• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefenisikan asuransi sebagai “pertanggungan” yaitu perjanjian antara dua pihak, pihak yang satu berkewajiban membayar iuran dan pihak yang lain berkewajiban memberikan jaminan sepenuhnya kepada pembayar iuran, apabila terjadi sesuatu yang menimpa pihak pertama atau barang miliknya sesuai dengan perjanjian yang dibuat.

Pada pasal 246 KUHD, dikatakan bahwa :

“Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang penganggung mengikatkan diri pada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin diderita akibat peristiwa tertentu.”

Menurut ketentuan pasal 1 angka (1) Undang-Undang No. 2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian “asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian dua pihak atau lebih dengan mana pihak penganggung mengikatkan diri pada tertanggung dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang di pertanggungkan.”

30

Menurut pendapat Prodjodikoro (2008 :33),

“Dalam asuransi terlibat dua pihak, yaitu satu yang dianggap sanggup menanggung atau menjamin bahwa pihak lain akan mendapat penggantian suatu kerugian, yang mungkin akan ia derita sebagai akibat dari suatu peristiwa yang semula belum tentu terjadi atau semula belum dapat ditentukan saat akan terjadinya. Suatu peristiwa kontra prestasi dari pertanggungan ini, pihak yang ditanggungkan itu diwajibkan membayar sejumlah uang kepada pihak yang menanggung, apabila kemudian ternyata peristiwa dimaksud itu terjadi.”

Kedua pihak yang terlibat dalam asuransi adalah penanggung (Perusahaan Asuransi) dan Tertanggung (orang yang diharuskan membayar sejumlah uang yang disebut premi asuransi). Sedangkan perjanjiannya disebut polis asuransi.

Objek asuransi adalah benda dan jasa, jiwa dan raga, kesehatan, tanggung jawab hukum, profesi, serta semua kepentingan lainnya yang dapat hilang, rusak, rugi, dan kekurangan nilainya.

Menurut pendapat Harsono (2004: 42), “perbedaan yang jelas antara asuransi dan judi adalah pertama kegiatan asuransi lebih berkenan dengan resiko-resiko murni, sedangkan judi lebih berkenaan dengan resiko-resiko spekulatif; kedua asuransi adalah menjamin suatu ganti rugi apabila resiko yang dijamin terjadi sedangkan judi justru menciptakan resiko yang baru; ketiga bahwa asuransi berusaha membebaskan diri dari suatu resiko karena adanya ketidak pastian akan menderita kerugian keuangan, sedangkan judi mengharapkan terjadinya suatu peristiwa yang membawa keuntungan, dengan kata lain prinsip asuransi adalah prinsip ganti rugi sedangkan judi adalah keuntungan.”

31 B. Jenis-Jenis Asuransi

Secara garis besar menurut pembagian klasik ada dua jenis asuransi yaitu asuransi sejumlah uang (sommen verzekering) dan asuransi kerugian (schade verzekering). Tetapi dengan perkemabngan usahaperasuransian muncul satu jenis asuransi lagi yaitu asuransi varia (varia verzekering). Dikatakan asuransi sejumlah uang karena besarnya uang assuransi sudah ditentukan sebelumnya tanpa perlu adanya suatu hubungan antara kerugian yang diderita dengan besarnya jumlah uang yang diberikan penanggung kepada tertanggung. Berbeda halnya dengan asuransi kerugian, disini ganti rugi yang diberikan penanggung kepada tertanggung harus seimbang dengan kerugian yang diderita dan kerugian itu adalah akibat dari peristiwa untuk mana asuransi itu diadakan. Dengan kata lain, besarnya ganti rugi yang diberikan penanggung sangat erat hubungannya dengan kerugian yang diderita tertanggung. Sedangkan asuransi varia yang juga disebut asuransi campuran (kombinasi) unsur-unsur yang ada dalam asuransi sejumlah uang dan asuransi ganti kerugian.

Menurut pasal 268 KUHD, bahwa yang dapat menjadi objek asuransi itu adalah begitu banyak macam dan raganya, dimana segala kepentingan yang dapat dinilai dengan uang dapat diancam oleh bahaya serta dapat dikecualikan Undang-Undang dapat diasuransikan.

