• Tidak ada hasil yang ditemukan

ELABORASI TEMA

Dalam dokumen Pusat Kecantikan Wanita di Kota Medan (Halaman 49-53)

3.1. PENGERTIAN ARSITEKTUR RELAKSASI

Tema yang dipilih untuk kasus proyek Medan Skin Care adalah “Arsitektur Relaksasi”,

terdiri dari dua kata yaitu Arsitektur dan Relaksasi.

Arsitektur

- Arsitektur adalah seni bangunan / gaya bangunan (W.J.S. Poerwardimin, Kamus umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1976)

- Arsitektur merupakan seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perabot, lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut. (id.wikipedia.org/wiki) - Arsitektur adalah seni dan keteknikan bangunan, digunakan untuk memenuhi

keinginan praktis dan ekspresif dari manusia-manusia beradab. (Encyclopaedia Britannica, www.tripod.com)

- Arsitektur merupakan ilmu yang timbul dari ilmu-ilmu lainnya, dan dilengkapi dengan proses belajar, dibantu dengan penilaian terhadap karya tersebut sebagai karya seni (Vitruvius, De Arhcitecture)

Relaksasi

1. Pengertian Relaksasi

Relaksasi adalah teknik yang dapat digunakan semua orang untuk menciptakan mekanisme batin dalam diri seseorang dengan membentuk pribadi yang baik, menghilangkan berbagai bentuk pikiran yang kacau akibat ketidak berdayaan seseorang dalam mengendalikan ego yang dimilikinya, mempermudah seseorang mengontrol diri, menyelamatkan jiwa dan memberikan kesehatan bagi tubuh.

2. Metode dasar relaksasi

metode dasar relaksasi adalah suatu proses melawan efek otonomis yang menyertai rileksasi dengan kecemasan dan ketegangan sehingga akan menimbulkan counter conditioning atau penghilangan.

3. Manfaat relaksasi

Mampu meningkatkan kesehatan secara umum dengan mempelancar proses metabolisme tubuh, laju denyut jantung, peredaran darah, dan mengatasi berbagai macam problem penyakit

Mendorong racun dan kotoran dalam darah keluar dari tubuh

Menurunkan tingkat agretifitas dan perilaku-perilaku buruk dari dampak stres seperti mengkonsumsi alkohol serta obat-obat terlarang

Menurunkan tingkat egosentris ehingga hubungan intra personal ataupun interpersonal menjadi lancar

Mengurangi kecemasan

Pada anak-anak dapat meningkatkan intelegency meliputi karakter kognitif, matematis, logis, serta karakter afektif, relational, kreatif dan emosional

Meningkatkan rasa harga diri dan keyakinan diri Pola pikir akan menjadi lebih matang

Mampu mempermudah dalam mengendalikan diri

Mengurangi stres secara keseluruhan, meraih kedamaian dan keseimbangan emosional yang tinggi

Meningkatkan kesejahteraan

Dari penjabaran di atas,jelas sekali bahwa Arsitektur Relaksasi itu merupakan turunannya dari Arsitektur Perilaku.

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan yang makin kompleks maka manusia dan perilakunya ( human behaviour) semakin diperhitungkan juga dalam proses perancangan built environment yang sering disebut sebagai pengkajian lingkungan perilaku dalam arsitektur.

Bahasan ini dilandasi oleh artikel Harold M. Proshansky, William H. Ittelson & Leanne G. Rivlin mencakup berbagai hal yang dadahului oleh pemahaman tentang

Psikologi Lingkungan (perkembangan, pencarian dan pencapaiannya) yang dijadikan sebagai tema pembahasan keseluruhan. Lingkungan dibahas dalam perspektif hubungan dan pengaruhnya terhadap perilaku dalam konteks setting fisik arsitektural.

Mengacu pada pendapat Holahan (1982) disampaikan karakteristik pendekatan psikologi lingkungan terhadap perilaku dan setting fisik yang berpengaruh terhadap rancangan ruang arsitektural. Manusia mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap setting fisik dan lingkungan dengan cara yang spesifik. Psikologi Lingkungan mempunyai teknik yang khusus dalam merisetnya dengan Kognitif mapping yang dalam prakteknya menggunakan teknik observasi partisipatif. Dengan teknik riset demikian dapat diturunkan pendekatan untuk perancangan setting fisik arsitektural yang bertumpu pada Lingkungan & Human Behavioral ( yang menjadi idea pokok bahasan ini).

