• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pembayaran Dana Pensiun Asuransi Kematian Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada PT. TASPEN (PERSERO) KCU Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sistem Pembayaran Dana Pensiun Asuransi Kematian Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada PT. TASPEN (PERSERO) KCU Medan"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

i UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

SISTEM PEMBAYARAN DANA PENSIUN ASURANSI KEMATIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) PADA PT. TASPEN (PERSERO)

KANTOR CABANG UTAMA MEDAN

TUGAS AKHIR Diajukan oleh:

LASMARIA MANURUNG 122101056

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

2 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : LASMARIA MANURUNG

NIM : 122101056

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

JUDUL : SISTEM PEMBAYARAN DANA PENSIUN

ASURANSI KEMATIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) PADA PT. TASPEN (PERSERO)

KANTOR CABANG UTAMA MEDAN

Tanggal : 2015 DOSEN PEMBIMBING

Inneke Qamariah, SE, M. Si. NIP : 198307202006042003

Tanggal : 2015 KETUA PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

Dr. Yeni Absah, SE, M. Si NIP : 197411232000122001

Tanggal: 2015 DEKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(3)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena hanya karena Kasih Karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini guna memenuhi salah satu persyaratan akademik dalam menyelesaikan Program Studi Diploma III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Adapun judul Tugas Akhir ini adalah “Sistem

Pembayaran Dana Pensiun Asuransi Kematian Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada PT. TASPEN (PERSERO) KCU Medan”.

Dengan selesainya Tugas Akhir ini, maka penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang membantu dan mendukung penulis. Dalam kesempatan ini penulis dengan tulus mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, SE, M.Ec, Ak, CA, selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr.Yeni Absah, SE, M.Si. Ketua program Studi Diploma III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si. selaku Sekretaris Program Studi D-III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Inneke Qamariah, SE, M. Si, selaku Dosen Pembimbing yang banyak membantu penulis dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

(4)

ii

6. Kedua Orang tua penulis yang sangat penulis sayangi, Tombang Manurung dan Tiarma Sinaga. Terima kasih atas dukungan dan doa-doa yang selalu menopang penulis baik didalam perkuliahan dan penyelesaian Tugas Akhir ini. Semoga bapak dan mama selalu sehat dan diberkati Tuhan.

7. Adik-adik penulis Indra Swandi Manurung, Armes Jhonson Manurung, Lilis Dayanti Manurung, Goklan Ganda Manurung, dan Amsel Mus Manurung. Terima kasih atas dukungan dan doa-doanya. Biarlah Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai dan membantu adik-adik penulis dalam meraih cita-cita yang diinginkan.

8. Sahabat-sahabat penulis Hotmaida Sidauruk, Novita Risna Arta Purba, Sulastri Eka Pertiwi. Terima kasih telah menjadi sahabat berantam, tertawa, menangis, dan linglung. Semoga apapun yang kita cita-cita kan dapat kita raih, dan kasih Tuhan kita yang selalu menyertai.

9. Teman-teman D III Manajeman Keuangan stambuk 2012 grub A dan B. terima kasih buat pengalaman-pengalaman selama perkuliahan, sukses selalu bagi kita semua.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari ketidak sempurnaan dan untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Akhir kata semoga Tuhan Yesus Kristus memberikan kasih dan berkat-Nya bagi kita semua dan juga biarlah melalui Tugas Akhir ini nama-Nya dapat dipermuliakan.

Medan, Juni 2015 Penulis.

(5)

iii DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ……… i

DAFTAR ISI ………... iv

DAFTAR TABEL ……….. v

DAFTAR GAMBAR ………. vi

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

A. Latar Belakang ………... 1

B. Rumusan Masalah ……… 3

C. Tujuan Penelitian ………. 3

D. Manfaat Penelitian ………... 3

BAB II PROFIL PT. TASPEN (PESERO) KCU MEDAN ………… 5

A. Sejarah Singkat PT. TASPEN (PESERO) ……….. 5

B. Visi dan Misi PT. TASPEN (PESERO) ……….. 7

C. Tata Nilai PT. TASPEN (PESERO) ……… 9

D. Moto Layanan PT. TASPEN (PERSERO) ………. 11

E. Program Yang Dikelola ……… 10

F. Struktur Organisasi dan Job Description……….. 18

BAB III PEMBAHASAN ……… 29

A. Pengertian Asuransi ……… 29

B. Jenis-Jenis Asuransi ………. 31

C. Fungsi Asuransi ……… 34

D. Pengaturan Asuransi ………. 36

E. Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil ……….. 37

F. Tinjauan Peserta Program ………. 40

G. Tujuan dan Manfaat Asuransi PNS ……….. 43

H. Asuransi Kematian PNS ……… 44

I. Pembayaran Klaim ASKEM PNS ……… 46

J. Prosedur Pengurusan Klaim ASKEM ……….. 49

K. Sistem Pembayaran Klaim ASKEM ……… 50

L. Contoh Perhitungan Besarnya Hak ASKEM ……….. 56

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN……… 58

A. Kesimpulan ………. 58

B. Saran……… 61

(6)

iv

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

(7)

v

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

(8)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional yang pada hakekatnya merupakan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh rakyat Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang 1945, maka upaya untuk mewujudkan kewajiban konstitusional yang harus dilakukan secara berencana, bertahap dan berkesinambungan. Dalam hal ini, Pegawai Negeri Sipil (PNS) mempunyai kedudukan dan peranan penting serta menetukan dalam pembangunan nasional.

Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau Civil Servant merupakan salah satu organ penting bagi eksistensi suatu negara. Menurut Undang-Undang No 8 tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian, dalam Bab 1 pasal 1 huruf a, disebutkan bahwa “Pegawai Negeri adalah mereka yang setelah memenuhi syarat-syarat

yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, diangkat

oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam sesuatu jabatan Negeri

atau diserahi tugas Negara lainnya yang ditetapkan berdasarkan sesuatu

peraturan undangan dan digaji menurut peraturan

perundang-undangan yang berlaku.”

(9)

2

Usaha peningkatan kesejahtraan PNS dan keluarganya dilakukan melalui penyelenggaraan program pensiun PNS. Berdasarkan Keputusan Menteri Pertama RI nomor : 388/MP/1960 disebutkan bahwa “Perlunya pembentukan jaminan sosial bagi pegawai negeri dan keluarganya pada saat mengakhiri pengabdiannya kepada Negara’’

Program ini bertujuan untuk memberikan jaminan keuangan bagi peserta bila mendapat resiko yang mengakibatkan peserta tersebut tidak mampu lagi bekerja karena sudah tua atau telah mencapai usia tidak produktif lagi untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintahan yang diembankan kepada peserta atau jaminan keuangan bagi ahli warisnya apabila peserta tertimpa resiko kematian sebelum mencapai usia pensiun/tertimpa resiko kematian ketika menjalani masa pensiun.

Pemerintah juga menyadari bahwa kesejahteraan PNS tidak hanya diperhatikan sewaktu aktif bekerja, tetapi juga tetap di perhatikan pada masa purna bakti. Oleh sebab itu, pemerintah memberikan tugas kepada PT. Taspen (PERSERO) untuk mengelola program asuransi sosial yang terdiri dari Program Dana Pensiun dan Tabungan Hari Tua (THT). Program Tabungan Hari Tua merupakan program asuransi yang terdiri dari Asuransi Dwiguna yang dikaitkan dengan usia pensiun dengan Asuransi Kematian (ASKEM).

(10)

3

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengetahui

Sistem Pembayaran Dana Pensiunan Asuransi Kematian Pegawai Negeri

Sipil (PNS) pada PT. Taspen (PERSERO) Kantor Cabang Utama (KCU) Medan.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang penulis kemukakan diatas, maka permasalahan yang dapat diambil dalam pengamatan ini yaitu: bagaimana sistem pembayaran dana pensiun asuransi kematian Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada PT. Taspen (PERSERO) KCU Medan ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana sistem pembayaran pensiun asuransi kematian Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang dilakukan oleh PT. Taspen (PERSERO) Kantor Cabang Utama (KCU) Medan.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan penulis dari pengamatan ini adalah: 1. Bagi Penulis

Memperoleh pengetahuan tentang pelaksanaan pembayaran dana pensiun asuransi kematian pada PT. Taspen (PERSERO) KCU Medan.

2. Bagi Instansi

(11)

4 3. Bagi Peneliti Selanjutnya

(12)

5 BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat PT. Taspen (PERSERO)

PT. Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri yang sering disingkat menjadi PT. TASPEN (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberi tugas oleh pemerintah untuk menyelenggarakan program Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil yang terdiri dari Program Tabungan Hari Tua (THT) dan Program Pensiun bagi Pegawai Negeri Sipil.

Pendirian PT. Taspen (PERSERO) bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan keluarganya dengan memberikan jaminan keuangan pada waktu mencapai usia pensiun atau bagi ahli warisnya (suami/ isteri/ anak /orang tua) pada waktu peserta meninggal dunia sebelum usia pensiun.

Usaha-usaha untuk meningkatkan kesejahteraan hari tua dan asuransi sosial bagi Pegawai Negeri Sipil tersebut telah dirintis sejak tahun 1960 melalui Konferensi Kesejahteraan Pegawai Negeri yang berlangsung di Jakarta pada tanggal 25 sampai 26 Juli 1960. Keputusan konferensi tersebut secara resmi dituangkan dalam Keputusan Menteri Pertama RI No. 388/MP/1960 tanggal 25 Agustus 1960, yang antara lain menetapkan tentang perlunya pembentukan jaminan sosial bagi pegawai negeri sebagai bekal bagi pegawai negeri dan keluarganya di saat mengakhiri pengabdiannya kepada negara.

