• Tidak ada hasil yang ditemukan

commit to user

LANDASAN TEORI

C. Pengertian Freight Forwarder

Freight forwarder adalah badan usaha yang bertujuan untuk memberikan

jasa pelayanan atau pengurusan atas seluruh kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman, pengangkutan dan penerimaan barang dengan menggunakan multimodal transport baik melalui darat, laut maupun udara.

Freight forwarder juga menyelesaikan biaya-biaya yang timbul sebagai

akibat dari kegiatan-kegiatan transportasi, penanganan muatan di pelabuhan atau gudang, pengurusan dokumentasi dan juga mencakup insurance yang

umumnya diperlukan oleh pemilik barang (Capt. R.P. Suyono, 2003 : 155-156)

D. Incoterms 2000

1. Pengertian

Incoterms adalah kodefikasi dari peraturan internasional untuk

keseragaman interpretasi pasal-pasal kontrak dalam perdagangan internasional. (Capt. R.P. Suyono, 2003:351)

Incoterms merupakan perjanjian antara seller dan buyer, dan bukan

persoalan dari nahkoda maupun pemilik kapal (owner).

Peraturan, standart, dan variasi perjanjian tersebut dimuat dalam incoterms (international commercial terms), yang pertama kali dibuat oleh

Kamar Dagang Internasional (International Chamber of Commerce

disingkat ICC) tahun 1936 dan terakhir Incoterms 2000.

Biasanya terms (istilah) dan abbreviations (singkatan) dari incoterms tersebut dimasukkan dalam sale contract. Istilah dan singkatan ini menunjukkan obligasi atau kewajiban yang harus dilakukan oleh pihak-pihak yang mengadakan kontrak.

2. Tujuan dan Ruang Lingkup Incoterms

Tujuan incoterms adalah menyediakan seperangkat peraturan

internasional untuk memberikan penafsiran atas sejumlah istilah perdagangan yang biasa dipakai dalam perdagangan luar negeri. Jadi

commit to user

ketidakpastian dari aneka penafsiran istilah perdagangan di berbagai negara dapat dihindari atau setidaknya dapat dikurangi secara berarti.

Ruang lingkup incoterms terbatas hanya pada pihak-pihak terkait dalam kontrak jual-beli (sales contract) dari barang yang diperdagangkan.

Incoterms hanya menegaskan hubungan antara seller dan buyer dalam hal

angkutan barang, dan tidak menyangkut hubungan dengan pelayaran

(carrier), baik secara langsung maupun tidak langsung.

Incoterms berkaitan dengan sejumlah kewajiban, seperti kewajiban

penjual untuk menempatkan barang-barangnya dalam kewenangan pembeli atau menyerahkan ketempat tujuan. Juga berhubungan dengan pembagian risiko antara pihak-pihak terkait dalam kasus ini.

3. Struktur Incoterms 2000

Dalam Incoterms 1990, untuk memudahkan pengertian, syarat-syarat dikelompokkan dalam 4 kategori, mulai dengan syarat-syarat E (EXW), F (FCA, FAS, dan FOB), C (CFR, CIF, CPT, dan CIP), sampai D (DAF,

DES, DEQ, DDU, dan DDP). Dalam Incoterms 2000 skemanya adalah

sebagai berikut : INCOTERMS 2000

Group E Pemberangkatan :

EXW Ex Works (…disebut tempat)

Group F Angkutan Utama belum dibayar

FCA Free Carrier (…disebut tempat)

pengapalan)

FOB Free On Board (…disebut pelabuhan pengapalan)

Group C Angkutan Utama Dibayar

CFR Cost and Freight (…disebut pelabuhan tujuan) CIF Cost, Insurance and Freight (…disebut pelabuhan

tujuan)

CPT Carriage Paid to (…disebut tempat tujuan) CIP Carrier and Insurance Paid to (…disebut tempat

tujuan)

Group D Sampai Tujuan

DAF Delivered At Frontier (…disebut tempat) DES Delivered Ex Ship (…disebut pelabuhan tujuan) DEQ Delivered Ex Quay (…disebut pelabuhan tujuan) DDU Delivered Duty Unpaid (…disebut tempat tujuan) DDP Delivered Duty Paid (…disebut tempat tujuan) 4. Syarat Perdagangan

Tujuan pokok memilih syarat perdagangan dalam perdagangan internasional adalah untuk menentukan titik atau tempat dimana penjual harus memenuhi kewajiban melakukan penyerahan barang secara fisik atau yuridis kepada pembeli.

