• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

B. Metode Pembelajaran Alquran

1. Pengertian dan Fungsi Metode Pembelajaran

Al qur’an berasal dari kata Qara’a (bacaan) dan didalam kata qira’ah

terkandung makna:agar selalu diingat.44Secara istilah Al qur’an ialah firman

Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW. Dengan perantara Malaikat Jibril untuk disampaikan kepada manusia yang yang dituliskan didalam mushaf. Yang mutawatir penukilanya dan bersifat mukjizat bagi nabi Muhammad.

Pembelajaran Al qur’an adalah merupakan salah satu materi ajar yang terdapat dalam Mata pelajaran PAI yang diberikan kepada peserta didik untuk memahami Al qur’an sebagai sumber ajaran agama Islam dan mengamalkan isi kandunganya sebagai petunjuk dan landasan dalam kehidupsn sehari-hari.

Pengertian metode berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata

“metha” yang berarti melalui, dan “hodos” yang berarti jalan yang

dilalui.Metode dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah thariqah yang berarti langkah-langkah strategis dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Bila dihubungkan dengan pendidikan, maka metode tersebut haruslah diwujudkan dengan peserta didik pada saat berlangsunganya dalam proses pendidikan, dalam rangka pengembangan sikap mental dan kepribadian agar peserta didik menerima materi ajar dengan mudah, efektif, dan dapat dicerna dengan baik. Metode dapat di artikan sebagai cara yang dipergunakan oleh pendidik dalam mengadakan hubungan dengan peserta didik pada saat berlangsungnya proses pembelajaran.Dengan demikian, metode mengajar merupakan alat untuk menciptakan proses pembelajaran.45Dalam istilah kependidikan metode merupakan alat yang dipergunakan untuk mencapai tujuan pendidikan.46. Metode merupakan cara yang paling efektif dan efisien dalam mencapai tujuan. Dalam mencapai

44

Subhi As-Sholeh, Membahas Ilmu-ilmu Al qur’an, (Jakarta:Pustaka Firdaus, 2001),

Cet. 18,h.9 45

Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam....h. 2-3 46

kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus terpaku menggunakan satu metode saja tetapi guru sebaiknya menggunakan metode yang bervariasi agar jalannya pengajaran tidak cepat membosankan tetapi lebih menarik perhatian anak didik. Penggunaan metode yang bervariasi ini juga tidak akan menguntungkan kegiatan belajar mengajar bila penggunaannya tidak tepat dan sesuai dengan situasi yang mendukungnya dan dengan kondisi anak didik. Zakiah Daradjat dalam bukunya Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam memberikan pengertian metode sebagai suatu cara kerja yang sistematik dan umum,seperti cara-cara kerja ilmu pengetahuan47

Sementara itu,sebagaimaana di ungkapkan oleh Rosetyah N.K metode adalah tehnik penyajian yang dikuasai oleh guru, atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas agar pelajaran tersebut dapat ditangkap ,di pahami dan digunakan oleh siswa dengan baik48

Dari pengertian diatas, penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan metode adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh oleh seorang pendidik dalam menyampaikan bahan ajar kepada siswa, agar siswa lebih mengerti.

Sebelum penulis memaparkan tentang pembelajaran, akan dikemukakan beberapa pengertian belajar. Belajar adalah aktivitas manusia dimana semua potensi manusia dikerahkan. Kegiatan ini tidak terbatas hanya kepada tingkatan mental intelektual, tetapi juga melibatkan kemampuan-kemampuan yang bersifat emosional bahkan tidak jarang melibatkan kemampuan fisik. Rasa senang atau tidak senang, tertarik atau tidak tertarik, simpati dan antipati, adalah dimensi-dimensi emosional yang turut terlibat dalam proses belajar itu. “membaca kejahatan dan mencintai perdamaian” tidak hanya dipahami secara intelektual, tetapi juga dihayati secara

emosional”.49

47

Zakiah Daradjaat ,dkk.,Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Bandung; PT. Remaja Rosda karya,1997) h.1

48

Roestyah N.K,Stategi Belajar Mengajar, (Jakarta; Bumi Aksara,1989 ), Cet,III h.1 49

Saleh Abdul Aziz dan Abdul Majid mengatakan bahwa definisi belajar adalah:

اَ ِ

اَمُلَ َ ل

"

اَ ُ

اُرْ ِ ْ َ

اِ

اِ ُْ

اِمِلَ َ لُ ْ

اُ َرْطَي

اَىلَع

اٍةَرْ ُ

َس

اٍ َ ِب

اُ ِدَ ُ َ ف

َهْ ِف

ًرْ ِ ْ َ

ًدْيِدَج

".

