• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II FAKTOR-FAKTOR PEMBENARAN ABORSI

C. Pengertian dan Jenis Aborsi

Kata “aborsi” berasal dari bahasa Inggris, yaitu abortion, dan bahasa latin abortus. Secara etimologis ia berarti gugur kandungan atau keguguran. Dalam pengertian terminologis sebagaimana yang didefinisikan para ulama adalah pengguguran janin yang dikandung perempuan dengan tindakan tertentu sebelum masa kehamilannya sempurna, baik dalam keadaan hidup maupun mati sebelum si janin bisa hidup di luar kandungan, namun sebagian anggota tubuhnya telah

77M. Quraish Shihab,Secerah Cahaya Ilahi Hidup Bersama Al-Quran, Penerbit Mizan,

Bandung, 2007, hal. 288.

terbentuk.79Dalam istilah moral, aborsi berarti pengeluaran janin secara sengaja yang mengakibatkan kematian janin, yang terjadi sejak pembuahan sampai pada kelahirannya.80

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, aborsi adalah :

1. terpencarnya embrio yang tidak mungkin lagi hidup (sebelum hasil bulan keempat dari kehamilan); atau keguguran.

2. keadaan terhentinya pertumbuhan yang normal (untuk makhluk hidup) 3. guguran (janin)81

Dalam istilah ahli fikih, penggunaan kataijhadh(aborsi), yaitu menggugurkan kandungan yang kurang kejadiannya atau kurang masanya. Hanya saja, ahli fikih membedakan antaranya jatuhnya kandungan secara tidak sengaja dan karena perbuatan seseorang. Menurut mereka, yang kedua adalah tindak kejahatan yang mengakibatkan hukuman berbeda dengan yang pertama. Para ahli fikih sering menyebut ijhadh dengan kata-kata sinonimnya seperti isqath, ilqa, tharah, dan imlash.82

Sedangkan definisi aborsi menurut kedokteran terlihat adanya keseragaman pendapat meskipun tuturan bahasa yang berbeda, diantaranya aborsi dilakukan dengan membatasi usia maksimal kehamilan sekitar 20 minggu atau sebelum janin

79Istibsjaroh,Op. Cit., hal. 20. 80CB. Kusmaryanto,Op. Cit.,hal. 12.

81Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia Depdikbud RI,Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cetakan II, Balai Pustaka, Jakarta, 1995, hal. 2.

mampu hidup di luar kandungan. Lebih dari usia tersebut tidak tergolong aborsi, tetapi disebut pembunuhan bayi yang sudah mampu hidup diluar kandungan.83

Dalam istilah medis aborsi terdiri dari dua macam, yaitu aborsi spontan (abortus spontaneus) dan aborsi yang disengaja (abortus provocatus). Pertama, aborsi spontan (abortus spontaneus) ialah aborsi yang terjadi secara alamiah baik tanpa sebab tertentu maupun karena sebab tertentu. Dalam istilah fikih disebutal-isqath al- afwu yang berarti aborsi yang dimaafkan. Pengguguran yang terjadi seperti ini tidak memiliki akibat hukum apapun. Aborsi spontan dalam ilmu kedokteran terbagi dalam beberapa macam.84 Kedua, aborsi yang disengaja (abortus provocatus) ialah aborsi yang terjadi secara sengaja karena sebab-sebab tertentu. Aborsi jenis ini memiliki konsekuensi hukum yang jenis hukumannya tergantung pada faktor-faktor yang melatarbelakanginya.85Aborsi jenis ini mencakup dua varian yaitu :

1. aborsitherapeutic adalah sejenis aborsi yang penggugurannya dilakukan oleh tenaga medis disebabkan faktor adanya indikasi medis. Hal ini dilakukan sebagai penyelamatan terhadap jiwa ibu yang terancam, bila kelangsungan kehamilan dipertahankan, karena pemeriksaan medis menunjukkan gejala seperti itu, umpamanya wanita itu penyakit jantung, ginjal dan penyakit

83Maria Ulfah Anshor,Op. Cit., hal. 33. 84Ibid, 36.

jiwa.86 Disini sebenarnya terjadi suatu konflik hak antara berbagai pihak, yakni hak hidup janin yang ada dalam kandungan, hak hidup si ibu.87

2. aborsiprovokatus criminalis, yaitu aborsi dilakukan bukan atas dasar indikasi medis. Biasanya aborsi semacam ini dilakukan karena kehamilan yang tidak dikehendaki, baik karena alasan ekonomi maupun kehamilan sebagai akibat pergaulan bebas. Alasan-alasan seperti ini tidak dibenarkan oleh hukum dan dianggap sebagai tindakan kejahatan.88 Tentu saja apa yang disebut aborsi kriminalis di suatu negara tidak selalu sama dengan yang berlaku di negara lain. Di beberapa negara, aborsi yang dilakukan sebelum berumur 3 bulan tidak dilarang, sedangkan di Indonesia semua bentuk aborsi, kecuali karena alasan indikasi medis adalah aborsi kriminalis.89