Titik atau tempat penyerahan juga merupakan titik batas dimana risiko atas barang dari penjual berakhir. Mulai titk ini maka pembeli mulai

commit to user

Gambaran secara lengkap mengenai masing-masing syarat perdagangan adalah sebagai berikut :

EXW : Ex Works (…disebut nama tempat)

Ex Works” berarti bahwa penjual melakukan penyerahan barang, bila

dia menempatkan barang-barang itu untuk pembeli di tempat kediaman penjual atau tempat lain yang ditentukan (yakni tempat kerja, pabrik, gudang dan lain-lain), belum diurus formalitas ekspornya dan juga tidak dimuat ke atas kendaraan pengangkut manapun.

Syarat ini merupakan kewajiban yang paling ringan bagi penjual, dan pembeli wajib memikul semua biaya dan risiko yang terkait dengan kewajiban untuk mengambil barang-barang tersebut dari tempat penjual.

FCA : Free Carrier (…disebut nama tempat)

Free Carrier” berarti bahwa penjual melakukan penyerahan

barang-barang, yang sudah mendapat ijin ekspor, kepada pengangkut yang ditunjuk pembeli di tempat yang disebut. Harus dicatat bahwa pemilihan tempat penyerahan mempunyai dampak pada kewajiban muat bongkar barang-barang di tempat tersebut. Jika penyerahan terjadi di tempat penjual, maka penjual bertanggung jawab untuk memuat. Jika penyerahan terjadi ditempat lain, penjual tidak bertanggung jawab untuk membongkar.

Syarat ini dapat dipergunakan tanpa memandang jenis alat angkut, termasuk alat angkut aneka wahana.

Pengangkut berarti setiap orang dalam kontrak angkutan, yang berjanggung jawab untuk mengangkut atau menjamin untuk mengangkut

dengan kereta api, jalan raya, udara, laut, sungai atau dengan kombinasi dari alat angkut tersebut.

Jika pembeli menunjuk orang selain dari pengangkut untuk menerima barang-barang tersebut, maka penjual dianggap telah memenuhi kewajibannya untuk menyerahkan barang bila barang tersebut telah diserahkannya kepada orang tersebut.

FAS : Free Alongside Ship (…disebut nama pelabuhan

pengapalan)

Free Alongside Ship” berarti bahwa penjual melakukan penyerahan

barang-barang, bila barang-barang tersebut ditempatkan di samping kapal di pelabuhan pengapalan yang disebut. Hal ini berarti bahwa pembeli wajib memikul semua biaya dan semua risiko kehilangan atau kerusakan atas barng-barang mulai saat itu.

Syarat FAS menuntut penjual mengurus formalitas ekspor. Syarat ini berlawanan dengan versi incoterms sebelumnya yang menuntut pembeli untuk mengurus formalitas ekspor. Syarat FAS hanya dapat dipakai untuk angkutan laut dan sungai saja.

FOB : Free On Board (…disebut nama pelabuhan pengapalan)

Free On Board” berarti bahwa penjual melakukan penyerahan

barang-barang, bila barang-barang melewati pagar kapal di pelabuhan pengapalan yang disebut. Hal ini berarti bahwa pembeli wajib memikul

commit to user

semua biaya dan risiko atas kehilangan atau kerusakan barang mulai dari titik itu. Syarat FOB menuntut penjual untuk mengurus formalitas ekspor.

Syarat ini hanya dapat dipakai untuk angkutan laut dan sungai saja. Jika pihak-pihak bersangkutan tidak bermaksud untuk menyerahkan barang melewati pagar kapal, maka syarat FCA yang harus dipakai.

