TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Daerah Aliran Sungai (DAS) 1 Pengertian DAS
2.2.1 Pengertian Eros
Menurut rauf.A, 2011 erosi merupakan peristiwa terangkutnya tanah atau
bagian-bagian tanah dari satu tempat ke tempat lain oleh media alami. Media alami
yang berperan adalah air dan angin erosi menyebabkan hilangnya lapisan tanah yang
dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan tanah untuk menyerap dan menahan
air hujan yang jatuh diatas tanah.
Proses erosi dapat ditinjau dari tiga proses yang berurutan yaitu pengelupasan
(detachment), pengangkutan (transportation), dan sedimentasi (sedimentation)
(Suripin, 2002). Tiga tahapan erosi adalah tahap pelepasan dari massa tanah, tahap
pengangkutan oleh media yang erosive seperti aliran air dan angin, dan tahap
pengendapan yang terjadi pada kondisi aliran yang melemah.
Erosi juga dapat disebut pengikisan atau pengelupasan yang merupakan
proses penghanyutan oleh kekuatan air dan angin, baik yang berlangsung secara
alamiah maupun akibat perbuatan manusia. Pengertian yang lain juga menyebutkan
bahwa erosi adalah hilangnya bagian – bagian tanah yang berpindah akibat air atau
angin dari suatu tempat ke tempat yang lainnya.
Dari pengertian erosi diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa erosi
merupakan suatu proses hilangnya atau pengelupasan pada top soil kulit bumi akibat
faktor alam maupun organisme. Di alam terdapat dua penyebab utama yang aktif
dalam proses erosi yaitu air dan angin, tetapi akibat aktifitas manusia di alam ini,
proses erosi ini. erosi alamiah dapat terjadi karena adanya proses pembentukan tanah
yang terjadi untuk mempertahankan keseimbangan tanah secara alami. Sedangkan
erosi akibat aktivitas manusia disebabkan oleh terkelupasnya lapisan permukaan
tanah bagian atas akibat kegiatan manusia melakukan cara bercocok tanam yang
tidak di dasarkan kaidah konservasi tanah serta kegiatan manusia dalam hal
pembangunan yang bersifat merusak keadaan fisik tanah.
Dua peristiwa utama erosi, yaitu pelepasan dan pengangkutan merupakan
penyebab erosi tanah yang penting. Dalam proses erosi, pelepasan butir tanah
mendahului peristiwa pengangkutan, tetapi pengangkutan tidak selalu diikuti oleh
pelepasan. Agen pelepasan tanah yang penting adalah tetesan butir hujan yang jatuh
di permukaan tanah. Tetesan air hujan akan memukul permukaan tanah,
mengakibatkan gumpalan tanah menjadi butir-butir yang lebih kecil dan terlepas.
Butir-butir tanah yang terlepas tersebut sebagian akan terlempar ke udara (splash)
dan jatuh lagi di atas permukaan tanah, dan sebagian kecil akan mengisi pori-pori
kapiler tanah, sehingga akan menghambat proses infiltrasi (Arsyad, 2010).
Ada beberapa macam erosi yang dikenal dalam kamus konservasi tanah dan
air, yaitu erosi geologi merupakan suatu erosi yang terjadi sejak permukaan bumi
terbentuk yang menyebabkan terkikisnya batuan sehingga terjadinya bentuk
morfologipermukaan bumi seperti sekarang ini. Erosi normal (erosi alami) adalah
suatu proses terangkutnya bagian tanah yang terjadi secara alami, erosi alami ini
terjadi dengan laju yang lambat yang memungkinkan terbentuknya tanah yang tebal
normal. Kemudian erosi dipercepat adalah terangkutnya suatu tanah dengan laju
yang jauh lebih cepat dari erosi normal sehingga dapat menimbulkan kerusakan
tanah lebih cepat, hal ini dikarenakan perbuatan manusia menghilangkan tumbuhan
penutupan suatu lahan.
