• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

A. Motivasi Belajar

3. Pengertian Belajar

Sebagai landasan mengenai apa yang dimaksud dengan belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan beberapa definisi:

a. Hilgard dan Bower dalam buku Theories o f learning (1975)

mengemukakan "Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah

4 Sardinian A. M. Intelektual Dan M otivasi Belajar M engajar Pedoman Bagi Guru Dan Calon Guru. Rajawali Pers, Jakarta, 1986, him 85.

seseorang terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, di mana pembahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat dsb)

b. Morgan dalam buku introduction to psychology (1978) mengemukakan

"Belajar adalah setiap pembahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang teijadi sehingga suatu hasil dari latihan atau pengalaman.5 c. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

pengalaman (learning is devined as the modification or streng thening o f

behavior through experiencing). Menurut pengertian ini, belajar adalah merupakan suatu proses, kegiatan dan bukan hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat akan tetapi lebih luas dari pada itu, yakni

mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan,

melainkan pembahan kelakuan. 6

d. T. Raka Joni, dalam artikelnya yang beijudul "Teori mengajar dan psikologi belajar", dikatakan bahwa : belajar adalah pembahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman kecuali pembahan tingkah laku yang disebabkan oleh proses menjadi matangnya seseorang atau pembahan yang instinktif atau yang bersifat temporer.

M. Ngalim Purwanto,Psikologi Pendidikan. Remadja Karya, Bandung, 1988, him 85. 6 Oemar Hamalik. OP-Cit, him 36.

Edward L. Walker, merumuskan belajar sebagai" perubahan perbuatan sebagai akibat dari pengalaman".7 8

e. Skinner, seperti yang dikutip Barlow (1985) dalam bukunya Educational

Psychology : The Teaching-Learning Process, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang

berlangsung secara progresif. Pendapat ini diungkapkan dalam

pernyataan ringkasnya bahwa belajar adalah ...a process o f progressive

behavior adaptation berdasarkan eksperimennya, B.F. Skinner percaya bahwa proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal

o

apabila ia diberi penguat (reinforces).

Dari devinisi-devinisi yang dikemukakan di atas, dapat dikemukakan adanya beberapa elemen yang penting yang mencirikan pengertian tentang belajar yaitu bahwa:

a. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk. b. Belajar merupakan suatu perubahan yang teijadi melalui latihan atau

pengalaman, dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar, seperti perubahan-perubahan yang teijadi pada diri seorang bayi.

7 Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan Dan Penyuluhan Belajar D i Sekolah, Usaha Nasional, Surabaya, 1983, him 15-16.

8 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, PT. Remadja Rosdakarya, Bandung, 1995, him 90.

c. Pembahan itu harus relative mantap, harus merupakan akhir dari pada suatu periode waktu yang cukup panjang, untuk dapat disebut belajar d. Tingkah laku yang mengalami pembahan karena belajar menyangkut

berbagai aspek kepribadian baik fisik maupun psikis, seperti: pembahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah/berpikir ketrampilan, kecakapan, kebiasaan ataupun sikap.

Faktor-faktor penting yang sangat erat hubungannya dengan proses

belajar adalah : kematangan, penyesuaian diri/adaptasi,

menghafal/mengingat, pengertian, berfikir dan latihan.9 Ciri-ciri pembahan tingkah laku dalam pengertian belajar a. Pembahan yang teijadi secara sadar

Bahwa individu yang belajar akan menyadari terjadinya pembahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah teijadi adanya suatu pembahan dalam darinya.

b. Pembahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional

Sebagai hasil belajar pembahan yang teijadi pada diri individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Satu pembahan yang teijadi akan menyebabkan pembahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya.

c. Pembahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya.10

9 M. Ngalim Purwanto, OP-Cit, him 85-86.

10 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta, 1988, him 3-4.

4. Motivasi-motivasi B elajar

Crow dan crow memperjelas motivasi dalam belajar seperti berikut: "Belajar harus diberi motivasi dengan berbagai cara sehingga minat yang dipentingkan dalam belajar itu dibangun dari minat yang telah ada pada diri anak".