CFR : Cost and Freight (…disebut nama pelabuhan tujuan)

Cost and Freight” berarti bahwa penjual melakukan penyerahan

barang-barang, bila barang-barang melewati pagar kapal di pelabuhan pengapalan. Penjual wajib membayar biaya-biaya dan ongkos angkut yang perlu untuk mengangkut barang-barang tersebut sampai ke pelabuhan tujuan yang disebut.

Tetapi risiko hilang atau kerusakan atas barang-barang, termasuk setiap biaya tambahan sehubungan dengan peristiwa yang terjadi setelah waktu penyerahan itu berpindah dari penjual kepada pembeli.

Syarat CFR menuntut penjual untuk mengurus formalitas ekspor. Syarat ini hanya dapat dipakai untuk angkutan laut dan sungai. Jika pihak-pihak terkait tidak bermaksud melakukan penyerahan barang melewati pagar kapal, maka sebaiknya memakai syarat CPT.

CIF : Cost, Insurance, and Freight (…disebut nama pelabuhan

tujuan)

Cost, Insurance, and Freight” berarti bahwa penjual melakukan

penyerahan barang-barang, bila barang-barang tersebut melewati pagar kapal di pelabuhan pengapalan. Penjual wajib membayar semua biaya dan

ongkos angkut yang perlu untuk mengangkut barang-barang tersebut sampai ke pelabuhan tujuan yang disebut. Tetapi risiko kehilangan atau kerusakan atas barang-barang, termasuk setiap biaya tambahan sehubungan dengan peristiwa yang terjadi setelah waktu penyerahan itu berpindah dari penjual kepada pembeli. Namun dalam syarat CIF, penjual wajib pula menutup asuransi angkutan laut terhadap risiko rugi atau kerusakan atas barng-barang yang mungkin diderita pembeli selama barang dalam perjalanan.

Berkenaan dengan itu, penjual wajib menutup asuransi dan membayar premi. Pembeli perlu mencatat bahwa dengan syarat CIF, penjual wajib pula menutup asuransi hanya dengan syarat pertanggungan minimum.

Sekiranya pembeli menginginkan perlindungan yang lebih besar, maka pembeli perlu mengadakan persetujuan dengan penjual secara tegas, atau pembeli sendiri harus mengurus asuransi tambahan itu.

Syarat CIF menuntut penjual untuk mengurus formalitas ekspor. Syarat ini hanya dapat dipakai untuk angkutan laut dan sungai. Jika pihak-pihak bersangkutan tidak bermaksud untuk menyerahkan barang melewati pagar kapal, maka syarat CIP yang harus dipakai.

CPT : Carriage Paid To (…disebut nama pelabuhan tujuan)

Carriage Paid To …” berarti bahwa penjual menyerahkan

barang-barang kepada pengangkut yang ditunjuknya sendiri, tetapi penjual wajib pula membayar ongkos angkut yang perlu untuk mengangkut

barang-commit to user

pembeli memikul semua risiko dan membayar setiap ongkos yang timbul setelah barang-barang yang diserahkan secara demikian.

Carrier” berarti setiap orang dalam kontrak angkutan, yang

berjanggung jawab untuk mengangkut atau menjamin untuk mengangkut dengan kereta api, jalan raya, udara, laut, sungai atau dengan kombinasi dari alat angkut itu.

Sekiranya dipakai pengangkut-pengangkut pengganti untuk meneruskan pengangkutan sampai ke tempat tujuan yang dijanjikan, maka risiko (penjual) berakhir bila barang-barang telah diserahkan kepada pengangkut pertama.

Syarat CPT mewajibkan penjual mengurus formalitas ekspor. Syarat ini boleh dipakai untuk alat angkut apa saja, termasuk alat angkut aneka wahana (multimodal transport).

