• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENG A RUH K ELUARG A DALAM M ENING K ATK AN M O T IV A S I D A N M E N G A T A S I K E SU L IT A N BELA JA R SISW A DI M AN 2 BOYO LALI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENG A RUH K ELUARG A DALAM M ENING K ATK AN M O T IV A S I D A N M E N G A T A S I K E SU L IT A N BELA JA R SISW A DI M AN 2 BOYO LALI"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

08TD1011738.01

PEN G A R U H K ELUARG A DALAM M EN IN G K A TK A N

M O T IV A S I D A N M E N G A T A S I K E SU L IT A N

BELA JA R SISW A DI M AN 2 BOYO LALI

SKRIPSI

Disusun Guna Memenuhi Tugas Akhir Untuk

Memperoleh Gelar Sarjana S.Pdi.

NIM. 11103029

JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(STAIN) SALATIGA

(2)

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga dengan skripsi ini, tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Apabila dikemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini dihadapan sidang munaqosah skripsi.

Demikian Deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, 26 Februari 2008 Peneliti

(3)

NOTA PEMBIMBING

Lamp : 3 eksamplar

Hal : Naskah Skripsi Yth. Ketua STAIN Salatiga

di

-Salatiga, 26 Februari 2008 Kepada

Sdri. Siti Nuijanah

Tempat

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah saudari:

Nama : Siti Nuijanah

NIM : 11103029

Jurusan : Tarbiyah

Progdi : Pendidikan Agama Islam

Judul : PENGARUH KELUARGA DALAM MENINGKATKAN

MOTIVASI DAN MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2006/2007

Dengan ini kami mohon agar naskah skripsi tersebut dapat segera dimunaqosahkan. Demikian harap menjadi perhatian.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pembimbing

Peni Susapti, M.Si. NIP. 150301293

(4)

Skripsi saudari SITI NURJANAH dengan Nomor Induk Mahasiswa : 11103029 yang beijudul PENGARUH KELUARGA DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA MAN 2 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2007/2008 telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian, Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari Rabu, 19 Maret 2008 yang bertepatan dengan tanggal 11 Rabiul Awal 1428 H. Dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar saijana dalam Ilmu Tarbiyah.

Salatiga, 24 Maret 2008

11 Rabiul Awal 1428 H Panitia Ujian

(5)

ada orang lain mengetahuinya lalu dia ta’jub kepadaku” Beliau bersabda “engkau mendapatkan dua pahala, satu pahala karena engkau menyembunyikannya dan satu pahala karena ilmumu dilihat orang lain”.

- Abu Hurairah dan Ibnu Mas’ud

(6)

• Ibu dan Bapak tercinta, terima kasih atas do’a dan kasih sayangnya

• Adik-adikku tercinta Muhammad ChoiruI Amin dan Nairn Matur Rahmawati • Sahabat-sahabatku sepeijuangan di HMI cabang Salatiga, di Komisariat Wali

Songo dan Ganesha, beij uanglah selalu

• Sahabat-sahabatku di kost bu Rohani; Surati, Fitri, Ella, Nanik, Ani, Dewi, Ema, Mbak Yanti, Sisca

• Sahabat-sahabatku tercinta Mahasiswa Tarbiyah PAI B Angkatan 2003; Yuli, Widayanto, Mashuri, Dekik, Fitri, Nella, Janah, Mariana Ulfa, Titik, Cie, Amrina, Ulfatun, Zaidun, Hid, Nur Hidayati, Evi, Ani

• Teman-temanku; Rahma, Musbikhah, Eni, Sani, Yayuk, Ina, Nasir, Arif, David, Jaya

(7)

manusia menuju kebaikan dan syukur terdalam penulis haturkan kehadrat-Nya. Salam untuk Rosul junjungan tercinta, petunjuk umat manusia, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KELUARGA DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2007/2008”.

Penulis menyadari penyusunan skripsi ini tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak baik material maupun spiritual, skripsi ini tidak akan selesai sesuai

dengan yang ditargetkan. Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis

menghaturkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Imam Santoso, M. Ag. selaku Ketua STAIN Salatiga

2. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku dosen pembimbing yang dengan ikhlas, sabar dan tekun dalam membimbing penulis pada saat skripsi ini disusun

3. Bapak dan Ibu dosen yang banyak memberikan jasanya, mendidik penulis dalam menuntut ilmu di STAI Salatiga

4. Bapak M. Fuad, M.Pd. selaku Kepala Sekolah MAN 2 Boyolali yang telah berkenan memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian

5. Team Perpustakaan STAIN Salatiga, terima kasih atas bantuan penyediaan buku- buku kepada penulis hingga terselesainya skripsi ini

6. Ibu Bapak tercinta yang telah berkorban banyak baik material dan spiritual 7. Adik-adikku Muhammad dan Nairn yang memberikan semangat kepada penulis 8. Teman-temanku sepeijuangan PAI B angkatan 2003

9. Teman-temanku di kost bu Rohani

10. Semua pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik.

Dengan sedikitnya kemampuan yang ada, penulis telah berusaha menyusun

skripsi dengan sebaik-baiknya. Namun demikian, skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari

pembaca yang budiman demi kesempurnaan skripsi ini, semoga bermanfaat untuk semuanya. Amin.

Salatiga, 26 Februari 2008

Siti Nurjanah

(8)

HALAMAN JUDUL... i

DEKLARASI... ii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING... iii

HALAMAN PENGESAHAN... iv

HALAMAN MOTTO... v

HALAMAN PERSEMBAHAN... v

KATA PENGANTAR... vi

DAFTAR ISI... vii

G. Sistematika Penulisan... 12

BAB n LANDASAN TEORI... 14

A. Motivasi Belajar... 14

1. Pengertian M otivasi... 14

2. Jenis-jenis Motivasi... 18

3. Pengertian Belajar... 19

4. Motivasi Belajar... 23

B. Ruang Lingkup Kesulitan Belajar... 26

1. Pengertian Kesulitan Belajar... 26

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar... 28

3. Psikologi Perkembangan dari Kesulitan Belajar.... 30

(9)

A. Gambaran Umum Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali 43

B. Data Tentang Pengaruh Keluarga Dalam

Meningkatkan Motivasi dan Mengatasi Kesulitan

Belajar Siswa MAN 2 Boyolali... 51

BAB IV ANALISA DATA... 58

A. Analisis Pendahuluan... 58

B. Analisis Uji Hipotesis... 78

C. Analisis Lanjut... 84

BAB V PENUTUP... 85

A. Kesimpulan... 85

B. Saran-saran... 85

DAFTAR PUSTAKA... 86 LAMPIRAN-LAMPIRAN...

(10)

TABEL I DATA PERALATAN DAN INVENTARIS

KANTOR... 46

TABEL II DATA GURU MAN 2 BOYOLALI... 47

TABEL III DATA KARYAWAN MAN 2 BOYOLALI... 48

TABEL IV DATA KEADAAN MURID MAN 2 BOYOLALI.... 49

TABEL V DATA STRUKTUR ORGANISASI MAN 2

BOYOLALI (DI SIMO) TAHUN 2007/2008... 50

TABEL VI DATA JAWABAN ANGKET PENGARUH

KELUARGA DALAM MENINGKATKAN

MOTIVASI... 51

TABEL VII DATA MENGATASI KESULITAN BELAJAR

SISWA... 52

TABEL VIII DATA NILAI RATA-RATA RAPORT SISWA... 54

TABEL DC DATA NAMA RESPONDEN... 57

TABEL X DATA NILAI ANGKET PENGARUH

KELUARGA DALAM MENINGKATKAN

MOTIVASI... 59

TABEL XI DATA INTERVAL PENGARUH KELUARGA

DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI... 61

TABEL XII DATA NILAI NOMINASI PENGARUH

KELUARGA DALAM MENINGKATKAN

MOTIVASI... 62

TABEL XIII DATA KOMPARASI PENGARUH KELUARGA

DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI... 65

TABEL XIV DATA NILAI ANGKET MENGATASI

KESULITAN BELAJAR SISWA... 65

TABEL XV DATA INTERVAL MENGATASI KESULITAN

BELAJAR SISWA... 68

(11)

BELAJAR SISWA... 71

TABEL XVIII DATA NILAI RATA-RATA RAPORT SISWA... 71

TABEL XIX DATA INTERVAL NILAI RATA-RATA RAPORT

SISWA... 74

TABEL XX DATA NILAI NOMINASI RATA-RATA RAPORT

SISWA... 75

TABEL XXI DATA DISTRIBUSI FREKUENSI NILAI

RATA-RATA RAPORT SISWA... 78

TABEL XXII PERSIAPAN PENGARUH KELUARGA DALAM

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN

MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA... 79

TABEL XXIII DATA FREKUENSI YANG DIPEROLEH (Fo)... 81

TABEL XXIV DATA TABEL FREKUENSI YANG

DIHARAPKAN (Fh)... 82

TABEL XXV DATA TABEL KERJA UNTUK MENGHITUNG

(12)

A. Latar Belakang Masalah

Keluarga adalah ayah, ibu, anak serta famili yang menjadi penghuni rumah. Faktor orang tua begitu besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar, karena keluarga selalu dekat dengan perkembangan siswa. Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, ekonomi yang memadai, kemudian anggota keluarga yang saling memberikan bimbingan belajar kepada anak dalam berbagai bidang persoalan, memberikan pengaruh belajar kepada anak. Dalam berbagai bidang persoalan, keluarga memberikan masukan-masukan yang sangat berharga untuk tumbuh dan berkembang. Ayah dan ibu dalam keluarga mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk memikul beban bersama-sama, dalam memberikan bimbingan dan tauladan yang baik kepada anak. Tekun atau tidaknya kedua orang tua, akrab atau tidaknya hubungan orang tua dengan anak-anak, tenang atau tidaknya situasi dalam rumah. Semuanya itu turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak. Di samping itu sekolah tempat belajar turut mempengaruhi

motivasi belajar siswa, diantaranya kualitas guru, metode mengajarnya,

kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas/perlengkapan di sekolah, dan keadaan ruangan.1.