(13)

6

diberlakukannya Undang-Undang No. 9 tahun 1969 tentang Bentuk-bentuk Perusahaan Negara, maka pada tahun 1970 dilakukan perubahan bentuk badan hukum PN TASPEN menjadi Perusahaan Umum atau Perum melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan No: Kep-749/MK/IV/II/1970

Sejalan dengan perkembangan perekonomian negara dan beban tugas yang diemban perusahaan, maka pada tanggal 4 Januari 1982 dilakukan perubahan bentuk Badan Hukum Perum TASPEN menjadi Perseroan Terbatas sehingga bernama PT. TASPEN (Persero). Perubahan ini dituangkan dalam peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 1981, sebagai pelaksanaan dari Peraturan pemerintah Nomor 25 Tahun 1981. Sejak awal berdiri TASPEN hanya mengelola Program Tabungan Hari Tua (THT) bagi Pegawai Negeri Sipil dan sejak tahun 1987 TASPEN mulai mendapat tugas untuk mengelola Program Pensiun Pegawai Negeri Sipil, dengan demikian TASPEN telah sepenuhnya mengelola Program Asuransi Sosial yang menurut PP No. 25 tahun 1981 didefinisikan sebagai Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil termasuk Dana Pensiun, THT, dan kesejahteraan lainnya.

(14)

7 B. Visi dan Misi PT. Taspen (PERSERO)

Visi dan misi dari PT. Taspen (PERSERO) merupakan hasil rumusan yang dilakasanankan secara bersama-sama oleh Komisaris, Direksi, dan Manajer-manajer utama serta seluruh pimpinan kantor cabang utama dan kantor cabang. 1. Visi

Menjadikan Taspen sebagai pengelola dana pensiun dan THT berkelas dunia yang bersih, sehat, dan benar dengan pelayanan tepat orang, tepat jumlah, tepat waktu, tepat tempat, dan tepat administrasi. Secara lebih rinci adalah sebagai berikut: 1. Tepat Orang

Manfaat dibayarkan kepada peserta yang berhak atau ahli warisnya yang sah sesuai dengan identitas penerima yang dibuktikan dengan KTP/SIM/Kartu Pegawai, dan sesuai dengan identitas peserta yang meliputi NIP, nama, tanggal lahir, jenis kelamin, status, penghasilan, instansi, dan domisili yang tercantum pada Kartu Peserta TASPEN/KTP, Kartu Identitas Pensiun/KARIP, Karpeg, dan dokumen kepegawaian lainnya yang sah.

2. Tepat Waktu

Setelah permohonan klim diterima dan dinyatakan memenuhi syarat oleh petugas,manfaat dibayarkan kepada peserta yang berhak atau ahli warisnya dalam waktu tidak lebih dari 1 (satu) jam untuk Syarat Permohonan Pembayaran (SPP) langsung dan tidak lebih dari 2 (dua) jam untuk SPP tidak langsung.

3. Tepat Jumlah

(15)

8

dibayarkan sesuai dengan jumlah yang tertera pada tanda penerimaan uang (tanpa dikurangi oleh biaya-biaya lain dalam bentuk apapun).

4. Tepat Tempat

Manfaat dibayarkan kepada peserta atau ahli warisnya pada kantor bayar yang sesuai dengan keinginan pemohon atau klim. Kantor bayar tersebut dapat berupa Kantor Pos, Bank mitra kerja Taspen, maupun kantor Taspen itu sendiri.

5. Tepat Administrasi

Setiap pemohon klim diterima, diperiksa, dibayarkan dan diadministrasikan menurut prinsip-prinsip kearsipan dan dokumentasi sehingga mudah dan cepat ditemukan, serta aman dari bahaya kebakaran, kebanjiran, dan kehilangan.

2. Misi

Dengan mengemban visi tersebut maka misi PT. TASPEN (Persero) adalah: “Mewujudkan manfaat dan pelayanan yang semakin baik bagi peserta dan

stakeholder lainnya secara profesional dan akuntabel, berlandaskan integritas dan etika yang tinggi”

C. Tata Nilai PT. Taspen (PERSERO)

Adapun Tata nilai PT. Taspen (PERSERO) KCU Medan adalah: 1. Tumbuh

Taspen mengembangkan diri dan mampu mengikuti tuntutan

perubahan yang terjadi, baik karena tuntutan lingkungan internal

(16)

9 2. Etika

Taspen melayani peserta dan keluarganya dengan ramah, santun, rendah hati, sabar, dan manusiawi.

3. Profesional

Taspen bekerja dengan terampil dan mampu memberikan solusi berdasarkan 5T (Tepat Orang, Tepat Waktu, Tepat Jumlah, Tepat Tempat, dan Tepat Administrasi).

4. Akuntabilitas

Taspen dalam melaksanakan pekerjaan dapat ditelusuri rangkaian prosesnya berdasarkan sistem dan prosedur kerja yang dapat dipertanggung jawabkan.

5. Integritas

Taspen senantiasa konsisten dalam memegang amanah dan melaksanakan janji sebagaimana yang dituangkan dalam visi dan misi perusahaan. Telah ditetapkan suatu acuan semangat yang tertuang dalam motto perusahaan yaitu "Layanan dan Kinerja Selalu Ditingkatkan".

D. Moto Layanan PT. Taspen (PERSERO)

PT. Taspen (PERSERO) mempunyai moto layanan moto layanan yang melebihi harapan peserta merupakan suatu bentuk layanan paripurna yang akan diberikan Taspen dan diterima oleh peserta Taspen. Dengan maksud dan tujuan

sebagai berikut :

(17)

10

Sebagai bentuk penghargaan kepada PNS yang telah mengabdikan dirinya kepada

pemerintah selama bertahun-tahun, maka sudah sepantasnya apabila PNS

diberikan layanan yang baik dan prima

2. Mensinergikan layanan pada PNS .

Selama ini masing-masing instansi melayani dokumen dan proses permintaan

pensiun dengan sendiri-sendiri dan diharapkan kedepan menjadi bersinergi

dengan demikian PNS calon penerima pensiun akan mendapatkan layanan yang

mudah, praktis dan murah.

3. Meringkan beban PNS

Dengan tidak banyaknya mengujungi instansi untuk mengurus dokumen pensiun

maka secara otomatis akan mengurangi beban biaya yang akan dikeluarkan oleh

PNS calon penerima Pensiun dan Tabungan Hari Tua.

4. Menyederhanakan Jalur Birokrasi

PNS calon penerima pensiun tidak perlu mendatangi semua instansi yang

berkaitan dengan proses penerbitan dan pembayaran pensiun, karena

masing-masing instansi sesuai tugas dan fungsinya akan menyelesaikan dokumen pensiun

dengan tapat waktu.

5. Memberikan kenyamanan dan keamanan

Dengan tidak mengurus sendiri ke Kantor Taspen dan tidak bolak-balik ke

beberapa instansi serta pada saat jatuh tempo uang Pensiun dan Tabungan Hari

Tua telah di transfer pada rekening perbankan atau Kantor Pos yang ditunjuk,

(18)

11 6. Menghemat energi dan biaya

Dengan bersinerginya semua pihak maka PNS calon penerima pensiun tidak perlu

mendatangi beberapa instansi sehingga berdampak pada penghematan biaya dan

energi.

7. Memberikan informasi yang maksimal

PNS calon Penerima Pensiun dan Tabungan Hari Tua mendapatkan informasi

yang jelas dan akurat, sehingga tidak menimbulkan rasa was-was dan khawatir.

E. Program Yang Dikelola PT. Taspen (PERSERO)

PT. TASPEN (Persero) mengelola 2 (dua) jenis program utama, yaitu: Program Tabungan Hari Tua (THT) dan Program Pensiun.

1. Program Tabungan Hari Tua

(19)

12

sampai dengan usia 21 tahun (dengan catatan : belum menikah atau belum bekerja), maksimum untuk sebanyak 3 (tiga) kali kejadian

Jenis manfaat yang diberikan kepada setiap program Tabungan Hari Tua adalah sebagai berikut:

1. Manfaat asuransi dibayarkan kepada peserta yang berhenti dengan hak pensiun dan / atau meninggal dunia dalam masa aktif.

2. Manfaat nilai tunai asuransi dibayarkan kepada peserta yang berhenti bukan karena pensiun atau meninggal dunia.

3. Manfaat Asuransi Kematian (Askem) dibayarkan kepada peserta, istri/ suami/ anak yang meninggal dunia pada masa aktif atau selama menjalani masa pensiun.

Peserta Program Tabungan Hari Tua adalah:

1) Pegawai Negeri Sipil, kecuali Pegawai Negeri Sipil Departemen Hankam 2) Pejabat Negara

3) Pegawai BUMN/BUMD

Kepesertaan program THT dimulai sejak yang bersangkutan diangkat sebagai Pegawai/Pejabat Negara sampai dengan saat berhenti sebagai Pegawai/Pejabat Negara dengan ketentuan sebagai berikut:

a) Pengangkatan menjadi Pegawai Negeri Sipil sebelum 1 Juli 1961, masa kepesertaan dihitung sejak tanggal 1 Juli 1961.

b) Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Daerah Propinsi Irian Jaya sebelum 1 Januari 1971, masa kepesertaan dihitung sejak tanggal 1 Januari 1971. c) pengangkatan pegawai BUMN/BUMD/BHMN sesuai dengan perjanjian

(20)

13

Kewajiban Peserta Program THT mempunyai kewajiban sebagai berikut: a) Membayar iuran 3,25% dari penghasilan sebulan

(gaji pokok + tunjangan anak) setiap bulan berdasarkan Kepres No.8 tahun 1977.

b) Memberi keterangan data diri pribadi dan keluarganya.

c) Melaporkan perubahan data penghasilan, kenaikan pangkat/golongan dan perubahan gaji pokok.