CIP : Carriage and Insurance Paid To (…disebut nama

pelabuhan tujuan)

Carriage and Insurance Paid To …” berarti bahwa penjual

menyerahkan barang-barang kepada pengangkut yang ditunjuknya sendiri, tetapi penjual wajib pula membayar ongkos angkut yang perlu untuk mengangkut barang-barang tersebut sampi ke tempat tujuan yang disebut. Hal ini berarti bahwa pembeli memikul semua risiko dan membayar setiap ongkos yang timbul setelah barang-barang yang diserahkan secara demikian. Namun dalam hal CIP, penjual juga wajib menutup asuransi

terhadap risiko rugi dan kerusakan atas barang yang menimpa pembeli selama barang dalam perjalanan.

Pembeli perlu mencatat bahwa dengan syarat CIP, penjual dituntut untuk menutup asuransi hanya dengan syarat minimum. Sekiranya pembeli menginginkan perlindungan yang lebih besar, maka pembeli perlu mengadakan persetujuan dengan penjual secara tegas, atau pembeli sendiri harus mengurus asuransi tambahan itu.

DAF : Delivered At Frontier (…disebut nama tempat)

Delivered At Frontier” berarti bahwa penjual menyerahkan

barang-barang, bila barang-barang tersebut telah ditempatkan ke dalam kewenangan pembeli pada saat datangnya alat angkut, belum dibongkar, sudah diurus formalitas ekspornya, namun belum diurus formalitas impornya, di tempat atau pada titik yang disebut di wilayah perbatasan tetapi belum memasuki wilayah pabean dari negara yang bertetangga.

Frontier” boleh dipakai untuk daerah perbatasan mana saja, termasuk

perbatasan dari negara pengekspor itu sendiri. Oleh karena itu adalah penting sekali untuk merumuskan secara tepat tentang perbatasan itu, dengan selalu menyebut titik dan tempat dalam syarat itu.

Namun, bila pihak-pihak terkait menginginkan penjual untuk bertanggung jawab membongkar barang-barang dari alat angkut yang baru sampai itu dan memikul risiko dan biaya pembongkaran, maka hal ini harus dibuat sejelas-jelasnya dengan menambahkan kata-kata yang tegas

commit to user

Syarat ini boleh dipakai untuk alat angkut apa saja bilamana barang-barang itu harus diserahkan di perbatasan daratan. Bila penyerahan itu harus dilakukan di pelabuhan tujuan, di atas kapal atau di dermaga, supaya dipakai syarat DES atau DEQ.

DES : Delivered Ex Ship (…disebut nama pelabuhan tujuan)

Delivered Ex Ship” berarti bahwa penjual menyerahkan barang bila

barang-barang itu ditempatkan ke dalam kewenangan pembeli di atas kapal, belum diurus formalitas impornya, di pelabuhan tujuan yang disebut. Penjual wajib memikul semua biaya dan risiko yang terkait dengan pengangkutan barang-barang itu sampai ke pelabuhan tujuan yang disebut sebelum dibongkar. Bila pihak-pihak mengingini penjual memikul biaya dan risiko pembongkaran barang-barang itu, maka sebaiknya dipakai syarat DEQ.

Syarat ini hanya dapat dipakai bila barang-barang akan diserahkan melalui laut atau sungai atau dengan alat angkut aneka wahana di atas kapal di pelabuhan tujuan.

DEQ : Delivered Ex Quay (…disebut nama pelabuhan tujuan)

Delivered Ex Quay” berarti bahwa penjual menyerahkan

barang-barang itu ditempatkan ke dalam kewenangan pembeli di atas dermaga, belum diurus formalitas impornya, di pelabuhan tujuan tersebut. Penjual wajib memikul semua biaya dan risiko yang terkait dengan pengangkutan barang-barang itu sampai ke pelabuhan tujuan yang disebut dan membongkar barang-barang itu di atas dermaga.

Syarat DEQ menuntut pembeli mengurus formalitas impor dan membayar semua biaya resmi, bea masuk, pajak-pajak dan biaya-biaya lain yang dipungut atas impor. Syarat ini adalah kebalikan dari versi incoterms sebelumnya yang mengharuskan penjual untuk mengurus formalitas impor.

