BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Auditor Internal
Audit internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya melalui suatu pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan resiko, pengendalian dan proses
governance. Menurut Pickett dalam Gondodiyoto (2009:18) bahwa audit internal akan mendorong terciptanya dan bahkan merupakan salah satu karakteristik Good Corporate Governance (GCG). Makin maju suatu negara, maka tuntutan good coorporate governance makin tinggi, dan top management sebagai pihak yang dipercaya untuk mengelola perusahaan mempunyai kewajiban akuntabilitas (stewardship).
Menurut Institut of Internal Auditors (IIA) memperkenalkan Standards for the Professional Practice of Internal Auditing (SPPIA) dalam Sawyer (2005:8) mendefinisikan auditor internal sebagai berikut:
”Audit internal adalah fungsi penilaian independen yang dibentuk dalam perusahaan untuk memeriksa dan mengevaluasi aktivitas-aktivitasnya sebagai jasa yang diberikan kepada perusahaan”.
Menurut Sawyer dalam Effendi (2006:1) mendefinisikan auditor internal sebagai berikut:
”Internal audit is an independent appraisal funtion esstablised within an
organization to examine and evaluate its activities as a service to organization. (Internal audit adalah suatu fungsi penilaian independen yang dibentuk dalam suatu organisasi untuk mengkaji dan mengevaluasi aktivitas organisasi sebagai bentuk jasa yang diberikan bagi organisasi)”.
Menurut Tunggal (2006:4) mendefinisikan auditor internal sebagai berikut:
”internal audit adalah melayani manajemen dalam melakukan operasional audit untuk mengevaluai efesiensi penggunaan sumber daya dan efektivitas berkenaan dengan pencapaian tujuan entitas”.
Menurut Akmal dalam Gondodiyoto (2009:12) mendefinisikan auditor internal sebagai berikut:
”Internal auditing is an independent appraisal fuction, estsblished, within an organization to examine and evaluate its activities as a service to the organization. To objective of internal auditing is to assist members of the organization in the effective discharge of their responsibilities. To this end, internal auditing furnishes them with analysis, appraisals, recommendations, counsel, and information concerning the activities reviewed. The audit objective includes promoting effective control a
reasonable cost”.
Audit internal digambarkan sebagai pekerjaan yang berkenaan dengan fungsinya melayani organisasi. Unit-unit kompetensi yang dituntut merupakan label yang diberikan untuk seperangkat tugas yang diperlukan dalam memenuhi persyaratan fungsional praktek audit internal. Audit internal merupakan profesi yang dinamis dan terus berkembang dalam lingkungan operasinya, dan dapat beradaptasi terhadap perubahan yang mungkin terjadi pada perusahaan.
Auditor internal pada umumnya melakuakan pekerjaan mereka secara berbeda-beda, tergantung pada lingkup audit yang diinginkan manajemen senior. Perbedaan lingkup kerja audit mengakibatkan sulitnya mendefinisikan berbagai aktivitas yang dilakukan auditor, tetapi dengan semakain berkembangnya bisnis dan teknologi, definisi auditor internal terus diformulasikan dan disempurnakan agar dapat mengantisipasi
adalah salah satu aspek penting yang menjasdi fokus dan tanggung jawab auditor internal.
