• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : PELAKSANAAN UNTUK MENENTUKAN PEMEGANG

A. Pengertian Hak Cipta

Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki keanekaragaman seni dan budaya yang sangat kaya. Hal itu sejalan dengan keanekaragaman etnik, suku bangsa, dan agama yang secara keseluruhan merupakan potensi nasional yang perlu dilindungi. Kekayaan seni dan budaya itu merupakan salah satu sumber dari karya intelektual yang dapat dan perlu dilindungi oleh undang-undang.

Kekayaan itu tidak semata-mata untuk seni dan budaya itu sendiri, tetapi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan di bidang perdagangan dan industri yang melibatkan para penciptanya. Dengan demikian, kekayaan seni dan budaya yang dilindungi itu dapat meningkatkan kesejahteraan tidak hanya bagi para penciptanya saja, tetapi juga bagi bangsa dan negara.

Indonesia telah ikut serta dalam pergaulan masyarakat dunia dengan menjadi anggota dalam Agreement Establishing the World Trade Organization atau Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia yang mencakup pula Agreement on Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights atau Persetujuan tentang Aspek-aspek Dagang Hak Kekayaan Intelektual, selanjutnya disebut TRIPs, melalui Undang-undang Nomor : 7 tahun 1994. Selain itu, Indonesia juga meratifikasi Berne Convention for the Protection of

Artistic and Literary Works atau Konvensi Berne tentang Perlindungan Karya

Seni dan Sastra melalui Keputusan Presiden Nomor 18 tahun 1997 dan World

Sandhiyaning Wahyu Arifani : Perlindungan Hukum Terhadap Hak Cipta Atas Lagu Yang Tidak Diketahui Penciptanya, 2009.

Intellectual Property Organization Copyrights Treaty atau Perjanjian Hak

Cipta WIPO, selanjutnya disebut WCT, melalui Keputusan Presiden Nomor 19 tahun 1997. 24

Dari beberapa konvensi di bidang Hak Kekayaan Intelektual yang disebut di atas, masih terdapat beberapa ketentuan yang sudah sepatutnya dimanfaatkan. Selain itu, kita perlu menegaskan dan memilah kedudukan Hak Cipta di satu pihak dan Hak Terkait di lain pihak dalam rangka memberikan perlindungan bagi karya intelektual yang bersangkutan secara lebih jelas. Dengan memperhatikan hal-hal di atas dipandang perlu untuk mengganti Undang- undang Hak Cipta dengan yang baru. Hal itu disadari karena kekayaan seni dan budaya, serta pengembangan kemampuan intelektual masyarakat Indonesia memerlukan perlindungan hukum yang memadai agar terdapat iklim persaingan usaha yang sehat yang diperlukan dalam melaksanakan pembangunan nasional.

Saat ini Indonesia telah memiliki Undang-undang Nomor 6 tahun 1982 tentang Hak Cipta sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 7 tahun 1987 dan terakhir diubah dengan Undang-undang Nomor 12 tahun 1997 yang selanjutnya disebut Undang-undang Hak Cipta.

Walaupun perubahan itu telah memuat beberapa penyesuaian Pasal yang sesuai dengan TRIPs, namun masih terdapat beberapa hal yang perlu disempurnakan untuk memberi perlindungan bagi karya-karya intelektual di bidang Hak Cipta, termasuk upaya untuk memajukan perkembangan karya intelektual yang berasal dari keanekaragaman seni dan budaya tersebut di atas.

25

Hak Cipta terdiri atas hak ekonomi economic rights dan hak moral moral

rights. Hak ekonomi adalah hak untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas ciptaan

24

Bambang Margono, Hak Cipta dan Keikutsertaan Indonesia, (Jakarta, Penerbit : Media Indonesia, Edisi 8 April 2008), halaman 8.

25

Sandhiyaning Wahyu Arifani : Perlindungan Hukum Terhadap Hak Cipta Atas Lagu Yang Tidak Diketahui Penciptanya, 2009.

serta produk hak terkait. Hak moral adalah hak yang melekat pada diri pencipta atau pelaku yang tidak dapat dihilangkan atau dihapus tanpa alasan apa pun, walaupun hak cipta atau hak terkait telah dialihkan.

Perlindungan Hak Cipta tidak diberikan kepada ide atau gagasan karena karya cipta harus memiliki bentuk yang khas, bersifat pribadi dan menunjukkan keaslian sebagai ciptaan yang lahir berdasarkan kemampuan, kreativitas, atau keahlian sehingga ciptaan itu dapat dilihat, dibaca, atau didengar.

