• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Audit internal

1. Pengertian Audit Inernal

Audit diterjemahkan sebagai istilah dari pemeriksaan. Pada dasarnya pemeriksaan atau yang lebih dikenal dengan istilah audit yaitu sebagai suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan-kegiatan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan atau kriteria teoritis. Serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan bertujuan untuk menilai apakah pelaksanaan sudah selaras dengan apa yang sudah digariskan. Hal ini sesuai dengan apa yang tercermin dari pernyataan Mulyadi (2009:9) yang mendefinisikan auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.

Arens, Elder, Beasley, dan Jusuf (2009:4) mendefinisikan auditing adalah sebagai berikut:

“Auditing is the accumulation an evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person”.

Artinya auditing adalah pengumpulan dan penilaian bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi tersebut dan kriteria yang ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen. Menurut Halim (2008:1), definisi audit yang berasal dari ASOBAC (A Statement of Basic Accounting Concepts)

adalah suatu proses sistematis untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan. Agoes (2004:3) mendefinisikan auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

Berdasarkan definisi di atas, pengertian auditing adalah suatu proses sistematis dan kritis yang dilakukan oleh pihak yang independen untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai informasi dengan tujuan untuk menetapkan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara

informasi tersebut dengan kriteria yang ditetapkan, serta menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan. Dari definisi tersebut dapat diambil kesimpulan tentang karakteristik audit sebagai berikut:

a. Audit merupakan suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti atau informasi.

b. Adanya bukti audit (evidence) yang merupakan informasi atas keterangan yang digunakan oleh seorang auditor untuk menilai tingkat kesesuaian informasi.

c. Adanya tingkat kesesuaian (degree of correspondence) dan kriteria tertentu (stablish criteria).

d. Audit harus dilakukan oleh seorang auditor yang memiliki kualifikasi yang diperlukan untuk melakukan audit. Seorang auditor harus kompeten dan independen terhadap fungsi atau satuan usaha yang diperisaksanya. e. Adanya pelaporan dan mengkomunikasikan hasil audit kepada pihak yang

berkepentingan.

2. Jenis-Jenis Audit

Ada beberapa jenis audit yang dikemukakan oleh Arens, et al. (2009:14-15) yaitu: Audit operasional (Operational audits), audit laporan keuangan (financial statement audits), dan Audit ketaatan(Compliance audit).

a. Audit operasional (Operational audits)

Pemeriksaan operasional adalah suatu tinjauan terhadap setiap bagian prosedur dan metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan

efektivitas kegiatan entitas tersebut. Pada akhir pemeriksaan operasional biasanya diajukan saran-saran rekomendasi pada manajemen untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas operasional perusahaan.

b. Audit laporan keuangan (Financial statement audits)

Pemeriksaan keuangan merupakan pemeriksaan atas laporan keuangan suatu organisasi atau perusahaan secara keseluruhan merupakan informasi terukur yang akan diferivikasi telah disajikan sesuai dengan kriteria tertentu yang dalam hal ini adalah prinsip akuntansi yang berlaku umum, dengan tujuan memberikan pendapat atas kewajaran penyajian laporan keuangan. Asumsi dasar dari suatu laporan keuangan adalah bahwa laporan keuangan tersebut dapat dimanfaatkan oleh kelompok yang berbeda-beda. Oleh karena itu jauh lebih efisien jika mempekerjakan satu orang auditor independen untuk melaksanakan audit dari pada membiarkan masing-masing pihak melakukan audit sendiri-sendiri.

c. Audit ketaatan (Compliance audits)

Pemeriksaan ketaatan merupakan proses pemeriksaan yang mempertimbangkan apakah klien telah mengikuti atas suatu prosedur atau peraturan tertulis yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang yang memiliki otoritas yang lebih tinggi. Biasanya hasil atau laporan dari auditor ketaatan ini tidak dilaporkan kepada pihak tertentu dalam organisasi, biasanya pimpinan dalam organisasi.

