SKRIPSI
Oleh :
SITI KUSNIYAH 0513010338/FE/EA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Akuntansi
Oleh :
SITI KUSNIYAH 0513010338/FE/EA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN FARMASI
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
yang diajukan :
SITI KUSNIYAH 0513010338/FE/EA
disetujui untuk ujian lisan oleh
Pembimbing Utama
Drs. Ec. H.E. Achsan, AK Tanggal : ………. NIP. 030 181 665
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
dan hidayah-Nya, sehingga tugas penyusunan skripsi dengan judul : “Analisis
Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. dapat terselesaikan dengan baik.
Adapun maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagian
persyaratan agar memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur di
Surabaya.
Sejak adanya ide sampai tahap penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari
sepenuhnya bahwa banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. H. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi, sebagai Ketua Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Drs. Ec. H.E. Achsan, AK, selaku Dosen Pembimbing Utama, yang
telah banyak meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan,
pengarahan, dorongan dan saran untuk penulis.
5. Para dosen dan staff karyawan Fakultas Ekonomi Uneversitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur
7. Buat Ibunda dan Ayahanda yang tercinta, serta buat saudara – saudaraku yang
tersayang, tiada kata yang bisa ananda ucapkan, selain kata terima kasih yang
sebanyak - sebanyaknya, karena beliaulah yang selama ini telah memberi
dorongan semangat baik material maupun spiritual, dan memberikan curahan
kasih sayangnya sampai skripsi ini selesai.
Semoga Allah SWT memberikan rahmat-Nya atas semua bantuan yang
telah mereka berikan selama penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dengan terbatasnya pengalaman serta
kemampuan, memungkinkan sekali bahwa bentuk maupun isi skripsi ini jauh dari
sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak
yang mengarah kepada kebaikan dan kesempurnaan skripsi ini.
Sebagai penutup penulis mengharapkan skripsi ini dapat memberikan
sumbangan kecil yang berguna bagi masyarakat, almamater, dan ilmu
pengetahuan.
Surabaya, Mei 2010
Penulis
DAFTAR ISI... iii
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR... vii
ABSTRAKSI... viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1
1.2. Perumusan Masalah... 5
1.3. Tujuan Penelitian... 5
1.4. Manfaat Penelitian... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 6
2.2. Landasan Teori ... 8
2.2.1. Laporan Keuangan ... 8
2.2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan ... 8
2.2.1.2. Asumsi Dasar Laporan Keuangan... 9
2.2.1.3. Tujuan Laporan Keuangan... 10
2.2.1.4. Manfaat Laporan Keuangan... 11
2.2.1.5. Jenis – Jenis Laporan Keuangan ... 13
2.2.2. Analisis Rasio Keuangan ... 16
2.2.2.1. Pengertian Analisis Rasio Keuangan ... 16
2.2.3. Pertumbuhan Laba ... 25
2.2.4. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba . 26 2.3. Kerangka Pikir ... 29
2.4. Hipotesis ... 31
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 32
3.2. Teknik Penentuan Populasi dan Sampel ... 34
3.2.1. Populasi ... 34
3.2.2. Sampel... 35
3.3. Teknik Pengumpulan Data... 36
3.3.1. Jenis Dan Sumber Data ... 36
3.3.2. Pengumpulan Data ... 36
3.4. Uji Kualitas Data... 36
3.4.1. Uji Normalitas... 36
3.4.2. Uji Asumsi Klasik ... 36
3.5. Teknik Analisis Dan Pengujian Hipotesis ... 38
3.5.1. Teknik Analisis ... 38
3.5.2. Uji Hipotesis... 39
3.5.2.1. Uji Kesesuaian Model... 39
3.5.2.2. Uji Parsial... 40
4.3. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis ... 49
4.3.1. Uji Normalitas... 49
4.3.2. Uji Asumsi Klasik ... 50
4.3.3. Teknik Analisis ... 53
4.3.4. Uji Hipotesis... 56
4.3.4.1. Uji Kesesuaian Model... 56
4.3.4.2. Uji Parsial... 57
4.4. Pembahasan... 59
4.4.1. Implikasi... 59
4.4.2. Perbedaan Dengan Penelitian Sebelumnya ... 62
4.4.3. Konfirmasi Hasil Penelitian Dengan Tujuan Dan Manfaat... 63
4.4.4. Keterbatasan Penelitian... 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan... 65
5.2. Saran ... 66
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Tabel. 1 Data Tingkat “Pertumbuhan Laba” Perusahaan Farmasi
Tahun 2005 - 2008 ... 4
Tabel. 2 Rekapitulasi Data : “Cash Ratio (X1)” Periode 2005 – 2008... 44
Tabel. 3 Rekapitulasi Data : “Debt Rasio (DR) (X2)” Periode 2005 – 2008... 45
Tabel. 4 Rekapitulasi Data : “Perputaran Aktiva (X3)” Periode 2005 – 2008... 46
Tabel. 5 Rekapitulasi Data : “Return On Assets (ROA) (X4)” Periode 2005 – 2008... 47
Tabel. 6 Rekapitulasi Data : “Pertumbuhan Laba (Y)” Periode 2005 – 2008... 48
Tabel. 7 Hasil Uji Normalitas... 50
Tabel. 8 Hasil Uji Multikolinieritas… ... 52
Tabel. 9 Hasil Uji Heteroskedastisitas… ... 53
Tabel. 10 Hasil Pendugaan Parameter Regresi Linier Berganda … ... 54
Tabel. 11 Hasil Analisis Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat … ... 56
Tabel. 12 Koefisien Determinasi (R Square / R2) … ... 56
Tabel. 13 Hasil Analisis Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat … ... 57
Gambar. 1. Diagram Kerangka Pikir ... 30
ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Oleh :
SITI KUSNIYAH
Abstrak
Sebelum melakukan suatu investasi, seorang investor harus mempertimbangkan beberapa faktor diantaranya dengan melakukan penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan itu. Dengan mengetahui kinerja keuangan perusahaan maka dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan finansial dari perusahaan tersebut, kemudian menganalisisnya, sehingga kita dapat menilai hal apa yang dicapai di masa lalu dan di masa yang sedang berjalan. (Sunariyah, 1997 : 2). Analisis rasio merupakan suatu bentuk atau cara yang umum digunakan dalam menganalisis laporan finansial suatu perusahaan. Dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan. Menurut Sutrisno (2003: 247-254) ada beberapa cara menggolongkan atau mengklasifikasi dari analisa rasio, yaitu Rasio likuiditas, Rasio leverage Rasio aktivitas dan Rasio keuntungan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan membuktikan kemampuan rasio keuangan yang terdiri dari Rasio likuiditas, Rasio
leverage, Rasio aktivitas, dan Rasio keuntungan dalam memprediksi pertumbuhan
laba di masa yang akan datang
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 4 perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2005 – 2008. Sumber data yang digunakan berasal dari Bursa Efek Indonesia, dan Pusat Refrensi Pasar Modal. dan data yang diperoleh tersebut dianalisis dengan menggunakan Uji Regresi Linier Berganda dengan alat bantu komputer, yang menggunakan program SPSS. 16.0
For Windows
Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa untuk Rasio Likuiditas dan Rasio Keuntungan mampu memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga hipotesis 1 dan hipotesis 4, terbukti kebenarannya, sedangkan untuk Rasio
Leverage dan Rasio Aktivitas tidak mampu memprediksi pertumbuhan laba di masa
yang akan datang pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga hipotesis 2 dan hipotesis 3, tidak terbukti kebenarannya.