Keluarga mempunyai peranan yang penting dalam pembentukan akhlak atau kepribadian anak sesuai di dalam Al Qur'an Surat Luqman ayat 13-14 sebagai berikut:

Lij

.Mtil

0 Jibuti

“Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia

memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu

1 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 1997, him. 59

(13)

benar-benar kezaliman yang besar". Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu”.2

Pada hakekatnya, orang tua merupakan pembimbing dan pendidik dalam keluarga yang pertama dan utama bagi anak-anaknya. Oleh karena itu merekalah yang mula-mula menerima kewajiban dan tanggung jawab atas pemeliharaan dan

pendidikan putra-putrinya. Berhasil tidaknya, baik buruknya anak, sangat

bergantung pada orang tua dalam mendidik dan mengarahkan anaknya. Urgensi orang tua sebagai figur utama proses pendidikan dan pembentukan moral atau akhlak anak ini, selaras dengan pendapat Zakiah Darajat.

“Orang tua adalah pembina yang utama dalam hidup anak, kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka merupakan unsur-unsur yang dengan sendirinya masuk ke dalam pribadi yang tumbuh”.3

Motivasi adalah daya penggerak / pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan, yang bisa berasal dari dalam diri dan juga dari luar. Seseorang yang belajar dengan motivasi kuat, akan melaksanakan semua kegiatan belajarnya

dengan sungguh-sungguh penuh gairah atau semangat. Sebaliknya, belajar

dengan motivasi yang lemah, akan malas bahkan tidak mau mengerjakan tugas- tugas yang berhubungan dengan pelajaran, kuat lemahnya motivasi belajar dapat mempengaruhi keberhasilannya. Motivasi belajar perlu diusahakan, terutama berasal dari dalam diri dengan cara senantiasa memikirkan masa depan yang

penuh tantangan dan harus dihadapi untuk mencapai cita-cita. Senantiasa

memasang tekat bulat dan selalu optimis bahwa cita-cita dapat dicapai dengan belajar. Motivasi sebagai faktor inner (batin) berfungsi menimbulkan, mendasari, mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya

(14)

belajarnya.4

Aktivitas belajar bagi setiap individu tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar. Seseorang kadang dapat cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa amat sulit. Dalam hal semangat terkadang tinggi, tetapi terkadang juga sulit untuk mengadakan konsentrasi. Pada setiap anak didik dalam kehidupan sehari-hari dalam kaitannya dengan aktivitas belajar, setiap individu

tidak ada yang sama. Perbedaan individu ini pulalah yang menyebabkan

perbedaan tingkah laku belajar dikalangan anak didik. Dalam keadaan dimana anak didik / siswa tidak dapat belajar sebagai tertentu mestinya.5

Siswa berkesulitan belajar sangat membutuhkan bimbingan secara terus menerus baik dari orang tua murid maupun dari guru. Bimbingan merupakan : “pemberian bantuan oleh seseorang kepada orang lain dalam menentukan pilihan, penyesuaian dan pemecahan permasalahan. Bimbingan bertujuan membimbing, diberikan kepada siswa yang membutuhkan kegiatan belajar dalam rangka untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Siswa yang kesulitan belajar merupakan siswa bermasalah dan harus diberikan alternatif atau jalan keluarnya supaya tidak

berlarut-larut tinggal di kelas. Adanya bimbingan dan penyuluhan dapat

memberikan masukan-masukan tentang bagaimana usaha-usaha yang semestinya dilaksanakan, dalam mencapai prestasi belajar setelah siswa mengalami kesulitan belajar yang telah ditentukan dalam kurun waktu tertentu.

Siswa berkesulitan belajar memerlukan bimbingan yang dilakukan secara berkesinambungan, sehingga diharapkan mampu menghantarkan pada pencapaian prestasi belajar siswa yang lebih baik. Hal ini berarti bahwa bimbingan belajar mempunyai peranan yang cukup besar terhadap siswa berkesulitan belajar. Siswa berkesulitan belajar sebenarnya kalau diteliti mereka itu bukan termasuk siswa yang bodoh, akan tetapi merupakan siswa yang lamban dalam menerima pelajaran, sehingga menerima dan memahami pelajaran diperlukan waktu yang

cukup lama. Agar siswa berkesulitan belajar mempunyai

peningkatan-4 Ibid., him. 235.

(15)

kegiatan belajar. Hal ini perlu diikuti oleh motivasi belajar siswa yang sungguh- sungguh, sehingga pada akhirnya akan mampu menghantarkan pada peningkatan prestasi belajar siswa.

Dalam merancang pembelajaran, tahapan belajar anak merupakan konsep yang sangat penting untuk dipahami dan diperhatikan oleh guru. Guru tidak dapat menghantarkan anak belajar secara sempurna pada awal anak diperkenalkan pada suatu bidang baru. Bagi anak berkesulitan belajar diperlukan usaha yang lebih dari guru untuk membantu mereka, melalui tahapan belajar apabila dibandingkan dengan anak yang tidak berkesulitan. Berbagai macam usaha yang dilakukan secara berkesinambungan, pada akhirnya akan dapat membantu siswa berkesulitan belajar untuk lebih memudahkan memahami setiap mendapatkan pelajaran.6 Penulis tertarik meneliti di MAN 2 Boyolali karena dekat dengan rumah, mutu pendidikan sudah berkualitas, menggunakan kurikulum KB K, fasilitas dan sarana belajar mengajar lengkap, kegiatan ekstra kurikuler sudah maju, para pengajarnya profesional. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian secara dekat tentang : PENGARUH KELUARGA DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA MAN 2 BOYOLALI TAHUN 2007.

B. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran yang berbeda dengan maksud utama penulis dalam penggunaan kata judul penulisan ini perlu penjelasan beberapa istilah pokok maupun kata-kata yang menjadi variabel penelitian. Istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut:

1. Pengaruh

Yang dimaksud dengan pengaruh adalah daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu / orang / benda /yang berkuasa yang berkekuatan gaib.7 Yang dimaksud dengan pengaruh di sini adalah kekuatan atau gaya akibat dari 6 H. Dalyono, Op. C it., him 229.

(16)

kesulitan belajar siswa di sekolah.

2. Keluarga

Sekumpulan orang yang hidup dalam tempat tinggal bersama, dan masing- masing anggota merasakan adanya pertautan batin, sehingga teijadi saling mempengaruhi, memperhatikan, menyerahkan diri, melengkapi dan

menyempurnakan. Dari itu terkandung peranan fungsi orang tua dalam

keluarga.8

The fam ily as a married or other group o f adult kinsfolk who coope rate

economically and in the bring up o f children, and all or most o f whom share a

common dwelling.

“Keluarga sebagai sebuah pasangan suami istri atau kelompok-kelompok keluarga orang dewasa yang mereka bekerjasama memenuhi kebutuhan ekonomi dan dalam mendidik anak-anak, serta seluruh anggota atau sebagian besar anggotanya bertempat tinggal (hidup) bersama”.9

3. Motivasi

Dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar/tidak sadar untuk melakukan tindakan dengan tujuan tertentu.10 Menurut Me. Donald sebagaimana dikutip oleh Sardinian motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang

ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan

terhadap adanya tujuan.11

Adapun indikator-indikator dalam motivasi belajar adalah sebagai berikut: a. Siswa selalu mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik

b. Di dalam kelas siswa selalu memperhatikan penjelasan guru dengan baik.