3. Jenis-Jenis Auditor

Menurut Arens, et al. (2009:15-16). Terdapat empat jenis auditor yang umum dikenal dalam masyarakat, yaitu: Akuntan publik (Certified accountant public firms), akuntan pemerintah (General accounting office auditors),

akuntan pajak (Internal revenue agent) dan auditor internal (Internal auditors).

a. Akuntan publik (Certified accountant public firms)

Akuntan publik disebut juga auditor eksternal atau auditor independen untuk membedakannya dengan auditor internal. Akuntan ini bertanggung jawab atas pemeriksaan atau mengaudit laporan keuangan organisasi yang dipublikasikan. Dan memberikan opini atas informasi yang diauditnya. b. Akuntan pemerintah (General accounting office auditors)

Dilaksanakan oleh auditor pemerintah sebagai karyawan pemerintah. Audit ini mencakup audit laporan keuangan, audit kepatuhan, dan audit operasional. Dan laporan audit ini diserahkan kepada kongres, dalam hal ini untuk Indonesia adalah Dewan Perwakilan Rakyat.

c. Akuntan pajak (Internal revenue agent)

Akuntan pajak mempunyai tanggung jawab terhadap pelaksanaan pada pembayaran pajak oleh wajib pajak. Lingkup pengerjaannya adalah memeriksa apakah wajib pajak telah benar memberikan pajaknya sesuai dengan prosedur dan hukum yang berlaku.

d. Auditor internal (Internal auditors)

Auditor internal adalah bertanggung jawab pada manajemen perusahaan. Tinjauannya adalah audit terhadap setiap berbagai prosedur-prosedur dan metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan efektivitas kegiatan. Pada akhir kegiatan biasanya diajukan saran-saran rekomendasi manajemen untuk meningkatkan kualitas operasi perusahaan.

Pada dasarnya layanan yang diberikan oleh para auditor disetiap cabang audit tersebut adalah sama, yang membedakannya adalah tanggung jawab dan tingkat kebebasan yang berbeda. Dari definisi tersebut, kita mengetahui pengertian audit dalam arti luas, namun lebih menekankan pada audit yang dilakukan oleh auditor internal.

B. Audit Internal

1. Pengertian Audit Internal

Menurut Moeller and Witt (1999:1) Audit internal didefinisikan sebagai berikut:

“Internal auditing is an independent appraisal function established within an organization to examine and evaluate its activities as a service to the organization”.

Dari istilah yang terdapat pada definisi diatas dapat dijabarkan lebih lanjut sebagai berikut:

a. Independent, mempunyai arti bebas dari pembatasan ruang lingkup dan efektivitas hasil pemeriksaan yang berupa temuan dan pendapat.

b. Appraisal, menyatakan keyakinan penilaian auditor internal dalam kesimpulan yang dibuatnya.

c. Established, menjelaskan pengakuan perusahaan atas peranan auditor internal.

d. Examine and evaluate, menyatakan bahwa kegiatan auditor internal sebagai auditor serta penilai terhadap faktor-faktor yang ditemukan dalam perusahaan.

e. It’s activities, menyatakan luasnya ruang lingkup pekerjaan auditor internal yang meliputi seluruh aktivitas perusahaan.

f. Service, menyatakan bahwa pelayanan terhadap manajemen merupakan hasil akhir dari pekerjaan auditor internal.

g. To the organization, menyatakan bahwa ruang lingkup pelayanan auditor internal berhubungan dengan seluruh personalia perusahaan, dewan komisaris termasuk komite audit dan para pemegang saham.

Auditor internal merupakan fungsi penilaian yang independen yang didirikan dalam suatu organisasi untuk memeriksa dan mengevaluasi kegiatan organisasi secara menyeluruh yang bertujuan membantu dan memperbaiki kinerja semua tingkatan manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab secara efektif. Aktivitas audit internal menjadi pendukung utama untuk tercapainya tujuan pengendalian internal. Ketika melaksanakan kegiatannya, auditor internal harus bersifat objektif dan kedudukannya dalam perusahaan adalah independen. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, maka

penulis mengemukakan beberapa pendapat tentang pengertian audit internal, yang diantaranya definisi menurut The Institute of Internal Auditors, IIA (1995:3) adalah:

“Internal audit is an independent appraisal function established within an organization to examine and evaluate its activities as a service to the organization.”