Definaisi baru audit internal menyatakan bahwa dengan pelaksanaan
Corporate Governance yang baik akan lebih meningkatkan fungsi pengendalian yang pada akhirnya akan membantu manajemen menangani resiko. Menurut Tunggal (2010:04) secara detail perbedaan antara definisi baru dan definisi lama dapat dilihat melalui bagan perbandingan pengertian audit internal dibawah ini:
Tabel 2.1
Bagan Perbandingan Pengertian Audit Internal
Perbandingan Pengertian Audit Internal
NO Definisi Lama NO Definisi Baru
1 Fungsi penilaian independensi 1 Suatu aktivitas independen yang dibentuk dalam suatu dan obyektif
organisasi
2 Fungsi penilaian 2 Aktivitas pemberian jaminan
keyakinan dan konsultasi
3 Mengkaji dan mengevaluasi 3 Dirancang untuk memberikan aktivitas organisasi sebagai suatu nilai tambah serta
bentuk jasa yang diberikan meningkatkan kegiatan operasi bagi organisasi organisasi
4 Membantu para organisasi 4 Membantu organisasi dalam agar dapat menjalankan usaha mencapai tujuannya tanggung jawabnya secara
efektif
5 Memberi hasil anallisis, 5 Memberikan suatu pendekatan penilaian, rekomendasi, disiplin yang sistematis untuk konseling dan informasi yang mengevaluasi dan meningkatkan berkaitan dengan aktivitas keefektifan manajemen
yang dikaji dan menciptakan resiko, pengenbdalian dan pengendalian efektif proses pengaturan
dengan biaya wajar Sumber: Tunggal (2010:04)
a. Ruang Lingkup Aktivitas Auditor Internal
Pencerminan independensi, profesional, dan tanggung jawab seorang auditor akan terlihat dari aktivitas audit itu sendiri, baik bagi auditor internal maupun bagi auditor eksternal. Auditor internal penekanannya adalah membantu manajer dan dewan komisaris atau badan pengatur lainnya yang sejenis dalam mencapai pengelolaan yang optimal dan dalam pelaksanaan tugas yang menjadi tanggung jawab mereka. Betapa pentingnya peran auditor internal pada perusahaan dalam membantu manajemen mencapai tujuan perusahaan, sehingga auditor internal ditempatkan pada posisi yang berbeda dari posisi fungsional lainnya di perusahaan..
Menurut Nasution (2008:04) secara garis besar ada tiga alternatif posisi atau kedudukan dari auditor internal dalam struktur organisasi perusahaan yaitu:
1. Berada dibawah Dewan Komisaris
Dalam hal ini, star audit internal bertanggung jawab pada Dewan Komisaris, ini disebabkan karena bentuk perusahaan membutuhkan pertanggung jawaban yang lebih besar, termasuk direktur utama dapat diteliti oleh auditor internal. Dalam cara ini, bagain pemeriksa intern sebenarnya merupakan alat pengendali terhadap performance
manajemen yang dimonitor oleh komisiaris perusahaan. Dengan demikian bagian pemeriksa intern mempunyai kedudukan yang kuat dalam organisasi.
2. Berada dibawah Direktur Utama
Menurut sistem ini, star auditor internal internal bertanggung jawab pada direktur utama. Sistem ini biasanya jarang dipakai mengingat direktur utama terlalu sibuk dengan tugas-tugas yang berat. Jadi kemungkinan tidak sempat untuk mempelajari laporan yang dibuat auditor internal.
3. Berada dibawah Kepala Bagian Keuangan
Menurut sistem ini, kedudukan auditor internal dalam struktur organisasi perusahaan berada dibawah koordinasi kepala bagian keuangan. Bagian auditor internal bertanggung jawab sepenuhnya kepada kepala keuangan atau ada yang menyebutnya sebagai
Controller, tapi perlu juga diketahui bahwa biasanya kepala bagian keuangan tersebut bertanggung jawab juga pada persoalan keuangan dan akuntansi.
Menurut Sawyer (2005:27) meskipun auditor internal memiliki cakupan yang luas, tetapi bentuk praktek audit terdiri dari tiga kategori dasar, yaitu:
1. Keuangan yang analisis aktivitas ekonominya yaitu sebuah entitas yang diukur dan dilaporkan menggunakan metode akuntansi.
2. Ketaatan yaitu penelaahan atas kontrol keuangan dan operasi serta transaksi untuk melihat kesesuaiannya dengan aturan, standar, regulasi, dan prosedur yang berlaku.
3. Operasional yaitu menelaah secara komprehensif atas fungsi yang bervariasi dalam perusahaan untuk menilai efesiensi dan ekonomi operasi dan efektivitas fungsi-fungsi tersebut dalam mencapai tujuannya.
Aktivitas consalting akan memberikan nilai tambah (value added)
bagi auditor internal karena disamping memberikan jasa pengawasan, juga bertindak sebagai konsultan dan kolega bagi unit operasi untuk membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan peningkatan efesiensi, efektivitas dan ekonomis dari suatu proses kerja. Menurut Effendi (2007:7) ruang lingkup atau cakupan (scope) pekerjaan internal auditor adalah seluas fungsi manajemen, sehingga cakupannya meliputi bidang
financial and non finansial.