FINANSIAL RATIO ANALYSIS FOR THE TO PREDICT OF PROFIT GROWTH of AT PHARMACY COMPANY WHICH ENLIST
IN EFFECT EXCHANGE INDONESIA
Oleh :
SITI KUSNIYAH
Abstrak
Before doing an invesment, a investor have to consider some factor among other things by doing assessment to that company's finance performance. Given the performance of company's finance hence can obtain;get the picture of about growth financial from the company, later;then analyse it, so that we have an eye for the matter of what reached in the past and in a period of which is walk the. (Sunariyah, 1997 : 2). Ratio analysis represent an form or way of used occasionally in analysing report financial of an company. By using analyzer in the form of this ratio will be able to explain or give the picture to analyst of about pros and cons of circumstance or financial position of an company. According to Sutrisno (2003: 247-254) there are some way of classifying from ratio analysis, that is Ratio likuiditas, ratio of Leverage of Ratio of activity and advantage Ratio. This research aim to to test and prove the ability of finance ratio consisted of by the Ratio likuiditas, ratio Leverage, Activity Ratio, and advantage Ratio in predict of profit growth in the future.
Sampel used in this research is 4 Pharmacy company enlisted in Effect Exchange of Indonesian in the year 2005 - 2008. Data source used come from Effect Exchange Indonesian, and Center the Refrensi Capital Market. and data obtained the analysed by using Doubled Linear Test Regresi by means of ... assist the computer, using program SPSS. 16.0 For Windows.
From inferential analysis result that predict of Ratio of Likuiditas and Advantage Ratio able to mempred of profit growth in the future at Pharmacy company which is enlisted in Effect Exchange Indonesian, so that hypothesis 1 and hypothesis 4, proven by its truth, while for the Ratio of Leverage and Activity Ratio unable to predict of profit growth in the future at Pharmacy company which is enlisted in Effect Exchange Indonesian, so that hypothesis 2 and hypothesis 3, unprovable is its truth.
1.1. Latar Belakang
Pasar Modal merupakan pertemuan pihak yang memerlukan dana
(borrower) dengan pihak yang bisa menyediakan dana atau yang mempunyai
kelebihan dana (lender). Kehadiran pasar modal memperbanyak pilihan
sumber dana bagi perusahaan. Manfaat lebih lanjut dari adanya pasar modal
adalah meningkatnya kemampuan perusahaan untuk menentukan struktur
modal yang optimal. Sementara itu, bagi para investor, pasar modal
merupakan wahana yang dapat dimanfaatkan untuk menginvestasikan
dananya sebagai sumber pendapatan. (Husnan, 1998 : 4)
Sebelum melakukan suatu investasi, seorang investor harus
mempertimbangkan beberapa faktor diantaranya dengan melakukan penilaian
terhadap kinerja keuangan prestasi perusahaan itu. Dengan mengetahui
kinerja keuangan perusahaan maka dapat memperoleh gambaran tentang
perkembangan finansial dari perusahaan tersebut, kemudian menganalisisnya,
sehingga kita dapat menilai hal apa yang dicapai di masa lalu dan di masa
yang sedang berjalan. (Sunariyah, 1997 : 2).
Analisis rasio merupakan suatu bentuk atau cara yang umum
digunakan dalam menganalisis laporan finansial suatu perusahaan. Dengan
menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau
memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik buruknya keadaan atau
posisi keuangan suatu perusahaan. Penganalisa harus mampu untuk
menyesuaikan faktor-faktor yang ada pada periode atau waktu ini dengan
faktor-faktor dimasa yang akan datang yang mungkin akan mempengaruhi
posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan yang bersangkutan (Munawir,
2000 : 64).
Menurut Sutrisno (2003: 247-254) ada beberapa cara menggolongkan
atau mengklasifikasi dari analisa rasio, yaitu Rasio likuiditas, Rasio leverage
Rasio aktivitas dan Rasio keuntungan
Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya yang
segera harus dipenuhi. Kewajiban yang segera harus dipenuhi adalah hutang
jangka pendek, oleh karena itu rasio ini bisa digunakan untuk mengukur
tingkat keamanan kreditur jangka pendek, serta mengukur apakah operasi
perusahaan tidak akan terganggu bila kewajiban jangka pendek ini segera
ditagih.
Rasio leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sampai
seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Rasio ini
mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh
kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang
dipergunakan untuk membayar hutang.
Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa
besar efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber dananya. Rasio
aktivitas dinyatakan sebagai perbandingan penjualan dengan berbagai elemen
aktiva. Rasio ini membandingkan tingkat penjualan dengan investasi dalam
berbagai rekening aktiva seperti perputaran persediaan, perputaran piutang
Rasio keuntungan adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
efektifitas perusahaan dalam mendapatkan keuntungan. Rasio ini juga
digunakan untuk mengukur tingkat efektifitas pengelolah (manajemen)
perusahan yang ditunjukan oleh jumlah keuntungan yang dihasilkan dari
penjualan dan investasi seperti profit margin, earning power, return on total
assets, return on equity, return on investment
Bagi manajemen finansial, dengan menghitung rasio-rasio akan
memperoleh suatu informasi tentang kekuatan dan kelemahan yang dihadapi
oleh perusahaan dibidang finansial, sehingga dapat digunakan dalam
pengambilan keputusan bagi kepentingan perusahaan untuk masa yang akan
datang (Harahap, 2006 : 297).
Penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan melalui analisa rasio
keuangan tersebut dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan
finansial dari perusahaan, sehingga kita dapat menilai hal apa yang telah
dicapai di masa lalu dan di masa yang sedang berjalan. Dalam penelitian ini
untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan, digunakan pertumbuhan laba,
karena laba merupakan sebagai alat untuk mengukur kinerja perusahaan,
yang memberikan informasi berkaitan dengan tanggung jawab menajemen
dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
(Munawir, 2000 : 68).
Dipilihnya perusahaan Farmasi sebagai sampel dikarenakan
perusahaan tersebut memiliki persaingan bisnis yang kuat akibat dari
aktivitas perdagangan saham yang tinggi. Selain itu perusahaan tersebut
merupakan bagian dari kebutuhan pokok yang memiliki perubahan yang
sangat cepat seiring dengan perkembangan jaman dan kemajuan teknologi
Berikut ini merupakan pertumbuhan laba perusahaan Farmasi selama
peride 2005 – 2008, yang dapat disajikan pada tabel 1, sebagai berikut :
Tabel 1 : Data Tingkat “Pertumbuhan Laba” Perusahaan Farmasi Tahun 2005 - 2008
No Nama Perusahaan Tahun Laba
Setelah Pajak
Pertumbuhan Laba
1 PT. Darya - Varia Laboratoria, Tbk. 2004 49.810.964,00
2005 71.576.356,00 43,70
Sumber : Bursa Efek Indonesia 2005 - 2008
Berdasarkan tabel. 1. terlihat bahwa tingkat pertumbuhan laba
selama periode 2005 - 2008, sebagian besar perusahaan mengalami
penurunan, sehingga menyebabkan investor ragu dalam melakukan investasi
pada perusahaan tersebut. Hal ini bisa menjadi ukuran seberapa besar tingkat
resiko yang akan dihadapi, serta seberapa besar dividen yang akan mereka
terima dimasa yang akan datang (Husnan, 1998 : 7)
Sesuai dengan latar balakang yang telah dikemukakan, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Rasio
1.2. Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang tersebut di atas, maka dirumuskan suatu
masalah, yaitu apakah rasio keuangan yang terdiri dari Rasio likuiditas, Rasio
leverage Rasio aktivitas dan Rasio keuntungan mampu memprediksi
pertumbuhan laba di masa yang akan datang.pada perusahaan Farmasi yang
terdafatar di Bursa Efek Indonesia.?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
menguji dan membuktikan kemampuan rasio keuangan yang terdiri dari
Rasio likuiditas, Rasio leverage, Rasio aktivitas, dan Rasio keuntungan
dalam memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
1 Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai solusi
alternatif dalam pengambilan keputusan untuk memecahkan
permasalahan yang berhubungan dengan kemampuan rasio keuangan
dalam memprediksi pertumbuhan laba perusahaan.
