusahaan dapat

mempertahankan tingkat resiko serendah mungkin maka membuat investor

tidak akan khawatir dalam melakukan investasi. Sehingga kepercayaan

investor akan tinggi terhadap suatu perusahaan. Hal ini didukung oleh

(40)

bahwa orang dimotivasi untuk bekerja bila mengharapkan usaha-usaha

yang ditingkatkan akan mengarah kebalas jasa tertentu dan menilai balas

jasa sebagai hasil dari usaha-usaha mereka. Teori ini menunjukan bahwa

perusahaan dapat mempertahankan tingkat resiko serendah mungkin dalam

menggunakan hutang yang dipakai untuk mendanai perusahaan dengan

harapan investor tidak akan khawatir dalam melakukan investasi

Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

seberapa besar efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber

dananya. Rasio aktivitas dinyatakan sebagai perbandingan penjualan

dengan berbagai elemen aktiva. Untuk itu pihak manajemen harus bisa

mengelola aktiva dan modal yang dimiliki perusahaan dalam operasional

perusahaan semaksimal mungkin agar menghasilkan laba yang maksimal,

selain itu pihak manajemen harus menekan tingkat risiko sekecil mungkin

dari besarnya hutang yang dipakai untuk mendanai perusahaan, misalnya

untuk aktiva lancar hendaknya dibiayai dengan hutang jangka pendek,

sedangkan aktiva tetap yang tidak berputar (misalnya tanah) pada

prinsipnya dibiayai dengan modal sendiri dan untuk aktiva tetap yang

berputar secara berangsur – angsur (misalnya gedung atau mesin) dapat

dibiayai dengan hutang jangka panjang atau modal sendiri.

Rasio Keuntungan ini dapat digunakan untuk mengukur efektivitas

kegiatan operasional manajemen dalam mendayagunakan seluruh aktiva

perusahaan untuk menghasilkan keuntungan bagi investor.. apabila nilai

rasio ini tinggi, maka perusahaan tersebut dikatakan menggunakan assets

yang ada dengan efisiensi dan efektif, sehingga para pemegang saham

(41)

hal ini berarti perusahaan mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi, hal

ini didukung oleh Teori Path Goal yang menyatakan “Goal theory

indicated that an individual behavior is regulated by his or her conscious

idea intention” (Luthans, 1995), yang artinya bahwa penilaian kinerja ini

dapat memberikan umpan balik bagi manajemen bawah dan manajemen

menengah tentang bagaimana manajemen puncak menilai kinerja mereka

dalam mendayagunakan seluruh aktiva perusahaan untuk menghasilkan

keuntungan bagi investor.

2.3. Kerangka Pikir

Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu yang telah dijelaskan di

atas maka dapat di buat premis-premis sebagai berikut :

Premis 1 : Retun On Asset yang paling baik dalam memprediksi

pertumbuhan laba.(Meythi, 2005)

Premis 2 : Rasio Solvabilitas dan Rasio Aktivitas berpengaruh Terhadap

Rasio Kemampulabaan (Anita Rahmawati, 2002)

Premis 3 : Teory Keuangan menyatakan “penggunaan hutang

mengakibatkan penghasilan setelah pajak yang tersedia bagi

pemegang saham menjadi lebih besar daripada perusahaan

tidak menggunakan hutang. (Merton Miller, 1963)

Premis 4: Expectany Value theory yang dikemukakan oleh Vroom (1964)

menyatakan perusahaan dapat mempertahankan tingkat resiko

serendah mungkin dalam menggunakan hutang yang dipakai

untuk mendanai perusahaan dengan harapan investor tidak akan

(42)

Premis 5 : Teori Path Goal yang menyatakan “penilaian kinerja ini dapat

memberikan umpan balik bagi manajemen bawah dan

manajemen menengah tentang bagaimana manajemen puncak

menilai kinerja mereka dalam mendayagunakan seluruh aktiva

perusahaan untuk menghasilkan keuntungan bagi investor.