8 Muh. Shohib. Pola Asuh Orang Tua Dalam Membentuk Anak Mengembangkan Disiplin Diri. Rineka Cipta, Jakarta, 1998, him. 17-18

9 Arines. Skolnik and Jerome H. Skolnik, Family an Transition, Ron New Comer and AS Sociates, Canada, 1983, him. 26.

10 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka, Jakarta, 1994, Cet 3 him. 666.

(17)

d. Siswa mempunyai jadwal khusus untuk belajar e. Siswa selalu berusaha untuk meraih prestasi

f. Siswa menggunakan waktu luang untuk aktivitas belajar

4. Kesulitan

Sulit adalah “Sukar sekali: susah sekali: susah : misalnya mencari akal untuk memecahkan perkara.12 Kesulitan adalah “Keadaan yang sulit Sesuatu

yang sulit’13 Dengan demikian kesulitan merupakan berbagai macam

langkah-langkah yang sudah ditempuh untuk memecahkan sesuatu, akan tetapi tidak menemukan jawab, sehingga merupakan beban dalam kehidupan sehari-hari.

Kesulitan belajar merupakan problema yang harus diperhatikan dalam dunia pendidikan. Salah satu faktor penyebab anak berkesulitan belajar terletak pada masalah kesehatan mental. Mental yang sehat atau normal sangat membantu dalam pelaksanaan pendidikan, akan tetapi kesehatan yang tidak wajar akan tidak normal akan membawa dampak negatif bagi anak dalam

mengikuti kegiatan belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyono

Abdurrahman bahw a: .

Kesulitan belajar sering terkait dengan kesehatan mental. Cabang ilmu kedokteran yang terkait dengan kesehatan mental adalah psikiatri. Oleh karena itu, psikiater sering memegang peran kunci dalam diagnosis kesulitan belajar. Ada sejumlah bentuk terapi hiperatktivitas yang merupakan salah satu karakteristik dari kesulitan belajar. Penggunaan obat banyak dilakukan tetapi yang banyak yang meragukan manfaatnya. Bentuk terapi yang lain mencakup pemberian nutrisi yang cukup, pengendalian makanan (diet), membatasi penggunaan bahan tambahan makanan, mengendalikan kadar gula dalam darah dan penggunaan modifikasi perilaku.14

Adapun indikator-indikator dalam kesulitan belajar adalah sebagai berikut:

12 W.J.S. Purwadarminto, Op. Cit., him. 973. 13 Ibid.

(18)

b. Siswa kurang konsentrasi dalam mendengarkan penjelasan guru c. Siswa kurang suka terhadap suatu pelajaran yang diberikan di sekolah d. Siswa mendapat nilai kurang

e. Malas belajar

f. Siswa sering tidak masuk sekolah dan suka membolos

5. Belajar

Suatu aktivitas mental dan fisik, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas.15

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.16

C. Rumusan Masalah

Sebagai basic question atau pokok permasalahan dalam penelitian ini

adalah:

1. Bagaimana kondisi sosial keluarga siswa MAN 2 Boyolali tahun 2007/2008 ? 2. Bagaimana motivasi belajar siswa MAN 2 Boyolali tahun 2007/2008 ? 3. Bagaimana kesulitan belajar siswa MAN 2 Boyolali tahun 2007/2008 ?

4. Apakah ada hubungan yang signifikan antara kondisi keluarga, motivasi dan upaya mengatasi kesulitan belajar siswa MAN 2 Boyolali tahun 2007/2008 ?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian di MAN 2 Boyolali yang diharapkan diantaranya sebagai berikut:

15 Ws. Winkel, Psikologi Pengajaran. Gramedia, Jakarta, 1987, him. 36

(19)

MAN 2 Boyolali tahun 2007/2008.

b. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa MAN 2 Boyolali tahun 2007/2008. c. Untuk mengetahui kesuliltan belajar siswa MAN 2 Boyolali tahun 2007/2008. d. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara kondisi

keluarga, motivasi dan upaya mengatasi kesulitan belajar siswa MAN 2 Boyolali tahun 2007/2008.

E. Hipotesis

Sebagai arahan dalam penelitian menganggap perlu adanya hipotesis, agar

data dan informasi menjadi relevan. Secara definitive Suharsimi Arikunto

memberikan pengertian bahwa hipotesis adalah dugaan atau jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian sampai terbukti melalui data yang

terkumpul.17 18 Dalam rangka mengarahkan penelitian ini, penulis mengajukan

sebuah hipotesis sebagai berikut “Ada pengaruh keluarga dalam meningkatkan motivasi dan mengatasi kesulitan belajar siswa MAN 2 Boyolali, tahun 2007’.

F. Metode Penelitian

1 fi Metode adalah cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Adapun metode penelitian yang penulis pergunakan adalah :

1. Metode Penelitian Subjek a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.19 Dengan

pendapat ini dapat disimpulkan bahwa populasi adalah seluruh individu atau penduduk dalam wilayah penelitian yang nantinya akan dikenai

hasil penelitian. Populasi penelitian ini mencakup siswa kelas X

sebanyak 178 siswa MAN 2 Boyolali tahun 2007.

17 Suhasimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta , 1978, him. 67.

(20)

Menurut Suharsimi Arikunto, sampel adalah sebagian atau wakil

populasi yang diselidiki.20 Sedangkan Sutrisno Hadi berpendapat

sebagian dari populasi disebut sampel. Sampel adalah sejumlah

penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi.21

Teknik pengambilan sampel menurut Suharsimi Arikunto adalah apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua. Sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, sedangkan jika subyeknya besar lebih dari 100 orang dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih sesuai kemampuan.22

Untuk menghemat waktu dan tenaga maka penulis menetapkan besar sampel adalah lebih kurang 178. Dari besarnya subyek (populasi) karena subyeknya beijumlah 178 siswa maka sampelnya adalah 25% siswa yaitu beijumlah 44. Dari jumlah tersebut penulis mengambil 44 siswa dari kelas XA sebanyak 22 siswa dan kelas XB sebanyak 22 siswa.

Adapun teknik pengambilan sampel yang penulis gunakan adalah random sampling, yaitu pengambilan secara random atau tidak pandang bulu dengan cara:

1) Mengambil populasi dari kelas XA 45 siswa dan sampel yang diambil 22 siswa.

2) Mengambil populasi dari kelas XB 43 siswa dan sampel yang diambil 22 siswa.

Jadi jumlah populasi kelas XA dan XB beijumlah 88 siswa, sedangkan jumlah sampel dari kelas XA beijumlah 22 siswa dan kelas XB beijumlah 22 siswa jadi jumlah sampelnya 44 siswa.

20 Ibid.y him. 117.

(21)

Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian

No. Kelas/ Kelompok Populasi Sampel

1 XA 45 22

2 XB 43 22

Jumlah 88 44

2. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang signifikan dapat juga ditempuh dengan teknik-teknik tetap. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan penulis adalah sebagai berikut:

a. Metode Angket (Kuesioner)

Metode angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden, dalam arti laporan tentang perbandingan atau hal-hal yang ia ketahui.23

Metode ini penulis gunakan untuk mengetahui pengaruh keluarga dalam meningkatkan motivasi dan mengatasi kesulitan belajar siswa MAN 2 Boyolali tahun 2007/2008.

b. Metode Interview

Cara pengumpulan data dalam metode ini adalah dengan bahasa lisan atau wawancara sebagaimana yang dikemukakan Suharsimi Arikunto bahwa, metode interview adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewancara atau interviewer untuk memperoleh informasi dari terwawancara.24 Yang di interview orang tua dan siswa.

" Ibid., him. 124.

(22)

Metode ini digunakan untuk memperoleh data dengan cara melihat dan mencatat dari dokumen yang ada hubungannya dengan dokumen yang diteliti, dapat berupa benda-benda tertulis seperti buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian.25

d. Metode Observasi

Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang letak

geografis, sarana dan prasarana di MAN 2 Boyolali.26 27

3. Metode Analisis Data

Setelah data terkumpul dengan lengkap, maka selanjutnya adalah menganalisis data tersebut untuk mengetahui hasil akhir dari penelitian yang sedang dilakukan. Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisa data ini adalah sebagai berikut:

a. Pada tahap ini dilakukan perhitungan melalui persentasi dan analisis tiap-tiap item untuk menganalisis ini penulis menggunaku rumus :

P = F. X100%

b. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara pengaruh keluarga terhadap motivasi dan kesulitan belajar siswa MAN 2 Boyolali dan sekaligus menguji hipotesis yang digunakan analisa statistik chi-kuadrat menggunakan rumus :

25 Ibid.

26 Sutrisno Hadi, Op. Cit, him. 1.

(23)

Fh Keterangan:

X2 : Lambang Chi kuadrat Fo : Frekuensi yang diperoleh F h : Frekuensi yang diharapkan

G. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah mengetahui isi dari skripsi ini, maka dalam penyusunan skripsi ini disusunlah sistematika sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Pendahuluan ini berisi tentang latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis, metode penelitian, sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori

Pada bagian ini menguraikan tentang sikap kemandirian berpikir siswa hubungannya dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam, m eliputi:

A. Masalah Motivasi

Masalah ini terdiri dari pengertian motivasi, jenis-jenis motivasi, pengertian belajar, motivasi belajar.