1. Audit finansial, merupakan jenis audit yang lebih berorientasi pada masalah keuangan yang sasarannya adalah kewajaran atas laporan keuangan yang telah disajikan manajemen.
2. Audit operasional adalah audit manajemen (management audit) atau audit kinerja (performance auditing) yang sasarannya adalah penilaian masalah efesiensi, efektifitas dan ekonomis (3E).
3. Audit ketaatan/kepatuhan (complience audit) adalah suatu audit yang bertujuan untuk menguji apakah pelaksanaan/kegiatan telah sesuai dengan ketentuan/peraturan yang berlaku yang ditetapkan oleh (a) Instansi Pemerintah atau Badan/Lembaga lain yang terkait,
dan (b) kebijakan/sistem dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen perusahaan (direksi).
4. Audit kecurangan (fraud audit) adalah yang ditujukan untuk mengungkap adanya kasus yang berindikasi korupsi, kolusi, dan nepotisme yang merugikan perusahaan/negara dan hanya menguntungkan pribadi ataupun kelompok (organisasi) atau pihak ketiga.
b. Fungsi Auditor Internal
Auditor internal terlibat dalam memenuhi kebutuhan manajemen, dan staf audit yang paling efektif melekukan tujuan manajemen dan organisasi diatas rencana dan aktivitas mereka. Fungsi audit internal yang baik adalah yang memiliki proses untuk menilai efektivitas mereka sendiri. Mereka menggunakan hasil bersama dengan umpan balik dari auditor eksternal dan pemangku kepentingan (stakeholders)
yang lain untuk memonitor kewenangan sepanjang waktu dan mencapai perbaikan berkesinambungan dalam praktek dan kinerja.
Menurut Tunggal (2010:01) fungsi auditor internal mencakup departemen audit internal dan setiap departemen yang lain, aktivitas atau outsource jasa yang memenuhi peranan audit internal. Menurut Sawyer (2005:32) menyatakan ada beberapa fungsi auditor internal dalam membantu manajemen, yaitu:
1. Mengawasi kegiatan-kegiatan yang tidak dapat diawasi sendiri oleh manajemen puncak.
2. Mengidentifikasi dan meminimalkan resiko. 3. Memvalidasi laporan ke manajemen senior. 4. Membantu manajemen pada bidang-bidang teknis.
Menurut Gondodiyoto (2009:15) pada hakekatnya fungsi auditor internal ialah sebagai unit yang bertanggung jawab dan mengerjakan tugas atas nama dan hanya untuk (on behalf of) direksi (top management). Tugas-tugas untuk memebantu manajemen tersebut ialah antara lain:
1. Mengidentifikasi risiko dan merancang antisipasinya serta memonitornya.
2. Memvalidasi (memeriksa kebenaran) laporan-laporan yang ditujukan ke direksi, jangan sampai direksi memperoleh laporan-laporan kegiatan organisasi dari para pimpinan departemen yang tidak sesuai kenyataannya.
3. Membantu atau ”melindungi” manajemen puncak dari masalah
-masalah yang berkaitan dengan hal-hal teknis, sehingga manajemen dapat lebih berkonsentrasi mengerjakan tugas-tugas yang lebih bersifat kebijakan, mengambil keputusan (decision making),
perencanaan (planning) besosialisasi (lobbiying) dengan para
stakeholder, dan sebagainya.
4. Membantu manajemen (termasuk para manajer fungsional) tentang hal-hal yang bersifat rawan kesalahan atau penyalahgunaan, penyimpangan dari aturan dan prinsip-prinsip manajemen.