2 Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan
khasanah perpustakaan, bahan referensi, dan bahan masukan bagi
penelitian lebih lanjut, yang berhubungan dengan masalah yang ada.
3 Bagi Peneliti
Sebagai langkah kongkrit untuk penerapan ilmu berdasarkan teori yang
selama ini didapat, serta dapat menambah pengetahuan tentang kondisi
2.1.Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat
dipakai sebagai bahan pengkajian yang berkaitan dengan faktor – faktor yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan laba, pernah dilakukan oleh :
1. Meythi (2005)
Judul penelitian : “Rasio Keuangan yang Paling Baik untuk Memprediksi
Pertumbuhan Laba: Suatu Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”
Perumusan Masalah :
Manakah diatara rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan
aktivitas yang paling baik untuk memprediksi pertumbuhan laba?
Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan :
Bahwa diantara current ratio, quick ratio, debt ratio, equity to total
asset, equity to total liabilities, equity to fixed asset, profit margin, return
on asset, return on equity, fixed asset turnover, total asset turnover, dan
profit growth menujukkan bahwa retun on asset yang paling baik dalam
memprediksi pertumbuhan laba.
2. Rahmawati (2002)
Judul penelitian : “Pengaruh Rasio Solvabilitas Dan Rasio Aktivitas
Terhadap Rasio Kemampulabaan Pada Perusahaan Rokok Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Surabaya (BES)“
Perumusan Masalah :
a. Apakah Rasio Solvabilitas dan Rasio Aktivitas berpengaruh secara
simultan terhadap KemampuanLabaan pada perusahaan Rokok yang
terdaftar di Bursa Efek Surabaya (BES) ?
b. Apakah Rasio Solvabilitas dan Rasio Aktivitas berpengaruh secara
parsial terhadap KemampuanLabaan pada perusahaan Rokok yang
terdaftar di Bursa Efek Surabaya (BES) ?
Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan :
a. Secara simultan Rasio Solvabilitas dan Rasio Aktivitas berpengaruh
signifikan terhadap KemampuanLabaan pada perusahaan Rokok yang
terdaftar di BES.
b. Secara parsial Rasio Solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap
KemampuanLabaan pada perusahaan Rokok yang terdaftar di BES.
c. Secara parsial Rasio Aktivitas berpengaruh signifikan terhadap
KemampuanLabaan pada perusahaan Rokok yang terdaftar di BES.
3. Risyanti (2008)
Judul penelitian : “Kemampuan Rasio Keuangan Dalam Memprediksi
Kinerja Keuangan Perusahaan Makanan dan Minuman Yang terdaftar di
PT. Bursa Efek Jakarta”
Perumusan Masalah :
”Apakah rasio keuangan memiliki kemampuan untuk memprediksi
kinerja keuangan perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di PT.
Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan :
Berdasarkan analisis dalam penelitian ini berhasil membuktikan
bahwa rasio keuangan yang terdiri dari rasio likuiditas, rasio leverage,
rasio aktivitas dan rasio keuntungan memiliki kemampuan untuk
memprediksi kinerja keuangan perusahaan makanan dan minuman yang
terdaftar di PT. Bursa Efek Jakarta
Adapun persamaan penelitian sekarang dengan penelitian sebelumnya
adalah sama - sama membahas mengenai factor – factor yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan laba, sedangkan perbedaannya yaitu dari segi variabel
yang digunakan, pada penelitian ini menggunakan rasio keuangan yang
terdiri dari rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, dan rasio
keuntungan, periode penelitian yaitu tahun 2005 – 2008 dan objek penelitian
yaitu perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka
penelitian yang pernah dilakukan tersebut di atas digunakan sebagai
pendukung penelitian yang dilakukan sekarang ini, oleh karena itu penelitian
sekarang bukan merupakan duplikasi.
2.2. Landasan Teori 2.2.1. Laporan Keuangan
2.2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses
akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antar
data keuangan atau aktivitas suatu peusahaan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut (Munawir,
Bagi para analis, laporan keuangan merupakan media yang paling
penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan,
selain itu laporan keuangan juga merupakan alat untuk menilai kinerja
keuangan perusahaan (Harahap, 2002 : 105).
Menurut Baridwan (2000 : 17) laporan keuangan merupakan
ringkasan dari suatu proses pencatatan, ringkasan dari transaksi-transaksi
keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan, laporan
keuangan inilah yang menjadi dasar bagi para pemakainya dalam proses
pengambilan keputusan.
Selanjutnya Sutrisno (2003: 243) mendefinisikan Laporan
Keuangan adalah merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu
periode tertentu. Dengan melihat keuangan suatu perusahaan kita bisa
melihat bagaimana prestasi manajemen dalam periode tersebut.
Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pembukuan
yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang
terjadi selama satu periode akuntansi dan dinyatakan dalam satuan uang.
2.2.1.2. Asumsi Dasar Laporan Keuangan
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009: 6), penyusunan untuk
penyajian laporan keuangan mendasarkan pada dua asumsi dasar, yaitu:
1. Dasar Akrual
Untuk mencapai tujuannya, laporan keuangan disusun atas
diakui pada saat kejadian dan dicatat dalam catatan akuntansi serta
dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan.
Laporan keuangan yang disusun atas dasar akrual memberikan
informasi kepada pemakai tidak hanya transaksi masa lalu yang
melibatkan penerimaan dan pembayaran kas, tetapi juga kewajiban
pembayaran kas di masa depan, serta sumber dana yang
mempresentasikan kas yang akan diterima di masa depan. Oleh
karena itu, laporan keuangan menyediakan jenis informasi yang
paling berguna untuk pemakai laporan keuangan dalam pengambilan
keputusan ekonomi.
2. Kelangsungan Usaha
Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi
kelangsungan usaha perusahaan dan akan melanjutkan usahanya di
masa depan, jika maksud atau keinginan tersebut timbul, laporan
keuangan mungkin harus disusun dengan dasar yang berbeda dan
dasar yang digunakan harus diungkapkan.
2.2.1.3. Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan dibuat oleh manajemen yang merupakan hasil
akhir dari suatu proses pencatatan yang memuat tentang posisi keuangan
dengan tujuan untuk : (Munawir, 2000 : 3),
1. Mengukur tingkat biaya dari berbagai kegiatan perusahaan.
2. Untuk menentukan atau mengukur efisiensi tiap-tiap bagian, proses
atau produksi serta untuk menentukan derajat keuntungan yang dapat
3. Untuk menilai dan mengukur hasil kerja tiap-tiap individu yang telah
diserahi wewenang dan tanggung jawab.