Undang-Undang KHUD pasal 247 menyebutkan lima macam asuransi, yaitu :

1. Asuransi Kebakaran

2. Asuransi yang mengancam hasil-hasil pertanian sawah 3. Asuransi Jiwa

32 4. Asuransi di Laut dan Perbudakan

5. Asuransi Penganggkutan darat dan di sungai serta perairan-perairan pedalaman.

Berbagai jenis asuransi yang tidak dijumpai dalam KUHD, banyak dijumpai di dalam praktek perasuransian ( Gunanto, 2004:18), seperti :

1. Asuransi Kerugian 2. Asuransi Jiwa

Asuransi kerugian adalah asuransi untuk mengganti kerugian yang terjadi, yang jumlahnya tidak ditetapkan sebelumnya. Sedangkan asuransi sejumlah uang ialah asuransi untuk membayar sejumlah uang yang besarnya sudah ditentukan sejak awal. Ini berlaku untuk asuransi jiwa dan asuransi kecelakaan orang.

Menurut jangka waktu nya asuransi dapat digolongkan menjadi Asuransi Jangka Pendek dan Asuransi Jangka Panjang. Asuransi Jiwa pada umumnya merupakan asuransi jangka panjang. Namun ada asuransi jiwa yang lebih pendek dari asuransi kerugian. Penggolongan suransi menurut Gunanto adalah penggolongan menjadi Asuransi Orang dan Asuransi Barang.

Jenis masih kurang lengkap sebab masih ada asuransi kredit, asuransi kebangkrutan, asuransi gangguan usaha, serta asuransi tanggung gugat menurut hukum. Kedua asuransi ini tidak mempunyai oarang atau benda sebagai objek bahaya.

Menurut Gunanto (2004 : 18) yang termasuk asuransi kerugian lain ialah : 1. Asuransi Muatan Kapal

2. Asuransi Rangka Kapal 3. Asuransi Penerbangan

33 4. Asuransi Kebakaran

5. Asuransi Kontraktor

6. Asuransi Pemasangan Mesin 7. Asuransi Kerusakan Mesin 8. Asuransi Kendaraan Bermotor 9. Asuransi Kecelakaan didri orang 10.Asuransi Tanggung Gugat

11.Asuransi Biaya Masuk Rumah Sakit 12.Asuransi Satelit

Sedangkan menurut Emmy (2006 : 157), ada beberapa bidang asuransi yaitu :

1. Asuransi Dwi Guna

2. Asuransi Dwi Guna dengan bonus khusus 3. Asuransi Dwi Guna Istri

4. Asuransi Dwi Guna Bertahap 5. Asuransi Eka Warsa

6. Asuransi Jangka Warsa 7. Asuransi Dana Beasiswa 8. Asuransi Dana Haji 9. Asuransi Anela Guna 10.Asuransi Bekal Dewasa 11.Asuransi Hari Tua 12.Asuransi Kesehatan 13.Asuransi ABRI

34 14.Tabungan Asuransi Pensiun

15.Asuransi Kredit Asuransi Pinjam Keuangan Yang termasuk asuransi Varia anatara lain : 1. Cash In Transit Insuransce

2. Cash In Safe Insurance 3. Mechinery Insurance 4. Erection Insurance 5. Lost Of Profit Insurance 6. Boiler Inserance

7. Theft Insurance 8. Burglary Insurance 9. Credit Insurance 10.Dan lain-lain

Pembagian jenis asuransi berikutnya ialah Asuransi secara premi yaitu suatu perusahaan asuransi di satu pihak yang mengadakan persetujuan asuransi dengan masing-masing pihak terjamin. Di antara para pihak terjamin tidak ada hubungan hukum sama sekali. Kemudian Asuransi saling menjamin, dalam asuransi ini ada suatu persetujuan perkumpulan yang terdiri dari semua para pihak terjamin selaku anggota. Mereka tidak membayar premi melainkan membayar semacam iuran kepada pengurus perkumpulan.

Dokumen terkait