Sedangkan menurut Nasution (2008:04) fungsi audit internal secara menyeluruh mengenai pelaksanaan pekerjaan pemeriksaan audit internal dalam mencapai tujuannya adalah:
1. Membahas dan menilai kebaikan dan ketepatan pelaksanaan pengendalian akuntansi, keuangan serta operasi.
2. Meyakinkan apakah pelaksanaan sesuai dengan kebijaksanaan, rencana dan prosedur yang ditetapkan.
3. Menyakinkan apakah kekayaan perusahaan atau organisasi dipertanggung jawabkan dengan baik dan dijaga dengan aman terhadap segala kemungkinan resiko kerugian.
4. Menyakinkan tingkat kepercayaan akuntansi dan cara lainnya yang dikembangkan dalam organisasi.
5. Menilai kualitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang telah dibebankan.
c. Tujuan Auditor Internal
Dalam melakukan fungsinya, manajemen dan dewan komisaris kadang tidak efektif, maka dari perlu dibentuk komite audit. Anggota komite audit dan dewan komisaris harus bekerjasama dengan auditor internal, karena auditor internal yang melaksanakan pengendalian langsung secara teratur dari waktu kewaktu. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu disusun suatu internal audit program yang teratur dan efektif, audit program itu sendiri harus selalu ditingkatkan dari waktu kewaktu. Tujuan-tujuan audit disesuaikan dengan tujuan manajemen,
sehingga auditor internal itu sendiri berada dalam posisi untuk menghasilkan nilai tertinaggi pada hal-hal yang dianggap manajemen paling penting bagi kesuksesan organisasi.
Menurut Tunggal (2010:44) tujuan yang ingin dicapai oleh internal auditor adalah sebagai berikut:
1. Kebenaran dan kelengkapan informasi kegiatan perusahaan.
2. Penyesuaian dan penerapan kebijakan perusahaan, rencana kerja, prosedur dan hal-hal yang diwajibkan dan hal-hal yang mencakup hukum dan peraturan yang berlaku.
3. Menjaga aset perusahaan terhadap penggunaan yang salah atau sewenang-wenang oleh pihak yang tidak berkepentingan.
4. Efektivitas, efesiensi, dan kelengkapan organ operasi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.
5. Internal control tersebut harus mencakup pengendalian aktivitas perusahaan, pengendalian aktiva perusahaan, bentuk informasi dan komunikasi (terutama keuangan), pengendalian yang berkelanjutan atau monitoring, pengendalian lingkungan kerja dan sekeliling, pengendalian terhadap bahaya, risiko yang diambil perusahaan. Tujuan auditor internal dalam perusahaan menurut para ahli dalam Nasution (2008:04) adalah:
1. Membantu manajemen untuk mendapatkan administrasi perusahaan yang paling efisien dengan memuat kebijaksanaan operasi kerja perusahaan.
2. Menentukan kebenaran dari data keuangan yang dibuat dan keefektifan dari prosedur intern.
3. Memberikan dan memperbaiki kerja yang tidak efisien.
4. Membuat rekomendasi perubahan yang diperlukan dalam beberapa fase kerja.
5. Menentukan sejauh mana perlindungan pencatatan dan pengamanan harta kekayaan perusahaan terhadap penyelewengan.
6. Menetukan tingkat koordinasi dan kerja sama dari kebijaksanaan manajemen.
Sedangkan menururt Amrizal (2004:1) untuk mencapai tujuan perusahaan atas tugas-tugas yang harus dilakukan, maka auditor internal harus melakuakan kegiatan sebagai berikut:
1. Menelaah dan menilai kebaikan, memadai tidaknya dan penerapan sistem pengendalian manajemen, sistem pengendalian intern, dan pengendalian operasional lainnya serta mengembangkan pengendalian yang efektif dengan biaya yang tidak terlalu mahal. 2. Memastikan ketaatan terhadap kebijakan, rencana dan
prosedur-prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen.
3. Memastikan seberapa jauh harta perusahaan dipertanggung jawabkan dan dilindungi dari kemungkinan terjadinya segala bentuk pencurian, kecurangan dan penyalahgunaan.
4. Memastikan bahwa pengelolaan data yang dikembangkan dalam organisasi dapat dipercaya.
5. Menilai mutu pekerjaan setiap bagian dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh manajemen.
6. Menyarankan kebaikan-kebaikan operasional dalam rangka meningkatkan efesiensi dan efektivitas.