4. Untuk menentukan perlu tidaknya digunakan kebijaksanaan atau
prosedur yang baru untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Selanjutnya menurut Prastowo (2005 : 5) laporan keuangan
disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan dan perubahan-perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
2.2.1.4. Manfaat Laporan keuangan
Laporan keuangan dapat digunakan sebagai alat untuk
berkomunikasi antara data keuangan atau aktifitas suatu perusahaan
dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas
perusahaan tersebut, yaitu antara lain (Munawir, 2000 : 2)
1. Pemilik perusahaan
Pemilik perusahan sangat berkepentingan terhadap laporan
keuangan, karena dengan laporan keuangan perusahaan tersebut
pemilik perusahaan akan dapat menilai sukses atau tidaknya manajer
dalam memimpin perusahaannya dan kesuksesan seorang manajer
biasanya diukur dengan laba yang diperoleh perusahaan. Laporan
keuangan juga diperlukan untuk menilai kemampuan yang akan
dicapai di masa datang sehingga bisa menaksir keuntungan yang akan
2. Manajer atau pimpinan perusahaan
Dengan mengetahui posisi keuangan perusahan, manajer
dapat menyusun rencana yang lebih baik dan menentukan
kebijakan-kebijakan yang lebih tepat dan merupakan alat untuk
mempertanggungjawabkan kepada para pemilik perusahaan atas
kepercayaan yang telah diberikan kepadanya.
3. Kreditur dan bankers
Sebelum mengambil keputusan untuk memberi atau menolak
permintaan kredit dari suatu perusahaan, kreditur atau bankers perlu
mengetahui terlebih dahulu posisi keuangan dari perusahaan tersebut,
sehingga dapat diketahui kemampuannya untuk membayar hutang
dan beban bunganya, serta untuk mengetahui apakah kredit yang
diberikan cukup mendapat jaminan yang terlihat pada kemampuan
perusahaan untuk mendapatkan keuntungan di masa datang.
4. Investor
Mereka (para investor) berkepentingan terhadap prospek
keuntungan perusahaan di masa mendatang dan perkembangan
perusahaan selanjutnya untuk mengetahui jaminan investasinya, dan
menentukan langkah-langkah yang harus ditempuh selanjutnya.
5. Pemerintah
Laporan keuangan dapat digunakan untuk menentukan
besarnya pajak yang harus di tanggung oleh perusahaan, selain itu
juga diperlukan oleh Biro Pusat Statistik, Dinas Perindustrian,
2.2.1.5. Jenis – Jenis Laporan Keuangan
Di dalam penyajian suatu informasi keuangan perusahaan,
biasanya mencakup semua laporan keuangan, yang terdiri atas neraca,
laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan
atas laporan keuangan :
Berikut ini akan dijelaskan masing-masing laporan keuangan yang
dihasilkan pada tiap periode sebagai berikut:
1. Neraca (Balance Sheet)
Menurut Baridwan, (2000 : 18) Neraca adalah laporan yang
menunjukkan keadaan keuangan suatu unit usaha pada tanggal
tertentu.
Selanjutnya Munawir (2000 : 13) mendefinisikan neraca
sebagai laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal
dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
neraca (Balance Sheet) adalah merupakan daftar yang
menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan yang disusun
secara sistematis yang meliputi aktiva, kewajiban, dan ekuitas pada
saat tertentu.
2. Laporan Laba-Rugi (Income Statement)
Menurut Baridwan (2000 : 30) Laporan Laba Rugi adalah
suatu laporan yang menunjukkan pendapatan-pendapatan dan
Selanjutnya Munawir (2000 : 26) mendefinisikan laporan laba
rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan,
biaya, laba rugi yang di peroleh oleh perusahaan selama periode
tertentu.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
laporan laba-rugi (Income Statement) adalah laporan yang
menggambarkan hasil dari aktivitas operasional perusahaan yang
berupa pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya untuk suatu perioda
tertentu
3. Laporan Perubahan Ekuitas (Owners Equity)
Menurut Munawir (2000 : 30) laporan perubahan modal
adalah merupakan laporan atau ringkasan transaksi keuangan yang
terjadi selama satu periode dan memberikan alasan mengenai
perubahan-perubahan tersebut.
Selanjutnya menurut Standar Akuntansi Keuangan (2009:
1.17) laporan perubahan ekuitas perusahaan menggambarkan
peningkatan atau penurunan aktiva atau kekayaan selama periode
yang bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang
dianut dan harus diungkapkan dalam aporan keuangan
4. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flow)
Tujuan utama laporan aliran kas adalah untuk menyajikan
perusahaan selama periode tertentu. Untuk mencapai tujuan ini, aliran
kas diklasifikasikan dalam tiga kelompok yang berbeda yaitu
penerimaan dan pengeluaran kas yang berasal dari kegiatan investasi,
pembelanjaan, dan kegiatan usaha. (Baridwan, 2000 : 43-44)
Selanjutnya menurut Munawir (2000 : 32), laporan arus kas
adalah merupakan laporan yang disusun untuk menunjukkan
perubahan kas selama satu periode dan memberikan alasan mengenai
perubahan kas tersebut dengan menunjukkan dari mana
sumber-sumber kas dan pengeluarannya.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
laporan arus kas (Statement of Cash Flow) adalah laporan yang
menggambarkan aliran kas baik penerimaan maupun pengeluaran kas
untuk periode tertentu..
5. Catatan Atas Laporan Keuangan (Notes to The Financial Statements)
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara
sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan
arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam
catatan atas laporan keuangan. (PSAK 2009, No. 1: Alenia 69).
Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan:
a. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap
b. Informasi yang diwajibkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi,
laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas
c. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan
tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.
2.2.2. Analisis Rasio Keuangan
2.2.2.1. Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Analisa rasio keuangan perusahaan pada dasarnya merupakan
perhitungan rasio-rasio yang pada dasarnya tidak hanya berguna bagi
kepentingan intern perusahaan melainkan juga bagi pihak luar.
Penganalisa harus mampu untuk menyesuaikan faktor-faktor yang ada
pada periode atau waktu ini dengan faktor-faktor dimasa yang akan
datang yang mungkin akan mempengaruhi posisi keuangan atau hasil
operasi perusahaan yang bersangkutan (Munawir, 2000 : 64).
Menurut Harahap (2002 : 297). Analisis rasio adalah angka yang
diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan
pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan Bagi
manajemen finansial, dengan menghitung rasio-rasio akan memperoleh
suatu informasi tentang kekuatan dan kelemahan yang dihadapi oleh
perusahaan dibidang finansial, sehingga dapat digunakan dalam
pengambilan keputusan bagi kepentingan perusahaan untuk masa yang
akan datang. Sedangkan bagi investor merupakan bahan pertimbangan
apakah menguntungkan untuk membeli saham perusahaan yang
2.2.2.2. Kegunaan Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio seperti halnya alat-alat analisa yang Iain adalah
"future oriented", oleh karena itu penganalisa harus mampu untuk
menyesuaikan faktor-faktor yang sudah ada pada periode atau waktu ini
dengan faktor-faktor dimasa yang akan datang yang mungkin akan
mempengaruhi posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan yang
bersangkutan. Dengan demikian kegunaan atau manfaat suatu angka rasio
sepenuhnya tergantung pada kemampuan atau kecerdasan penganalisa
dalam menginterpretasikan data yang bersangkutan (Munawir, 2000 : 64).