B. Masalah Ruang Lingkup Kesulitan Belajar

Masalah ini terdiri dari pengertian kesulitan belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi berkesulitan belajar, psikologi perkembangan dari kesulitan belajar, kondisi sosial keluarga, cara mengatasi kesulitan belajar.

Bab III Laporan Hasil Penelitian

(24)

meningkatkan motivasi dan data kesulitan belajar siswa. Bab IV Analisis Data

Pada bab ini tiap-tiap aspek permasalahan dianalisa berdasarkan pada data-data yang ada.

Bab V Penutup

(25)

A. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi

Motif dalam bahasa Inggris motive berasal dari kata motion yang berarti gerak atau sesuatu yang bergerak. Motif adalah keadaan di dalam pribadi orang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas. Motivasi ialah penggerak tingkah laku ke arah suatu tujuan dengan disadari adanya suatu kebutuhan.1

Ada dua pendekatan yang digunakan untuk meninjau dan memahami motivasi ialah :

a. Motivasi dipandang sebagai suatu proses

Pengetahuan tentang proses ini dapat membantu guru menjelaskan tingkah laku yang diamati dan meramalkan tingkah laku orang lain.

b. Menentukan karakteristik proses ini berdasarkan petunjuk-petunjuk

tingkah laku seseorang. Petunjuk-petunjuk tersebut dapat dipercaya

apabila tampak kegunaannya untuk meramalkan dan menjelaskan tingkah laku lainnya.

Me Donald (1959) merumuskan bahwa ...."Motivation is an energy

change within the person characterized by affective arousal and anticipatory

goal reaction" (motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri (pribadi)

'A. Tabrani Rusyan, Atang Kusnandar.B.A, Drs. Zaenal Arifin. Pendekatan dalam Proses Belajar-M engajar, Remadja Karya Offset, Bandung, 1998, him 98.

(26)

seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan).

Dalam rumuskan tersebut ada tiga unsur yang saling berkaitan, ialah sebagai berikut:

a. Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi.

Perubahan tersebut teijadi disebabkan oleh perubahan titik pada sistem neurofisiologis dalam organisme manusia, misalnya karena teijadinya perubahan dalam sistem pencernaan maka timbul motif lapar. Disamping itu, ada juga perubahan energi yang tidak diketahui.

b. Motivasi ditandai oleh timbulnya perasaan (<affective arousal).

Mula-mula berupa ketegangan psikologis, lalu berupa suasana emosi. Suasana emosi ini dapat diamati pada perbuatannya.

Contoh : Seseorang terlibat dalam suatu diskusi, dia tertarik pada masalah

yang sedang dibicarakan, karena dia bersuara/mengemukakan

pendapatnya dengan kata-kata yang lancar dan tepat.

c. Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan.

Pribadi yang bermotivasi memberikan respons-respons ke arah suatu tujuan tertentu. Respons-respons itu berfungsi mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh perubahan energi dalam darinya.

Contoh : Si A ingin mendapat hadiah , maka ia belajar misalnya mengikuti ceramah, bertanya, membaca buku, menempuh tes-tes, dan sebagainya.2

(27)

Pemakaian ketiga elemen di atas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu sebagai sesuatu yang kompleks, motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan dan keinginan.

Bukan tidak sering kita dengar bahwa hasil belajar peserta didik rendah atau dengan kata lain tujuan belajar belum tercapai. Menyimpulkan sebab kegagalan itu pada pihak tertentu tanpa alasan yang kuat merupakan tindakan sia-sia. Sebab itu, sumber kegagalan itu harus ditelaah secara cermat. Sumber kegagalan belajar dapat berasal dari :

a. Peserta didik itu sendiri yang m eliputi: 1) Kondisi fisik (indera, keadaan faal)

2) Kemampuan (kesiapan intelektual, ketrampilan) 3) Motivasi belajar.

b. Lingkungan, yakni:

1) Lingkungan keluarga dan masyarakat yang menyangkut: a) Keadaan keluarga dan masyarakat (sosial), ekonomi, budaya

b) Sikiap orang tua dalam hal membenarkan tin dakan yang

mengkhawatirkan akan keadaan anak atau orang tua 2) Keadaan sekolah (guru, prasarana atau fasilitas, status)

(28)

Seorang pendidik dalam melaksanakan kegiatan mengajar, agar dapat memotivasi peserta anak didik hendaknya melihat beberapa faktor berikut:

1. Pendidik sebagai sumber pengalaman tingkah laku sekaligus sebagai objek peserta didik harus:

1) Memiliki kewibawaan dan kepribadian yang kuat dan menarik

2) Menunjukkan minat yang besar terhadap isi pelajaran yang disampaikan

3) Mampu memilih peringkat belajar atau menciptakan situasi belajar yang mampu membangkitkan motivasi belajar

2. Peserta didik adalah individu yang akan mengalami tingkah laku tertentu dan sekaligus subyek yang memperhatikan. Pendidik perlu mengenal jenis dan tingkat kebutuhan peserta didik bagi usaha memotivasinya,

seperti:

a. Motivasi belajar peserta didik

b. Minat belajar yang tumbuh pada diri peserta didik c. Insentif yang perlu diberikan kepada peserta didik, serta

d. Motif-motif lain yang ada pada diri peserta didik seperti ingin rasa aman, ingin kasih sayang, ingin perlakuan sama.

Jelaslah bahwa seorang pendidik haruslah memainkan peran yang tepat guna mencapai tujuan pendidikan.

(29)

Peranan keluarga atau orang tua khususnya harus mampu mempertahankan atau bahkan memotivasi anak.3

2. Jenis-jenis Motivasi

Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya a. Motivasi-motivasi bawaan

Motivasi bawaan adalah motivasi yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari, misalnya : dorongan untuk makan, minum, bekeija, dan beristirahat. Motivasi-motivasi ini sering kali disyaratkan secara biologis.

Arden N. Frandsen memberi istilah jenis motif (physiological drives).

b. Motivasi-motivasi yang dipelajari

Maksudnya motivasi-motivasi yang timbul karena dipelajari, sebagai contoh : dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengajar sesuatu di dalam masyarakat. Motivasi ini sering kali disebut yang disyaratkan secara sosial, sebab manusia hidup dalam lingkungan sosial dengan sesama manusia lain, sehingga motivasi

itu terbentuk. Frandsen mengistilahkan dengan (affiliative need).

Motivasi Intristik dan Ekstrinsik a. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau

berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap

(30)

individu sudah ada dorongan melakukan sesuatu. Siswa yang memiliki motivasi intrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang terdidik yang berpengetahuan, ahli dalam bidang studi tertentu. Satu-satunya jalan untuk menuju ke tujuan yang ingin dicapai ialah belajar,

b. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi-motivasi yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi, yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar, tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Bukan berarti bahwa motivasi ekstrinsik ini tidak baik dan penting. Motivasi intrinsik dalam kegiatan belajar mengajar tetap penting, sebab kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah dan juga mungkin komonen-komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik.4

3. Pengertian Belajar

Sebagai landasan mengenai apa yang dimaksud dengan belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan beberapa definisi:

a. Hilgard dan Bower dalam buku Theories o f learning (1975)

mengemukakan "Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah

(31)

seseorang terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, di mana pembahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat dsb)

b. Morgan dalam buku introduction to psychology (1978) mengemukakan

"Belajar adalah setiap pembahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang teijadi sehingga suatu hasil dari latihan atau pengalaman.5 c. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

pengalaman (learning is devined as the modification or streng thening o f

behavior through experiencing). Menurut pengertian ini, belajar adalah merupakan suatu proses, kegiatan dan bukan hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat akan tetapi lebih luas dari pada itu, yakni

mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan,

melainkan pembahan kelakuan. 6

d. T. Raka Joni, dalam artikelnya yang beijudul "Teori mengajar dan psikologi belajar", dikatakan bahwa : belajar adalah pembahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman kecuali pembahan tingkah laku yang disebabkan oleh proses menjadi matangnya seseorang atau pembahan yang instinktif atau yang bersifat temporer.

(32)

Edward L. Walker, merumuskan belajar sebagai" perubahan perbuatan sebagai akibat dari pengalaman".7 8

e. Skinner, seperti yang dikutip Barlow (1985) dalam bukunya Educational

Psychology : The Teaching-Learning Process, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang

berlangsung secara progresif. Pendapat ini diungkapkan dalam

pernyataan ringkasnya bahwa belajar adalah ...a process o f progressive

behavior adaptation berdasarkan eksperimennya, B.F. Skinner percaya bahwa proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal

o

apabila ia diberi penguat (reinforces).

