• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian E-Government

Dalam dokumen BAB II LANDASAN TEORI (Halaman 24-29)

E-Government merupakan kependekan dari Electronic Government.

E-Government adalah salah satu bentuk atau model sistem pemerintahan yang berlandaskan pada kekuatan teknologi digital, dimana semua pekerjaan administrasi, pelayanan terhadap masyarakat, pengawasan dan pengendalian sumber daya milik organisasi yang bersangkutan, keuangan, pajak, retribusi, karyawan dan sebagainya dikendalikan dalam satu sistem. E-Government merupakan perkembangan baru dalam rangka peningkatan layanan publik yang berbasis pada pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sehingga layanan publik menjadi lebih transparan, akuntabel, efektif dan efisien.

Menurut Richardus Eko Indrajit40, E-Government merupakan suatu mekanisme interaksi baru antara pemerintah dengan masyarakat dan kalangan lain yang berkepentingan, dengan melibatkan penggunaan teknologi informasi (terutama internet) dengan tujuan memperbaiki mutu (kualitas) pelayanan. E-Government adalah penyelenggaraan kepemerintahan berbasiskan elektronik untuk

Meningkatkan kualitas layanan publik secara efisien, efektif dan

40 Richardus Eko Indrajit, Membangun Aplikasi E-Government, PT Elek Media Komputindo, Jakarta, 2002, hlm. 36

commit to user

36

interaktif. Dimana pada intinya E-Government adalah penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan hubungan antara pemerintah dan pihak-pihak lain (penduduk, pengusaha, maupun instansi lain). Indrajit mengatakan, berbeda dengan defenisi E-Commerce maupun E-Business yang cenderung universal, E-Government sering digambarkan atau dideskripsikan secara cukup beragam oleh masing-masing individu atau komunitas. Hal ini disebabkan karena berbagai hal :

a. Walaupun sebagai sebuah konsep E-Government memiliki prinsip-prinsip dasar yang universal, namun karena setiap negara memiliki skenario implementasi atau penerapannya yang berbeda, maka definisi dari ruang lingkup E-Government pun menjadi beraneka ragam.

b. Spektrum implementasi aplikasi E-Government sangatlah lebar mengingat sedemikian banyaknya tugas dan tanggung jawab pemerintah sebuah negara yang berfungsi untuk mengatur masyarakatnya melalui berbagai jenis interaksi dan transaksi.

c. Pengertian dan penerapan E-Government di sebuah negara tidak dapat dipisahkan dengan kondisi internal baik secara makro maupun mikro dari negara yang bersangkutan, sehingga pemahamannya teramat sangat ditentukan oleh sejarah, budaya, pendidikan, pandangan politik, kondisi ekonomi, dari negara yang bersangkutan.

d. Visi, misi, strategi pembangunan sebuah negara yang sangat unik mengakibatkan terjadinya beragam pendekatan dan skenario dalam proses pengembangan bangsa sehingga berpengaruh terhadap penyusunan prioritas pengembangan bangsa.

Definisi E-Government menurut Anwar dan Oetojo menyatakan bahwa E-Government adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam penyelenggaraan pemerintah oleh lembaga pemerintah untuk meningkatkan kinerja dan hubungan antar pemerintah dan pihak lain.41

41 Anwar, M. Khoirul, dan Oetojo S, Asianti, SIMDA : Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Bagi Pemerintah di Era Otonomi Daerah, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2004

commit to user

37

Definisi E-Government menurut Bank Dunia menunjuk pada penggunaan teknologi informasi oleh instansi pemerintah (misalnya wide area networks, internet, dan mobile computing) yang mempunyai kemampuan untuk mentransformasikan hubungan dengan masyarakat, bisnis, serta pemangku kepentingan lainnya dari pemerintah berdasar Inpres Nomor 3 Tahun 2003.

Pengembangan dan implementasi E-Government sebagai konsep pelayanan yang menggunakan teknologi informasi dapat dilaksanakan melalui 4 (empat) tingkatan, yaitu :

a. Tingkat persiapan

1) Pembuatan situs informasi di setiap lembaga;

2) Penyiapan SDM;

3) Penyiapan sarana akses yang mudah misalnya menyediakan sarana multipurpose community center, warnet, dan lain-lain;

4) Sosialisasi situs informasi baik untuk internal maupun untuk publik.

b. Tingkat pematangan

1) Pembuatan situs informasi publik interaktif;

2) Pembuatan antarmuka keterhubungan antar lembaga lain.

c. Tingkat pemantapan

1) Pembuatan situs transaksi pelayanan publik;

2) Pembuatan interoperabilitas aplikasi maupun data dengan lembaga lain.

d. Tingkat pemanfaatan

Pembuatan aplikasi untuk pelayanan yang bersifat G2G (Governement To Government), G2B (Govenrment To Bussiness), dan G2C (Government To Citizen) yang terintegrasi.

Bentuk interaksi sistem E-Government yang terintegrasi E-Network, yaitu sebagai berikut :

1. G2G (Governement To Government), melibatkan berbagai data dan melakukan pertukaran elektronik antara pelaku pemerintah. Hal ini melibatkan pertukaran baik intra dan antar di tingkat nasional, serta

commit to user

38

pertukaran antara tingkat nasional, provinsi, dan daerah.

2. G2B (Govenrment To Bussiness), melibatkan transaksi bisnis tertentu (misalnya pembayaran terkait dengan penjualan, pembelian barang dan jasa) serta penyediaan jalur layanan yang difokuskan untuk bisnis.