Aliran permukaan akan terjadi apabila air hujan yang masuk ke dalam tanah
telah melampaui kapasitas infiltrasinya. Aliran tersebut mula-mula laminer, tetapi
lama-kelamaan berubah menjadi turbulent karena pengaruh permukaan tanah yang
dilaluinya. Turbulensi aliran ini digunakan untuk melepas lagi butir-butir tanah
dengan cara mengangkat dari massanya dan menggulingkan butir – butir tanah
tersebut, serta terjadi pula penggemburan butirbutir tanah dari masanya oleh butir-
butir tanah yang terkandung dalam aliran permukaan. Aliran permukaan lama-
kelamaan akan berkurang sejalan dengan berkurangnya curah hujan. Oleh karena itu,
kemampuan pengangkutannya akan menyusut, dan pada suatu saat saja akan
berhenti. Dalam keadaan inilah terjadi pengendapan butir-butir partikel tanah yang
merupakan proses akhir terjadinya erosi.
Ada beberapa jenis erosi tanah yang disebabkan oleh air hujan yang umum
dijumpai di daerah tropis, yaitu:
1. Erosi percikan (splash erosion)
Erosi percikan (splash erosion) adalah proses terkelupasnya partikel-partikel
tanah sebagain atas oleh tanaga kinetic air hujan bebas atau sebagai air lolos. Tenaga
kinetik tersebut ditentukan oleh dua hal, massa dan kecepatan jatuhan air. Tenaga
antara ujung daun penetes (driptips) dan permukaan tanah (pada proses erosi di
bawah tegakan vegetasi). Oleh karena itu, air lolos dari vegetasi dengan ujung
penetes lebar memberikan tenaga kinetik yang besar, sehingga meningkatkan
kecepatan air lolos sampai ke permukaan tanah.
2. Erosi Kulit (sheet erosion)
Erosi Kulit (sheet erosion) adalah erosi yang terjadi ketika lapisan tipis
permukaan tanah di daerah berlereng terkikis oleh kombinasi air hujan dan air larian
(runoff). Tipe erosi ini disebabkan oleh kombinasi air hujan dan air larian yang mengalir ke tempat yang lebih rendah. Berdasarkan sumber tenaga penyebab erosi
kulit, tenaga kinetis air hujan lebih penting karena kecepatan air jatuhan lebih besar,
yaitu antara 0,3 sampai 0,6 m/dt (Schwab et al., 1981). Tenaga kinetik air hujan akan
menyebabkan lepasnya partikel-partikel tanah dan bersama-sama dengan pengedapan
sedimen di atas permukaan tanah, menyebabkan turunnya laju infiltrasi karena pori-
pori tanah tertutup oleh kikisan partikel tanah. Bentang lahan dengan komposisi
lapisan permukaan tanah atas yang rentan/lepas terletak di atas lapisan bawah
permukaan yang solid merupakan bentang lahan dengan potensi terjidinya erosi kulit
besar. Besar kecilnya tenaga penggerak terjadinya erosi kulit ditentukan oleh
kecepatan dan kedalaman air larian.
3. Erosi alur (rill erosion)
Erosi alur (rill erosion) adalah pengelupasan yang diikuti dengan
pengangkutan partikel-partikel tanah oleh aliran air larian yang terkonsentrasi di
permukaan tanah, kecepatan air larian meningkat dan akhirnya terjadilah transpor
sedimen. Dalam hubungannya dengan faktor-faktor penyebab erosi ditegaskan
bahwa tipe erosi ini terbentuk oleh tanah yang kehilangan daya ikat partikel-partikel
tanah sejalan dengan meningkatnya kelembapan tanah di tempat tersebut.
Kelembapan tanah yang berlebihan akan mengakibatkan tanah longsor. Bersama
dengan longsornya tanah, kecepatan air larian ini mengangkut sedimen hasil erosi
dan ini menandai awal dari terjadinya erosi parit.
4. Erosi parit/selokan (gully erosion)
Erosi parit/selokan membentuk jajaran parit yang lebih dalam dan lebar dan
merupakan tingkat lanjutan dari erosi alur. Erosi parit dapat diklasifikasikan sebagai
parit bersambungan dan parit terputus-putus. Erosi parit terputus dapat dijumpai di
daerah yang bergunung. Erosi tipe ini biasanya diawali oleh adanya gerusan yang
melabar di bagian atas hamparan tanah miring yang berlangsung dalam waktu relatif
singkat akibat adanya air larian yang besar. Kedalaman erosi parit ini menjadi
berkurang pada daerah yang kurang terjal. Erosi bersambungan berawal dari
terbentuknya gerusan – gerusan permukaan tanah oleh air larian ke arah tempat yang
lebih rendah dan cendrung berbentuk jari – jari tangan.