BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian dan Konsep Balanced Scorecard
Balanced Scorecard terdiri dari 2 suku kata yaitu balanced (berimbang) dan kartu nilai (scorecard). Balanced (berimbang) berarti adanya keseimbangan antara performance keuangan dan non-keuangan, performance jangka pendek dan
performance jangka panjang, antara performance yang bersifat internal dan
performance yang bersifat eksternal. Sedangkan scorecard (kartu skor) yaitu kartu
yang digunakan untuk mencatat skor performance seseorang. Kartu skor juga
dapat digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan oleh
seseorang di masa depan (Mulyadi, 2001). Maksud dari kartu nilai untuk
mengukur kinerja personil yang dibandingkan dengan kinerja yang direncanakan,
serta dapat digunakan sebagai evaluasi. Maksud dari berimbang (balanced) adalah
kinerja personil diukur secara berimbang dari dua aspek: keuangan dan
kartu skor personil digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan
di masa depan, personil tersebut harus memperhitungkan keseimbangan antara
pencapaian kinerja keuangan dan non-keuangan, kinerja jangka pendek dan
jangka panjang, serta antara kinerja bersifat internal dan kinerja eksternal.
Definisi balanced scorecard menurut Kaplan dan Norton (1996) adalah
suatu kerangka kerja baru untuk mengintegrasikan berbagai ukuran yang
diturunkan dari starategi perusahaan. Balanced scorecard tidak hanya
menggunakan ukuran kinerja keuangan masa lalu, tetapi juga memperkenalkan
pendorong kinerja masa depan. Pendorong kinerja yang dimaksud adalah
prespektif pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran serta pertumbuhan
yang diturunkan dari proses penerjemahan strategi perusahaan yang dilaksanakan
secara eksplisit dan ketat ke dalam berbagai tujuan dan ukuran yang nyata.
Balanced scorecard memberi para eksekutif perusahaan suatu kerangka kerja yang
komprehensif untuk menerjemahkan visi dan strategi perusahaan ke dalam
seperangkat ukuran kinerja yang terpadu.
Balanced Scorecard, merupakan metode penilaian yang dianggap sangat
mutahir saat ini dan mampu diterapkan pada lembaga publik maupun lembaga
privat. Pengukuran kinerja perusahaan yang modern dengan mempertimbangan
empat perspektif (yang saling berhubungan) yang merupakan penerjemahan
strategi dan tujuan yang diingin dicapai oleh suatu perusahaan dalam jangka
panjang, yang kemudian diukur dan dimonitor secara berkelanjutan
(Mahsun,2006). Balanced Scorecard merupakan pendekatan baru terhadap manajemen, yang dikembangkan pada tahun 1990-an oleh Robert Kaplan
Pengakuan atas beberapa kelemahan dan ketidakjelasan dari pendekatan
pengukuran kinerja keuangan sebelumnya. Balanced Scorecard menyajikan
sebuah perspektif yang jelas sebagaimana sebuah perusahaan harus mengukur
supaya tercapai keseimbangan perspektif keuangan. Balanced scorecard
menekankan bahwa semua ukuran financial dan nonfinansial harus menjadi
bagian sistem informasi untuk para pekerja di semua tingkat perusahaan.
Balanced Scorecard pada awalnya memang ditujukan untuk memperluas area pengukuran kinerja organisasi swasta yang berorientasi pada profit.
Pendekatan ini mengukur kinerja berdasarkan aspek finansial dan non finansial
yang dibagi dalam empat perspektif, yaitu :
1. Perspektif Keuangan
Perspektif ini melihat kinerja dari sudut pandang profitabilitas ketercapaian
target keuangan. Perspektif keuangan memberikan petunjuk apakah strategi
organisasi, implementasi dan pelaksanaannya memberikan kontribusi atau tidak
kepada peningkatan laba perusahaan. Tujuan financial menggambarkan tujuan
jangka panjang pada pengembalian investasi yang tinggi, dengan penerapan
balanced scorecard dapat membantu tercapainya tujuan yang penting
ini.Balanced scorecard dapat membuat tujuan financial menjadi eksplisit dan
dapat disesuaikan untuk setiap unit organisasi dalam berbagai tahap
pertumbuhan dan siklus hidup yang berbeda. Jadi perspektif financial lebih
berhubungan dengan peningkatan profitabilitas, pengembalian aktiva dan
pendapatan, ini membuktikan adanya hubungan yang kuat antara balanced
scorecard dengan tujuan unit organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
dimulai dengan tujuan finansial jangka panjang, keterkaitan antara tujuan
dengan urutan tindakan yang harus diambil di dalam proses finansial,
pelanggan, proses internal, pekerja, dan sistem dalam rangka mencapai kinerja
ekonomi jangka panjang yang diinginkan.
