• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II ANALISIS UMUM MENGENAI HUKUM HAK ASASI MANUSIA

B. Pengertian Hak Asasi Manusia

Pengertian tentang HAM telah mengalami proses yang begitu lama. Dimulai dengan Magna Charta pada tahun 1215, hingga ada masa sekarang ini. Plato yang merupakan sumber sudut pandanan bagi konservatise klasik dalam bukunya Politeanya menyatakan bahwa HAM

24 Budi Hermawan Bangun, 2012, Pengantar Hukum dan Hak Asasi Manusia, FH UNTAN Press Pontianak, hal.62

tidaklah sama, sehingga juga tidak ada persamaan kebebasan dan tentu saja tidak perlu usaha untuk menciptakan kondisi-kondisi materil yang sama.25

Hak adalah tuntutan yang dapat diajukan seseorang kepada orang lain sampai kepada batas-batas pelaksanaan hak tersebut. Hak asasi manusia adalah hak hukum yang dimiliki setiap orang sebagai manusia dan bersifat universal, serta tidak memandang apakah orang tersebut kaya atau miskin, atau laki-laki maupun perempuan.26

Hak asasi manusia (human rights) merupakan hak manusia, yang melekat pada manusia, dimana manusia juga dikaruniai akal pikiran dan hati nurani.27 Hak manusia bersifat universal yang berarti melampaui batas-batas negeri, kebangsaan, dan ditujukan pada setiap orang.

Dikatakan universal karena hak-hak ini dinyatakan sebagai bagian dari kemanusiaan setiap sosok manusia, tidak peduli apapun warna kulitnya, jenis kelaminnya, usianya, latar belakang kultural dan agama atau kepercayaan spiritualitasnya.28 Hak dalam hak asasi mempunyai kedudukan atau derajat utama dan pertama dalam hidup bermasyarakat karena kebebasan hak asasi hakikatnya telah dimiliki, disandang dan melekat dalam pribadi manusia sejak saat kelahirannya. Seketika itu pula muncul kewajiban dari manusia lain untuk menghormatinya.

Dimasukkannya hak asasi manusia ke dalam pasal 1 Piagam PBB, organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat internasional dan negara-negara akan pengertian Hak asasi Manusia, bahwa pemahaman akan pengertian tentang HAM merupakan suatu landasan yang dapat memecahkan masalah-masalah di bidang ekonomi sosial dan budaya. Pasal 1 Piagam PBB berbunyi: “Tujuan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah : untuk memelihara perdamaian dan

25 Gerge Sabine, A History of Political Theory, London Press, hlm.80

26 C.de Rover, 2000, Jakarta, To serve and To Protect (Acuan Universal Penegakan HAM) hlm.47.

27 Suryadi Radjah, 2002, Dasar-dasar Hak Asasi Manusia, PBHI, Jakarta, hlm.7

28 Soentandyo Wignjosoebroto, 2007, Hak Asasi Manusia Konsep Dasar dan Perkembangan Pengertiannya dari Masa ke Masa, ELSAM, Jakarta, hlm.1.

keamanan internasional untuk memajukan kerjasama internasional daam memecahkan masalah-masalah internasional di bidang ekonomi, sosial, budaya, dan kemanusiaan dan menggalakkan serta meningkatkan pnghormatan bagi hak asasi manusia dan kebebasan fundamental bagi semua orang tanpa pembedaan ras, jenis kelamin, bahasa atau agama.” Lebih jelas dalam pasal 55 dan 56 piagam, menetapkan kewajiban hak asasi manusia yang pokok dari semua negara anggota PBB.29

John Locke menyatakan bahwa individu dikaruniai oleh alam, hak yang inheren atas kehidupan, kebebasan, dan harta yang merupkan milik mereka sendiri dan tidak dapat dipindahkan atau dicabut oleh negara.30 Selanjutnya John Locke menyatakan bahwa Hak Asasi Manusia afalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhn Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati.31

Hak manusia, hak asasi manusia atau hak dasar adalah sebutan yang diberikan kepada hak elementer yang dipandang mutlak perlu bagi perkembangan individu.32 Demikian bunyi awal memorandum Hak asasi Manusia dan Politik Luar Negeri, yang diumumkan oleh Kementrian Luar Negeri Kerajaan Belanda.