Yang artinya auditor internal merupakan fungsi penilaian independen yang dibentuk dalam organisasi untuk memeriksa dan mengevaluasi kegiatan sebagai layanan pada organsiasi. Lalu definisi selanjutnya pada bulan Juni 1999, audit internal hanya merefleksikan perubahan yang terjadi dalam profesi, definisi tersebut juga mengarahkan auditor internal menuju peran yang lebih luas dan berpengaruh pada masa yang akan datang. Definisi yang dikeluarkan oleh The Institute of Internal Auditors Board of Directors pada bulan Juni 1999:

“Internal audit is an independent objective assurance and conceling activity design to add value and improve and organization’s operations it help an organization accomplish its objective by bringing a systematic disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management; control and governance process.”

Yang artinya audit internal adalah jaminan tujuan independen dan desain konseling kegiatan untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi organisasi yang membantu organisasi mencapai tujuannya dengan membawa pendekatan disiplin yang sistematis untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian dan proses governance. Pengertian audit internal menurut “Profesional Practice Framework”:

International standards for the professional practice of internal audit, IIA (2009) adalah suatu aktivitas independen yang memberikan jaminan keyakinan serta konsultasi (consulting) yang dirancang untuk memberikan suatu nilai tambah (to add value) serta meningkatkan (improve) kegiatan operasi organisasi. Definisi tersebut menyatakan audit internal adalah kegiatan

assurance dan konsultasi yang independen dan objektif, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Audit internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian dan proses governance.

Menurut Hiro Tugiman (2004:6) terdapat lima konsep kunci audit internal yaitu independen, kegiatan penilaian, diadakan dalam organisasi, pelayanan terhadap organisasi dan pengawasan yang menguji pengawas lain: a. Independen

Standar menentukan bahwa para auditor seharunya tidak terikat pada kegiatan yang mereka periksa, karenannya suatu fungsi audit harus bebas dari unit-unit yang diperiksanya. Dapat dipastikan bahwa audit internal bersentuhan dengan fungsi-fungsi lain didalam organisasi. Sebagai akibatnya ia harus kehilangan kebebasannya meski bagaimana kerasnya berusaha untuk tidak tersentuh.

b. Kegiatan penilaian

Pada hakekatnya kegiatan audit adalah penilaian. Jika para pengelola audit melakukan penilaian oleh mereka sendiri dan melaporkan hasilnya. Para auditor dapat dihubungi guna menilai mutu laporan dan menunjukan keabsahannya, lebih jauh lagi mereka bisa menilai untuk proses penilaian diri yang diikuti oleh para pengelola unit.

c. Diadakan dalam organisasi

Para auditor internal merupakan karyawan dari organisasi yang mereka audit. Untuk membedakan mereka dari pada auditor eksternal, mereka menambahkan kata keterangan sifat “internal”. Para auditor eksternal melaksanakan tugas auditnya seperti auditor internal namun bekerja untuk organisasi lain dalam jangka waktu tertentu.

d. Pelayanan terhadap organisasi

Konsep yang keempat adalah konsep yang paling penting bagi kelangsungan hidup fungsi audit internal. Kunci keberadaan audit internal adalah layanan untuk para pemakai jasa. Hanya organisasi audit internal yang menyediakan layanan, yang oleh pemakai jasa dianggap mengalami pertambahan nilai-nilai, yang akan berlangsung keberadaannya apabila ikut membantu keberhasilan unit.

e. Pengawasan yang menguji pengawas lain

Konsep terakhir adalah konsep yang berkisar tentang apa yang dilakukan para auditor internal. Standar mengatakan bahwa audit adalah suatu

pengawasan yang berfungsi menguji dan menilai efektivitas dari pengawasan lainnya, kecuali pada kasus-kasus dimana harus membedakan antara pengawasan internal terhadap seluruh kegiatan organisasi.

Dokumen terkait