2. Perspektif Pelanggan.
Perspektif pelanggan merupakan faktor-faktor seperti customer satisfaction,
customer retention, customer profitability, dan market share . Perspektif
pelanggan balance scorecard menerjemahkan misi dan strategi organisasi ke
dalam tujuan yang spesifik yang berkenaan dengan pelanggan dan segmen
untuk dikomunikasikan ke seluruh organisasi. Selain untuk memuaskan dan
menyenangkan pelanggan, para manajer unit organisasi harus menterjemahkan
pernyataan misi dan strategi ke dalam tujuan yang disesuaikan dengan pasar
dan pelanggan yang spesifik. Dalam balanced scorecard unit organisasi
melakukan identifikasi pelanggan dan segmen pasar yang akan dimasuki.
Mengidentifikasi berbagai segmen pasar, baik dalam populasi pelanggan yang
ada saat ini maupun pelanggan yang potensi dan kemudian memilih segmen
mana yang akan dimasuki. Mengidentifikasi nilai yang akan diberikan kepada
segmen sasaran menjadi kunci dalam pengembangan tujuan dan ukuran
perspektif pelanggan.
3. Perspektif Proses Internal
Perspektif proses bisnis internal, para manajer mengidentifikasi berbagai
proses penting yang harus dikuasai organisasi dengan baik agar mampu
memenuhi tujuan para pemegang saham dan segmen pelanggan sasaran.
berdasarkan harapan pihak eksternal tertentu. Suatu organisasi biasanya
mengembangkan tujuan dan ukuran-ukuran untuk perspektif ini setelah
merumuskan tujuan dan ukuran untuk perspektif keuangan dan pelanggan.
Urutan ini memungkinkan organisasi memfokuskan pengukuran proses bisnis
internal kepada proses yang akan mendorong tercapainya tujuan yang
ditetapkan untuk pelanggan dan para pemegang saham.Tujuan dan ukuran
perspektif bisnis internal diturunkan dari strategi dan pelanggan sasaran. Proses
bertahap, dari atas ke bawah ini biasanya mengungkapkan segenap proses
bisnis baru yang harus dikuasai dengan baik oleh sebuah organisasi.
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan.
Perspektif ini mengukur faktor-faktor yang berhubungan dengan teknologi,
pengembangan pegawai, sistem dan prosedur, dan faktor lain yang perlu
diperbaharui. Tujuan dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
menyediakan infrastruktur yang memungkinkan tujuan utama dalam tiga
perspektif lainnya dapat dicapai, tujuan perspektif ini merupakan faktor
pendorong dihasilkannya kinerja yang istimewa dalam tiga perspektif balanced
scorecard. Pada akhirnya, kemampuan untuk mencapai sasaran – sasaran pokok tujuan financial, pelanggan dan proses bisnis tergantung kepada kapabilitas
organisasi dalam pembelajaran dan pertumbuhan. Sumber utama dalam
pembelajaran dan pertumbuhan berasal dari pekerja, sistem dan keselarasan
organisasi. Strategi untuk mencapai kinerja yang superior pada umumnya
membutuhkan investasi yang besar dalam sumber daya manusia, sistem dan
ukuran kinerja masa depan yang superior harus menjadi bagian integral dari
setiap balanced scorecard.
Dalam Balanced Scorecard, keempat persektif tersebut menjadi satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Keempat perspektif tersebut juga
merupakan indikator pengukuran kinerja yang saling melengkapi dan saling
memiliki hubungan sebab akibat. Dalam aplikasinya, Balanced Scorecard sebagai
mekanisme dalam mewujudkan visi dan misi lembaga/organisasi untuk mencapai
tujuan masa depan yang tergambar dalam tindakan nyata setiap individu
organisasi. Balanced Scorecard merupakan konsep manajemen, sebagai perkembangan dari konsep pengukuran kinerja (performance measurement) yang mengukur kinerja perusahaan. Keberhasilan ukuran-ukuran dengan menggunakan
Balanced Scorecard harus dikaitkan dengan strategi lembaga.