Menurut Alwi (1993 : 95-96) Analisa Rasio pada dasarnya tidak
hanya berguna bagi intern perusahaan, tetapi juga bagi pihak luar. Dalam
hal ini adalah calon investor atau kreditor yang akan menanamkan dana
mereka kedalam perusahaan melalui pasar modal dengan cara membeli
saham perusahaan yang go public. Bagi manajer finansial, dengan
menghitung resiko-resiko tertentu akan diperoleh suatu informasi,
kelemahan apa yang sedang dihadapi, dan kekuatan apa yang sedang
dimiliki dibidang finansial sehingga dapat ditentukan cara-cara
mengatasinya, sedangkan bagi calon investor maupun kreditur, dapat
dijadikan pegangan, apakah akan membeli saham yang ditawarkan
perusahaan, dan apakah wajar untuk memberikan kredit kepada
perusahaan yang bersangkutan atau tidak.
2.2.2.3. Keunggulan Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan mencakup pengaplikasian berbagai alat
memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan-hubungan yang berarti dan
berguna dalam proses pengambilan keputusan (Prastowo dan Juliaty,
2005 : 52).
Menurut Harahap (2002: 298). Analisa Rasio memiliki
keunggulan di banding teknik analisis lainnya, keunggulan tersebut
adalah
1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih
mudah dibaca dan ditafsirkan.
2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang
disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
3. Mengetahui posisi keuangan ditengah industri Iain.
4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model
pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-score)
5. Menstandarisir size perusahaan
6. Lebih mudah membandingkan dengan perusahaan lain atau melihat
perkembangan perusahaan secara periodik atau “time series”
7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di
masa yang akan datang.
2.2.2.4. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
Menurut Harahap (2002 : 298) Disamping keunggulan yang
dimiliki analisa rasio ini, teknik ini juga memiliki beberapa keterbatasan
yang harus disadari sewaktu penggunaannya agar kita tidak salah dalam
penggunaanya. Adapun keterbatasan analisa rasio itu adalah :
1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat untuk digunakan untuk
2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi dan laporan keuangan juga
menjadi keterbatasan teknik ini seperti :
a Bahan perhitungan rasio keuangan atau laporan keuangan itu
banyak mengandung taksiran dan judgement yang dapat dinilai
bebas atau subyektif.
b Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah
nilai perolehan (cost) bukan harga pasar.
c Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka
rasio.
d Metode pencatatan yang tergambar dalam Standar Akuntansi
Keuangan bisa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang
berbeda.
3. Jika data yang tersedia untuk menghitung rasio keuangan, maka akan
menimbulkan kesulitan menghitung rasio.
a Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron.
b Jika dua perusahaan dibandingkan, maka bisa saja teknik dan
Standar Akuntansi yang dipakai oleh perusahaan tersebut tidak
sama. Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan akan
menimbulkan kesalahan.
2.2.2.5. Jenis-Jenis Analisis Rasio Keuangan
Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan
dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat kondisi
Menurut Sutrisno (2003: 247-254) ada beberapa cara
menggolongkan atau mengklasifikasi dari analisa rasio, yaitu sebagai
berikut :
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya
yang segera harus dipenuhi.
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar adalah rasio yang paling sering
membandingkan antara aktiva lancar yang dimiliki perusahaan
dengan hutang jangka pendek. Aktiva lancar disini meliputi kas,
piutang dagang, efek, persediaan, dan aktiva lancar lainnya.
Sedangkan hutang jangka pendek meliputi hutang dagang, hutang
wesel, hutang bank, hutang gaji, dan hutang lainnya yang harus
dibayar.
Rasio Lancar dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Lancar Hutang
lancar Aktiva lancar
Rasio
Sumber : Sutrisno (2003 : 247)
b. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio cepat merupakan rasio antara aktiva lancar sesudah
dikurangi persediaan dengan hutang lancar. Rasio ini
menunjukkan besarnya alat likuid yang paling cepat yang bisa
Rasio Cepat dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Sumber : Sutrisno (2003 : 248).
c. Cash Ratio (CR)
Cash ratio (CR) adalah merupakan rasio yang
membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang bisa segera
menjadi uang kas dengan hutang lancar.
Cash Ratio (CR) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Lancar
Sumber : Sutrisno (2003 : 248).
Dalam penelitian ini jenis rasio likuiditas yang digunakan
adalah Cash Ratio, dengan alasan bahwa semakin kuat posisi kas
suatu perusahaan, hal ini menunjukan bahwa tingkat pertumbuhan
laba suatu perusahaan juga mengalami peningkatan.
2. Rasio Leverage
Rasio leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang.
a. Debt Ratio (DR)
Debt ratio (DR) digunakan untuk mengukur berapa besar
aktiva perusahaan yang dibiayai oleh kreditur.
Debt Ratio dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Sumber : Sutrisno (2003 : 289).
Aktiva Total
Hutang Total
b. Debt to Equity Ratio (DER)
DER merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
seberapa besar perusahaan di belanjai oleh pihak kreditur.
Debt to Equity Ratio (DER) dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
Sumber : Sutrisno (2003 : 250)
Dalam penelitian ini jenis rasio leverage yang digunakan
adalah Debt Ratio (DR), dengan alasan bahwa semakin tinggi Debt
Ratio (DR) maka semakin besar jumlah modal pinjaman yang
digunakan dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
Modal Hutang Total
DER
3. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
seberapa besar efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber
dananya.
a. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)
Persediaan merupakan komponen utama dari barang yang
dijual, oleh karena itu semakin tinggi persediaan berputar
semakin tinggi persediaan.
Perputaran persediaan dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
b. Perputaran Piutang (Receivable Turnover)
Perputaran piutang merupakan ukuran efektifitas
pengelolaan piutang. Semakin cepat perputaran piutang, semakin
efektif perusahaan dalam mengelola piutangnya.
Perputaran piutang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Piutang Penjualan Piutang
Perputaran
Sumber : Sutrisno (2003 : 252)
c. Perputaran Aktiva (Total Assets Turnover)
Perputaran aktiva merupakan ukuran efektifitas
pemanfaatan aktiva dalam menghasilkan penjualan.
Perputaran Aktiva dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Aktiva
Dalam penelitian ini jenis rasio Aktivitas yang digunakan
adalah Perputaran aktiva, dengan alasan bahwa semakin besar
perputaran aktiva semakin efektif perusahaan mengelolah aktivanya
untuk menghasilan keuntungan
4. Rasio Keuntungan
Rasio keuntungan adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur efektifitas perusahaan dalam mendapatkan keuntungan.
a. Net Profit Margin (NPM)
Net Profit margin (NPM) merupakan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dibandingkan
Net Profit Margin dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
b. Return On Assets (ROA)
Return on assets (ROA) juga disebut sebagai rentabilitas
ekonomis, merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki.
Return On Assets (ROA) dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
Sumber : Sutrisno (2003 : 254)
c. Return On Equity (ROE)
Return On Equity (ROE) merupakan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan modal
sendiri yang dimiliki.