Agar peserta mendapat tingkat kesejahtraan yang lebih besar, maka PT. Taspen mengembangkan dua program baru, yaitu Program THT Multiguna, dan THT Ekaguna sejahtera yang sifatnya sukarela bagi para pegawai BUMN/ BUMD. 1. Program THT Multiguna

Program Asuransi Multiguna Sejahtera adalah pengembangan dari Asuransi Dwiguna dengan penambahan manfaat bagi peserta berupa manfaat berkala, disamping manfaat THT dan manfaat nilai tunai. Besarnya manfaat berkala disesuaikan dengan kemampuan masing- masing peserta. Program ini telah diikuti oleh pegawai beberapa BUMN/ BUMD. Peserta Program Asuransi Multiguna Sejahtera adalah PT. Pos Indonesia dan PT. Pelabuhan Indonesia VI. 2. Program Asuransi Ekaguna Sejahtera

Program Asuransi Ekaguna Sejahtera menawarkan manfaat THT saja kepada peserta yang ingin membatasi kewajiban iurannya. Program ini juga telah diikuti oleh pegawai beberapa BUMN/BUMD.

2. Program Pensiun

(21)

14

atas jasa- jasa dan pengabdiannya kepada negara sebagaimana ditetapkan dalam Undang- Undang No.11 Tahun 1969 tentang pemberian Pensiun Pegawai Negeri Sipil dan Pensiun Janda/ Duda Pegawai Negeri Sipil.

Program Pensiun merupakan jaminan hari tua berupa pemberian uang setiap bulan kepada PNS yang memenuhi kriteria: mencapai usia pensiun, meninggal pada masa aktif, yang akan diberikan kepada janda/ duda atau anaknya sebelum berumur 21 tahun. Peserta Program Pensiun adalah:

1) Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pusat;

2) Pegawai Negeri Sipil (PNS) Daerah Otonom; 3) Pejabat Negara; dan

4) Penerima Pensiun TNI/ POLRI (yang dipensiunkan sebelum 1 April 1989) Selain itu PT. TASPEN (PERSERO) juga ditugasi untuk melakukan pembayaran tunjangan kepada:

1) Veteran RI;

2) Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia / Komite Nasioanl indonesia Pusat (PKRI/ KNIP);

3) Penerima uang tunggu.

Yang berhak menerima Manfaat Pensiun adalah: a. Peserta (pensiun untuk diri sendiri) atau;

b. Janda/ duda dari peserta, dan janda/ duda dari penerima pensiun; c. Yatim-Piatu dari peserta, dan yatim-piatu dari penerima pensiun;

(22)

15

Syarat pokok untuk memperoleh Hak Pensiun menurut Pasal 9.1 (a) UU. No. 11 antara lain:

1) Telah mencapai usia sekurang-kurangnya 50 tahun;

2) Mempunyai masa kerja untuk pensiun sekurang-kurangnya 20 tahun 3) Telah diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri.

Kewajiban para peserta program pensiun mempunyai kewajiban sebagai berikut: a) Membayar Iuran Wajib Peserta (IWP)

Para penerima pensiun, khususnya yang berstatus sebagai PNS dan atau Pejabat Negara sebagai peserta Program Pensiun PT. Taspen (Persero) semasa aktif wajib membayar iuran yang besarnya adalah 4,75% dari penghasilan sebulan (berdasarkan Keppres No. 8 tahun 1977)

b) Memberi keterangan mengenai data penghasilan, data diri dan keluarganya.

c) Menyampaikan perubahan data penghasilan, data diri dan keluarganya. Hak para peserta Program Pensiun mempunyai hak sebagai berikut:

1. Pembayaran pensiun pertama dan pensiun bulanan.

Pensiun pertama diberikan ketika PNS/pejabat negara berhenti dengan hak pensiun dan pembayarannya bersamaan dengan pemberian hak THT. Pensiun bulanan adalah pensiun yang dibayarkan pada setiap bulan melalui kantor bayar pensiun yang ditunjuk.

2. Uang pensiun terusan

Pensiun Terusan adalah pembayaran hak pensiun kepada istri/ suami/ anak sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan dan perundang- undangan, akibat

(23)

16

a) Pensiun PNS/ Pejabat Negara/ Tunjangan Veteran diberikan selama 4 (empat) bulan berturut- turut.

b) Pensiun Duta Besar diberikan selama 2 (dua) bulan berturut- turut. c) Pensiun ABRI diberikan selama 6 (enam) bulan berturut- turut, bagi

yang memiliki bintang jasa (Gerilya, Sewindu, Kartika Ekapaksi, dan Nararya) diberikan selama 12 (dua belas) bulan berturut- turut. 3. Uang Duka Wafat (UDW)

Uang Duka Wafat adalah pembayaran hak pensiun kepada ahli waris (istri/ suami/ anak) sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan dan perundang-undangan, akibat penerima peserta pensiun meninggal dunia.Uang Duka

Wafat (UDK) diberikan kepada isteri/ suami/ anak/ ahli waris yang ditunjuk karena pensiunan meninggal dunia sebanyak tiga kali penghasilan terakhir. Adapun ketentuannya adalah :

a. UDW untuk isteri/suami karena penerima tunjangan veteran meninggal dunia sebesar Rp.300.000,

b. UDW untuk ahli waris karena janda/duda penerima tunjangan veteran meningal dunia sebesar Rp. 200.000,Jika pensiunan menerima lebih dari satu pensiun, UDW hanya diberikan dari salah satu jenis pensiun yang menguntungkan bagi penerima.

4. Pensiun Janda/Duda/Anak

(24)

17 5. Uang kekurangan pensiun (UKP)

Kekurangan pensiun yang belum dibayarkan kepada penerima pensiun akibat penyesuaian pensiun pokok, penyesuaian tabel, adanya pangkat pengabdian karena penerbitan SK terlambat.

Sebagai tanda kepesertaan pada PT. TASPEN (Persero), para peserta diwajibkan memiliki Kartu Peserta TASPEN (KPT) yang dapat diperoleh dengan syarat menyerahkan berkas sebagai berikut :

a. Surat pengantar dari instansi peserta. b. Foto copy KARPEG (Kartu Pegawai).

c. Foto copy SK (Surat Keputusan) CAPEG (Calon Pegawai). d. Foto copy SK/SKG (Surat Keterangan Golongan) terakhir.

F. Struktur Organisasi PT. Taspen (PERSERO)

Berdasarkan Keputusan Direksi PT. Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (PERSERO) No.SK-38/DIR/1999. Organisasi PT. TASPEN (Persero) terdiri atas:

1. Kantor Pusat

2. Kantor Cabang Utama

3. Kantor Cabang PT. TASPEN (Persero)

Kantor Cabang PT. TASPEN (Persero) dipimpin oleh seorang kepala yang diangkat oleh Direksi dan bertanggung jawab kepada Direksi melalui Kepala Kantor Cabang Utama.

(25)

18

dengan peraturan yang berlaku dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Direksi atau Kepala Kantor Cabang Utama.

(26)
[image:26.842.65.770.100.449.2]

19 Sumber: PT. TASPEN (PERSERO) Kantor Cabang Utama Medan (2014)

Gambar : 2.1 Bagan Struktur PT. TASPEN (PERSERO) KCU Medan. Kepala KCU

HERRY AVIANTO

Wakil Kepala KCU SUNARDI Kepala Bidang Sistem Informasi Kepala Bidang Keuangan Kepala Bidang Umum dan SDM Kepala Bidang Layanan dan Manfaat Kepala Seksi & kepersertaan Kepala Seksi layanan & manfaat Kepala Seksi SDM Kepala Seksi Umum Kepala Seksi Kas Kepala Seksi adm Umum

Pegawai Pegawai Pegawai Pegawai Pegawai Pegawai

(27)

20

Job Description PT. TASPEN (PERSERO) KCU Medan.

Berikut adalah pembagian tugas dan wewenang dari masing-masing bagian yang ada berdasarkan struktur organisasi PT Taspen (Persero) Kantor Cabang Utama Medan:

1. Kepala Kantor Cabang Utama

Bertanggung jawab kepada : - Direksi

Membawahi langsung : - Wakil Kepala Cabang Utama - Kepala Bidang Pelayanan - Kepala Bidang Keuangan - Kepala Bidang SDM dan Umum - Kepala Bidang Informasi Tugas Pokok:

Memimpin Kantor Cabang Utama, mengemban misi untuk mencapai tujuan serta sasaran perusahaan, mempunyai fungsi merencanakan, membina dan mengendalikan kegiatan Kantor Cabang Utama dan mengkoordinasikan Kantor Cabang di Wilayah kerjanya.