Filosofi politik Maurice Cranston, mengatakan Hak-Hak Asasi Manusia adalah sesuatu yang melekat pada semua orang setiap saat34. Konsep dan pengertian Hak Asasi yang memberikan kriteria sebagai hak asasi dan kewajiban manusia dimuat secara konstitusional dalam UUD tahun 1945 Republik Indonesia sebagai suatu rangkaian naskah yang terdiri dari

29 Ibid, hal.54

30 John Locke, 1946, The Second Tretiseof Civil Goverment and A Letter Concerning Toleration, Oxford, Balacwell, hlm.46

31 Azyumardi Azra, Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat MADANI, Jakarta, Tim ICCE UIN, Kencana Prenada Media Group, hal.200.

32 Ministry of Foreign Affairs of The Kngdom of the Netherlands, Human Rights and Foreign Policy memorandum disajikan pada lower House of the state of the kingdom of the Netherlands pada 3 mei 1979 oleh Menteri Luar Negeri dan Menteri Kerjasama Pembangunan, (versi bahasa inggris), hlm.15

Pembukaan, Batang Tubuh dan Penjelasan UUD tahun 1945. Dalam aline pertama pembukaan UUD 1945, disebutkan bahwa : “bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”.

A. Gunawan Setiadjo memberikan pengertian tentang Hak Asasi Manusia, yakni hak-hak yang dimiliki sebagai manusia dan HAM harus dipahami dan dimengerti secara universal.

Memerangi atau menentang keuniversalan HAM.33 Sedangkan Darwin Prinst, memberikan rumusan HAM sebagai hak yang melekat Tuhan Maha Esa dengan memberi manusia kemampuan membedakan yang baik dengan yang buruk (akal budi). Akal budi itu membimbing manusia menjalankan kehidupannya.34

Istilah hak asasi manusia juga merupakan terjemahan dari istilah droits de I‟homme dalam bahasa Perancis atau Human Rights dalam bahas Inggris, yang artinya “hak manusia”.

Pengertian secara teoritis dari hak asasi manusia adalah : “hak yang melekat pada martabat manusia yang melekat padanya sebagai insan ciptaan Allah Yang Maha Esa, atau hak-hak dasar yang prinsip sebagai anugerah Ilahi. Berarti hak-hak asasi manusia merupakan hak-hak yang dimiliki manusia menurut kodratnya yang tidak dapat dipisahkan dari hakekatnya, karena itu Hak Asasi Manusia bersifat luhur dan suci.”35

Dalam Pasal 1 (satu) Undang – undang No 26 Tahun 200038 memberikan pengertian bahwa HAM sebagai perangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung

33 A. Gunawan Setiardjo. 1993, Hak-Hak Asai Manusia Berdasarkan Ideologi Pancasila, Kanisius, Yogyakarta, hlm 71.

34 Darwin Prinst, 2001, Sosialisasi dan Diseminasi Penegakan Hak Asasi manusia, Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm.8

35 Ramdlon Naning, 1983 Cita dan Citra Hak-Hak Asasi Manusia di Indonesia, Lembaga Kriminologi Universitas Indonesia, hlm.7-8.

tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Pemahaman pengertian HAM dapat memberikan definisi umum bagaimana sebenarnya hak asasi dan kebebasan, juga dapat memberikan perlindungan kepada setiap manusia. Yang mana disaat manusia itu melakukan kewajiban asasinya, ia berhak mendapatkan hak asasinya sebagai manusia.