Return On Equity (ROE) dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
Sumber : Sutrisno (2003 : 255)
Dalam penelitian ini jenis rasio keuntungan yang digunakan
adalah Return on assets (ROA), dengan alasan bahwa semakin tinggi
ROA, maka efektivitas kegiatan operasional manajemen dalam
mendayagunakan seluruh aktiva perusahaan untuk menghasilkan
2.2.3. Pertumbuhan Laba
Bagi para analis, laporan keuangan merupakan media yang paling
penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan,
selain itu laporan keuangan juga merupakan alat untuk menilai kinerja
keuangan perusahaan (Harahap, 2002 : 105). Inti dalam pelaporan
keuangan adalah informasi mengenai kinerja perusahaan yang tersedia
dengan mengukur laba (earning), earning sebagai alat untuk mengukur
kinerja perusahaan, memberikan informasi berkaitan dengan tanggung
jawab manajemen dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan
kepada mereka. Informasi laba juga membantu pemilik atau pihak lain
dalam melakukan penaksiran atas kemampulabaan (earning power)
perusahaan dimasa yang akan datang. (Widyastuti, 2004 : 25)
Menurut Choriri dan Ghozali, (2001) (dalam Widyastuti, 2004 : 27)
mendefinisikan earning adalah perubahan dalam capital perusahaan
diantara dua investasi oleh pemilik dan distribusi kepada pemilik, dimana
capital dinyatakan dalam bentuk nilai dan didasarkan pada skala
pengukuran tertentu.
Selanjutnya menurut Sumarso (1994) dalam Susiono, 2002 : 11)
laba bersih adalah selisih bersih pendapatan atas biaya - biaya yang
dibebankan dan merupakan kenaikan bersih atas modal yang berasal dari
kegiatan usaha. (Sumarso (1994) dalam Susiono, 2002 : 11)
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa laba
adalah selisih anatara pendapatan dengan biaya, dimana pendapatan lebih
Menurut Sharpe (1995 : 220 - 221) menjelaskan bahwa:
Pertumbuhan laba yang baik mengisyaratkan bahwa perusahaan
mempunyai laba yang baik, yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai
perusahaan.
Dalam penelitian ini tingkat pertumbuhan laba adalah selisih laba
pada saat sekarang dikurangi laba tahun sebelumnya dibagi dengan laba
sebelumnya. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala ratio dan
satuan pengukurannya adalah rupiah (%).
Pertumbuhan Laba dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Sumber : Meythi (2005 : 260)
2.2.4. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba
Analisa rasio keuangan pada dasarnya merupakan perhitungan
rasio-rasio yang tidak hanya berguna bagi kepentingan intern perusahaan
melainkan juga bagi pihak luar. Penganalisa harus mampu untuk
menyesuaikan faktor-faktor yang ada pada periode atau waktu ini dengan
faktor-faktor dimasa yang akan datang yang mungkin akan mempengaruhi
posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan yang bersangkutan
(Munawir, 2000 : 64).
Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya yang
segera harus dipenuhi. Kewajiban yang segera harus dipenuhi adalah
mengukur tingkat keamanan kreditur jangka pendek, serta mengukur
apakah operasi perusahaan tidak akan terganggu bila kewajiban jangka
pendek ini segera ditagih (Sutrisno (2003: 247) Para investor sebelum
menanamkan modalnya, mereka harus mengetahui bagaimana keadaan dari
rasio tersebut, hal ini dilakukan untuk memperkecil resiko yang akan
dihadapi dimasa yang akan datang, rasio ini membandingkan aktiva lancar
yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijadikan jaminan utang yang dimilik
oleh perusahaan, semakin besar aktiva lancar yang dimiliki oleh
perusahaan, maka resiko pengembalian dana investasi dari para investor
akan sedikit, hal ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan laba
perusahaan..hal ini didukung oleh “Teory Keuangan menyatakan
“penggunaan hutang mengakibatkan penghasilan setelah pajak yang
tersedia bagi pemegang saham menjadi lebih besar daripada perusahaan
tidak menggunakan hutang. (Merton Miller, 1963)
Rasio leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Seorang
investor tidak hanya melihat kemungkinan tingkat pengembaliannya tetapi
juga melihat seberapa besar resiko yang ditanggung perusahaan. Semakin
besar hutang yang dipakai untuk mendanai perusahaan maka tingkat
resikonya juga semakin tinggi. Tetapi apabila perusahaan dapat
mempertahankan tingkat resiko serendah mungkin maka membuat investor
tidak akan khawatir dalam melakukan investasi. Sehingga kepercayaan
investor akan tinggi terhadap suatu perusahaan. Hal ini didukung oleh
bahwa orang dimotivasi untuk bekerja bila mengharapkan usaha-usaha
yang ditingkatkan akan mengarah kebalas jasa tertentu dan menilai balas
jasa sebagai hasil dari usaha-usaha mereka. Teori ini menunjukan bahwa
perusahaan dapat mempertahankan tingkat resiko serendah mungkin dalam
menggunakan hutang yang dipakai untuk mendanai perusahaan dengan
harapan investor tidak akan khawatir dalam melakukan investasi
Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
seberapa besar efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber
dananya. Rasio aktivitas dinyatakan sebagai perbandingan penjualan
dengan berbagai elemen aktiva. Untuk itu pihak manajemen harus bisa
mengelola aktiva dan modal yang dimiliki perusahaan dalam operasional
perusahaan semaksimal mungkin agar menghasilkan laba yang maksimal,
selain itu pihak manajemen harus menekan tingkat risiko sekecil mungkin
dari besarnya hutang yang dipakai untuk mendanai perusahaan, misalnya
untuk aktiva lancar hendaknya dibiayai dengan hutang jangka pendek,
sedangkan aktiva tetap yang tidak berputar (misalnya tanah) pada
prinsipnya dibiayai dengan modal sendiri dan untuk aktiva tetap yang
berputar secara berangsur – angsur (misalnya gedung atau mesin) dapat
dibiayai dengan hutang jangka panjang atau modal sendiri.
Rasio Keuntungan ini dapat digunakan untuk mengukur efektivitas
kegiatan operasional manajemen dalam mendayagunakan seluruh aktiva
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan bagi investor.. apabila nilai
rasio ini tinggi, maka perusahaan tersebut dikatakan menggunakan assets
yang ada dengan efisiensi dan efektif, sehingga para pemegang saham
hal ini berarti perusahaan mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi, hal
ini didukung oleh Teori Path Goal yang menyatakan “Goal theory
indicated that an individual behavior is regulated by his or her conscious
idea intention” (Luthans, 1995), yang artinya bahwa penilaian kinerja ini
dapat memberikan umpan balik bagi manajemen bawah dan manajemen
menengah tentang bagaimana manajemen puncak menilai kinerja mereka
dalam mendayagunakan seluruh aktiva perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan bagi investor.
2.3. Kerangka Pikir
Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu yang telah dijelaskan di
atas maka dapat di buat premis-premis sebagai berikut :
Premis 1 : Retun On Asset yang paling baik dalam memprediksi
pertumbuhan laba.(Meythi, 2005)
Premis 2 : Rasio Solvabilitas dan Rasio Aktivitas berpengaruh Terhadap
Rasio Kemampulabaan (Anita Rahmawati, 2002)
Premis 3 : Teory Keuangan menyatakan “penggunaan hutang
mengakibatkan penghasilan setelah pajak yang tersedia bagi
pemegang saham menjadi lebih besar daripada perusahaan
tidak menggunakan hutang. (Merton Miller, 1963)
Premis 4: Expectany Value theory yang dikemukakan oleh Vroom (1964)
menyatakan perusahaan dapat mempertahankan tingkat resiko
serendah mungkin dalam menggunakan hutang yang dipakai
untuk mendanai perusahaan dengan harapan investor tidak akan
Premis 5 : Teori Path Goal yang menyatakan “penilaian kinerja ini dapat
memberikan umpan balik bagi manajemen bawah dan
manajemen menengah tentang bagaimana manajemen puncak
menilai kinerja mereka dalam mendayagunakan seluruh aktiva
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan bagi investor.