Uraian Tugas:

a) Melakukan tindakan untuk dan atas nama Direksi serta mengikat cabang dengan pihak lain atas persetujuan Direksi PT. TASPEN (PERSERO) b) Merencanakan pelaksanaan dan seluruh kegiatan Kantor Cabang Utama

untuk mengkoordinasikan kegiatan Kantor Cabang diwilayah kerjanya sesuai dengan program kerja dan besarnya anggaran yang ditetapkan. c) Mengarahkan kegiatan operasioanl Kantor Cabang Utama dan Kantor

(28)

21

d) Mengkoordinasikan seluruh kebijaksanaan operasional Kantor Cabang Utama dan Kantor Cabang di wilayah kerjanya sesuai dengan Kebijaksanaan Perusahaan

2. Wakil Kepala Kantor Cabang Utama

Bertanggung Jawab Kepada : Kepala Kantor Cabang Utama Tugas Pokok :

Melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pelayanan, personalia dan umum, keuangan dan pengawasan, sistem informasi yang diselenggarakan oleh kepala Kantor Cabang Utama

Uraian Tugas:

a) Melaksanakan tugas-tugas dalam bidang personalia serta mengendalikan kegiatan intern perusahaan.

b) Mendukung sistem mutu pelayanan demi kepuasan peserta dalam melaksanakan tinjauan manajemen, audit mutu internal, tindakan korelasi dan pencegahan, kontrol dokumen dan data, teknik statistik dan pengendalian catatan mutu.

c) Membantu kepala kantor cabang utama untuk menjabarkan kebijakan perusahaan yang menyangkut kegiatan yang akan dilaksanakan kantor cabang.

(29)

22

e) Membantu kepala kantor cabang utama dalam pembuatan berkala kepada kepala kantor wilayahnya.

3. Kepala Bidang Pelayanan dan Manfaat

Bertanggung Jawab Kepada : Kepala Kantor Cabang Utama

- Kepala Seksi Penetapan Klaim - Kepala Seksi data Peserta dan Pemasaran

Tugas Pokok :

Membantu Wakil Kepla Kantor Cabang Utama serta bertanggung jawab atas pelaksanaan seluruh kegiatan bidang pelayanan.

Uraian Tugas :

a) Merencanakan dan mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan pelayanan dan pemasaran

b) Mengkoordinasikan kegiatan pengumpulan, pengolahan dan penyajian data program Taspen

c) Menyetujui keabsahan dan pembayaran menfaat klaim yang ditujukan. d) Menyetujui besarnya tagihan peserta program Taspen.

Bidang Pelayan dan Manfaat terdiri dari dua seksi, yaitu: 1. Kepala Seksi Kepesertaan

Tugas Pokok:

Kepala seksi kepesertaan bertanggung jawab kepada kepala bidang layanan manfaat untuk melaksanakan pelayanan serta memverifikasi dan melaporkan kepada pihak manajemen.

(30)

23

a) Bertanggung jawab atas terselenggaranya kegiatan administrasi peserta dan pemasaran.

b) Melaksanakan komunikasi data sesuai dengan hak tabungan hari tua peserta.

c) Menyelenggarakan dan mengawasi penelitian, evaluasi dan peng administrasian peserta program asuransi pensiun dan tabungan hari tua. d) Melakukan kegiatan pemasaran produk program perusahaan

2. Kepala Seksi Layanan dan Manfaat Tugas Pokok :

Kepala seksi layanan dan manfaat bertanggung jawab kepada kepala bidang layanan dan manfaat.

Uraian tugas:

a) Mengesahkan kebenaran pengajuan klaim manfaat program PT.Taspen (Persero).

b) Bertanggungjawab dan menindaklanjuti terhadap keluhan pelayanan yang diterima dengan tindakan korelasi dan pencegahan guna memperbaiki mutu pelayanan.

c) Menetapkan besarnya klaim sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, memverifikasi dan melaporkan kepada manajemen perusahaan.

(31)

24 4. Kepala Bidang Umum dan SDM

Bertanggung Jawab Kepada : Kepala Kantor Cabang Utama Membawahi Langsung : Kepala Seksi SDM

Kepala Seksi Umum Tugas Pokok:

Membantu Wakil Kepala Kantor Cabang Utama serta bertanggung jawab atas pelaksanaan Personalia dan Umum.

Uraian Tugas :

a) Menyelenggarakan pendidikan dan latihan, pembinaan mental karyawan dan olahraga serta kegiatan non kedinasan lainnya.

b) Menyiapkan data dan daftar gaji untuk menyelenggarakan administrasi personalia serta menetapkan pemberian fasilitas bagi karyawan dan keluarganya.

c) Menyimpan, memelihara keakuratan dan kerahasiaan data karyawan

Kepala Bidang SDM dan Umum membawahi dua Seksi, yaitu: 1. Kepala Seksi Umum

Tugas Pokok :

Kepala seksi umum bertanggung jawab atas kepala bidang umum dan sumber daya manusia yang menyelenggarakan kegiatan kesekretarian, perawatan, kehumasan dan kearsipan.

(32)

25

a) Mengkoordinir pemeliharaan, perawatan dan perbaikan atas aset perusahaan termasuk pengamanan atas semua dokumen milik perusahaan di kantor cabang.

b) Mengendalikan pengadaan, penyimpanan, investasi, distribusi peralatan kantor dan komputer di kantor cabang.

c) Melakukan kegiatan operasional dan administrasi.

d) Melaksanakan kegiatan pembinaan dan administratif atas usaha kecil dan koperasi wilayah lainnya.

2. Kepala Seksi Sumber Daya Manusia Tugas Pokok :

Kepala seksi sumber daya manusia bertanggung jawab atas kepala bidang umum dan sumber daya manusia.

Uraian tugas :

a) Menyelenggarakan pendidikan dan latihan, pembinaan mental karyawan dan olahraga serta kegiatan non kedinasan lainnya.

b) Menyiapkan data dan daftar gaji untuk menyelenggarakan administrasi personalia serta menetapkan pemberian fasilitas bagi karyawan dan keluarganya.

c) Menyimpan, memelihara keakuratan dan kerahasiaan data karyawan

5. Kepala Bidang Keuangan

Bertanggung Jawab Kepada : Kepala Kantor Cabang Utama Membawahi langsung : Kepala seksi Keuangan

(33)

26 Tugas Pokok :

Membantu Wakil Kepala Kantor Cabang Utama serta bertanggung jawab atas pelaksanaan seluruh bidang keuangan.

Uraian Tugas :

a. Merencanakan dan mengkoordinasikan penyelenggaraan fungsi-fungsi keuangan Kantor Cabang.

b. Merencanakan dan mengendalikan anggaran Kantor Cabang.

c. Menyelenggarakan kegiatan akuntansi dan penyususnan laporan keuangan Kantor Cabang.

d. Menyelenggarakan kegiatan perbendaharaan Kantor Cabang. e. Melaksanakan pelayanan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, f. Memverifikasi dan melaporkan kepada manajemen Kantor Cabang. g. Bertanggung jawab atas peningkatan kualitas pelayanan kepada peserta. h. Bertanggung jawab dan menindak lanjuti terhadap keluhan pelayanan

yang diterima dengan tindakan koreksi dan pencegahan guna memperbaiki mutu pelayanan.

i. Bertanggung jawab atas penilaian pembinaan dan peningkatan mutu pegawai pada unit kerja di lingkungannya.

Kepala Bidang Keuangan mempunyai dua seksi, yaitu: 1. Kepala Seksi Kas

Tugas Pokok :

(34)

27

a) Mengendalikan penerimaan dan pengeluaran kas kantor cabang.

b) Melakukan tugas verifikasi sebagai langkah pra audit transaksi keuangan perusahaan di kantor cabang.

c) Menerima dan mengeluarkan uang sesuai dengan bukti yang telah diotorisasi.

d) Menyimpan uang dan surat-surat berharga. 2. Kepala Seksi Administrasi Keuangan

Tugas pokok :

Kepala seksi administrasi keuangan bertanggungjawab atas kepala bidang keuangan. Uraian tugas kepala seksi administrasi keuangan: a) Menyiapkan laporan keuangan dan laopran manajemen keuangan kantor

cabang utama.

b) Melakukan pengawasan serta membuat laporan realisasi anggaran kantor cabang utama.

c) Membuat rekonsiliasi bank dan melakukan pengecekan pembukuan, program hari tua dan administrasi pensiun.

6. Kepala Bidang Sistem Informasi

Bertanggung jawab kepada : Kepala Kantor Cabang Utama Membawahi langsung : Staf Pelaksana Komputer Tugas Pokok :

Membantu Wakil Kepala Kantor cabang Utama serta bertanggugn jawab atas pelalsanaan seluruh kegiatan bidang Sistem Informasi.

(35)

28

a) Bertanggung jawab atas pengoperasian sistem Informasi yang telah dikembangkan kantor pusat serta mengevaluasi dan mengajukan usul penyempurnaan.

b) Mengatur penggunaan, pengoperasian, serta pemeliharaan komputer dan kelengkapannya.

(36)

29 BAB III PEMBAHASAN

A. Pengertian Asuransi

Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefenisikan asuransi sebagai “pertanggungan” yaitu perjanjian antara dua pihak, pihak yang satu berkewajiban

membayar iuran dan pihak yang lain berkewajiban memberikan jaminan sepenuhnya kepada pembayar iuran, apabila terjadi sesuatu yang menimpa pihak pertama atau barang miliknya sesuai dengan perjanjian yang dibuat.

Pada pasal 246 KUHD, dikatakan bahwa :

“Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang

penganggung mengikatkan diri pada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin diderita akibat peristiwa tertentu.”

(37)

30

Menurut pendapat Prodjodikoro (2008 :33),

“Dalam asuransi terlibat dua pihak, yaitu satu yang dianggap sanggup

menanggung atau menjamin bahwa pihak lain akan mendapat penggantian suatu kerugian, yang mungkin akan ia derita sebagai akibat dari suatu peristiwa yang semula belum tentu terjadi atau semula belum dapat ditentukan saat akan terjadinya. Suatu peristiwa kontra prestasi dari pertanggungan ini, pihak yang ditanggungkan itu diwajibkan membayar sejumlah uang kepada pihak yang menanggung, apabila kemudian ternyata peristiwa dimaksud itu terjadi.”