Berdasarkan perumusan masalah serta fakta-fakta pendukung yang

telah diuraikan sebelumnya maka dapat disusun sebuah kerangka pikir seperti

ini ditunjukkan pada gambar 1, sebagai berikut :

Rasio Likuiditas

Debt to Equity Ratio

(43)

2.4. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka hipotesis yang dapat

digunakan sebagai dugaan sementara adalah

H1 : Diduga bahwa Rasio Likuiditas mampu memprediksi pertumbuhan

laba di masa yang akan datang.pada perusahaan Farmasi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia. (didukung oleh premis 3)

H2 : Diduga bahwa Rasio Leverage mampu memprediksi pertumbuhan

laba di masa yang akan datang.pada perusahaan Farmasi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia. (didukung oleh premis 4)

H3 : Diduga bahwa Rasio Aktivitas mampu memprediksi pertumbuhan

laba di masa yang akan datang.pada perusahaan Farmasi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.(didukung oleh premis 2)

H4 : Diduga bahwa Rasio Keuntungan mampu memprediksi pertumbuhan

laba di masa yang akan datang.pada perusahaan Farmasi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia. (didukung oleh premis 1, premis 2

(44)

3.1.Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu

variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan (Nazir,

2005: 126).

Penelitian ini menggunakan Rasio Keuangan sebagai variabel bebas

(X) dan Pertumbuhan Laba sebagai variabel terikat (Y).

Adapun definisi operasional dari masing-masing variabel penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Variabel Bebas (X)

Rasio Keuangan, terdiri dari : 1. Rasio Likuiditas

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya yang segera harus

dipenuhi Dalam penelitian ini jenis rasio likuiditas yang digunakan

adalah Cash Ratio (CR)

Variabel ini diukur dengan menggunakan skala rasio dan satuan

pengukurannya adalah kali (x).

Cash Ratio (CR) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

HutangLancar

Efek Kas

Ratio

ash  

C

Sumber : Sutrisno (2003 : 248)

(45)

2. Rasio Leverage

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sampai

seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Dalam penelitian

ini jenis rasio Leverage yang digunakan adalah Debt Ratio (DR).

Variabel ini diukur dengan menggunakan skala rasio dan satuan

pengukurannya adalah kali (x).

Debt Ratio (DR) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Sumber : Sutrisno (2003 : 289) Aktiva

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa

besar efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber dananya.

Dalam penelitian ini jenis rasio Aktivitas yang digunakan adalah

Perputaran Aktiva (Total Assets Turnover)

Variabel ini diukur dengan menggunakan skala rasio dan satuan

pengukurannya adalah kali (x).

Perputaran Aktiva dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Aktiva

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas

perusahaan dalam mendapatkan keuntungan. Dalam penelitian ini jenis

(46)

Variabel ini diukur dengan menggunakan skala rasio dan satuan

pengukurannya adalah persen (%).

Return On Assets (ROA)dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

%

Sumber : Sutrisno (2003 : 254)

Variabel Terikat (Y) Pertumbuhan Laba

Laba merupakan kenaikan modal yang diperoleh perusahaan sebagai

dampak dari transaksi perusahaan pada periode tertentu. (Baridwan, 2000:

31). Sedangkan pertumbuhan laba adalah selisih laba pada saat sekarang

dikurangi laba tahun sebelumnya dibagi dengan laba sebelumnya. Variabel

ini diukur dengan menggunakan skala ratio dan satuan pengukurannya adalah

rupiah (%).

Pertumbuhan Labadapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Sumber : Meythi (2005 : 260)

3.2.Teknik Penentuan Populasi dan Sampel 3.2.1. Populasi

Populasi adalah himpunan individu, unit, elemen, yang memiliki ciri

atau karakteristik yang sama (Sugiyono, 2006 : 55), Dari pengertian

tersebut maka populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

data laporan keuangan perusahaan Farmasi yang terdaftar di PT. Bursa Efek

(47)

3.2.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2006 : 56). Teknik pengambilan sampel

merupakan bagian dalam melaksanakan suatu penelitian, untuk itu teknik

pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive

Sampling yaitu teknik penentuan sampel yang ditujukan untuk tujuan

tertentu dan berdasarkan kriteria – kriteria yang telah ditetapkan.