Berdasarkan perumusan masalah serta fakta-fakta pendukung yang
telah diuraikan sebelumnya maka dapat disusun sebuah kerangka pikir seperti
ini ditunjukkan pada gambar 1, sebagai berikut :
Rasio Likuiditas
Debt to Equity Ratio
2.4. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka hipotesis yang dapat
digunakan sebagai dugaan sementara adalah
H1 : Diduga bahwa Rasio Likuiditas mampu memprediksi pertumbuhan
laba di masa yang akan datang.pada perusahaan Farmasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. (didukung oleh premis 3)
H2 : Diduga bahwa Rasio Leverage mampu memprediksi pertumbuhan
laba di masa yang akan datang.pada perusahaan Farmasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. (didukung oleh premis 4)
H3 : Diduga bahwa Rasio Aktivitas mampu memprediksi pertumbuhan
laba di masa yang akan datang.pada perusahaan Farmasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.(didukung oleh premis 2)
H4 : Diduga bahwa Rasio Keuntungan mampu memprediksi pertumbuhan
laba di masa yang akan datang.pada perusahaan Farmasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. (didukung oleh premis 1, premis 2
3.1.Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu
variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan (Nazir,
2005: 126).
Penelitian ini menggunakan Rasio Keuangan sebagai variabel bebas
(X) dan Pertumbuhan Laba sebagai variabel terikat (Y).
Adapun definisi operasional dari masing-masing variabel penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Variabel Bebas (X)
Rasio Keuangan, terdiri dari : 1. Rasio Likuiditas
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya yang segera harus
dipenuhi Dalam penelitian ini jenis rasio likuiditas yang digunakan
adalah Cash Ratio (CR)
Variabel ini diukur dengan menggunakan skala rasio dan satuan
pengukurannya adalah kali (x).
Cash Ratio (CR) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
HutangLancar
Efek Kas
Ratio
ash
C
Sumber : Sutrisno (2003 : 248)
2. Rasio Leverage
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sampai
seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Dalam penelitian
ini jenis rasio Leverage yang digunakan adalah Debt Ratio (DR).
Variabel ini diukur dengan menggunakan skala rasio dan satuan
pengukurannya adalah kali (x).
Debt Ratio (DR) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Sumber : Sutrisno (2003 : 289) Aktiva
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa
besar efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber dananya.
Dalam penelitian ini jenis rasio Aktivitas yang digunakan adalah
Perputaran Aktiva (Total Assets Turnover)
Variabel ini diukur dengan menggunakan skala rasio dan satuan
pengukurannya adalah kali (x).
Perputaran Aktiva dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Aktiva
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas
perusahaan dalam mendapatkan keuntungan. Dalam penelitian ini jenis
Variabel ini diukur dengan menggunakan skala rasio dan satuan
pengukurannya adalah persen (%).
Return On Assets (ROA)dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
%
Sumber : Sutrisno (2003 : 254)
Variabel Terikat (Y) Pertumbuhan Laba
Laba merupakan kenaikan modal yang diperoleh perusahaan sebagai
dampak dari transaksi perusahaan pada periode tertentu. (Baridwan, 2000:
31). Sedangkan pertumbuhan laba adalah selisih laba pada saat sekarang
dikurangi laba tahun sebelumnya dibagi dengan laba sebelumnya. Variabel
ini diukur dengan menggunakan skala ratio dan satuan pengukurannya adalah
rupiah (%).
Pertumbuhan Labadapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Sumber : Meythi (2005 : 260)
3.2.Teknik Penentuan Populasi dan Sampel 3.2.1. Populasi
Populasi adalah himpunan individu, unit, elemen, yang memiliki ciri
atau karakteristik yang sama (Sugiyono, 2006 : 55), Dari pengertian
tersebut maka populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
data laporan keuangan perusahaan Farmasi yang terdaftar di PT. Bursa Efek
3.2.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2006 : 56). Teknik pengambilan sampel
merupakan bagian dalam melaksanakan suatu penelitian, untuk itu teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive
Sampling yaitu teknik penentuan sampel yang ditujukan untuk tujuan
tertentu dan berdasarkan kriteria – kriteria yang telah ditetapkan.
(Sugiyono, 2006 : 78).
Adapun kriteria – kriteria dalam pengambilan sampel tersebut yaitu
antara lain :
1. Perusahaan sampel adalah perusahaan Farmasi yang terdaftar di PT.
Bursa Efek Indonesia per 31 Desember 2005 sampai per 31 Desember
2008, serta yang masih aktif dalam melakukan perdagangan saham
2. Perusahaan sampel adalah perusahaan Farmasi yang mempunyai
laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen
3. Perusahaan sampel adalah perusahaan Farmasi yang selama 4 (empat)
tahun berturut – turut yaitu tahun 2005 – 2008 memperoleh laba.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan dalam pengambilan
sampel tersebut di atas, maka jumlah sampel yang digunakan dalam
penelitian ini sebanyak 4 perusahaan.
Adapun nama-nama perusahaan yang dijadikan sampel dalam
penelitian ini, yaitu sebagai berikut :
1. PT. Darya Varia Laboratoria, Tbk
2. PT. IndoFarma (Persero), Tbk
3. PT. Kimia Farma, Tbk
3.3.Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yaitu berupa
laporan Neraca dan Laporan Laba Rugi perusahaan Farmasi per 31
Desember 2005 sampai per 31 Desember 2008, dan sumber data berasal
dari PT. Bursa Efek Indonesia.
3.3.2. Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi
yaitu mengkopi, mencatat, mempelajari, dan menganalisa laporan keuangan
tahunan (Anual report), dari perusahaan yang dijadikan sampel dan tersedia
di PT. Bursa Efek Indonesia dan terdiri dari laporan Neraca dan Laporan
Laba Rugi per 31 Desember 2005 sampai per 31 Desember 2008,
sedangkan untuk pertumbuhan laba adalah Laporan Laba Rugi per 31
Desember 2004 sampai per 31 Desember 2008.
3.4.Uji Kualitas Data 3.4.1. Uji Normalitas
Menurut Ghozali, (2002 : 74) Uji Normalitas merupakan suatu alat
uji yang digunakan untuk menguji apakah dari variabel – variabel yang
digunakan dalam model regresi mempunyai distribusi normal atau tidak.
Untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal, dapat diuji
dengan metode Kolmogorov Smirnov
Dasar analisis yang digunakan yaitu nilai signifikansi atau nilai
probabilitasnya (Asymp sig (2-tailed) > 5%, maka data tersebut
3.4.2. Uji Asumsi Klasik
Teknik Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi
linier berganda. Dalam persamaan regresi linier berganda harus bersifat
BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), artinya pengambilan keputusan
melalui uji regresi ini tidak bias (Sesuai dengan tujuan) Untuk mengambil
keputusan BLUE, maka harus dipenuhi diantaranya tiga asumsi klasik yang
tidak boleh dilanggar oleh persamaan tersebut, yaitu tidak boleh ada
autokorelasi, multikolinearitas, dan heteroskedasitas (Gujarati, 1999 : 153)
1. Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menentukan apakah dalam
suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (Ghozali, 2002 : 61).
Alat uji yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya gejala
autokorelasi adalah uji Durbin Watson.