Kedua pihak yang terlibat dalam asuransi adalah penanggung (Perusahaan Asuransi) dan Tertanggung (orang yang diharuskan membayar sejumlah uang yang disebut premi asuransi). Sedangkan perjanjiannya disebut polis asuransi.

Objek asuransi adalah benda dan jasa, jiwa dan raga, kesehatan, tanggung jawab hukum, profesi, serta semua kepentingan lainnya yang dapat hilang, rusak, rugi, dan kekurangan nilainya.

(38)

31 B. Jenis-Jenis Asuransi

Secara garis besar menurut pembagian klasik ada dua jenis asuransi yaitu asuransi sejumlah uang (sommen verzekering) dan asuransi kerugian (schade verzekering). Tetapi dengan perkemabngan usahaperasuransian muncul satu jenis

asuransi lagi yaitu asuransi varia (varia verzekering). Dikatakan asuransi sejumlah uang karena besarnya uang assuransi sudah ditentukan sebelumnya tanpa perlu adanya suatu hubungan antara kerugian yang diderita dengan besarnya jumlah uang yang diberikan penanggung kepada tertanggung. Berbeda halnya dengan asuransi kerugian, disini ganti rugi yang diberikan penanggung kepada tertanggung harus seimbang dengan kerugian yang diderita dan kerugian itu adalah akibat dari peristiwa untuk mana asuransi itu diadakan. Dengan kata lain, besarnya ganti rugi yang diberikan penanggung sangat erat hubungannya dengan kerugian yang diderita tertanggung. Sedangkan asuransi varia yang juga disebut asuransi campuran (kombinasi) unsur-unsur yang ada dalam asuransi sejumlah uang dan asuransi ganti kerugian.

Menurut pasal 268 KUHD, bahwa yang dapat menjadi objek asuransi itu adalah begitu banyak macam dan raganya, dimana segala kepentingan yang dapat dinilai dengan uang dapat diancam oleh bahaya serta dapat dikecualikan Undang-Undang dapat diasuransikan.

Undang-Undang KHUD pasal 247 menyebutkan lima macam asuransi, yaitu :

1. Asuransi Kebakaran

(39)

32 4. Asuransi di Laut dan Perbudakan

5. Asuransi Penganggkutan darat dan di sungai serta perairan-perairan pedalaman.

Berbagai jenis asuransi yang tidak dijumpai dalam KUHD, banyak dijumpai di dalam praktek perasuransian ( Gunanto, 2004:18), seperti :

1. Asuransi Kerugian 2. Asuransi Jiwa

Asuransi kerugian adalah asuransi untuk mengganti kerugian yang terjadi, yang jumlahnya tidak ditetapkan sebelumnya. Sedangkan asuransi sejumlah uang ialah asuransi untuk membayar sejumlah uang yang besarnya sudah ditentukan sejak awal. Ini berlaku untuk asuransi jiwa dan asuransi kecelakaan orang.

Menurut jangka waktu nya asuransi dapat digolongkan menjadi Asuransi Jangka Pendek dan Asuransi Jangka Panjang. Asuransi Jiwa pada umumnya merupakan asuransi jangka panjang. Namun ada asuransi jiwa yang lebih pendek dari asuransi kerugian. Penggolongan suransi menurut Gunanto adalah penggolongan menjadi Asuransi Orang dan Asuransi Barang.

Jenis masih kurang lengkap sebab masih ada asuransi kredit, asuransi kebangkrutan, asuransi gangguan usaha, serta asuransi tanggung gugat menurut hukum. Kedua asuransi ini tidak mempunyai oarang atau benda sebagai objek bahaya.

Menurut Gunanto (2004 : 18) yang termasuk asuransi kerugian lain ialah : 1. Asuransi Muatan Kapal

(40)

33 4. Asuransi Kebakaran

5. Asuransi Kontraktor

6. Asuransi Pemasangan Mesin 7. Asuransi Kerusakan Mesin 8. Asuransi Kendaraan Bermotor 9. Asuransi Kecelakaan didri orang 10.Asuransi Tanggung Gugat

11.Asuransi Biaya Masuk Rumah Sakit 12.Asuransi Satelit

Sedangkan menurut Emmy (2006 : 157), ada beberapa bidang asuransi yaitu :

1. Asuransi Dwi Guna

2. Asuransi Dwi Guna dengan bonus khusus 3. Asuransi Dwi Guna Istri

4. Asuransi Dwi Guna Bertahap 5. Asuransi Eka Warsa

(41)

34 14.Tabungan Asuransi Pensiun

15.Asuransi Kredit Asuransi Pinjam Keuangan Yang termasuk asuransi Varia anatara lain : 1. Cash In Transit Insuransce

2. Cash In Safe Insurance

3. Mechinery Insurance

4. Erection Insurance

5. Lost Of Profit Insurance

6. Boiler Inserance

7. Theft Insurance

8. Burglary Insurance

9. Credit Insurance

10.Dan lain-lain

Pembagian jenis asuransi berikutnya ialah Asuransi secara premi yaitu suatu perusahaan asuransi di satu pihak yang mengadakan persetujuan asuransi dengan masing-masing pihak terjamin. Di antara para pihak terjamin tidak ada hubungan hukum sama sekali. Kemudian Asuransi saling menjamin, dalam asuransi ini ada suatu persetujuan perkumpulan yang terdiri dari semua para pihak terjamin selaku anggota. Mereka tidak membayar premi melainkan membayar semacam iuran kepada pengurus perkumpulan.

C. Fungi Asuransi

(42)

35

Dalam keadaan wajar biasanya seseorang atau suatu badan usaha itu secara pribadi selalu harus menanggung semua kemungkinan kerugian yang dideritanya yang disebabkan karena peristiwa apapun juga. Biasanya sifat dan jumlah kerugian itu tidak dapat dengan mudah diperkirakan sebelumnya, apakah akan berakibat yang sangat fatal atau tidak. Apakah akan menimbulkan kerugian yang kira-kira mampu ditanggulangi sendiri atau tidak. Guna menghadapi segala kemungkinan termaksud di atas maka orang berusaha melimpahkan semua kemungkinan kerugian yang timbul kepada pihak lain yang kiranya bersedia menggantikan kedudukannya. Cara untuk melakukan pelimpahan risiko dapat ditempuh dengan jalan mengadakan suatu perjanjian. Perjanjian ma mempunyai tujuan bahwa pihak yang mempunyai kemungkinan menderita kerugian (lazim disebut tertanggung) itu melimpahkan kepada pihak lain yang bersedia membayar ganti rugi (lazim disebut penanggung) apabila terjadi kerugian. Perjanjian demikian itu lazim disebut sebagai perjanjian pertanggungan (asuransi).

2. Asuransi sebagai lembaga penyerap dana dari masyarakat

(43)

36

risiko kepada pihak lain, berarti makin banyak perjanjian asuransi ditutup. Selanjutnya makin banyak pula dana yang diserap oleh perusahaan sebagai pembayaran atas kesedianya mengambil alih risiko pihak tertanggung.

D. Pengaturan Asuransi

Pengaturan Asuransi atau pertanggungan ada dua tempat yaitu di dalam KUHD dan diluar KUHD.

A. Di dalam KUHD 22

1) Buku I Bab IX tentang pertanggungan pada umumnya (Pasal 246- 268) 2) Buku II Bab X tentang pertanggungan kebakaran dan bahaya hasil panen

dan pertanggungan jiwa (Pasal 287-308)

3) Buku II Bab IX tentang pertanggungan terhadap bahaya laut (Pasal 592-685)

4) Buku II Bab X tentang pertanggungan terhadap bahaya dalam pengangkutan darat dan perairan darat (Pasal 686-695)

A. Peraturan asuransi atau pertanggungan di luar KUHD ialah :

1. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha perasuransian

2. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 tentang Penyelesaian Usaha Perasuransian.

3. Keputusan Presiden Nomor 230 Tahun 1968 dan Nomor 13 Tahun 1981 tentang Kesehatan Pegawai Negeri dan Penerima Pensiunan Beserta Keluarganya

(44)

37

5. Undang-undang Nomor 34 Tahun 1964 tentang Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (Askel)

6. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Astek)

7. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1981 tentang Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil

8. Peraturan pemerintah Nomor 67 Tahun 1991 tentang Asuransi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ASABRI)

9. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1991 tentang Pemeliharaan Kesehatan Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun, Veteran, Perintis kemerdekaan, beserta keluarganya.

E. Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai aparatur negara, abdi negara dan abdi masyarakat mempunyai potensi yang dapat menentukan kelancaran pelaksanaan Pembangunan Nasional sehingga perlu dibina dan dikembangkan tingkat kesejahteraannya. Dalam pelaksanaan pemberian kesejahteraan kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang telah ada sekarang ini dipandang perlu untuk ditingkatkan baik dari segi macam atau besarnya sarana kesejahteraan maupun dalam tata cara penyelenggaraannya. Untuk memberikan kesejahteraan PNS tersebut, maka pemerintah memandang perlu memberikan program jaminan sosial untuk PNS, seperti program Tabungan Hari Tua (THT) dan program Pensiun.