3. G2C (Government To Citizen), melibatkan inisiatif yang dirancang untuk memfasilitasi interaksi masyarakat dengan oemerintah sebagai konsumen pelayanan publik dan sebagai warga negara. Ini termasuk interaksi terkait dengan pelayanan publik serta partisipasi dalam konsultasi dan proses pengambilan keputusan.

Manfaat dan fungsi E-Government menurut Akadun terbagi menjadi dua, yaitu pertama, sarana memperbaiki manajemen internal, yaitu sebagai sarana pendukung untuk pengambilan keputusan. Lalu yang kedua adalah untuk meningkatkan pelayanan publik yang terhubung secara sinergis dan terintegrasi lewat teknologi dan jaringan internet.

Implementasi E-Government yang tepat di negara berkembang dipercaya dapat memperbaiki kualitas kehidupan masyarakat di suatu negara secara khusus, dan masyarakat dunia secara umum.42 Kelengkapan dan keterbukaan informasi pada E-Government yang dapat diakses akan mendorong terciptanya Good Governance dalam pemerintahan melalui peningkatan transparansi dan akuntabilitas pada lembaga-lembaga layanan publik. E-Government juga diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi birokrasi, sehingga dapat meningkatkan kreatifitas dan inovasi, baik dari pihak penyelenggara peleyanan publik ataupun bagi masyarakat.

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang sedemikian pesat telah mempengaruhi kehidupan manusia, terutama mengubah karakteristik hubungan dengan manusia, bisnis, bahkan dengan pemerintah. Pemerintah menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi

42 Nindry Septya Pranita, dkk, Inovasi Administrasi Kepegawaian Dengan Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian (SAPK) Dalam Mewujudkan Good Governance (Studi Pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Batu), Jurnal Administrasi Publik (JAP) Vol. 3 No. 12 hal. 2008-2013, Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, hlm. 2010

commit to user

39

(TIK) dalam proses pemerintahan untuk meningkatkan efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas penyelenggara pemerintahan.

Budi Rianto dan kawan-kawan mengatakan sedikitnya ada empat indikator keberhasilan E-Government, yaitu :

1. Ketersediaan data dan informasi pada pusat data.

2. Ketersediaan data dan informasi bagi kebutuhan promosi daerah.

3. Ketersediaan aplikasi E-Government pendukung pekerjaan kantor dan pelayanan publik.

4. Ketersediaan aplikasi dialog publik dalam rangka meningkatkan komunikasi antar pemerintah, antara pemerintah dengan sektor swasta dan masyarakat melalui aplikasi e-mail, SMS ataupun teleconference.

Menurut Indrajit (2002:5) manfaat yang diperoleh dengan diterapkannya konsep E-Government bagi suatu negara, antara lain :43

1. Memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah kepada para stakeholder-nya (masyarakat, kalangan bisnis, dan industri) terutama dalam hal kinerja efektivitas dan efisiensi di berbagai bidang kehidupan bernegara.

2. Meningkatkan trasnparansi, kontrol, dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintah dalam rangka penerapan konsep Good Governance.

3. Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi, dan interaksi yang dikeluarkan pemerintah maupun stakeholder-nya untuk keperluan aktivitas sehari-hari.

4. Memberikan peluang bagi pemerintah untuk mendapatkan sumber-sumber pendapatan baru melalui interaksinya dengan pihak-pihak berkepentingan.

5. Menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru yang dapat secara tepat menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi sejalan dengan berbagai perubahan global dan trend yang ada.

6. Memberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra pemerintah dalam proses pengambilan berbagai kebijakan publik secara merata dan demokratis.

43 Richardus Eko Indrajit, Op. Cit, hlm. 5

commit to user

40

Dalam lampiran Inpres Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government, dengan mempertimbangkan kondisi saat ini, pencapaian tujuan strategis E-Government perlu dilaksanakan melalui enam strategi yang berkaitan erat yaitu sebagai berikut : a. Mengembangkan sistem pelayanan yang handal, terpercaya serta

terjangkau masyarakat luas. Sasarannya antara lain, perluasan dan peningkatan kualitas jaringan koomunikasi ke seluruh wilayah Negara.

Sasaran lain adalah pembentukan portal informasi dan pelayanan publik yang dapat mengintegrasikan sistem manajemen dan proses kerja instansi pemerintah.

b. Menata sistem manajemen dan proses kerja pemerintah agar dapat mengadopsi kemajuan teknologi informasi secara cepat.

c. Memanfaatkan teknologi informasi secara optimal. Sasaran yang ingin dicapai adalah standarisasi yang berkaitan dengan interopabilitas pertukaran dan transaksi informasi antar portal pemerintah. Standarisasi dan prosedur yang berkaitan dengan manejeman dokumen dan informasi elektronik.

d. Meningkatkan peran serta dunia usaha dan mengembangkan industri telekomunikasi dan teknologi informasi. Sasaran yang ingin dicapai adalah adanya partisipasi dunia usaha dalam mempercepat pencapaian tujuan strategis E-Government.

e. Mengembangkan kapasitas sumber daya manusia. Baik pemerintah maupun masyarakat.

f. Melaksanakan pengembangan secara sistematis melalui tahapan yang realistis dan terukur dalam pengembangan E-Government, dapat dilaksanakan dengan empat tingkatan, yaitu : persiapan, pematangan, pemantapan, dan pemanfaatan.

Dalam dokumen BAB II LANDASAN TEORI (Halaman 24-29)

Dokumen terkait