Menurut Kapalan dan Norton (1996) balanced scorecard memiliki
beberapa keunggulan yaitu :1) mampu menerjemahkan misi dan strategi
organsiasi ke dalam sejumlah pengukuran kinerja yang berimbang; 2) mampu
mengukur kinerja keuangan dan non keuangan, berwujud dan tidak berwujud; 3)
mampu mengkombinasikan dan menghubungkan antara kinerja pemicu dengan
kinerja hasil; 4) mampu menjelaskan kronologis pencapaian kinerja dan
keterkaitannya dengan misi dan tujuan organisasi;5) mampu memberikan
pandangan yang holistic tentang proses yang terjadi dalam organisasi; dan 6)
mampu menumbuhkan motivasi karyawan karena kinerja dihubungkan dengan
kompensasi . Mulyadi (2001) menyatakan bahwa keunggulan balanced scorecard
terdiri dari dua aspek sebagai berikut:
Balanced scorecard mampu meningkatkan kualitas perencanaan dengan menjadikan perencanaan strategi menjadi tiga tahap yang terpisah dan terpadu. Tiga tahapan tersebut:
a) sistem perumusan strategi b) sistem perencanaan strategi c) sistem penyusunan program.
2). Meningkatkan kualitas pengelolaan kinerja personel.
Tujuan pengelolaan kinerja personel adalah untuk meningkatkan akuntabilitas personil dalam memanfaatkan berbagai sumber daya dalam mewujudkan visi dan misi perusahaan. Tahapan pengelolaan kinerja personil adalah sebagai berikut:
a). perencanaan kinerja yang akan dicapai oleh perusahaan. b). penerapan peran dan kompetensi inti personil
c). pendasainan system penghargaan berbasis kinerja d). penilaian dan penilaian kinerja personil
e). pendistribusian penghargaan berbasis hasil penilaian dan penilaian kinerja personil.
Selain itu balanced scorecard mempunyai keunggulan dibanding
manajemen tradisional. Keunggulan itu karena pendekatan yang digunakan dalam
balanced scorecard mampu menghasilkan rencana strategi dengan karakteristik
sebagai berikut ini.
a). komperehensif, balanced scorecard memberikan tambahan cakupan perspektif
yang digunakan dalam perencanaan strategi.
b). koheren, dalam menjalankan manajenen strategi, balanced scorecard
mengharuskan personil membangun hubungan sebab akibat diantara berbagai
sasaran strategi yang dihasilkan dari perencanaan strategi. Dengan adanya
kekoherenan ini akan menjanjikan pelipatgandaan kinerja keuangan dalam
jangka panjang.
c). berimbang , balanced scorecard mampu memberikan keseimbangan dalam
sasaran strategi yang dihasilkan oleh sistem perencanaan strategi. Hal ini
d). terukur, perspektif nonkeuangan merupakan perspektif yang sulit diukur.
Namun dengan pendekatan balanced scorecard ketiga perspektif nonkeuangan
tersebut dapat ditentukan ukurannya sehingga memudahkan dalam
pengelolaannya.
Dalam konsepnya balanced scorecard menerjemahkan misi dan strategi ke
dalam berbagai tujuan dan ukuran.Berbagai tujuan dan ukuran tersebut tersusun
ke dalam empat presfektif. Kaplan dan Norton (1996) balanced scorecard
memberikan kerangka kerja, bahasa untuk mengkomunikasikan misi dan strategi.
Selain itu balanced scorecard juga menggunakan penilaian untuk memberi
informasi kepada para pekerja tentang faktor yang mendorong keberhasilan saat
ini dan yang akan datang. Keempat perspektif ini memberi keseimbangan antara
tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang, antara hasil yang diinginkan
dengan faktor pendorongnya, dan antara ukuran objektif dan subjektif, dan
balanced scorecard tidak hanya penilaian taktis yang operasional tetapi juga
merupakan sebuah sistem manajemen strategis. Balanced scorecard dapat
digunakan untuk menghasilkan berbagai proses manajemen yang penting seperti
gambar berikut ini.
Gambar 2.1.
Empat Perspektif Dalam Analisis BalanceScorecard
VISI DAN STRATEGI
PELANGGAN
Untuk mewujudkan vis apa yang harus diperlihatkan kepada pelanggan :Tujuan,
Ukuran, Sasaran dan Inisiatif
PROSES BISNIS INTERNAL Untuk menyenangkan pemegang saham dan pelanggan apa yang harus dikuasai dengan baik :Tujuan, Ukuran,
Sasaran dan Inisiatif PEMBELAJARAN DAN PERTUMBUHAN
Untuk mewujudkan visi bagaimana memelihara kemampuan untuk berubah dan
meningkat, Ukuran, Sasaran dan Inisiatif KEUANGAN
Untuk berhasil secara keuangan apa yang harus diperlihatkan kepada para pemegang saham: tujuan, ukuran, sasaran dan inisiatif