Dari devinisi-devinisi yang dikemukakan di atas, dapat dikemukakan adanya beberapa elemen yang penting yang mencirikan pengertian tentang belajar yaitu bahwa:

a. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk. b. Belajar merupakan suatu perubahan yang teijadi melalui latihan atau

pengalaman, dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar, seperti perubahan-perubahan yang teijadi pada diri seorang bayi.

7 Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan Dan Penyuluhan Belajar D i Sekolah, Usaha Nasional, Surabaya, 1983, him 15-16.

(33)

c. Pembahan itu harus relative mantap, harus merupakan akhir dari pada suatu periode waktu yang cukup panjang, untuk dapat disebut belajar d. Tingkah laku yang mengalami pembahan karena belajar menyangkut

berbagai aspek kepribadian baik fisik maupun psikis, seperti: pembahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah/berpikir ketrampilan, kecakapan, kebiasaan ataupun sikap.

Faktor-faktor penting yang sangat erat hubungannya dengan proses

belajar adalah : kematangan, penyesuaian diri/adaptasi,

menghafal/mengingat, pengertian, berfikir dan latihan.9 Ciri-ciri pembahan tingkah laku dalam pengertian belajar a. Pembahan yang teijadi secara sadar

Bahwa individu yang belajar akan menyadari terjadinya pembahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah teijadi adanya suatu pembahan dalam darinya.

b. Pembahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional

Sebagai hasil belajar pembahan yang teijadi pada diri individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Satu pembahan yang teijadi akan menyebabkan pembahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya.

c. Pembahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya.10

9 M. Ngalim Purwanto, OP-Cit, him 85-86.

(34)

4. Motivasi-motivasi B elajar

Crow dan crow memperjelas motivasi dalam belajar seperti berikut: "Belajar harus diberi motivasi dengan berbagai cara sehingga minat yang dipentingkan dalam belajar itu dibangun dari minat yang telah ada pada diri anak".

Kegiatan belajar akan tercipta apabila minat atau m otif belajar yang ada di dalam diri peserta didik itu akan memperkuat m otif ke arah tingkah laku tertentu (belajar). Minat ini dapat ditumbuhkan dengan cara:

a. Membangkitkan suatu kebutuhan, yaitu kebutuhan untuk menghargai suatu keindahan, untuk mendapat penghargaan, dan sebagainya.

b. Menghubungkannya dengan pengalaman-pengalaman yang lampau.

c. Memberikan kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik, knowing

success like success atau mengetahui sukses yang diperoleh individu itu, sebab sukses akan menimbulkan rasa puas.

Di samping minat, insentif pun berhubungan erat dengan motif, insentif adalah kondisi atau situasi diluar diri individu yang dapat

meningkatkan atau menghambat suatu motif. Dalam dunia pendidikan,

insentif memegang peranan penting, terutama bagi pendidik sebagai usaha untuk merangsang atau menghambat motif-motif tertentu,

a. Frustasi

(35)

b. Fungsi motivasi

Motivasi mendorong timbulnya kelakuan dan mempengaruhi serta mengubah kelakuan, jadi fungsi motivasi itu m eliputi:

1) Mendorong timbulnya kelakuan atau perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan timbul perbuatan seperti perbuatan belajar.

2) Mengarahkan aktivitas belajar peserta didik.

3) Menggerakkan seperti mesin bagai mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu perbuatan.

c. Beberapa prinsip motivasi dalam belajar

Kuneth H. hower mengemukakan prinsip-prinsip motivasi sebagai berikut:

1) Pujian lebih efektif daripada hukuman. Hukuman bersifat

menghentikan suatu perbuatan, sedangkan pujian bersifat menghargai apa yang telah dilakukan.

2) Semua peserta didik mempunyai kebutuhan-kebutuhan psikologis (yang bersifat dasar) tertentu yang harus mendapat kepuasan. Peserta didik yang dapat memenuhi kebutuhannya secara efektif melalui kegiatan-kegiatan belajar hanya memerlukan sedikit bantuan di dalam motivasi dan disiplin.

(36)

4) Motivasi itu mudah menjalar atau tersebar kepada orang lain. Guru yang berminat tinggi dan antusias akan menghasilkan peserta didik yang juga berminat tinggi dan antusias pula. Demikian pula peserta didik yang antusias akan mendorong motivasi peserta didik lainnya, d. Nilai motivasi dalam pengajaran

Menjadi tanggung jawab guru agar pengajaran yang diberikan berhasil dengan baik. Keberhasilan ini banyak bergantung pada usaha guru dalam membangkitkan motivasi belajar peserta didik.

Dalam garis besarnya motivasi mengandung nilai-nilai sebagai berikut: 1) Motivasi menentukan tingkat keberhasilan atau kegagalan perbuatan

belajar peserta didik. Belajar tanpa adanya motivasi kiranya sulit untuk berhasil.

2) Pengajaran yang bermotivasi pada hakekatnya adalah pengajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan, dorongan, motif dan minat yang ada pada peserta didik.

3) Pengajaran yang bermotivasi menurut kreatifitas dan imajinasi pada guru untuk berusaha secara sungguh-sungguh mencari cara-cara relevan dan serasi guna membangkitkan dan memelihara motivasi belajar peserta didik.

(37)

Kegagalan dalam hal ini mengakibatkan timbulnya masalah disiplin di dalam kelas.11

I

B. Ruang Lingkup Kesulitan Belajar 1. Pengertian Kesulitan BeUyar

Kesulitan berasal dari kata dasar sulit diawali dengan awalan ke dan diakhiri dengan akhiran an. Sulit adalah : "sukar sekali, susah : misalnya mencari akal untuk memecahkan perkara".12 Kesulitan adalah : "keadaan yang sulit; sesuatu yang sulit".13 Dengan demikian kesulitan merupakan berbagai macam langkah-langkah yang sudah ditempuh untuk memecahkan sesuatu akan tetapi tidak menemukan jawaban, sehingga merupakan beban dalam kehidupan sehari-hari.

Kesulitan belajar merupakan teijemahan istilah bahasa Inggris learning disability. Teijemahan tersebut sesungguhnya kurang tepat karena learning artinya belajar dan disability artinya ketidakmampuan; sehingga teijemahan yang benar seharusnya adalah ketidakmampuan belajar.

Kesulitan belajar merupakan problema yang harus diperhatikan dalam dunia pendidikan, salah satu faktor penyebab anak berkesulitan belajar terletak pada masalah kesehatan mental. Mental yang sehat atau normal sangat membantu dalam pelaksanaan pendidikan, akan tetapi kesehatan yang

" A. Tabrani Rusyan, Atang Kusnandar, Drs. Zainal Arifin, OP-Cit. him 121.

12 Poerwadarminta,W.J.S. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1984, cetakan VII, him 973.

(38)

tidak wajar atau tidak normal akan membawa dampak negatif bagi anak dalam mengikuti kegiatan belajar.14

Setiap individu memang tidak ada yang sama, perbedaan individual ini pulalah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar dikalangap anak didik. Dalam keadaan dimana anak didik/siswa tidak dpat belajar sebagaimana mestinya, itulah yang disebut dengan "kesulitan belajar". Kesulitan belajar ini tidak selalu disebabkan karena faktor inteligensi yang rendah (kelainan mental) akan tetapi dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor non inteligensi . dengan demikian IQ yang tinggi belum tentu menjamin keberhasilan belajar.

Karena itu dalam rangka memberikan bimbingan yang tepat kepada setiap anak didik, maka para pendidik perlu memahami masalah-masalah yang berhubungan dengan kesulitan belajar.

Macam-macam kesulitan belajar ini dapat dikelompokkan menjadi empat m acam :

a. Dilihat dari jenis kesulitan belajar 1) . Ada yang berat

2) . Ada yang sedang

b. Dilihat dari bidang studi yang dipelajari 1) . Ada yang sebagian bidang studi 2) . Ada yang keseluruhan bidang studi

(39)

c. Dilihat dari sifat kesulitannya

1) . Ada yang sifatnya permanen atau menetap 2) . Ada yang sifatnya hanya sementara d. Dilihat dari segi faktor penyebabnya

1) . Ada yang karena faktor inteligensi

2) . Ada yang karena faktor non inteligensi.15

Kesulitan belajar siswa merupakan masalah yang serius yang harus dicarikan jalan keluarnya, sebab siswa berkesulitan belajar selalu mempunyai masalah-masalah dalam menerima pelajaran, diantaranya:

a. Merasa diri kurang maju dalam kelas b. Kurang suka belajar

c. Mendapat kesukaran dalam mengemukakan sesuatu secara tertulis

Muhammad Suiyo dan Muhammad Amien membagi kriteria anak berkesulitan belajar menjadi 4, yakni:

a. Prestasi belajar di bawah rata-rata kelompoknya

b. Pencapaian hasil pelajaran di bawah target yang telah ditentukan c. Prestasi belajar di bawah potensi yang sesungguhnya, dan d. Tingkah laku menyimpang.16

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar

Kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya kineija akademik atau prestasi belajarnya, kesulitan belajar juga

(40)

tidak masuk sekolah, dan sering bolos dari sekolah.