(Sugiyono, 2006 : 78).

Adapun kriteria – kriteria dalam pengambilan sampel tersebut yaitu

antara lain :

1. Perusahaan sampel adalah perusahaan Farmasi yang terdaftar di PT.

Bursa Efek Indonesia per 31 Desember 2005 sampai per 31 Desember

2008, serta yang masih aktif dalam melakukan perdagangan saham

2. Perusahaan sampel adalah perusahaan Farmasi yang mempunyai

laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen

3. Perusahaan sampel adalah perusahaan Farmasi yang selama 4 (empat)

tahun berturut – turut yaitu tahun 2005 – 2008 memperoleh laba.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan dalam pengambilan

sampel tersebut di atas, maka jumlah sampel yang digunakan dalam

penelitian ini sebanyak 4 perusahaan.

Adapun nama-nama perusahaan yang dijadikan sampel dalam

penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

1. PT. Darya Varia Laboratoria, Tbk

2. PT. IndoFarma (Persero), Tbk

3. PT. Kimia Farma, Tbk

(48)

3.3.Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yaitu berupa

laporan Neraca dan Laporan Laba Rugi perusahaan Farmasi per 31

Desember 2005 sampai per 31 Desember 2008, dan sumber data berasal

dari PT. Bursa Efek Indonesia.

3.3.2. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi

yaitu mengkopi, mencatat, mempelajari, dan menganalisa laporan keuangan

tahunan (Anual report), dari perusahaan yang dijadikan sampel dan tersedia

di PT. Bursa Efek Indonesia dan terdiri dari laporan Neraca dan Laporan

Laba Rugi per 31 Desember 2005 sampai per 31 Desember 2008,

sedangkan untuk pertumbuhan laba adalah Laporan Laba Rugi per 31

Desember 2004 sampai per 31 Desember 2008.

3.4.Uji Kualitas Data 3.4.1. Uji Normalitas

Menurut Ghozali, (2002 : 74) Uji Normalitas merupakan suatu alat

uji yang digunakan untuk menguji apakah dari variabel – variabel yang

digunakan dalam model regresi mempunyai distribusi normal atau tidak.

Untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal, dapat diuji

dengan metode Kolmogorov Smirnov

Dasar analisis yang digunakan yaitu nilai signifikansi atau nilai

probabilitasnya (Asymp sig (2-tailed) > 5%, maka data tersebut

(49)

3.4.2. Uji Asumsi Klasik

Teknik Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi

linier berganda. Dalam persamaan regresi linier berganda harus bersifat

BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), artinya pengambilan keputusan

melalui uji regresi ini tidak bias (Sesuai dengan tujuan) Untuk mengambil

keputusan BLUE, maka harus dipenuhi diantaranya tiga asumsi klasik yang

tidak boleh dilanggar oleh persamaan tersebut, yaitu tidak boleh ada

autokorelasi, multikolinearitas, dan heteroskedasitas (Gujarati, 1999 : 153)

1. Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menentukan apakah dalam

suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu

pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (Ghozali, 2002 : 61).

Alat uji yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya gejala

autokorelasi adalah uji Durbin Watson.

Menurut Santoso (2001 : 218) deteksi adanya Autokolerasi

adalah :

a. Angka D-W di bawah - 2, hal ini berarti ada Autokolerasi positif.

b. Angka D-W diantara -2 sampai +2, hal ini berarti tidak ada

Autokolerasi.

2. Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam

persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas.

(Ghozali, 2002 : 57). Alat uji yang digunakan untuk mengetahui ada

tidaknya multikolinieritas dalam penelitian ini dengan melihat

(50)

Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai VIF (Variance

Inflation Factor) < 10, maka hal ini berarti dalam persamaan regresi

tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau bebas

Multikolinieritas (Ghozali, 2002 : 57-59)

3. Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain (Ghozali, 2002: 69). Alat uji yang

digunakan untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas secara

kuantitatif dalam suatu persamaan regresi dapat dilakukan dengan uji

korelasi Rank Spearman.

Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai Sig (2-tailed) >

0,05, maka maka hal ini berarti dalam model regresi tidak terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

lainnya atau bebas Heteroskedastisitas (Santoso, 2001 : 301)

3.5.Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.5.1. Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda.

Adapun model persamaan regresi yang digunakan yaitu sebagai berikut

Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4+ e

(Djarwanto, 2001 : 176)

Keterangan :

Y = Pertumbuhan laba

(51)

X2 = Debt Ratio (DR)

X3 = Total Assets Turnover

X4 = Return On Assets (ROA)

bo = Konstanta

b1,2,3,,4 = Koefisien regresi

e = Standart Error

3.5.2. Uji Hipotesis

3.5.2.1. Uji Kesesuaian Model

Uji F ini dilakukan untuk menguji sesuai tidaknya model regresi

yang dihasilkan guna melihat kemampuan rasio keuangan yang terdiri

dari Rasio likuiditas, Rasio leverage, Rasio aktivitas, dan Rasio

keuntungan dalam memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan

datang

Prosedur Uji F :

1. H0 : b1,,,b4 = 0 (artinya model regresi yang dihasilkan tidak cocok

guna melihat kemampuan rasio keuangan yang terdiri

dari Rasio likuiditas, Rasio leverage, Rasio aktivitas,

dan Rasio keuntungan dalam memprediksi

pertumbuhan laba di masa yang akan datang

H1 : b1,,,b4≠ 0 (artinya model regresi yang dihasilkan cocok guna

melihat kemampuan rasio keuangan yang terdiri dari

Rasio likuiditas, Rasio leverage, Rasio aktivitas, dan

Rasio keuntungan dalam memprediksi pertumbuhan

laba di masa yang akan datang

(52)

3. Kriteria keputusan

i. Jika nilai probabilitas > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak

yang berarti model regresi yang dihasilkan tidak cocok guna

melihat kemampuan rasio keuangan yang terdiri dari Rasio

likuiditas, Rasio leverage, Rasio aktivitas, dan Rasio keuntungan

dalam memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang

ii. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima

yang berarti model regresi yang dihasilkan cocok guna melihat

kemampuan rasio keuangan yang terdiri dari Rasio likuiditas,

Rasio leverage, Rasio aktivitas, dan Rasio keuntungan dalam

memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang

3.5.2.2. Uji Parsial

Uji t ini dilakukan untuk mengetahui dan membuktikan secara

empiris kemampuan rasio keuangan yang terdiri dari Rasio likuiditas,

Rasio leverage, Rasio aktivitas, dan Rasio keuntungan dalam

memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang

Prosedur Uji t :

1. H0 : bj = 0 (artinya rasio keuangan yang terdiri dari Rasio likuiditas,

Rasio leverage, Rasio aktivitas, dan Rasio keuntungan

secara parsial mempunyai kemampuan dalam

memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang

H1 : bj≠ 0 (artinya rasio keuangan yang terdiri dari Rasio likuiditas,

Rasio leverage, Rasio aktivitas, dan Rasio keuntungan

secara parsial tidak mempunyai kemampuan dalam

(53)

2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05

3. Kriteria keputusan :

i. Jika nilai probabilitas > 0,05, maka Ho diterima dan H1 ditolak,

yang berarti rasio keuangan yang terdiri dari Rasio likuiditas,

Rasio leverage, Rasio aktivitas, dan Rasio keuntungan secara

parsial tidak mempunyai kemampuan dalam memprediksi

pertumbuhan laba di masa yang akan datang

ii. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima,

yang berarti rasio keuangan yang terdiri dari Rasio likuiditas,

Rasio leverage, Rasio aktivitas, dan Rasio keuntungan secara

parsial mempunyai kemampuan dalam memprediksi

(54)

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

Berdasarkan pada teknik penentuan sampel, maka jumlah sampel

yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 4 perusahaan Farmasi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2005 – 2008 dan untuk lebih

jelasnya, berikut ini merupakan gambaran dari masing-masing perusahaan

yang dijadikan sampel, yaitu :

1. PT. Darya Varia Laboratoria, Tbk

PT. Darya Varia Laboratoria, Tbk, didirikan pada tanggal 5

Febuari 1976, dengan berdasarkan akta Notaris No. 5 yang dibuat

dihadapkan Abdul Latief, SH.