Berikut yang dapat digunakan sebagai pegangan tentang hak asasi manusia itu antara lain :

1. Hak asasi manusia itu sebagai ilmu pengetahuan yang tersusun secara sistematis atas dasar kekuatan pemikiran.

2. Hak asasi manusia itu sebagai suatu disiplin yakni suatu sistem ajaran tentang kenyataan-kenyataan atau gejala-gejala yang dihadapi.

3. Hak asasi manusia itu sebagai kaidah yaitu pedoman atau patokan perilaku yang pantas atau diharapan.

4. Hak asasi manusia itu sebagai tata hkum yakni struktur atau proses seperangkat kaidah-kaidah hukum yang berlaku pada suatu waktu dan tempat tententu serta bentuk tertulis.

5. Hak asasi manusia sebagai petugas yakni pribadi-pribadi yang merupakan kalangan yang berhubungan erat dengan pengakuan hukum.

6. Hak asasi manusia sebagai keputusan penguasa yakni hasil proses disekresi.

7. Hak asasi manusia sebagai proses pemerintah yakni proses timbal balik antara unsu-unsur pokok dari sistem kenegaraan.

8. Hak asasi manusia sebagai perilaku tertulis.

9. Hak asasi manusia sebagai jalinan nilai-nilai yakni jalinan dari konsepsi-konsepsi abstrak yang dianggap baik dan buruk.

Sedangkan menurut W.I.S Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, hak-hak itu adalah : “ Asasi adalah berarti sesuatu yang, yang menjadi dasar. Sedangkan hak-hak adalah sesuatu yang benar, sungguh ada, kewenangan, milik atau kepunyaan, kekuatan/kekuasaan untuk menuntut yang benar ataupun berbuat sesuatu karena telah ditentukan oleh aturan undang-undang”.36 Dengan kata lain hak asasi manusia itu telah dimiliki oleh manusia yang telah diperoleh atau dibawanya bersamaan dengan kelahiran ataupun kehadirannya dalam kehidupan bermasyarakat. Secara garis besar bahwa hak asasi manusia itu dapat dikatakan telah meliputi Hak Ekonomi, misalnya hak atas penghidupan yang layak. Hak sosial dan Budaya, misalnya hak atas pendidikan, Hak Sipil dan Politik, misalnya hak untuk beragama dan untuk hidup serta hak-hak lainnya. Hak-hak-hak Asasi Manusia dapat dibeda-bedakan menjadi :37

a. Hak-hak asasi pribadi atau personal rights, yang meliputi kebebasan menyatakan pendapat, kebebasan memeluk agama, kebebasan bergerak dan sebagainya.

b. Hak-hak asasi ekonomi atau property rights yaitu hak untuk memiliki sesuatu, membeli, dan menjual serta memanfaatkannya.

c. Hak-hak asasi politik atau political rights yaitu hak untuk ikut serta dalam pemerintahan, hak pilih (dipilih dan memilih dalam suatu pemilihan umum), hak untuk mendirikan partai politik dan sebagainya.

d. Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan atau rights of legalequality.

36 W.J.S Poerwadaminta, “Kamus Umum Bahasa Indonesia”, PN Balai Pustaka,Jakarta, 1976.

37 Ramdlon Naning, Op.Cit, hlm.17.

e. Hak-hak asasi sosial dan kebudayaan atau social and culture rights yaitu hak untuk memilih pendidikan, hak untuk mengembangkan kebudayaan dan sebagainya.

f. Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan atau procerdural rights yaitu peraturan dalam penahanan, penangkapan, penggeledahan, peradilan dan sebagainya.

Konsep hak asasi manusia pada hakikatnya juga merupakan konsep tertib dunia, karenanya tanpa memperhatikan konsep HAM tersebut, apa yang dinamakan atau diusahakan manusia untuk mewujudkan tertib dunia akan sulit dicapai. Demikian pula tujuan hukum dan tujuan ilmu-ilmu lainnya yang bersama-sama berusaha mengangkat derajat manusia agar lebih adil, makmur, sejahtera, aman, tertib, dan tenteram tidak akan mudah diraih.38 Pengembangan dan perlindungan

HAM untuk semua orang dan di seluruh dunia bukanlah merupakan suatu hal yang mudah, mengingat keanekaragaman latar belakang bangsa-bangsa baik dari segi sejarah, kebudayaan, sosial, latar belakang politik, agama dan tingkat pertumbuhan ekonomi.