Secara garis besar, faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri atas dua macam :

a. Faktor intern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul

dari dalam diri siswa sendiri. Meliputi ; gangguan atau

kekurangmampuan psiko-fisik siswa yakni:

1) . Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya

kapasitas intelektual/inteligensi siswa.

2) . Yang bersifat afektif (rendah rasa), antara lain seperti labilnya emosi dan sikap.

3) . Yang bersifat psikomotor (ranah karsa), antara lain seperti terganggunya alat-alat indera penglihat dan pendengar mata dan telinga.

b. Faktor Ekstern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang dari luar diri siswa, meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa.

1) . Lingkungan keluarga, contohnya : ketidakharmonisan hubungan antara ayah dengan ibu dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga. 2) . Lingkungan masyarakat, contohnya : wilayah perkampungan kumuh

(41)

3). Lingkungan sekolah, contohnya : kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk seperti dekat pasar, kondisi guru serta alat-alat belajar yang berkualitas rendah.17

Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar menurut Drs. H. Abu Ahmad dan Drs. Widodo Supriyono dapat digolongkan kedalam dua golongan, yaitu:

a. Faktor intern (faktor dari dalam diri manusia itu sendiri) yang m eliputi: 1) Faktor fisiologi

2) Faktor psikologi

b. Faktor ekstern (faktor dari luar manusia) m eliputi: 1) Faktor-faktor non sosial

2) Faktor-faktor sosial.

Dalam kamus pendidikan Smith menambahkan faktor metode mengajar dan belajar, masalah sosial dan emosional, intelek dan mental.18

3. Aspek Psikologi Perkembangan dari Kesulitan Belajar

Ditinjau dari aspek psikologi perkembangan yang bersifat umum dan ada yang bersifat individual. Pola perkembangan yang bersifat umum didasarkan atas hasil generalisasi pola perkembangan manusia pada umumnya. Pola perkembangan ini sangat besar manfaatnya bagi upaya penyusunan kurikulum sekolah bagi anak normal atau anak pada umumnya. Pola perkembangan individual sangat bermanfaat bagi upaya

17 Dalyono, Op Cit, him. 230

(42)

penyusunan program pendidikan yang sesuai laju perkembangan tiap anak.

Bertolak dari aspek psikologi perkembangan, ada dua konsep yang perlu diperhatikan yaitu "Kelambatan kematangan dan tahapan-tahapan perkembangan".19 Berdasarkan dua konsep tersebut maka perlu dipahami implikasinya bagi upaya penanggulangan kesulitan belajar,

a. Kelambatan Kematangan

Ditinjau dari aspek psikologi perkembangan, kesulitan belajar dapat dipandang sebagai keterlambatan kematangan fungsi neurologist tertentu. Menurut pandangan ini, tiap individu memiliki laju perkembangan yang berbeda-beda baik dalam fungsi motorik, kognitif maupun afektif. Oleh karena itu, anak yang memperlihatkan gejala kesulitan belajar tidak selayaknya dipandang sebagai memiliki disfungsi neutologis tetapi sebagai perbedaan laju perkembangan berbagai fungsi tersebut.

Konsep keterlambatan kematangan mengantarkan pada suatu pandangan bahwa banyak kesulitan belajar tercipta karena anak didorong atau dipaksa oleh lingkungan sosial untuk mencapai kriteria akademik sebelum mereka siap untuk itu. Tuntutan-tuntutan dari sekolah dan upaya mengajarkan sesuatu yang tidak sesuai dengan tahapan perkembangan anak dapat menimbulkan kesulitan belajar.20

(43)

Konsep kematangan mengemukakan bahwa penyebab utama kesulitan belajar adalah ketidak matangan. Implikasi dari teori ini adalah bahwa anak-anak yang lebih muda dan kurang matang dalam suatu tingkat kelas di sekolah akan cenderung mengalami kesulitan belajar yang lebih berat daripada orang yang lebih tua. Jika bulan kelahiran dibandingkan dengan persentase anak-anak berkesulitan belajar, hasil penelitian menunjukkan bahwa : "Anak-anak yang lebih muda, yaitu anak-anak yang dilahirkan sebelum atau dekat tanggal dan bulan masuk sekolah, lebih banyak yang dinyatakan berkesulitan belajar daripada yang dilahirkan jauh sebelum tanggal dan bulan

^ i

masuk sekolah.

b. Tahapan-tahapan Perkembangan

Tahapan-tahapan perkembangan yang paling erat kaitannya dengan kesulitan belajar di sekolah adalah tahapan-tahapan perkembangankognitif. Pengertian kognitif mencakup aspek-aspek struktur intelek yang digunakan untuk mengetahui sesuatu yang fungsi mental mencakup persepsi, pikiran, symbol, penalaran dan pemecahan masalah.

Piaget sebagai tokoh peneliti perkembangan kognitif

sesungguhnya tidak mengemukakan pen ah ap an berdasarkan umur.

Penahapan perkembangan kognitif yang didasarkan atas umur

(44)

dilakukan oleh Ginsburg dan Opper. Adapun tahapan-tahapan perkembangan kognitif tersebut adalah :

1) . Tahap Sensorimotor (Usia 0-2 th)

2) . Tahap Praoperasional (Usia 2-7 th)

3) . Tahap Konkrit-Operasional (Usia 7-11 th)

4) . Tahap Format-Operasional (Usia 11-atau lebih).22

Transisi dari suatu tahapan ke tahapan yang lain memerlukan kematangan. Menurut Piaget, tahapan-tahapan tersebut berurutan dan hierarkis. Anak hendaknya diberi kesempatan untuk memantapkan perilaku dan berpikir sesuai dengan tahapan-tahapan perkembangan. Kegagalan anak di sekolah umumnya karena sekolah sering menuntut anak-anak menggunakan konsep-konsep abstrak dan logis dalam bidang studi pelajaran tanpa memberikan kesempatan yang cukup kapada anak untuk melalui tahapan-tahapan pemahaman sebelumnya.

Secara ringkas, pandangan kematangan didasarkan atas anggapan bahwa semua individu memiliki tahapan-tahapan perkembangan yang alami dan waktu kematangan berbagai ketrampilan. Problema belajar pada anak mungkin hanya merupakan suatu kelambatan dalam perkembangan dari proses tertentu. Ini merupakan hal yang penting bagi orang yang bertanggung jawab menyediakan lingkungan pendidikan bagi anak untuk menyadari

(45)

tahapan-tahapan kematangan dan kelambatan-kelambatan kematangan yang mungkin muncul.23

4. Kondisi Sosial Keluarga

Keluarga adalah : "unit dasar dan unsur fundamental masyarakat yang dengan itu kekuatan-kekuatan yang tertib dalam komunitas sosial dirancang dalam masyarakat (Fredrick Luple)".24Begitu juga keluarga adalah : "Buaian tempat anak melihat cahaya kehidupan pertama".25

Memang diakui bahwa keluarga meninggalkan bekas yang mendalam

terhadap watak, pikiran, sikap dan perilaku anak. Masa kanak-kanak

merupakan periode yang menentukan dalam pembentukan kepribadian manusia, sebab selama masa tersebut peranan keluarga bersifat menmcakup segala hal, orang tua bertugas mendidik anak. Dalam ajaran agama, di satu sisi, memberikan argumen bahwa kesempurnaan dan kemajuan pasangan suami-istri akan dicapai apabila hasil dari perpaduan itu adalah dan pertumbuhan anak-anak, serta keluarga-keluarga muda yang pikiran-pikiran dan akhlaknya lebih baik ketimbang orang tua mereka.

Keluarga merupakan kelompok sosial yang pertama dalam kehidupan manusia, tempat ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial di dalam hubungan interaksi dengan kelompoknya. Di dalam keluarga yang

interaksi sosialnya berdasarkan simpati, ia pertama-tama belajar

23 Ibid, him. 74

24 Husain Ali Turkaman. Bimbingan Keluarga dan Wanita Islam, Pustaka Hidayah, Jakarta, 1988, him 3.

(46)

memperhatikan keinginan-keinginan orang lain, belajar bekerja sama, bantu membantu, dengan kata lain ia pertama-tama belajar memegeng peranan sebagai makhluk sosial yang memiliki norma-norma dan

kecakapan-a/ '

kecakapan tertentu dalam pergaulannya dengan orang lain.