Pengertian aborsi menurut kedokteran tersebut berbeda dengan ahli fikih, karena tidak menetapkan usia maksimal, baik pengguguran kandungan dilakukan dalam usia kehamilan nol minggu, 20 minggu maupun lebih dari itu dianggap sama sebagai aborsi. Pengertian aborsi menurut para ahli fikih seperti yang dijelaskan oleh Ibrahim Al Nakhai, “aborsi adalah penguguran janin dari rahim ibu hamil baik sudah berbentuk sempurna ataupun belum”.90

86Iman Jauhari,Op. Cit., hal. 54. 87CB. Kusmaryanto,Op. Cit., hal. 13. 88Iman Jauhari, Loc. Cit.

89CB. Kusmaryanto,Op. Cit., hal. 14. 90Maria Ulfah Anshor.,Op. Cit., hal. 34.

Dalam litreratur fikih, aborsi dapat digolongkan menjadi lima macam diantaranya :91

a. Aborsi spontan

Aborsi spontan artinya janin gugur secara alamiah tanpa adanya pengaruh dari luar, atau gugur dengan sendirinya. Kebanyakan aborsi spontan disebabkan oleh kelainan kromoson.

b. Aborsi karena darurat atau pengobatan

Aborsi karena darurat atau pengobatan, misalnya aborsi dilakukan karena indikasi fisik yang mengancam nyawa ibu bila kehamilan dilanjutkan. Dalam hal ini yang dianggap lebih ringan resikonya adalah mengorbankan janin, sehingga aborsi jenis ini menurut agama dibolehkan.

c. Aborsi karena khilaf atau tidak sengaja

Aborsi dilakukan karena khilaf atau tidak sengaja , misalnya seorang petugas kepolisian tengah memburu pelaku tindak kriminal di suatu tempat yang ramai pengunjung. Karena takut kehilangan jejak, polisi berusaha menembak penjahat tersebut, tetapi pelurunya nyasar ke tubuh ibu hamil sehingga menyebabkan ia keguguran. Tindakan polisi tersebut tergolong tidak sengaja. Contoh kasus tersebut dialami Khalifah Umar Bin Khattab, dimana ia meminta seorang ibu hamil untuk menemuinnya, karena ia tersangkut masalah sejenis utang piutang. Di tengah perjalanan tiba-tiba ia merasa perutnya sakit, lalu ia keguguran kandungannya. Kasus tersebut oleh ulama fikih dikategorikan sebagai aborsi

karena ketidaksengajaan. Menurut fikih, pihak yang terlibat dalam aborsi seperti itu harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Dan jika janin keluar dalam keadaan meninggal, maka ia wajib membayar denda bagi kematian janin bagi keluarga janin.

d. Aborsi yang menyerupai kesengajaan

Aborsi yang dilakukan dengan cara menyerupai kesengajaan. Misalnya seorang suami menyerang istrinya yang tengah hamil muda sehingga mengakibatkan keguguran. Dikatakan menyerupain kesengajaan karena serangan memang tidak ditujukan langsung pada janin, tetapi pada ibunya. Menurut fikih, pihak penyerangan harus diberi hukuman, dan hukuman semakin berat jika janin setelah keluar dari perut ibunya sempat memberikan tanda-tanda kehidupan. Kasus seperti ini pernah terjadi di masa Rasulullah SAW, dimana dua orang perempuan dari Bani Huzhail berduel saling melempar batu, salah satu diantara mereka tengah hamil, karena kepayahan akhirnya tersungkur dan meninggal. Sebelum menghembuskan nafas terakhir, bayi yang dikandung keluar dalam keadaan mati. Oleh Nabi pihak yang bertanggung jawab dihukum dua denda sekaligus, yakni membayar uang tembusan berupa 50 ekor unta atas kematian ibunya dan kompensasi lengkap senilai lima ekor unta atas kematian bayinya. e. Aborsi sengaja dan terencana

Aborsi sengaja dan dilakukan terencana, misalnya seorang ibu sengaja meminum obat dengan maksud agar kandungannya gugur, atau ia dengan sengaja menyuruh orang lain (dokter,dukun, dan sebagainya) untuk menggugurkan kandungannya.

Aborsi sejenis ini dianggap berdosa dan pelakunya dihukum pidana. Sanksinya menurut fikih adalah hukuman sepadan sesuai kerugian seperti nyawa dibayar nyawa.

Dokumen terkait