(45)

38

jaminan keuangan bagi peserta pada waktu mencapai usia pensiun atau bagi ahli warisnya pada waktu peserta meninggal dunia sebelum mencapai usia pensiun. Sedangkan asuransi kematia adalah jenis asuransi yang memberikan jaminan keuangan apabila peserta, istri/suami peseta meninggal dunia atau anak peserta meninggal dunia. Program pensiun adalah suatu program yang dimaksudkan untuk memberikan jaminan hari tua kepada PNS sebagai penghargaan atas jasa-jasa dan pengabdiannya kepada Negara sebagaimana ditetapkan didalam UU No. 11 tahun 1969 tentang pemberian pensiun Janda/Duda Pegawai Negeri Sipil.

Penyelenggaraan Jaminan Sosial di Indonesia hingga saat ini masih diatur dalam beberapa Undang-Undang yang belum terintegrasi satu sama lain dan beberapa diantaranya bahkan terdapat ketidak sinkronan anatar yang satu dengan yang lain. Untuk program jaminan kesejahteraan PNS telah diatur dalam UU No. 11 Tahun 1956 : tentang Pembelanjaan Pensiun; UU No. 11 Tahun 1969 : tentang Pensiun Pegawai dan Pensiun Janda/ Duda; UU No. 08 tahun 1974 : tentang Pokok-pokok Kepegawaian; UU No. 43 Tahun 1999 : tentang Perubahan atas UU No. 08 Tahun 1974 tantang Poko-pokok Kepegawaian.

Dari keempat Undang-Undang tersebut maka UU No. 43 tahun 1999 lah yang telah mengatur program kesejahteraan PNS secara lebih Komprehensif. Hal ini sebagaimana tercermin pada bagian ketujuh mengenai kesejahteraan bagi PNS yang antara lain disebut : “untuk meningkatkan kegairahan kerja diselenggarakan

(46)

39

Dalam penyelenggaraan program bagi PNS, telah diatur dalam PP No.25 tahun 1981, yang antara lain diatur mengenai besarnya iuran bagi setiap PNS untuk program THT dan Pensiun. Adapun iuran PNS untuk Asuransi sosial saat ini sekitar 11,00 % yang terdiri dari Komponen berikut :

1. 4,75 % untuk iuran dana Pensiun.

2. 3,25 % untuk iuran Tabungan Hari Tua (THT). 3. 2,00 % untuk iuran Kesehatan.

4. 1,00 % untuk iuran perumahan.

Sistem yang akan diterapkan dalam penyelenggaraan pemberian kesejahteraan ini adalah sistem asuransi, yaitu dengan usaha menyelenggarakan Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil (PNS) dimana sebagai badan penyelenggara adalah PT. TASPEN (PERSERO), yaitu suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditugaskan pemerintah untuk menyelenggarakan Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil, untuk memberikan jaminan keuangan bagi peserta baik pada masa aktif maupun setelah pensiun. Selain dari itu, sebagai tambahan diberikan juga jaminan Asuransi Kematian bagi peserta dan keluarganya.

Asuransi Sosial Pensiun atau Asuransi Pensiun adalah jenis asuransi wajib. Disebut wajib karena alasan-alasan berikut :

1. Berlakunya asuransi pensiu karena diwajibkan oleh peraturan Perundang-Undangan, bukan berdasarkan perjanjian.

(47)

40

3. Asuransi Pensiun bermotif perlindungan masyarakat yang dananya dihimpun dari masyarakat pegawai Negeri Sipil dan digunakan untuk kepentingan masyarakat Pegawai Negeri Sipil yang diancam resiko pensiun dan hari tua. 4. Besarnya iuran dan manfaat ditetapkan berdasarkan suatu Undang-Undang

atau Peraturan Pemerintah.

F. Tinjauan Peserta Klaim Asuransi Kematian PNS

(48)
[image:48.842.76.816.177.432.2]

41 Tabel : 3.1

PESERTA PROGRAM THT TAHUN 2012-2014

Sumber : Divisi Administrasi Data Peserta PT. TASPEN (2014) Uraian

Rencana Kerja Anggaran

Perusahaan (RKAP) Realisasi % Pencapaian % Naik/ Turun

2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 2012 2013 2014 2012 2013 2014 THT

PNS 1 2 3 4 5 6 7 8=5/2 9=6/2 10=7/6 11=5/4 12=6/5 13=7/6

PNS 4,582,574 4,549,835 5,060,430 4,485,820 4,561,031 4,439,108 4,346,754 99.53 97.57 85.90 1.68 (2.67) (2.08)

BUMN 95,344 100,328 93,023 100,686 97,913 94,527 91,139 102.69 94,22 97.97 (2.75) (3.46) (3.58)

(49)

42

a. Peserta Pegawai Negeri Sipil Pusat dan Daerah

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa jumlah peserta program THT PNS Pusat dan Daerah pada akhir periode 2012 ,sebanyak 4.561.031 orang mencapai 99,53% dari RKAP 2012. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya mengalami peningkatan sebesar 1,68% yang disebabkan oleh adanya pengangkatan Pegawai Negeri Sipil baru. Kemudian pada akhir periode 2013 jumlah peserta sebanyak 4,439,108 orang, mencapai 97,57% dari RKAP 2013. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya mengalami penurunan sebesar 2,67%. Sedangkan pada akhir periode 2014 jumlah peserta sebanyak 4.346.754 orang, mencapai 85,90% dari RKAP 2014. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya mengalami penurunan sebesar 2,08%. Penurunan peserta PNS diakibatkan karena adanya moratorium rekruitmen PNS, sehingga target peserta baru dari pengangkatan tenaga honorer tidak terlaksana.

b. Peserta BUMN

(50)

43

sebesar 3,58%.Hal ini dikarenakan Taspen tidak diperkenankan untuk menambah peserta baru dan harus mengalihkan seluruh portofolio pertanggungan program Tabungan Hari Tua Bukan Pegawai Negeri Sipil kepada perusahaan asuransi lain sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 79/PMK.010/2011 tanggal 12 April 2011 tentang Kesehatan Keuangan Badan Penyelenggara Program Tabungan Hari Tua Pegawai Negeri Sipil.

G. Tujuan dan Manfaat Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil (PNS)

(51)

44

H. Asuransi Kematian Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Asuransi Kematian adalah asuransi yang diberikan kepada peserta bilamana peserta, istri/suami, anak meninggal dunia. Asuransi ini sering dikaikan dengan Asuransi Dwi Guna.

Manfaat Asuransi Kematian diberikan dalam hal : 1. Peserta atau pensiunan Peserta meninggal dunia, 2. Istri/Suami meninggal dunia;

3. Anak meninggal dunia, apabila belum berusia 21 tahun atau berusia 25 tahun masih sekolah dan belum menikah.

Menurut ketentuan pasal 16 Kepmenkeu No. 478/KMK.06/2002 besarnyaAsuransi Kematian adalah sebagai berikut :

1. Dalam hal peserta meninggal dunia, adalah dua kali hasil penjumlahan satu dan satu persepuluhan kali B dibagi dua belas, dikali P2, atau dengan rumus :

2 (1+ 0,1B/12) P2

Dengan ketentuan apabila peserta meninggal dunia pada/ sesudah tanggal 01 Januari 2001 dan peserta berhenti karena pensiun sebelum tanggal 01 Januari 2001 maka P2 sama dengan penghasilan saat berhenti karena pensiun dan apabila peserta meninggal dunia sebelumdiberhentikan dengan hak pensiun, maka B = 0.

(52)

45

B : Jumlah bulan yang dihitung dari tanggal peserta diberhentikan dengan hak pensiun sampai dengan tanggal Peserta meninggal dunia.

2. Manfaat bagi Istri/ Suami meninggal dunia, adalah satu setengah kali hasil penjumlahan satu dan satu persepuluh kali B dibagi dua belas, dikalikan P2, atau dengan rumus :

1,5 (1 + 0,1C/12) P2

Dengan ketentua apabila Istri/ Suami meninggal dunia pada/ sesudah tanggal 01 Januari 2001 dan peserta berhenti karena pensiun atau meninggal dunia sebelum tanggal 01Januari 2001maka P2 sama dengan penghasilan saat berhenti karena pensiun atau meninggal dunia dan apabila Isteri/Suami/Anak meninggal dunia sebelum Peserta diberhentikan dengan hak pensiun atau meninggal dunia, maka C=O;

P2 : penghasilan terakhir sebulan sesaat sebelum berhenti sebagai PNS, berdasarkan PP No. 26 Tahun 2001 tentang Peraturan Gaji PNS, yang menjadi dasar potongan iuran, terdiri dari Gaji Pokok, Tunjangan Isteri, dan Tunjangan Anak.

C : jumlah bulan yang dihitung dari tanggal Peserta diberhentikan dengan hak pensiun atau meninggal dunia sampai dengan tanggal Isteri/Suami/ Anak meninggal dunia.

3. Besar manfaat bagi anak meninggal dunia adalah tiga perempat kali hasil penjumlahan satu dan satu persepuluh kali C dibagi dua belas dikalikan P2, atau dengan rumus :

(53)

46

Dengan ketentuan apabila anak Peserta meninggal dunia pada/sesudah tanggal 01 Januari 2001dan Peserta berhenti karena pensiun atau meninggal dunia sebelum tanggal 01 Januari 2001 maka P2 sama dengan Penghasilan saat berhenti karena pensiun atau meninggal dunia dan apabila Isteri/Suami/Anak meninggal dunia sebelum Peserta diberhentikan dengan hak pensiun atau meninggal dunia, maka C=O;

P2 : penghasilan terakhir sebulan sesaat sebelum berhenti sebagai PNS, berdasarkan PP No. 26 Tahun 2001 tentang Peraturan Gaji PNS, yang menjadi dasar potongan iuran, terdiri dari Gaji Pokok, Tunjangan Isteri, dan Tunjangan Anak.