Keadaan sosio-ekonomi keluarga tentulah mempunyai peranan terhadap perkembangan anak-anak apabila kita pikirkan, bahwa dengan adanya perekonomian yang cukup, lingkungan material yang dihadapi anak di dalam keluarganya itu lebih luas, ia mendapati kesempatan yang lebih luas untuk memparembangkan bermacam-macam kecakapan yang tidak dapat ia perkembangkan apabila tidak ada alat-alatnya. Hubungan orang tuanyahidup dalam status sosial-ekonomi serba cukup dan kurang mengalami tekanan- tekanan fundamental seperti dalam memperoleh nafkah dalam hidupnya yang memadai. Orang tuanya dapat mencurahkan perhatian yang lebih mendalam kepada pendidikan anaknya apabila ia tidak disulitkan dengan perkara kebutuhan-kebutuhan primer kehidupan manusia.

Kiranya hal ini dapat dianggap besar secara umum. Tentulah status sosial-ekonomi itu tidak merupakan faktor mutlak dalam perkembangan sosial, sebab hal ini bergantung kepada sikap orang tuanya dan bagaimana corak interaksi di dalam keluarga itu. Walaupun status sosial-ekonomi orang tua memuaskan, tetapi apabila mereka itu tidak memperhatikan didikan anaknya atau senantiasa bercekcok, hal itu juga tidak menguntungkan perkembangan sosial anak-anaknya. Pada akhirnya, perkembangan sosial

2 6

(47)

anak itu turut ditentukan oleh sikap-sikap anak sendiri terhadap keadaan keluarganya. Mungkin sekali status sosial-ekonomi orang tua mencukupi serta cocok interaksi di rumah pun tiada berkekurangan, namun anak itu berkembang dengan tidak wajar. Perkembangan sosial memang ditentukan oleh pengaruh dari banyak faktor di luar dan di dalam dirinya, sehingga tidak mudah pula menentukan faktor manakah yang menyebabkan kesulitan dalam perkembangan sosial seseorang, yang pada suatu saat mengalami kegagalan.

Ada beberapa hal yang merupakan peranan penting dalam keluarga, yaitu "Struktur keluarga, peranan budaya keluarga, peranan sosial keluarga, dan peranan emosi dan moral keluarga".27

a. Struktur Keluarga

Secara kodrati bayi dilahirkan dalam keadaan suci, keluargalah

yang membesarkannya menjadi baik atau buruk. Keluarga dan

pendidikan dapat berpengaruh, bahkan menghilangkan sifat-sifat yang khas yang diwarisinya. Keluarga memiliki tanggung jawab terhadap pembentukan kepribadian anak juga dalam menentukan kebijaksanaan yang akan diambil olehnya pada masa sekarang dan mendatang, dan unit keluarga pula yang bertanggung jawab atas terbentuknya sifat anak yang membangun atau merusak.

b. Peranan Budaya Keluarga

Anak dilahirkan ke dalam keluarga dengan kultur khusus. Sejak awal sekali anak memperoleh budaya itu melalui orang tua atau

(48)

keluarganya. Dengan landasan itu jiwa dan pikiran anak terbentuk. Budaya anak bergantung pada cita rasa dan selera orang tua. Jadi orang tua amat berperan dalam hal penguasaan informasi pengetahuan umum, bahasan dan percakapan, cara bergaul, dan pola hidup, cinta, kasih sayang, keijasama, simpati, kemuliaan dan kejujuran anak.

c. Peranan Sosial Keluarga

Keluarga memikul tanggung jawab bagi tegaknya masyarakat yang baik atau tidak. Ini karena dasar pikiran dan jiw a anak terletak dalam pusat tersebut. Keluarga merupakan lingkungan pertama yang

mengarahkan seorang individu pada kehidupan bermasyarakat {social

lige), serta menjadikannya sebagai sumber cita-cita, kehendak, pemikiran ideologis, sosial dan politik, singkatnya keluarga merupakan pangkal dari kesejahteraan masyarakat.

d. Peranan Emosi dan Moral keluarga

Lingkungan pertama yang memberikan anak kekuatan dan kelemahan emosi dan perasaan adalah keluarga. Keluarga bertindak sebagai alat transformasi tradisi, adat-istiadat, moralitas, kepercayaan diri, larangan-larangan penghormatan terhadap hukum, perilaku yang baik, kasih sayang, emosi, kebaikan, sifat iri hati.

(49)

sifat atau ciri-ciri yang terdapat pada seseorang itu keturunman atau bukan. Lebih dulu harus perlu diingat terhadap dua syarat:

1) . Persamaan sifat atau ciri-ciri.

2) . Ciri-ciri harus menurun melalui sel-sel kelamin.

Berpaling kembali ke belakang, orang tua mengatakan bahwa dampak anak terhadap kehidupan mereka jauh lebih besar dari apa saja sebelum atau sesudahnya. Baik dampak yang baik maupun dampak yang

buruk. Anak-anak mempunyai cara untuk menimbulkan sikap yang

paling buruk atau yang paling baik dari kita. Seorang ibu meringklasnya sebagai berikut :"Anak saya benar-benar membuat saya marah, pada

dasarnya saya bukanlah seorang pemarah. Bahkan sebelum saya

melahirkan Luke, saya tidak pernah menyadari bahwa saya menjadi sangat marah...”.29

Perhatian orang tua atau tugas-tugasnya terhadap tugas-tugas inipun harus menyeluruh. Masing-masing tugas menurut perhatian yang penuh sesuai dengan porsinya. Apabila tidak demikian, akan terjadi ketidak seimbangan, semua saja yang dibebankan pada orang tua sebagai tugas sangat dibutuhkan di dalam perkembangan anak. Artinya anak

membutuhkan (1). Stabilitas keluarga, (2). Pendidikan, (3).

Pemeliharaan fisik dan psikis termasuk disini kehidupan religius.

28 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1944, Cetakan kesembilan, him 18.

(50)

Keluarga yang utuh adalah keluarga yang dilengkapi dengan anggota-anggota keluarga ialah : ayah, ibu, anak-anak. Keluarga yang utuh memiliki suatu kebulatan orang tua terhadap anaknya. Keluarga yang utuh memiliki perhatian yang penuh atas tugas-tugasnya sebagai

orang tua. Maladjusment ini bersumber dari hubungan keluarga yang tak

memuaskan, frustasi dan sebagainya. Beberapa hasil penyelidikan

menunjukkan bahwa anak nakal (delinquent) berasal dari keluarga pecah.

Di dalam keluarga anak memerlukan pertimbangan perhatian, kasih sayang dari orang tuanya. Dalam keluarga yang pecah hal ini tidak dapat secara memuaskan. Anak mengalami kesulitan-kesulitan dan terjerumus ke dalam kelompok anak-anak nakal. Status sosial orang tua mempunyai pengaruh terhadap tingkah laku dan pengalaman anak-anaknya status dapat bersifat statis dapat pula dinamis, setiap keluarga mempunyai kebiasaan yang berlainan dengan keluarga lain, sehingga perkembangan anaknya pun juga berlainan. Di dalam hal ini status orang tua memang peranan yang penting.30

5. Cara Mengatasi Kesulitan Belajar

Murid yang mengalami kesulitan belajar itu memiliki hambatan- hambatan sehingga menampakkan gejala-gejala yang bisa diamati oleh orang lain (guru pembimbing).

(51)

Beberapa gejala sebagai pertanda adanya kesulitan belajar :

a. Menunjukkan prestasi yang rendah atau di bawah rata-rata yang dicapai oleh kelompok kelas.

b. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan, la berusaha dengan keras tetapi nilainya selalu rendah.

c. Lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar, ia selalu tertinggal dengan kawan-kawannya dalam segala hal.

d. Menunjukkan sikap yang kurang wajar. e. Menunjukkan tingkah laku yang berlainan.31

Langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam rangka mengatasi kesulitan belajar dapat dilakukan melalui enam tahap yaitu :

a. Pengumpulan data b. Pengolahan data c. Diagnosa

d. Pragnosa

e. Treatment/perlakuan f. Evaluasi

a. Pengumpulan Data

Menurut Sam Isbani dan R. Isbani dalam pengumpulan data dapat dipergunakan berbagai metode diantaranya:

1) Observasi

31

(52)

2) Kunjungan rumah 3) Daftar pribadi

4) Meneliti pekeijaan anak 5) Tugas kelompok

6) Melaksanakan tes prestasi/achievement test.

b. Pengolahan Data

Dalam pengolahan data langkah yang dapat ditempuh antara la in :

1) Identifikasi kelas

2) Membandingkan antar kasus 3) Membandingkan dengan tes 4) Menarik kesimpulan

c. Diagnosa

Adalah keputusan/penentuan mengenai hasil dengan pengolahan data. Diagnosa dapat berupa hal-hal sebagai berikut:

1) Keputusan mengenai jenis kesulitan anak (berat dan ringannya)

2) Keputusan mengenai faktor-faktor yang ikut menjadi sumber penyebab kesulitan belajar.