Jika pihak-pihak terkait menginginkan semua atau sebagian dari biaya pengimporan atas barang menjadi tanggungan pihak penjual, maka hal ini harus dijelaskan dengan cara menambahkan kata-kata yang tegas di dalam kontrak jual beli.

Syarat ini hanya dapat dipakai bila barang-barang itu akan diserahkan melalui laut, sungai atau alat angkut aneka wahana yang dibongkar dari suatu kapal ke atas dermaga di pelabuhan tujuan. Namun bila pihak-pihak terkait mengingini memasukkan menjadi tanggung jawab penjual, semua risiko dan biaya pengelolaan barang-barang mulai dari dermaga ke tempat-tempat lain (gudang, terminal, stasiun angkutan, dll) di dalam kawasan pelabuhan atau di luar kawasan pelabuhan atau di luar kawasan, supaya dipakai syarat DDU atau DDP.

DDU : Delivered Duty Unpaid (… disebut nama tempat tujuan)

Delivered Duty Unpaid” berarti bahwa penjual menyerahkan

barang-barang kepada pembeli, belum diurus formalitas impornya, dan belum dibongkar dari atas alat angkut yang baru dating di tempat tujuan yang disebut. Penjual wajib memikul semua biaya dan risiko yang terkait

commit to user

masuk (istilah ini termasuk tanggung jawab mengurus formalitas pabean, pembayaran biaya resmi (formalitas), bea masuk, pajak-pajak dan biaya lainnya) yang diperlukan di negara tujuan. Bea masuk semacam itu harus dipikul oleh pembeli termasuk semua biaya dan risiko yang disebabkan oleh kegagalannya mengurus formalitas impor pada waktunya. Namun, bila pihak-pihak terkait mengingini penjual yang akan mengurus formalitas kepabeanan dan memikul biaya dan risiko yang ditimbulkannya, termasuk biaya impor lainnya, maka hal ini harus ditegaskan dengan cara menambahkan kata-kata yang jelas di dalam kontrak jual beli.

Syarat ini dapat dipakai untuk alat angkut apa saja, tetapi bila penyerahan barang akan dilakukan pelabuhan tujuan di atas kapal atau di atas dermaga, supaya dipakai syarat DES atau DEQ.

DDP : Delivered Duty Paid (… disebut nama tenpat tujuan)

Delivered Duty Paid” berarti bahwa penjual menyerahkan barang-barang

kepada pembeli, sudah diurus formalitas impornya, namum belum dibongkar dari atas alat angkut yang baru dating di tempat tujuan yang disebut. Penjual wajib memikul semua biaya dan risiko yang terkait dengan pengangkutan barang itu sampai ke sana, termasuk bea masuk apapun (istilah ini termasuk tanggung jawab mengurus formalitas pabean, pembayaran biaya resmi (formalitas), bea masuk, pajak-pajak dan biaya lainnya) yang diperlukan di negara tujuan.

Sementara syarat EXW menggambarkan tanggung jawab yang minimal dari penjual, maka syarat DDP memberikan gambaran suatu tanggung jawab yang maksimal kepada penjual. Syarat ini janganlah dipakai bila secara langsung atau tidak langsung penjual tidak akan mungkin memperoleh izin impor. Namun, bila pihak-pihak terkait ingin untuk mengeluarkan dari tanggung jawab penjual beberapa jenis biaya yang dikenakan atas impor barang-barang (seperti Pajak Pertambahan Nilai atau VAT), maka hal ini harus dijelaskan dengan cara menambahkan kata-kata yang jelas di dalam kontrak jual-beli.

Bila pihak-pihak terkait mengingini pembeli yang akan memikul semua risiko dan biaya pengimporan ini, maka dipakai syarat DDU. Syarat ini boleh dipakai untuk jenis alat angkut mana saja, tetapi bila penyerahan barang akan dilakukan di pelabuhan tujuan di atas sebuah kapal atau di atas dermaga, maka dipakai syarat DES atau DEQ.

Dokumen terkait