• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.2.4. Kualitas Produk

Produk Kualitas Rancangan Merek Kemasan Pelayanan Konsumen Pelayanan Pembelian Pelayanan Pemakaian Sumber: Kotler (2001)

Gambar 2.1. Komponen Produk

Kualitas adalah bagian dari komponen produk yang akan menggambarkan bagaimana suatu produk sebaiknya melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh produk tersebut yang penilaiannya berasal dari konsumen itu sendiri.

Meningkatkan kualitas produk yang berasal dari penilaian konsumen mungkin dapat secara efektif meningkatkan penjualan produk tersebut, seorang pemasar harus menyadari bahwa konsumen tidak selamanya memiliki persepsi yang sama terhadap kualitas produk tersebut.

2.2.4. Kualitas Produk

Kotler (2001), kualitas produk adalah keseluruhan siri serta sifat dari suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau yang tersirat.

1. the degree of excellence which a thing possesses. 2. Excellence superiority.

3. Rare position, no1. 4. High social position.

Dari 4 definisi diata dapat disimpulkan bahwa kualitas mengisyaratkan satu kesempurnaan/suatu kedudukan yang tinggi dari yang lain.

Kualitas produk adalah kemampuan produk untuk melaksanakan fungsinya. Menurut Kotler dan Amstrong (2003), pengertian dan definisi kualitas dapat berbeda makna bagi setiap orang, karena kualitas memiliki banyak kriteria dan sangat tergantung pada konteksnya, banyak pakar di bidang kualitas mencoba untuk mendefinisikan kualitas berdasarkan sudut pandangnya masing-masing, diantaranya:

1. Deming (2002), kualitas produk adalah apapun yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen.

2. Crosby (2002), kualitas produk adalah nihil cacat, kesempurnaan, dan kesesuaian terhadap persyaratan.

3. Iuran dalam Yamit (2002), kualitas produk sebagai kesesuaian terhadap spesifikasi.

4. Davis dalam Yamin (2002), kualitas produk merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan denga produk, jasa, proses dan lingkungan yang memenuhi dan melebihi harapan. Kualitas produk bukan hanya menekankan pada aspek hasil akhir yaitu produk dan jasa yang berkualitas tanpa melalui manusia dan proses yang berkualitas. Perusahaan yang menghasilkan produk

lebih menekankan pada hasil karena konsumen umumnya tidak terlibat secara langsung dalam prosesnya.

5. Render dan Heizer (2001), kualitas produk adalah totalitas bentuk dan karakteristik barang/jasa yang menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang tampak jelas maupun tersembunyi.

6. Crosby dalam Tjiptono (2000), kualitas produk adalah memenuhi atau sama dengan persyaratan.

2.2.4.1. Dimensi kualitas produk

Garvin dalam Yamit (2002) ada 8 jenis dimensi yang dapat digunakan untuk perencanaan strategis bagi perusahaan yang menghasilkan barang, yaitu:

1. Kinerja, yaitu karakteristik pokok dari produk itu. 2. Feature, yaitu karakteristik pelengkap atau tambahan.

3. Kehandalan, yaitu kemungkinan tingkat kegagalan dalam pemakaian.

4. Kesesuaian, yaitu sejauhmana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar yang telah ditetapkan sebelumnya.

5. Daya tahan, yaitu berapa lama produk dapat terus digunakan.

6. Serviceability, yaitu meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, kemudahan dalam pemeliharaan dan penanganan keluhan.

7. Estetika, yaitu menyangkut corak, rasa dan daya tarik produk.

8. Perceive, yaitu menyangkut citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.

Garvin dalam Yamit (2002) mengidentifikasikan 4 pendekatan perspektif kualitas produk yang digunakan oleh praktisi bisnis:

1. Transcedemal Approach, kualitas dalam pendekatan ini adalah suatu yang dapat dirasakan tetapi sulit didefinisikan dan dioperasionalkan maupun diukur. Perspektif ini umumnya ditetapkan dalam karya seni. Untuk produk dan jasa, perusahaan dapat mempromosikan dengan menggunakan pernyataan pernyataan seperti kelembutan dan kehalusan (sabun mandi), kecantikan wajah (kosmetik).

2. Product-based approach, kualitas dalam pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung pada orang yang memandangnya, dan produk yang paling memuaskan preferensi seseorang atau cocok dengan selera merupakan prosuk yang berkualitas tinggi. Pandangan yang subyektif ini mengakibatkan konsumen yang berbeda memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda pula.

3. Manufacturing-based Approach, kualitas dalam pendekatan ini bersifat supply-based atau dari sudut pandang produsen yang mendefinisikan kualitas sebagai satuan sesuai dengan persyaratan dan prosedur. Pendekatan ini berfokus pada kesesuaian spesifikasi yang ditetapkan perusahaan secara internal. Oleh karena itu yang menentukan kualitas adalah standar-standar yang ditetapkan perusahaan dan bukan konsumen yang menggunakan.

4. User-based Approach, kualitas dalam pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung pada orang yang memandang, dan

produk yang paling memuaskan preferensi seseorang atau cocok dengan selera merupakan yang berkualitas paling tinggi. Pandangan yang subyektif ini mengakibatkan konsumen yang berbeda memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda pula, sehingga kualitas bagi seseorang adalah kepuasan maksimum yang dapat dirasakannya.

2.2.4.2. Sistem produksi

Perlunya mempelajari sistem produksi dan bagaimana memenejnya secara aktif karena semua perusahaan swasta atau pemerintah baik di bidang manufaktur atau jasa selalu melibatkan suatu sistem produksi, dalam industri manufaktur sistem produksi bahkan menduduki posisi yang sangat penting dalam keseluruhan perusahaan. Sistem produksi dan produk yang ditawarkan terkait menjadi satu dan tak tersisihkan.

Buffa (2006), sistem produksi adalah wahana yang dipakai dalam mengubah masukan masukan (input) sumber daya untuk menciptakan barang dan jasa yang bermanfaat.

Handoko (2001), sistem produksi adalah proses pengubahan masukan sumber daya menjadi barang dan jasa yang lebih berguna.

2.2.4.3. Macam-macam sistem produksi

Buffa (2006) macam-macam sistem produksi dibagi 2 macam, antara lain: 1. Sistem yang berfokus pada proses, suatu sistem produksi untuk produk atau

kliennya. Alat-alat maupun personalianya harus mampu memenuhi spesifikasi tiap komponen dan merakit komponen komponen itu membentuk produk yang dipesan.

2. Sistem yang berfokus pada produk, sifat permintaan pada sistem produksi penghasil produk atau jasa sangat standar memberikan pola pemakai kontiniu pada saran fisiknya. Proses disesuaikan sepenuhnya menurut produk dan jasa yang dihasilkan masing-masing proses juga disusun dalam urutan yang sesuai dengan kebutuhan produk atau jasanya dan seluruh sistem dipadukan untuk tujuan tunggal.

Dokumen terkait