Pengaruh Lingkungan Fisik pada Perilaku

Bagaimana lingkungan fisik berpengaruh terhadap lingkungan secara timbal balik dijelaskan oleh Gibson (1966) dalam diagram berikut

- Perception - Cognition - Attitudes etc. Environment Conditions Adaptive Psychological Process Behavioral Consequences

Perilaku manusia dalam hubungannya terhadap suatu setting fisik berlangsung dan konsisten sesuai waktu dan situasi. Karenanya pola perilaku yang khas untuk setting fisik tersebut dapat diidentifikasikan. Tentu saja apa yang dibahas tidak lantas menjadi demikian sederhana bahwa manusia semuanya berperilaku ajeg dalam suatu tempat dan waktu tertentu. Tapi umumnya frekuensi kegiatan yang terjadi pada suatu setting baik tunggal ataupun berkelompok dengan setting lain menunjukkan suatu yang konstan/tetap sepanjang waktu. Ini menunjukkan bahwa tidak hanya karakter dan pola tetap perilaku

yang muncul seperti pola tanggapan perilaku yang kadang dapat berubah menjadi sebaliknya.

Apa yang ditunjukkan oleh peta perilaku tidak hanya tentang bagaimana kegiatan makan, tidur, berinteraksi, ngobrol dan lainnya dalam situasi, tempat dan waktu yang beragam tapi juga menunjukkan bahwa pola penggunaan ruang tidak diperdulikan oleh pasien yang terlibat dengan kata lain bahwa bila kondisi lainnya

sama, maka pola penggunaan (fungsi) setting fisik tertentu tidak diperdulikan oleh

pemakai yang terlibat. Ada pendapat lain yang menyatakan bahwa data yang menjadi acuan untuk pembentukan pendapat ini dinyatakan hanya sebagai

“kebenaran yang terjadi dengan sendirinya” dan itu bukan berupa asumsi kestabilan perilaku manusia pada umumnya tapi itu untuk menunjukkan kesamaan dalam hubungan dengan sebagian lingkungan fisik sebagai aspek nyata eksistensi manusia.

Aspek lain yang sebanding/setara adalah pendapat bahwa kesamaan dan keteraturan pikiran dan perilaku manusia dalam hubungannya dengan ruang fisik yang terjadi dengan sendirinya adalah merupakan implikasi bahwa sifat alamiah dari kesamaan juga terjadi dengan sendirinya.

Dari data yang didapat pada riset perilaku tidak dimaksudkan bahwa asumsiitu hanya sebagian benar, tapi yang lebih penting adalah keyakinan bahwa hal tersebut menyederhanakan pengertian hubungan antara perilaku manusia dan setting fisiknya. Kita dapat menyaksikan bahwa kamar tidur itu secara tetap digunakan untuk bersosial dan makan selain hanya untuk tidur. Ruang makan tidak hanya untuk makan tapi juga untuk membentuk pola berinteraksi sosial.

Dalam perkembangannya,arsitektur perilaku ini menurunkan suatu paham baru yang lebih menekankan bahwa perilaku interaksi social antar fisik,lingkungan dan psikologi dari suatu kondisi humanismenya yaitu Arsitektur Relaksasi.

Arsitektur Relaksasi ini juga membawa perilaku dari suatu kondisi dimana perilaku dan psikologi itu saling berdekatan.Di suatu kondisi tertentu suatu paham arsitektur ini menekankan bahwa seorang arsitek di haruskan untuk menciptakan lingkungan yang dimana perilaku dari si pengguna akan merasakan ketenangan di dalam jiwanya ketika berada di dalam lingkungan binaan itu sendiri.

Dari data dan teori dia atas ,maka Arsitektur Relaksasi itu lebih ttertuju kepada hal dimana perilaku manusia itu untuk mendapatakan suasana yang tenang dan rilek di dalam efek psikologisnya yang termuat di dalam lingkungan binaannya.Itu juga yang akan tervisualisasi di dalam ruang dalam (interior) dan hubungan antar lingkungan binaanya yang akan di rencankan ke dalam ilmu Arsitektur.

Dalam dokumen Pusat Kecantikan Wanita di Kota Medan (Halaman 49-53)

Dokumen terkait