50

Sesungguhnya belajar adalah perubahan dalam hati orang-orang yang belajar yang timbul atas pengetahuan lampau kemudian timbullah perubahan yang baru.

Hamalik menyajikan dua definisi yang umum tentang belajar yaitu:

a. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing)

b. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.51

Slameto merumuskan belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. 52

Sedangkan menurut Nana Sujana belajar adalah suatu perubahan yang ditandai dengan perubahan pada diri seseorang. 53

Menurut beberapa pendapat juga dikutip oleh Ngalim Purwanto yakni: a. Undang-undang Republik Indonesia tentang Sistem Pendidikan Nasional

No. 20 tahun 2003, menyebutkan bahwa pembelajaran adalah ”proses

interaksi peserta didik dengan pendidik sumber belajar pada suatu

lingkungan belajar”.54

50

Sholeh Abdul Aziz, At-Tarbiyah wa Al-Turuq Al-Tadris, (Mesir: Dar al-Ma’arif,

1979 ), hlm. 169. 51

Asep Jihad, Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2008), hlm. 2

52

Asep Jihad, Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran,...hal.2 53

Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar , (Bandung : Sinar Baru Al Gesindo, 1987)hlm. 28.

54 UU Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab 1, Ketentuan Umum Pasal 1, (Jakarta: Depdiknas, 2003), h. 4

b. Hilgar dan Bower, dalam buku Theories of Learning (mengemukakan

“Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap

suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik atau sebaliknya.

c. Gagne, dalam bukunya The Conditions of Learning (1977) menyatakan

bahwa “Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi

ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya (performance-nya) berubah dari waktu ke waktu. Maka untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap.

d. Morgan, dalam buku Introduction to Psychology (1978) mengemukakan

“Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku

yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.55

e. Skinner (dalam Barlow,1985) mengartikan belajar sebagai suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. f. Menurut Dewi Salma Prawiradilaga pembelajaran diartikan sebagai KBM

konvensional di mana guru dan peserta didik langsung berinteraksi.56 g. Thursan Hakim dalam bukunnya Belajar Secara Efektif (2002) ,

mengartikan belajar adalah suatu proses perubahan didalam kepribadian manusia,dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan,pengetahuan,sikap,kebiasaan,pemahaman,keterampilan,daya pikir,dan lain-lain kemampuannya.

h. Oemar Hamalik pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.57.

Berdasarkan berbagai pengertian di atas maka penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungan belajar yang diatur guru untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan pengajaran tersebut, juga harus didukung oleh fasilitas yang disediakan sekolah sesuai dengan materi yang diajarkan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Dari uraian dan pengertian diatas maka pengertian Metode Pembelajaran adalah sebagai cara yang digunakan oleh seorang guru, yang dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan dalam

55

Purwanto, ngalimh. Prinsip-prinsip dan teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: Rosda Karya, 2002, cet ke-11hal 80-81

56 Dewi Salma Prawiradilaga, Prinsip Disain Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), cet ke-2, h. 19

57

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001), Cet. 3, hlm. 57.

belajar.58 Pemilihan metode pembelajaran secara tepat menjadi keharusan, karena mengingat metode banyak sekali ragamnya, mungkin suatu metode sangat efektif digunakan untuk suatu mata pelajaran tertentu, tapi tidak efektif untuk mata pelajaran yang lainya. Atau suatu metode efisien ataupun efektif untuk suatu kondisi tertentu, belum tentu sesuai untuk menyajikan pokok bahasan yang lain dalam mata pelajaran yang sama. Sedangkan fungsi dari pembelajaran Al qur’an Adalah :

a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa dan menyakini kebenaran ajaran islam dan tekah di laksanakan dalam lingkungan keluarga maupun jenjang pendidikan sebelumnya.

b. Perbaikan, yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam keyakinan, pemahaman dan pengamalan ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari. c. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal yang negatif dari lingkungan

atau budaya lain yang dapat membahayakan diri siswa dan menghambat perkembangannya menurut manusia indonesia seutuhnya yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.

d. Pembiasaan, yaitu menyampaikan pengetahuan, pendidikan dan penanaman nilai-nilai al qur’an dan al Hadist pada siswa sebagai petunjuk dan pedoman dalam seluruh kehidupannya sehari-hari.59