Norma dan standar HAM berasal dari hukum internasional. Sumber hukum internasional sebagaimana tercantum dalam pasal 38 ayat 1 Piagam Mahkamah Internasional terdiri dari 3 sumber utama dan 2 sumber tambahan. Sumber hukum terebut adalah :39

a) Perjanjian Internasional atau Traktat (International convention, whether general or particular, estabilishing rules expressly recognized by the contesting states)

Traktat dalam pengertian luas adalah perjanjian antara pihak-pihak peserta atau negara-negara di tingkat internasional.40 Traktat memberikan pengaruh terhadap arah

38 A. Masyhur Effendy, 2005, Perkembangan Dimensi Hak Asasi Manusia (HAM) Dan Proses Dinamika Penyusunan Hukum Hak Asasi Manusia (HAKHAM), hlm.127.

39 C.S.T. Kansil, 1999, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Balai Pustka, Jakarta

pembentukan suatu kaidah hukum internasional. Pada dasarnya traktat memiliki dua sifat, yaitu traktat yang membuat hukum (law making treaty) dan traktat kontrak (treaty of contract).

b) Kebiasaan Internasional sebagai bukti dari praktik-praktik umum yang dilakukan oleh negara dan diterima sebagai hukum (international custom as evidence of a general practices accepted a law).

Kebiasaan merupakan hukum yang mengikat yang berasal dari praktik-praktik yang telah dilakukan oleh negara-negara.41 Tidak setiap kebiasaan internasional merupakan kaidah hukum. Agar suatu kebiasaan dapat diterima sebagai hukum kebiasaan internasional, maka harus memenuhi unsur-unsur berikut :42

a. Harus terdapat suatu kebiasaan yang bersifat umum, sehingga diperlukan suatu tindakan yang serupa mengenai hal dan keadaan yang serupa pula. Tindakan tersebut harus bersifat umum dan bertalian dengan hubungan internasional.

b. Kebiasaan itu harus diterima sebagai hukum, apabila negaranegara tidak menyatakan keberatan terhadapnya.

c) Asas-asas umum hukum yang diakui oleh bangsa-bangsa beradab (The general principles of law recorgnized by civilized natoins). Asas-asas umum hukum adalah sekumpulan peraturan hukum dari berbagai bangsa dan negara, yang secara universal mengandung kesamaan.43

d) Keputusan Hakim dan ajaran-ajaran para ahli hukum internasional dari berbagai negara sebagai alat tambahan untuk menentukan hukum (Judicial decisions and the teachings of

40 I Wayan Parthiana, 2002, Pengertian Hukum Perjanjian Internasional, MandarMaju, Bandung

41 Jawahir Thontowi dan Pranoto Iskandar, 2006, Hukum Internasional Kontemporer, Refika Aditama, Bandung, hlm.5

42 Mochtar Kusumaatmadja dan Ety R Agoes, Op. Cit. Hlm. 144-145

43 Jawahir Thontowi dan Pranoto Iskandar, Op.Cit, hlm.64.

the most highly quaified publicists of the various nations, as subsidiary means for the determination of rules of law).

Berbeda dengan sumber hukum lainnya, keputusan hakim dan ajaran ahli hukum hanya merupakan sumber tambahan, yang artinya keputusan hakim dan ajaran ahli hukum dapat dikemukakan untuk membuktikan adanya kaidah hukum internasional mengenai suatupersoalan yang didasarkan atas sumber primer yakni perjanjian internasional, kebiasaan internasional, dan asas-asas umum hukum.44

Dokumen terkait