Perseroan bergerak dalam bidang manufaktur, perdagangan dan

distribusi, produk – produk farmasi, produk – produk kimia yang

berhubungan dengan farmasi dan perawatan kesehatan, dengan kantor

pusat yang berkedudukan di Bogor dan Jakarta, dan Perseroan memulai

kegiatan operasi secara komersial pada tahun 1976.

2. PT. IndoFarma (Persero), Tbk

PT. IndoFarma (Persero), Tbk, didirikan pada tanggal 2 Januari

1996 dan diubah dengan akta No 134 tanggal 26 Januari 1996 keduanya

dari notaris Sutjipto, SH.

Perseroan bergerak dalam bidang memproduksi bahan baku dan

bahan penolong farmasi serta bahan kimia termasuk agrokimia, baik

(55)

sendiri maupun atas dasar lisensi atau pembuatan atas dasar upah, selain

itu perusahaan juga memproduksi obat jadi, seperti obat – obatan

esensial, atau generik, serta produk makanan baik yang ada

hubungannya dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, dengan

kantor pusat dan pabrik yang berkedudukan di Jalan Indofarma No. 1

Cibitung, Bekasi, dan Perseroan memulai kegiatan operasi secara

komersial pada tahun 1983.

3. PT. Kimia Farma, Tbk

PT. Kimia Farma, Tbk, didirikan pada tanggal 16 Agustus 1971,

dan diubah dengan akta No 18 tanggal 11 Oktober 1971 keduanya dari

notaris Soelaeman Ardjasasmita, SH.

Perseroan bergerak dalam bidang distribusi obat dan bahan baku

obat, dengan kantor pusat yang berkedudukan di Jakarta, dan memiliki

unit produksi yang berlokasi di Jakarta, Bandung, Semarang, Watudakon

(Mojokerto), dan Tanjung Morawa Medan dan Perseroan memulai

kegiatan operasi secara komersial pada tahun 1817.

4. PT. Tempo Scan Pasific Tbk

PT. Tempo Scan Pasific, Tbk, didirikan pada tanggal 20 Mei

1970, dengan berdasarkan akta Notaris No. 37 yang dibuat dihadapkan

Ridwan Suselo, SH.

Perseroan bergerak dalam bidang usaha Farmasi, dengan kantor

pusat yang berkedudukan di Gedung Bina Mulia II, Lantai 5, Jl Rasuna

Said, Kav 11 Jakarta, dan Perseroan memulai kegiatan operasi secara

Gambar

Tabel 1 : Data Tingkat “Pertumbuhan Laba” Perusahaan Farmasi   Tahun 2005 - 2008
Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir
Tabel. 2 : Rekapitulasi Data : “Cash Ratio (X1)”         Periode 2005 – 2008
Tabel. 3 : Rekapitulasi Data : “Debt Ratio (DR) (X2)”         Periode 2005 – 2008
+7

Referensi

Dokumen terkait

dengan baik ketika siswa duduk di kelas selanjutnya dibandingkan dengan siswa yang.. tidak berhasil melakukan penyesuaian sosial dengan baik selama masa awal

kepemimpinan terhadap kinerja karyawan adanya pengaruh

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) terdapat pengaruh positif persepsi bantuan pendidikan terhadap prestasi peserta didik kelas XI pada mata

Here, the researcher presents the study of Children as Victims of War in Bahman Ghobadi’s Turtles Can Fly Movie (2005) by using Sociological Perspective. And the film script by

Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW uswatun khasanah, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi

Uji-t ( t-test ) antara 2 waktu pengamatan berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 4 lampu dengan asumsi warna lampu tidak berpengaruh. Mean

Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI, Jakarta in: Sari, I.K., dan Widodo, E., Gambaran Penggunaan Obat Pada Pasien Skizofrenia Dewasa Di Instalasi

Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.. Januari