C : jumlah bulan yang dihitung dari tanggal Peserta diberhentikan dengan hak pensiun atau meninggal dunia sampai dengan tanggal Isteri/Suami/ Anak meninggal dunia.

I. Pembayaran Klaim Asuransi Kematian PNS

(54)
[image:54.842.78.769.164.407.2]

47 Tabel : 3.2

Pembayaran Klaim Asuransi Kematian PNS

Sumber : PT. TASPEN (PERSERO) KCU Medan (2014) Uraian

Rencana Kerja Anggaran

Perusahaan (RKAP) Realisasi % Pencapaian % Naik/ Turun

2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 2012 2013 2014 2012 2013 2014

Askem 1 2 3 4 5 6 7 8=5/2 9=6/2 10=7/6 11=5/4 12=6/5 13=7/6

Peserta 51,644 53,943 45,342 41,814 45,050 46,673 46,696 87.23 86.52 109.58 7.74 3.60 6.46

Istri/Suami 41,949 38,026 36,981 33,106 35,701 37,616 41,187 85.11 98.92 111.37 7.84 5.36 9.49

(55)

48

Berdasarkan tabel pembayaran Asuransi Kematian PNS tersebut dapat dilihat bahwa jumlah Klim yang diselesaikan pada akhir periode 31 Desember 2012 Penyelesaian klim Asuransi Kematian sampai dengan periode yang berakhir pada 31 Desember 2012 sebanyak 82.297 kejadian, mencapai 82,30% dari RKAP 2011. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya mengalami peningkatan sebesar 7,31%. Kemudian pada tahun 2013 jumlah pembayaran klaim asuransi kematian pada PNS sebanyak 85.864 kejadian, mencapai 88.16% dari RKAP 2013. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya mengalami peningkatan sebesar 4.33%. Peningkatan ini terjadi karena adanya peningkatan pada penyelesaian Klaim kematian istri/ suaami peserta sebesar 5.36%, klaim kematian peserta sendiri sebesar 3.60%, dan klaim kematian anak sebesar 1.88% bila dibaandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

(56)

49 J. Prosedur Pengurusan Klaim ASKEM

Dengan ditugaskan nya PT. TASPEN (PERSERO) sebagai penyelenggara pembayaran pensiun bagi peserta Taspen, maka pengajuan Hak dilakukan bersamaan dengan pembayaran pensiun pertama dengan menggunakan Formulir SP4 beserta lampiran kelengkapan persyaratan lainnya dengan ketentuan yang berlaku. Formulir SP4 adalah Surat Permintaan Pembayaran Pensiun Pertama dan Tunjangan Hari Tua.

Syarat-syarat Pengajuan Hak/Kalim adalah sebagai berikut : 1. Peserta meninggal dunia setelah pensiun.

a) Pas Photo istri/suami 3 X 4 = 2 lembar b) KTP istri/suami ahli wari yang masih berlaku c) Asli Karip + foto copy + Struk Gaji Pensiun d) Formulir SP4 UDW

e) Foto copy Surat Nikah yang dileges Kepala Desa/ Lurah f) Foto copy SK pensiun

g) Surat keterangan kuasa ahli waris yang disahkan Lurah jika yang mengajukan bukan istri/ suami.

h) Surat keterangan pembayaran pensiun terakhir dari kantor bayar pensiun (jika yang mengajukan bukan istri/ suami).

i) Formulir Surat Keterangan Penguburan.

(57)

50

2. Istri atau suami dan anak peserta meninggal dunia : Mengisi formulir Akt. 4 TASPEN disertai lampiran : a) Pas photo pemohon ukuran 4 X 6cm, 1 lembar

b) Foto copy KTP yang masih berlaku

c) Surat pengantar pengajuan dari Dinas/ Instansi d) Formulir Akt.4

e) Formulir KPPG (kutipan perincian dan gaji pada saat meninggal) f) Foto copy SK pengangkat/ berkala terakhir yang telah dilegalisir Dinas. g) Foto copy surat keterangan meninggal yang disahkan oleh kepala Desa/

Lurah/ Rumah Sakit atau Puskesmas dan aslinya.

h) Foto copy suraat nikah yang sahkan Lurah/ Kepala Desa atau KUA i) Foto copy kartu rumah tangga

j) Surat keterangan kuliah dan belum bekerja/ kawin bagi anak yang berusia 21-25 tahun.

Catatan :

- Masing-masing rangkap satu

- Semua berkas asli harus dibawa saat mengajukan SPP, khusus copy surat nikah tidak perlu dileges.

(58)

51

K. Sistem Pembayaran Asuransi Kematian Pegawai Negeri Sipil

Pembayaran Klaim/ Hak hanya akan dilakukan dengan diajukannya permintaan pembayaran oleh yang berhak. Permintaan pembayaran hak asuransi diajukan dengan surat, yang disebut dengan Surat Permohonan Pembayaran (SPP). Pengajuan SPP dapat dilakukan secara langsung ataupun secara tidak langsung.

1. Sistem Pembayaran SPP Langsung (Prioritas)

Sistem pembayaran Klaim Peserta dengan SPP Langsung :

a. Peserta datang mengajukan SPP langsung ke loket penerimaan Kantor PT. TASPEN (PERSERO) cabang Medan, setelah SPP diterima, diperiksa langsung kelengkapan persyaratan dan keabsahannya oleh petugas loket. Proses penelitian terhadap SPP Klaim dapat dilakukan sebagai berikut :

1. Penelitian SPP berdasarkan kelengkapan persyaratan yang dilampirkan 2. Penelitian SPP berdasarkan Keabsahan dokumen

3. Melakukan penelitian dan pengecekan SPP melalui kartu PMK/ file PMK guna menghindari terjadinya dobel pembayaran.

SPP yang telah memenuhi syarat, kemudian dilampirkan lembar penelitian untuk diisi kolom-kolom dibawah ini.

1. Nomor Register

2. Tanggal Penerimaan SPP 3. Nomor Induk Pegawai (NIP) 4. Nama Peserta

(59)

52

7. THP (Take Home Pay) yaitu penghasilan gaji yang dibawa pulang yang menjadi dasar potongan premi.

Bila belum memenuhi syarat, SPP tersebut segera dikembalikan kepada peserta atau ahli warisnya untuk dilengkapi dengan catatan syarat-syarat yang harus dipenuhi, sedangkan apabila SPP tersebut pernah diajukan dan telah dibayarkan, maka SPP tersebut harus segera dikemablikan disertai pemberitahuan seperlunya.

b. SPP yang telah memenuhi syarat wajib di paraf oleh petugas penelitian pada lembaran penelitian untuk diproses lebih lanjut.

c. Petugas melakukan pengagendaan terhadap SPP Klaim prioritas yang fungsinya sebagaia berikut :

1. Alat pencatatan SPP Klaim 2. Alat informasi

3. Alat Kontrol

4. Dapat dipakai sebagai bahan data statistik

d. Setelah dilakukan besarnya hak ASKEM dengan memperhatikan 1. Kepesertaan

2. Jumlah masa iuran 3. Usia masuk

4. Tanggal kejadian

(60)

53

f. Dilanjutkan dengan pembubuhan paraf dan tanda tangan kepala seksi teknik pada lembaran voucher pembayaran atas tanggung jawab kebenaran perhitung tersebut.

g. Meneruskan voucher pembayaran kepada Kepala Kantor Cabang/ Bidang Teknik untuk diotorisir.

h. Voucher pembayaran dan berkas kelengkapan pesyaratan dikembalikan ke bidang otorisir untuk dibuatkan kartu PMK.

i. Kemudian voucher pembayaran berikut kelengkapan SPP dikirim ke Bidang Seksi Keuangan.

Bidang Seksi Keuangan melakukan :

1. Seksi keuangan melakukan cetak voucher atau lembar perhitungan rangkap tiga.

2. Seksi keuangan meregistrasi voucher atau lembar perhitungan. 3. Seksi keuangan meneliti ulang jumlah uang yang akan dibayarkan. 4. Kepala Bidang Keuangan melakukan pengesahan lembar perhitungan. 5. Kasir melakukan posting atau pencatatan sebagai bukti transaksi

pembayaran yang akan dilakukan.

(61)

54

Kegiatan Dokumen Penanggung

Jawab

[image:61.595.129.522.80.583.2]

Sumber : PT. TASPEN (PERSERO) KCU Medan (2014)

(62)

55

2. Sistem Pembayaran SPP Tidak Langsung (Non Prioritas)

Pengajuan SPP tidak langsung adalah melalui Kantor Pos dan Giro. Formulir yang harus dilampirkan adalah :

a. Foto copy buku rekening yang masih aktif (atas nama yang tertera di SK Pensiun)

b. Foto copy data keluarga terbaru c. SK Pensiun.

d. Asli surat keterangan masih sekolah/ kuliah terbaru untuk anak berusia 21 s/d 25 tahun. Dengan melampirkan :

1. Surat keterangan sekolah yang masih berlaku sesuai tahun ajaran dengan catatan yang bersangkutan tidak menerima beasiswa.

2. Surat keterangan belum menikah/ belum bekerja dari Lurah/ Kepala Desa.

e. Fotocopy KTP pemohon

Proses pembayarannya sebagai berikut :

1. SPP yang diterima melalui Pos, oleh Bidang Umum diagendakan, selanjutnya diteruskan ke Seksi teknik

2. Oleh Seksi teknik SPP tersebut dicatat dan dilampiri dengan lembaran penelitian untuk kemudian diproses seperti halnya SPP langsung, sedangkan SPP yang belum memenuhi syarat segera dikembalikan untuk melengkapi kekurangannya. Berkas SPP yang belum memenuhi syarat diadministarsikan disimpan berdasarkan masalah (kasus) untuk setiap Kabupaten/ Kotamadya/ Propinsi peserta.

