• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teori Sistem Hukum

Dalam dokumen BAB II LANDASAN TEORI (Halaman 33-38)

Sebuah sistem menurut Lawrence M. Friedman adalah sebuah unit yang beroperasi dengan batas-batas tertentu. Sistem bisa bersifat mekanis,

commit to user

45

organis, atau sosial.49 Inti dari sistem ini adalah mengubah input menjadi output. Struktur sistem hukum mirip dengan program komputer yang besar, yang dimuati kode untuk menangani jutaan problem yang diumpankan setiap hari ke dalam mesin.50 Ia kemudian mengatakan bahwa suatu sistem hukum dalam operasi aktualnya merupakan sebuah organisme kompleks dimana struktur, substansi, dan kultur berinteraksi. Penjelasannya sebagai berikut : 1. Struktur hukum

Struktur hukum adalah salah satu dasar dan elemen paling nyata dari sistem hukum. Struktur sebuah sistem adalah kerangka badan yang menjadi bentuk permanennya, tubuh institusional dari sistem tersebut.

2. Substansi hukum

Substansi hukum (Peraturan-peraturan) adalah elemen lain dari struktur hukum. Substansi hukum tersusun dari peraturan-peraturan dan ketentuan mengenai bagaimana institusi-institusi itu harus berperilaku.

3. Budaya hukum

Budaya hukum, atau dalam istilah lain disebut kultur hukum, adalah elemen sikap dan nilai sosial. Sikap dan nilai sosial. Sikap dan penilaian yang dilakukan oleh pemimpin dan anggotanya yang digunakan sebagai landasan berperilaku bagi mereka yang menuju sesuai tujuan hukum menggambarkan sejumlah fenomena yang mengacu pada beberapa hal, yakni : pertama, pemahaman publik mengenai pola-pola sikap dan perilaku terhadap sistem hukum. Kedua, bagaimana pemahaman mereka mengenai hukum secara umum. Ketiga, dalam komunitas masyarakat tertentu terjadi perbedaan cara pandang mengenai hukum merupakan suatu kebiasaan yang mempengaruhi cara pandang dan penilaian terhadap hukum dan darimana hukum tersebut berasal.

49 Lawrence M. Friedman, Sistem Hukum : Perspektif Ilmu Sosial, Cetakan ke-4, Nusa Media, Bandung, 2011, hlm. 6

50 Ibid, hlm. 14

commit to user

46 H. Kerangka Berfikir

Keterangan :

Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian On Line (SAPK On Line) adalah sistem pelayanan kepegawaian yang terintegrasi dan terhubung secara on-line dengan seluruh instansi Pemerintah untuk memberikan pelayanan kepegawaian. Kenaikan Pangkat merupakan penghargaan yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil, diberikan atas pengabdian Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan terhadap Negara. Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil ini berkaitan dengan kenaikan penghasilan Pegawai Negeri Sipil tersebut untuk mensejahterakan keluarganya, meningkatkan motivasi, dan meningkatkan etos kerja. Periode Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil ditetapkan pada tanggal 01 April dan 01 Oktober setiap tahun, kecuali ditentukan lain dalam Peraturan Pemerintah. Kenaikan Pangkat ini berlaku bagi Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Pusat maupun Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Daerah.

Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian (SAPK) On-Line

E-Government Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil

Pelaksanaan Kebijakan Yang Ideal Di Pemerintah Kabupaten Karanganyar

commit to user

47

Dikarenakan pada saat ini Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) semakin berkembang pesat, maka pelayanan di Pemerintahan juga harus berbasis komputer (internet). E-Government merupakan upaya untuk mengembangkan penyelenggaraan kepemerintahan yang berbasis internet, media elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan efisien. Dalam hal Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Karanganyar, seringkali database kepegawaian tidak sinkron dengan database kepegawaian yang ada di BKN atau data tidak up to date. Hal ini karena masih ada beberapa pelayan publik yang masih menyimpan data tersebut secara Off-Line (menggunakan SIMPEG) bukan secara on-line (menggunakan SAPK On-Line), sehingga pelaksanaan E-Government yang seharusnya sudah dilaksanakan dengan baik dan ideal menjadi tidak maksimal. Dalam tesis ini Penulis melakukan penelitian pada Pemerintah Kabupaten Karanganyar khususnya terkait dengan Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil untuk mewujudkan E- Government di lingkungan Pemerintah Kabupaten Karanganyar (Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Karanganyar) dan untuk mengkaji formulasi yang ideal dalam pelaksanaan kebijakan SAPK On-Line tersebut yang akan Penulis jelaskan dan jabarkan pada bagian lain dalam tesis ini.

I. Penelitian Yang Relevan

1. Penelitian tesis oleh Ramsah Hasanuddin, judul Analisis Kualitas Pelayanan Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil (Studi Di BKPPD Kota Metro Provinsi Lampung), program Pasca Sarjana Magister Administrasi Publik Universitas Gajah Mada Yogyakarta, tahun 2011.

Rumusan Masalah :

1. Bagaimana kualitas pelayanan kenaikan pangkat PNS yang dilakukan oleh BKPPD Kota Metro?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas pelayanan kenaikan pangkat PNS yang dilakukan oleh BKPPD Kota Metro?

commit to user

48 Simpulan :

Kualitas pelayanan kenaikan pangkat PNS yang dilakukan oleh BKPPD Kota Metro secara umum kualitasnya masuk dalam rentang skala tinggi.

Kategori kualitas rentang skala tinggi ini dihasil berdasarkan persepsi pengguna pelayanan kenaikan pangkat itu sendiri, dimana darihasil survei pada 100 responden secara keseluruhan penilaian mencapai skor 20317/rentang skala tinggi. Namun apabila dilihat setiap indikator penilaian rendah responden terdapat pada indikator tangible yaitu menempati skor 1292/rentang skala rendah. Rendahnya penilaian ini disebabkan ruangan untuk menerima tamu yang akan mengurus kenaikan pangkat dirasakan responden tidak nyaman, tidak bersih dan tidak rapih.

Selain itu tempat parkir yang tidak memadai serta belum adanya papan pengumuman yang terpampang jelas dikantor BKPPD Kota Metro.

Persamaan :

Sama-sama membahas dan mengkaji mengenai Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil.

Perbedaan :

Dalam penelitian ini belum menggunakan Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian On-Line (SAPK On-Line). Sedangkan Penulis menggunakan kebijakan SAPK On-Line dalam hal kenaikan pangkat PNS.

2. Penelitian tesis oleh Ahmad Chuzairi, judul Analisis Determinan Implementasi E-Government Pemerintah Daerah Di Indonesia, program Pasca Sarjana Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta, tahun 2016.

Rumusan Masalah :

1. Apakah jumlah auditor APIP berpengaruh terhadap tingkat implementasi E-Government pemerintah daerah di Indoensia?

2. Apakah jumlah SKPD berpengaruh terhadap tingkat implementasi E-Government pemerintah daerah di Indonesia?

Simpulan :

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris faktor-faktor

commit to user

49

yang mempengaruhi implementasi E-Government pemerintah daerah di Indonesia.

Persamaan :

Sama-sama mengkaji tentang pelaksanaan E- Government di Pemerintah Daerah.

Perbedaan :

Pada penelitian ini Penulis hanya membahas dan mengkaji E-Government saja. Sedangkan penelitian tesis yang dilakukan oleh Penulis membahas dan mengkaji SAPK On-Line terkait kenaikan pangkat PNS di Pemerintah Kabupaten Karanganyar untuk mewujudkan E-Government yang ideal.

Dalam dokumen BAB II LANDASAN TEORI (Halaman 33-38)

Dokumen terkait