Menurut Santoso (2001 : 218) deteksi adanya Autokolerasi
adalah :
a. Angka D-W di bawah - 2, hal ini berarti ada Autokolerasi positif.
b. Angka D-W diantara -2 sampai +2, hal ini berarti tidak ada
Autokolerasi.
2. Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam
persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas.
(Ghozali, 2002 : 57). Alat uji yang digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya multikolinieritas dalam penelitian ini dengan melihat
Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai VIF (Variance
Inflation Factor) < 10, maka hal ini berarti dalam persamaan regresi
tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau bebas
Multikolinieritas (Ghozali, 2002 : 57-59)
3. Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain (Ghozali, 2002: 69). Alat uji yang
digunakan untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas secara
kuantitatif dalam suatu persamaan regresi dapat dilakukan dengan uji
korelasi Rank Spearman.
Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai Sig (2-tailed) >
0,05, maka maka hal ini berarti dalam model regresi tidak terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lainnya atau bebas Heteroskedastisitas (Santoso, 2001 : 301)
3.5.Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.5.1. Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda.
Adapun model persamaan regresi yang digunakan yaitu sebagai berikut
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4+ e
(Djarwanto, 2001 : 176)
Keterangan :
Y = Pertumbuhan laba
X2 = Debt Ratio (DR)
X3 = Total Assets Turnover
X4 = Return On Assets (ROA)
bo = Konstanta
b1,2,3,,4 = Koefisien regresi
e = Standart Error
3.5.2. Uji Hipotesis
3.5.2.1. Uji Kesesuaian Model
Uji F ini dilakukan untuk menguji sesuai tidaknya model regresi
yang dihasilkan guna melihat kemampuan rasio keuangan yang terdiri
dari Rasio likuiditas, Rasio leverage, Rasio aktivitas, dan Rasio
keuntungan dalam memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan
datang
Prosedur Uji F :
1. H0 : b1,,,b4 = 0 (artinya model regresi yang dihasilkan tidak cocok
guna melihat kemampuan rasio keuangan yang terdiri
dari Rasio likuiditas, Rasio leverage, Rasio aktivitas,
dan Rasio keuntungan dalam memprediksi
pertumbuhan laba di masa yang akan datang
H1 : b1,,,b4≠ 0 (artinya model regresi yang dihasilkan cocok guna
melihat kemampuan rasio keuangan yang terdiri dari
Rasio likuiditas, Rasio leverage, Rasio aktivitas, dan
Rasio keuntungan dalam memprediksi pertumbuhan
laba di masa yang akan datang
3. Kriteria keputusan
i. Jika nilai probabilitas > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak
yang berarti model regresi yang dihasilkan tidak cocok guna
melihat kemampuan rasio keuangan yang terdiri dari Rasio
likuiditas, Rasio leverage, Rasio aktivitas, dan Rasio keuntungan
dalam memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang
ii. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima
yang berarti model regresi yang dihasilkan cocok guna melihat
kemampuan rasio keuangan yang terdiri dari Rasio likuiditas,
Rasio leverage, Rasio aktivitas, dan Rasio keuntungan dalam
memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang
3.5.2.2. Uji Parsial
Uji t ini dilakukan untuk mengetahui dan membuktikan secara
empiris kemampuan rasio keuangan yang terdiri dari Rasio likuiditas,
Rasio leverage, Rasio aktivitas, dan Rasio keuntungan dalam
memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang
Prosedur Uji t :
1. H0 : bj = 0 (artinya rasio keuangan yang terdiri dari Rasio likuiditas,
Rasio leverage, Rasio aktivitas, dan Rasio keuntungan
secara parsial mempunyai kemampuan dalam
memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang
H1 : bj≠ 0 (artinya rasio keuangan yang terdiri dari Rasio likuiditas,
Rasio leverage, Rasio aktivitas, dan Rasio keuntungan
secara parsial tidak mempunyai kemampuan dalam
2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05
3. Kriteria keputusan :
i. Jika nilai probabilitas > 0,05, maka Ho diterima dan H1 ditolak,
yang berarti rasio keuangan yang terdiri dari Rasio likuiditas,
Rasio leverage, Rasio aktivitas, dan Rasio keuntungan secara
parsial tidak mempunyai kemampuan dalam memprediksi
pertumbuhan laba di masa yang akan datang
ii. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima,
yang berarti rasio keuangan yang terdiri dari Rasio likuiditas,
Rasio leverage, Rasio aktivitas, dan Rasio keuntungan secara
parsial mempunyai kemampuan dalam memprediksi
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian
Berdasarkan pada teknik penentuan sampel, maka jumlah sampel
yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 4 perusahaan Farmasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2005 – 2008 dan untuk lebih
jelasnya, berikut ini merupakan gambaran dari masing-masing perusahaan
yang dijadikan sampel, yaitu :
1. PT. Darya Varia Laboratoria, Tbk
PT. Darya Varia Laboratoria, Tbk, didirikan pada tanggal 5
Febuari 1976, dengan berdasarkan akta Notaris No. 5 yang dibuat
dihadapkan Abdul Latief, SH.
Perseroan bergerak dalam bidang manufaktur, perdagangan dan
distribusi, produk – produk farmasi, produk – produk kimia yang
berhubungan dengan farmasi dan perawatan kesehatan, dengan kantor
pusat yang berkedudukan di Bogor dan Jakarta, dan Perseroan memulai
kegiatan operasi secara komersial pada tahun 1976.
2. PT. IndoFarma (Persero), Tbk
PT. IndoFarma (Persero), Tbk, didirikan pada tanggal 2 Januari
1996 dan diubah dengan akta No 134 tanggal 26 Januari 1996 keduanya
dari notaris Sutjipto, SH.
Perseroan bergerak dalam bidang memproduksi bahan baku dan
bahan penolong farmasi serta bahan kimia termasuk agrokimia, baik
sendiri maupun atas dasar lisensi atau pembuatan atas dasar upah, selain
itu perusahaan juga memproduksi obat jadi, seperti obat – obatan
esensial, atau generik, serta produk makanan baik yang ada
hubungannya dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, dengan
kantor pusat dan pabrik yang berkedudukan di Jalan Indofarma No. 1
Cibitung, Bekasi, dan Perseroan memulai kegiatan operasi secara
komersial pada tahun 1983.
3. PT. Kimia Farma, Tbk
PT. Kimia Farma, Tbk, didirikan pada tanggal 16 Agustus 1971,
dan diubah dengan akta No 18 tanggal 11 Oktober 1971 keduanya dari
notaris Soelaeman Ardjasasmita, SH.
Perseroan bergerak dalam bidang distribusi obat dan bahan baku
obat, dengan kantor pusat yang berkedudukan di Jakarta, dan memiliki
unit produksi yang berlokasi di Jakarta, Bandung, Semarang, Watudakon
(Mojokerto), dan Tanjung Morawa Medan dan Perseroan memulai
kegiatan operasi secara komersial pada tahun 1817.
4. PT. Tempo Scan Pasific Tbk
PT. Tempo Scan Pasific, Tbk, didirikan pada tanggal 20 Mei
1970, dengan berdasarkan akta Notaris No. 37 yang dibuat dihadapkan
Ridwan Suselo, SH.
Perseroan bergerak dalam bidang usaha Farmasi, dengan kantor
pusat yang berkedudukan di Gedung Bina Mulia II, Lantai 5, Jl Rasuna
Said, Kav 11 Jakarta, dan Perseroan memulai kegiatan operasi secara