(63)

56

4. SPP yang telah memenuhi syarat wajib di paraf oleh petugas penelitian pada lembaran penelitian untuk diproses lebih lanjut.

5. Meneruskan voucher pembayaran kepada Kepala Kantor Cabang/ Bidang Teknik untuk diotorisir.

6. Voucher pembayaran dan berkas kelengkapan pesyaratan dikembalikan ke bidang otorisir untuk dibuatkan kartu PMK.

7. Kemjudian voucher pembayaran berikut kelengkapan SPP dikirim ke Bidang Seksi Keuangan.

8. Seksi Keuangan melakukan penghitung besarnya hak ASKEM.

9. Seksi Keuangan mencetak voucher dan memposting, kemudian di paraf oleh seksi keuangan.

10.Voucher yang telah di sahkan akan di lanjutkan ke kasir untuk di agendakan, kemudian esok harinya akan dilakukan pembayaran melalui mitra Bank bayar Taspen, yaitu Bank BTPN, Bank BRI, Bank BTN dan lain-lain. Atau melalui Kantor Pos, sesuai dengan tempat bayar yang diinginkan oleh peserta.

L. Contoh Perhitungan Besarnya Hak ASKEM Pegawai Negeri Sipil (PNS) 1. Pesiunan Peserta

Peserta berhenti karena pensiun setelah tanggal 01 Januari 2001 kemudian meninggal dunia.

(64)

57

e. B : 31 Januari 2001 s/d 06 Agustus 2002

: 1 tahun 6 bulan : 18 bulan

f. Manfaat Askem = 2 x (1 + 0,10 B/12) x P2

= 2 x (1 + 0,10 18/12) x 1,031,016 = Rp. 2,371,336.80

2. Istri/ Suami Peserta

Contoh untuk istri peserta meninggal dunia :

a. Istri peserta meninggal dunia pada tanggal 31 Desember 2001 b. Golongan/ Gaji pokok : III A/ Rp. 904.400,-

c. Penghasilan (P2) : Rp. 1,032,016,-

d. C = 0

e. Manfaat Askem = 1,5 x (1 + 0,10 C/12) x P2 = 1,5 x 1,032,016,-

= Rp. 1,546,524 3. Untuk Anak Peserta

Contoh :

a. Anak peserta meninggal dunia pada tanggal 31 Desember 2001 b. Golongan / Gaji pokok : III A/ Rp. 904.400,-

c. Penghasilan (P2) : Rp. 1,032,016,-

d. C = 0

e. Manfaat Askem = 0,75 x (1 + 0,10C/12) x P2 = 0,75 x 1,031,016

(65)

58 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari hasil pembahasan yang telah dikemukakan didalam bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan dan saran antara lain:

1. Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil adalah suatu asuransi wajib, adapun tujuan pemerintah mewajibkab PNS masuk asuransi ini adalah untuk melindungi PNS dan keluarganya dari bahaya-bahaya yang akan menimpanya atau dengan kata lain untuk memberikan jaminan sosial bagi PNS dan keluaganya,

2. Asuransi Sosial PNS atau sering juga disebut Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri Sipil adalah suatu asuransi yang semaacam Asuransi Dwi Guna yang memberikan jaminan pada saat peserta pensiun dan membayarkan hak nya kepada ahli warisnya bilamana peserta meninggal dunia. Kemudian ditambah juga dengan Asuransi Kematian, yang tidak lain adalah sekedar sumbangan kematian yang dapat dipakai untuk uang kubur, bilamana peserta itu sendiri yang meninggal dunia ataupun istri/ suami/ anak peserta. Asuransi kematian ini berlaku seumur hidup, sehingga bila ia masih mempunya hak Askem dirinya sendiri, istri,anak-anaknya masih mempunya hak sampai dengan batas usia 21 tahun atau 25 tahun apabila masih kuliah.

(66)

59

yaitu suatu asuransi yang memberikan jaminan keuangan bagi peserta, yang diterima pada saat bersangkutan berhenti karena pensiun atau meninggal pada saat masih aktif.

4. PT. TASPEN (PERSERO) dalam menyelenggarakan Program Tabungan Asuransi Pegawai Negeri Sipil tunduk pada PP No.25 tahun 1981 tentang Asuransi Pegawai Negeri Sipil, SK Menteri Keuangan No. 478/KMK.06/2002 tanggal 19 November 2001 tentang Pesyaratan dan Besar Manfaat Tabungan THT bagi PNS.

5. Yang berhak menerima klaim Program Pensin dan Program THT dalam TASPEN adalah :

a. Peserta, atau

b. Janda/ Duda dari peserta, dan janda/ duda dari penerima pensiun, atau. c. anak yatim piatu dari peserta, dan yatim piatu dari penerima pensiun,

atau

d. orang tua dari peserta yang meninggal dunia tidak meninggalkan janda/duda/anak.

Yang dimaksud peserta disini adalah :

a. Pegawai Negeri Sipil, baik Pusat maunpun Daerah Otonom b. Pejabat Negara, baik Eksekutip maupun Non Eksekutip.

6. Ahli waris yang berhak mendapatkan Klaim Asuransi Pegawai Negeri Sipil hanyalah ahli waris yang tercatat dalam daftar keluarga di Instansi peserta.

(67)

60

a. Manfaat Askem bagi peserta atau pensiunan peserta : 2 x (1 + 0,10 B/12) P2 b. Manfaat Askem bagi Istri/Suami :

1,5 x (1 + 0,10 C/12) P2 c. Manfaat Askem bagi anak :

0,75 x (1 + 0,10C/12) P2

8. Jumlah Peserta Pegawai Negeri Sipil Pusat dan Daerah untuk thaun terakhir ini mengalami penurunan sebesar 2.08% dari tahun-tahun sebelumnya dengan periode yang sama. Penurunan PNS diakibatkan karena adanya moratorium rekruitmen PNS, sehingga target peserta baru dari pengangkatan tenaga honorer tidak terlaksana.

9. Untuk pembayaran dan penyelesaian klaim Asuransi Kematian sampai dengan periode yang berakhir pada 31 Desember 2014 sebanyak 95,525 kejadian dari RKAP 2014. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya mengalami peningkatan, sedangkan untuk pembayarannya terjadi penurunan dari tahun ke tahun. Penurunan peyelesaian klim kematian peserta/istri/suami/anak peserta sebesar 3.13%, dan penurunan sebesar 4.33%, dan 7.31% bila dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Uraian RKAP Realisasi % pencapaian

(68)

61

10.Pembayaran Klaim Askem dapat dilakukan dengan dua sistem yaitu: sistem Tunai (prioritas) dan Non-tunai (non-prioritas). Permintaan pembayaran hak asuransi dapat diajukan dengan surat, yang disebut dengan Surat Permohonan Pemabayaran (SPP). Pengajuan SPP dapat diajukan secara langsung maupun tidak langsung.

B. SARAN

1. Untuk menghindari calo oleh peserta Taspen, maka PT. TASPEN (PESERO) perlu mengadakan sosialisasi secara langsung tentang prosedur pengurusan hak peserta.

(69)

62

DAFTAR PUSTAKA

Subianto, Achmad, Setelah Pensiun, RBI, Jakarta, 2003

Dwi Harsono, Sonni, Prinsip-Prinsip Dan Praktek Asuransi, Yayasan Pengembangan Ilmu Asuransi, Jakarta, 2004.

Wahab, Zulaini, S.H., Dana Pensiun dan Jaminan Sosial

Gambar

Gambar : 2.1 Bagan Struktur PT. TASPEN (PERSERO) KCU Medan.
Tabel : 3.1
Tabel : 3.2
Gambar : 3.1 Prosedur Pembayaran Hak/ Klaim Askem oleh Bidang Keuangan

Referensi

Dokumen terkait

EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBAYARAN PENSIUN PERTAMA DAN ASURANSI PENSIUN SENDIRI PADA PT TASPEN.. (PERSERO) KANTOR

Novita Umi Khoirunnisa, D1510059, Prosedur Pelayanan Pensiun Janda/Duda Pegawai Negeri Sipil pada PT TASPEN (Persero) Cabang Surakarta, Program Diploma III Manajemen

1) Rabu 18 maret 2009, Cet ak voucher rangkap 3 dilakukan seksi keuangan set elah menerima berkas Surat Permohonan Pembayaran (SPP) bapak Wahyu dari bagian

Adapun permasalahan yang dihadapi : bagaimanakah prosedur penyelesaian pembayaran klaim asuransi kematian Pegawai Negeri Sipil terhadap ahli waris dan

Adapun permasalahan yang dihadapi : bagaimanakah prosedur penyelesaian pembayaran klaim asuransi kematian Pegawai Negeri Sipil terhadap ahli waris dan hambatan-hambatan apakah

Sebagai perwujudan rasa tanggung jawab atas tugas yang dibebankan, PT.TASPEN (Persero) memberikan pelayanan pembayaran secara prima kepada para peserta aktif dan

Program Pensiun adalah suatu program yang dimaksudkan untuk memberikan jaminan hari tua bagi Pegawai Negeri Sipil ketika memasuki usia pensiun sebagai penghargaan atas jasa-jasa dan

Taspen Persero Kantor Cabang Utama Makassar dibimbing oleh Nuryanti Mustari dan Adnan Ma’ruf Tata kelola dana pensiun merupakan suatu proses yang digunakan oleh dana pensiun untuk