3) Keputusan mengenai faktor utama penyebab kesulitan belajar dan sebagainya.

d. Pragnosa

Dalam pragnosa akan ditetapkan mengenai bentuk "treatment"

(perlakuan) sebagai

follow up

dari diagnosa. Dalam hal ini dapat berupa :

(53)

2) Bahan/materi yang diperlukan 3) Metode yang akan digunakan

4) Alat-alat bantu belajar mengajar yang diperlukan 5) Waktu (kapan kegiatan itu akan dilaksanakan). e. Treatment (perlakuan)

Bentuk treatment yang mungkin dapat diberikan adalah: 1) Melalui bimbingan belajar kelompok

2) Melalui bimbingan belajar individual

3) Melalui pengajaran remedial dalam beberapa bidang studi tertentu 4) Pemberian bimbingan pribadi untuk mengatasi masalah-masalah

psikologis

5) Melalui bimbingan orang tua dan pengatasan kasus sampingan yang mungkin ada.

f. Evaluasi

Alat yang digunakan untuk evaluasi ini dapat berupa tes prestasi

belajar (Achievement test)?2

32

him 91-95.

(54)

A. Gambaran Umum Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali 1. Sejarah Berdirinya

Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali di Simo pada awalnya bernama Madrasah Aliyah Agama Islam (MAAI) Persiapan Negeri berstatus swasta. MAN 2 Boyolali bukan peralihan dari PGA dan dahulu namanya bukan MAN. MAN 2 Boyolali benar-benar dari bawah untuk menuju negeri.

Mula-mula berdiri MAAI pada tanggal 1 Januari 1072 di dukuh Ngreni, Simo Kabupaten Boyolali. Tokoh pendiri antara lain :

a. Munjazin (aim) : Walen, Simo, Boyolali

b. Mustatirin (aim) : Ngreni, Simo, Boyolali

c. Ky. Muhtarhadi (aim) : Walen, Simo, Boyolali

Ruang kegiatan belajar mengajar mula-mula menumpang di rumah penduduk di dukuh Ngreni. Dinamika Persiapan Negeri mempunyai maksud yang sangat besar bagi masayarakat Kecamatan Simo dan di lingkungan Simo pada umumnya. Masyarakat Simo terdiri dari dua golongan yaitu antara Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama yang masing-masing memiliki SMP dan MTs sendiri, sehingga diharapkan MAAI Persiapan Negeri tidak terpengaruh dari golongan tersebut dan dapat berkembang lebih maju serta subur muridnya. Mengingat kondisi pendiri makin tua, sebagai generasi penerusnya adalah :

a) S. Winarto, BA (aim) : Jaweng, Pelem, Simo, Boyolali

b) Kusri, BA : Tegalrayung, Simo, Boyolali

Dahulu dari segi pembiayaan, sekolah minta bantuan dari guru agama di wilayah Kecamatan Simo. Setiap bulan, infaq sebesar Rp. 10.000 (sepuluh ribu rupiah) sampai tahun 1982, selanjutnya Rp. 25.000 (dua puluh lima ribu rupiah) sampai tahun 1984.

Tanggal 17 Maret 1997 dari Surat Keputusan Menteri Agama RI No. 107 tahun 1997 secara resmi menjadi Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali.

(55)

a. Tanggal 1 Januari 1972 berdiri MAAI Persiapan Negeri, No. LK/3.c/047 Pemb. MA/1980 dan LK/3.c/56/Pemb. MA/1980 bertempat di dukuh Ngreni, Simo, Boyolali.

b. Tanggal 12 November 1984 menjadi Fi'lial dengan nama Madrasah Aliyah Negeri Fi'lial Simo SK-MA No. E/PP. 032/336/1984 bertempat di Ngaliyan, Pelem, Simo.

c. Tanggal 17 Maret 1997 menjadi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) SK. Menteri Agama RI No. 107 Tahun 1997 bertempat di Jaweng, Pelem, Simo, Boyolali.

Perkembangan terakhir dari tahun ke tahun mendapatkan kepercayaan dari masyarakat maupun pemerintah, sehingga dapat meningkatkan segala aspek kebutuhan dan kesiswaan.

Nama Lembaga : Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali

Alamat : Jaweng, Pelem, Simo, Boyolali

2. Visi, Misi dan Tujuan Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali

Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali mempunyai Visi, Misi dan Tujuan sebagai berikut:

a. Visi

1) Terbentuknya generasi muda yang berkualitas, tanggap, tangguh dan tanggon dengan landasan iman dan taqwa yang mantap.

2) Mempersiapkan manusia yang bermoral keislaman tangguh dengan pengusaan ketrampilan, sehingga terbentuk sumber daya manusia yang berkualitas dengan Imtaq dan Iptek yang canggih.

b. Misi

1) Meningkatkan pengetahuan siswa untuk mampu melanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi dan mengembangkan diri sejalan dengan

(56)

2) Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitarnya.

3) Meningkatkan dan mempersiapkan generasi muda Islam yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan agama yang tangguh, sehingga mampu mencetak kader-kader pembangunan yang berwawasan Islami dengan gairah juang yang tinggi.

c. Tujuan

1) Pedoman pelaksanaan tugas bagi setiap tenaga pendidikan pada MAN 2 Boyolali.

2) Memberikan arah dan landasan keija segenap personil Madrasah. 3) Memberikan motivasi bagi pelaksana tugas dalam rangka peningkatan

profesionalisme.

4) Menunjang pelaksanaan Kurikulum dan KBM yang disempurnakan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional khususnya tujuan MAN. 5) Mempersiapkan pelaksanaan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)

yang kondusif.

3. Letak Geografis

Letak geografis Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali yaitu di Jin. Singoprono Utara No. 13 Jaweng, Pelam, Simo, Boyolali, sedangkan keadaan geografisnya secara lengkap adalah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara dibatasi Desa Simo b. Sebelah Timur dibatasi Desa Simo

c. Sebelah Selatan dibatasi Kecamatan Sambi d. Sebelah Barat dibatasi Desa Walen.

4. Sarana dan Prasarana a. Data Tanah dan Bangunan

(57)

Luas sebelah timur yang menghadap ke barat 63x11 m Luas sebelah timur yang menghadap ke utara 7x8x7 m

b. Data Peralatan dan Inventaris Kantor Tabel I MAN 2 Boyolali

No Nama Barang Jumlah

1 Almari 12 buah

2 Almari Perpustakaan 4 buah dan rak buku

3 Almari Laboratorium 2 buah

4 Almari Besi 1 buah

5 Almari Jati 10 buah

6 Meja Kepala, Guru dan Karyawan 23 buah

7 Meja Kantor 10 buah

8 Meja besar 2 buah

9 Meja siswa 250 buah

10 Meja kursi tamu 3 buah/stel

11 Kursi Kepala, Guru dan Karyawan 28 buah

12 Kursi siswa 500 buah

13 Kursi Putar 10 buah

14 Papan tulis 12 buah

15 Papan nama 15 buah

16 Computer 21 buah

17 Laptop 1 buah

5. Keadaan Guru, Karyawan dan Murid a. Keadaan Guru di MAN 2 Boyolali

Gambar

Tabel 1Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian
Tabel IMAN 2 Boyolali
Daftar Guru MAN 2 BoyolaliTabel II
Daftar Karyawan MAN 2 BoyolaliTabel UI
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mahasiswa mengajukan permohonan pindah ke PT lain sesuai dengan formulir yang telah disediakan di Biro Adminstrasi Akademik UMK, yang ditujukan kepada Rektor

Pengolahan dan analisis data akan dilakukan kepada 174 data untuk yang mengetahui produk pengganti karena ada beberapa data yang outlier sehingga 26 data yang

Pancasila sebagai dasar filsafat hukum Indonesia merupakan rujukan untuk menyelesaikan permasalahan negara dan tertib hukum Indonesia. 86 Pendidikan yang berdasarkan

Diantara pemikirannya adalah mengenai konsep falah, hayyah thayyibah, dan tantangan ekonomi umat Islam, kebijakan moneter, lembaga keuangan syariah yang lebih ditekankan kepada

Melalui penerapan sistem data warehouse dapat memberikan dampak positif bagi perusahaan, diantaranya proses analisis ataupun pengelolaan informasi berdasarkan data

Ketidakmampuan manusia dalam menjalankan kehidupan sehari- hari akan mendorong manusia untuk selalu mengadakan hubungan timbal balik dengan sesamanya serta bertujuan

Program National Youth Poet Laureate didirikan pada tahun 2016 oleh organisasi Urban Word NYC, sebuah program remaja yang memberikan kesempatan untuk belajar menulis kreatif,

Seorang wanita, usia 50 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan kaki tidak dapat berjalan sejak 3 minggu yang lalu. Riwayat sebelumnya pasien sering keputihan berbau