Kegiatan belajar akan tercipta apabila minat atau m otif belajar yang ada di dalam diri peserta didik itu akan memperkuat m otif ke arah tingkah laku tertentu (belajar). Minat ini dapat ditumbuhkan dengan cara:

a. Membangkitkan suatu kebutuhan, yaitu kebutuhan untuk menghargai suatu keindahan, untuk mendapat penghargaan, dan sebagainya.

b. Menghubungkannya dengan pengalaman-pengalaman yang lampau.

c. Memberikan kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik, knowing

success like success atau mengetahui sukses yang diperoleh individu itu, sebab sukses akan menimbulkan rasa puas.

Di samping minat, insentif pun berhubungan erat dengan motif, insentif adalah kondisi atau situasi diluar diri individu yang dapat

meningkatkan atau menghambat suatu motif. Dalam dunia pendidikan,

insentif memegang peranan penting, terutama bagi pendidik sebagai usaha untuk merangsang atau menghambat motif-motif tertentu,

a. Frustasi

Frustasi adalah suatu keadaan di dalam diri individu yang disebabkan oleh tidak tercapainya kepuasan atau tujuan akibat adanya halangan atau rintangan dalam usaha mencapai kepuasan atau tujuan tersebut.

b. Fungsi motivasi

Motivasi mendorong timbulnya kelakuan dan mempengaruhi serta mengubah kelakuan, jadi fungsi motivasi itu m eliputi:

1) Mendorong timbulnya kelakuan atau perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan timbul perbuatan seperti perbuatan belajar.

2) Mengarahkan aktivitas belajar peserta didik.

3) Menggerakkan seperti mesin bagai mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu perbuatan.

c. Beberapa prinsip motivasi dalam belajar

Kuneth H. hower mengemukakan prinsip-prinsip motivasi sebagai berikut:

1) Pujian lebih efektif daripada hukuman. Hukuman bersifat

menghentikan suatu perbuatan, sedangkan pujian bersifat menghargai apa yang telah dilakukan.

2) Semua peserta didik mempunyai kebutuhan-kebutuhan psikologis (yang bersifat dasar) tertentu yang harus mendapat kepuasan. Peserta didik yang dapat memenuhi kebutuhannya secara efektif melalui kegiatan-kegiatan belajar hanya memerlukan sedikit bantuan di dalam motivasi dan disiplin.

3) Motivasi yang berasal dari dalam individu lebih efektif daaripada motivasi yang dipaksakan dari luar, sebabnya ialah karena kepuasan yang diperoleh dari individu itu sesuai dengan ukuran yang ada dalam darinya.

4) Motivasi itu mudah menjalar atau tersebar kepada orang lain. Guru yang berminat tinggi dan antusias akan menghasilkan peserta didik yang juga berminat tinggi dan antusias pula. Demikian pula peserta didik yang antusias akan mendorong motivasi peserta didik lainnya, d. Nilai motivasi dalam pengajaran

Menjadi tanggung jawab guru agar pengajaran yang diberikan berhasil dengan baik. Keberhasilan ini banyak bergantung pada usaha guru dalam membangkitkan motivasi belajar peserta didik.

Dalam garis besarnya motivasi mengandung nilai-nilai sebagai berikut: 1) Motivasi menentukan tingkat keberhasilan atau kegagalan perbuatan

belajar peserta didik. Belajar tanpa adanya motivasi kiranya sulit untuk berhasil.

2) Pengajaran yang bermotivasi pada hakekatnya adalah pengajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan, dorongan, motif dan minat yang ada pada peserta didik.

3) Pengajaran yang bermotivasi menurut kreatifitas dan imajinasi pada guru untuk berusaha secara sungguh-sungguh mencari cara-cara relevan dan serasi guna membangkitkan dan memelihara motivasi belajar peserta didik.

4) Berhasil atau gagalnya membangkitkan dan menggunakan motivasi dalam pengajaran erat kaitannya dengan pengaturan disiplin kelas.

Kegagalan dalam hal ini mengakibatkan timbulnya masalah disiplin di dalam kelas.11

I

B. Ruang Lingkup Kesulitan Belajar

Dokumen terkait