Sedangkan Tujuan Pembelajaran Al qur’an Adalah :

a. Siswa dapat membaca Al qur’an dengan baik dan benar sesuai dengan

ilmu tajwid

b. Hafalan surat-surat tertentu terutama untuk keperluan shalat.

c. Memahami isi kandungan ayat-ayat Al qur’an atau surat-surat tertentu. a. Melafalkan ayat-ayat Al qur’an dengan baik dan benar.

b. Menerapkan ilmu tajwid dalam bacaan Al qur’an

c. Menerapkan ilmu Al qur’an dan hadist dan manfaatnya untuk kehidupan

sehari-hari.

58

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999), Cet. 1, hlm.

59

Departement Agama RI, Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyah Jakarta departemen RI hal. 4-5

d. Menulis ayat-ayat Al qur’an dengan baik dan benar.

e. Menerjemahkan ayat-ayat Al qur’an dengan baik dan benar. f. Memahami kandungan ayat-ayat Al qur’an

g. Menerapkan isi kandungan Al qur’an dan hadist dan manfaatnya untuk kehidupan sehari-hari

Oleh sebab itu, agar memperoleh dan memilih metode yang tepat, diperlukan beberapa faktor yang harus diperhatikan diantaranya : 60

9. Tujuan yang akan dicapai

Setiap proses belajar mengajar tentu mempunyai tujuan. Dan setiap pendidik harus mengerti dengan jelas tujuan pendidikan yang akan menjadi sasaran dan menjadi pengaruh dari tindakan-tindakanya dalam menjalankan fungsinya sebagai guru. Disamping itu, tujuan pendidikan dan pengajaran juga berfungsi sebagai kriteria bagi pemilihan dan penentuan alat dan sarana (termasuk metode) yang akan digunakan dalam mengajar.

10. Siswa / Pelajar

Siswa yang akan mempelajari bahan pelajaran yang disajikan guru, harus pula diperhatikan dalam memilih metode mengajar. Ini perlu, sebab metode mengajar itu ada yang menurut pengetahuan dan kecakapan tertentu.

11.Bahan Pelajaran

Bahan Pelajaran yang menurut kegiatan penyelidikan oleh sistem hendaknya disajikan melalui metode eksperimen. Sedangkan bahan pelajaran yang terdiri dari latihan melalui metode dril.

12.Guru / Pendidik

Seperti telah dikemukakan bahwa pendidik harus mengerti tentang metode, baik ragamnya, efektifitasnya, kelebihan dan kekuranganya serta terampil dalam menggunakan metode itu.

13.Sarana / Fasilitas

Yang termasuk fasilitas antara lain : alat peraga, ruang/tempat, waktu, kesempatan, tempat, alat-alat praktikum, buku-buku perpustakaan dan lain sebagainya. Fasilitas ini turut menentukan metode mengajar yang akan digunakan oleh guru.

60

Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2010), Cet. III,hlm 107.

14.Situasi

Situasi adalah keadaan para pelajar menyangkut kelelahan dan semangat mereka, keadaan guru dan lingkungan kelas. Apabila siswa dalam keadaan lelah atau jenuh, maka sebaiknya tidak menggunakan satu metode saja.

15.Kelebihan dan kekurangan metode

Tidak ada suatu metode yang baik untuk setiap tujuan dalam segala situasi. Setiap metode mempunyai kelebihan dan kekurangan. Guru perlu mengetahui kapan situasi metode tepat digunakan dan kapan harus digunakan kombinasi dari metode-metode lain. Guru seharusnya memilih metode yang paling banyak mendatangkan hasil.

16.Waktu

Alokasi waktu yang tersedia untuk menyampaikan bahan pelajaran juga menjadi pertimbangan dalam pemilihan metode.61

Seseorang pendidik tidak hanya harus pandai dalam memilih metode apa yang akan digunakan, tetapi perlu diperhatikan juga didalam penerapan metode. Karena meskipun metode belajar yang telah dipilih sesuai, namun apabila dalam penerapan dan penggunaanya kurang benar, maka tidak akan didapatkan efektifitas dan pengaruhnya terhadap pembelajaran. Oleh sebab itu, hendaklah seorang pendidik didalam menerapkan dan menggunakan suatu metode mampu menciptakan suasana belajar menjadi suasana yang menyenangkan, karena dengan suasana tersebut belajar akan lebih efektif.

Dokumen terkait