• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian, Fungsi, dan Tujuan Kredit

II TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Pengertian, Fungsi, dan Tujuan Kredit

Kredit berasal dari bahasa latin credere yang artinya mempercayai. Adapun berbagai definisi kredit menurut beberapa pandangan adalah sebagai berikut:

1) Menurut UU Perbankan No. 14 Tahun 1967, kredit adalah penyediaan uang atas tagihan yang dapat disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam meminjam antar bank dan pihak lain dalam hal dimana pihak peminjam wajib melunasi utang setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang ditetapkan.

2) Dalam ensiklopedia umum, kredit dijelaskan sebagai sistem keuangan untuk memudahkan pemindahan modal dari pemilik kepada pemakai dengan

12

harapan akan mendapatkan keuntungan. Kredit diberikan berdasarkan kepercayaan orang lain yang memberikannya terhadap kecakapan dan kejujuran si peminjam.

Seseorang akan dikenai beban bunga apabila ia menggunakan jasa kredit. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kredit merupakan bentuk kegiatan yang bermotif saling mendapatkan keuntungan antara pihak kreditur dan debitur, dimana pihak kreditur akan mendapatkan keuntungan dari penagihan bunga periodik kepada debitur dan debitur mendapatkan keuntungan dari manfaat modal yang diperoleh dari kredit.

Selain saling menguntungkan, kredit juga memberikan konsekuensi penanggungan risiko bersama, baik oleh kreditur maupun debitur. Risiko yang mungkin ditanggung oleh kreditur adalah apabila jasa kredit yang diberikan mempunyai masalah dalam pengembaliannya. Sedangkan risiko yang mungkin ditanggung oleh debitur adalah jika ia tidak mampu membayar lunas kredit yang ia terima sesuai dengan perjanjian jatuh tempo maka debitur dapat dituntut dan akan kehilangan agunan yang menjadi jaminan dalam pemberian kredit.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan unsur-unsur yang terdapat dalam kredit yaitu:

1) Kepercayaan, keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikan,baik dalam bentuk uang, barang, ataupun jasa akan benar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang. 2) Waktu, yaitu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi dan

kontraprestasi yang diterima pada masa yang akan datang. Dalam hal ini terkandung nilai waktu dari uang yang mencerminkan sejumlah uang dengan nominal tertentu nilainya akn lebih besar pada waktu sekarang dibandingkan dengan nilai pada waktu yang akan dating.

3) Degree of Risk, yaitu tingkat risiko yang dihadapi akibat jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dan kontraprestasi yang akan diterima di masa yang akan dating. Semakin lama jarak waktu tersebut maka tingkat risikonya semakin tinggi. Adanya risiko inilah yang menimbulkan perlunya jaminan pemberian kredit.

13

Fungsi kredit perbankan dalam kehidupan perekonomian dan perdagangan menurut Suyatno (1995) antara lain sebagai berikut:

1) Kredit pada hakikatnya dapat meningkatkan daya guna uang

Para pemilik uang/modal dapat secara langsung meminjamkan uangnya kepada para pengusaha yang membutuhkannya untuk meningkatkan produksi atau untuk meningkatkan usahanya. Selain itu para pemilik uang/modal juga dapat menyimpan uangnya pada lembaga-lembaga keuangan. Keuangan tersebut diberikan sebagai pinjaman kepada perusahaan-perusahaan untuk meningkatkan usahanya.

2) Kredit dapat meningkatkan peredaran lalu lintas uang

Kredit uang yang disalurkan melalui rekening giro dapat menciptakan pembayaran baru seperti cek, giro bilyet, dan wesel. Sehingga apabila pembayaran dilakukan dengan cek, giro bilyet, dan wesel maka peredaran uang giral akan dapat meningkat. Di samping itu, kredit perbankan yang ditarik secara tunai dapat pula meningkatkan peredaran uang kartal sehingga lalu lintas uang akan berkembang pula.

3) Kredit dapat meningkatkan daya guna dan peredaran barang

Dengan kredit, para pengusaha dapat memproses bahan baku menjadi barang jadi sehingga daya guna barang tersebut menjadi meningkat. Di samping itu kredit dapat pula meningkatkan peredaran barang, baik melalui penjualan secara kredit maupun dengan membeli barang-barang di satu tempat dan menjualnya ke tempat lain. Pembelian tersebut berasal dari kredit. Hal ini juga berarti bahwa kredit tersebut dapat pula meningkatkan manfaat suatu barang.

4) Kredit sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi

Dalam keadaan ekonomi yang kurang sehat, kebijakn diarahkan kepada usaha-usaha seperti pengendalian inflasi, peningkatan ekspor, dan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat. Untuk menekan laju inflasi pada tahun 1966 yang lebih kurang sebesar 650 persen, pemerintah memberlakukan kebijakan uang ketat melalui pemberian kredit usaha yang selektif dan terarah untuk melindungi usaha-usaha yang bersifat non-spekulatif. Arus kredit diarahkan pada sektor-sektor yang produktif dengan pembatasan

14

kualitatif dan kuantitatif. Tujuannya adalah untuk meningkatkan produksi dan memenuhi kebutuhan dalam negeri agar dapat diekspor. Kebijakan tersebut telah berhasil dengan baik.

5) Kredit dapat meningkatkan kegairahan usaha

Setiap orang yang berusaha selalu ingin meningkatkan usaha tersebut. Namun ada kalanya keinginan tersebut dibatasi oleh kemampuan permodalan. Bantuan kredit yang diberikan oleh bank akan dapat mengatasi kekurangmampuan para pengusaha di bidang permodalan sehingga para pengusaha akan dapat meningkatkan usahanya.

6) Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan

Dengan bantuan kredit dari bank, para pengusaha dapat memperluas usahanya dan mendirikan proyek-proyek baru. Peningkatan usaha dan proyek-proyek baru memerlukan tenaga kerja untuk melaksanakan proyek tersebut. Dengan demikian mereka akan mendapatkan pendapatan. Dengan tertampungnya tenaga kerja tersebut, maka pemerataan pendapatan akan meningkat pula.

Berdasarkan tujuan pengunaannya menurut Suyatno (1995), kredit dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

1) Kredit Konsumtif

yaitu kredit yang digunakan untuk membiayai pembelian barang-barang atau jasa-jasa yang dapat memberikan kepuasan langsung kepada konsumen. Jenis kredit ini digunakan untuk membiayai hal-hal yang bersifat konsumtif seperti kredit perumahan, kredit kendaran, serta kredit untuk pembelian makanan. Secara tidak langsung kredit konsumtif akan memberikan efek produktif dengan cara meningkatkan dari barang atau jasa yang dibeli pelanggan.

2) Kredit Produktif

yaitu kredit yang digunakan dengan tujuan untuk memperlancar jalannya proses produksi.

3) Kredit Perdagangan, yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk membeli barang-barang untuk dijual kembali

15

Dokumen terkait