Hak cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk: mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya; atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berbeda dengan hak merek dan hak paten yang bersifat konstitutif, hak cipta bersifat deklaratif. Artinya, pencipta atau penerima hak mendapatkan perlindungan hukum seketika setelah suatu ciptaan dilahirkan. Dengan kata lain, hak cipta tidak perlu didaftarkan ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (Ditjen HKI). Namun, ciptaan dapat didaftarkan dan dicatat dalam Daftar Umum Ciptaan di Ditjen HKI tanpa dikenakan biaya sama sekali.26

Subyek hak cipta, terdiri atas dua subyek hak cipta, yaitu, pemilik hak cipta atau pencipta, adalah seorang atau beberapa orang secara bersama-sama yang atas inspirasinya melahirkan suatu ciptaan berdasarkan kemampuan pikiran, imajinasi,

26

Pendaftaran hak cipta di Indonesia, pendaftaran ciptaan bukan merupakan suatu keharusan bagi pencipta atau pemegang hak cipta, dan timbulnya perlindungan suatu ciptaan dimulai sejak ciptaan itu ada atau terwujud dan bukan karena pendaftaran. Namun demikian, surat pendaftaran ciptaan dapat dijadikan sebagai alat bukti awal di pengadilan apabila timbul sengketa di kemudian hari terhadap ciptaan. Sesuai yang diatur pada bab IV Undang-undang Hak Cipta, pendaftaran hak cipta diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (Ditjen HKI), yang kini berada di bawah Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia. Pencipta atau pemilik hak cipta dapat mendaftarkan langsung ciptaannya maupun melalui konsultan HKI. Permohonan pendaftaran hak cipta dikenakan biaya (UU 19/2002 Pasal 37 ayat (2). Penjelasan prosedur dan formulir pendaftaran hak cipta dapat diperoleh di kantor maupun situs web Ditjen HKI. "Daftar Umum Ciptaan" yang mencatat ciptaan-ciptaan terdaftar dikelola oleh Ditjen HKI dan dapat dilihat oleh setiap orang tanpa dikenai biaya.

Sandhiyaning Wahyu Arifani : Perlindungan Hukum Terhadap Hak Cipta Atas Lagu Yang Tidak Diketahui Penciptanya, 2009.

kecekatan, keterampilan, atau keahlian yang dituangkan dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi.

Pemegang hak cipta, yaitu, pemilik hak cipta atau pencipta, pihak yang menerima hak cipta dari pencipta, atau pihak lain yang menerima lebih lanjut hak cipta dari pihak yang menerima hak cipta tersebut.

Badan Hukum Negara, atas karya peninggalan prasejarah, sejarah, benda budaya nasional lainnya, foklor, hasil kebudayaan yang menjadi milik bersama, dan ciptaan yang tidak diketahui penciptanya dan ciptaan itu belum diterbitkan.

Pengertian Ciptaan adalah hasil setiap karya pencipta yang menunjukkan keaslian dalam lapangan ilmu pengetahuan, seni, atau sastra. Ciptaan yang dilindungi berupa, Buku, program komputer, pamflet, perwajahan lay out karya tulis yang diterbitkan dan semua hasil karya tulis lain. Ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan lain yang sejenis dengan itu. Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan. Lagu atau musik dengan atau tanpa teks. Drama atau drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pantonim. Seni rupa dalam segala bentuk, seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase, dan seni terapan. Arsitektur, Peta, Seni batik, Fotografi, Sinematografi, Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, database, dan karya lain dari hasil pengalih- wujudan.27

27

Lihat Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002, Tentang Hak Cipta Pasal 12.

Ciptaan yang dilarang untuk diumumkan atau disebar luaskan apabila bertentangan dengan kebijaksanaan pemerintah di bidang agama, kebijaksanaan pemerintahan di bidang pertahanan dan keamanan Negara, kesusilaan, dan ketertiban umum.

Pelarangan oleh pemerintah ini dilakukan setelah mendengar pertimbangan dari dewan hak cipta.

Sandhiyaning Wahyu Arifani : Perlindungan Hukum Terhadap Hak Cipta Atas Lagu Yang Tidak Diketahui Penciptanya, 2009.

Hak terkait adalah hak eksklusif bagi pelaku, untuk memperbanyak atau menyiarkan pertunjukannya dan untuk memberikan izin atau melarang pihak lain yang tanpa persetujuannya melakukan hal itu. Produser, rekaman suara untuk memperbanyak atau menyewakan karya rekaman suara atau rekaman bunyinya dan untuk memberikan izin atau melarang pihak lain yang tanpa persetujuannya melakukan hal itu; dan lembaga penyiaran, untuk membuat, memperbanyak, atau menyiarkan karya siarannya dan untuk memberikan izin atau melarang pihak lain yang tanpa persetujuannya melakukan hal itu.

Yang dimaksud dengan pelaku di atas, yaitu: Aktor, Penyanyi, Pemusik, Penari, atau mereka yang menampilkan, memperagakan, mempertunjukkan, menyanyikan, menyampaikan, mendeklamasikan, atau memainkan suatu karya musik, drama, tari, sastra, foklor, atau karya seni lainnya.

Hak moral adalah hak pencipta atau ahli warisnya untuk menuntut pemegang hak cipta supaya nama pencipta tetap dicantumkan dalam ciptaannya.

Hak cipta atas potret, guna memperbanyak atau mengumumkan suatu ciptaan, pemegang hak cipta atas potret harus, mendapatkan izin sebelumnya dari orang yang dipotret; atau izin ahli warisnya dalam jangka waktu sepuluh tahun.

Jangka waktu berlakunya hak cipta dibagi atas, berlaku seumur hidup pencipta ditambah 50 tahun sesudah meninggal dunia, buku, pamflet, dan semua hasil karya tulis, drama atau drama musikal, tari, koreografi, segala bentuk seni rupa, seperti seni lukis, seni pahat, dan seni patung, seni batik, lagu atau musik dengan atau tanpa teks, arsitektur, ceramah, kuliah, pidato dan ciptaan jenis lain, alat peraga, Peta, Terjemahan, tafsir, saduran dan bunga rampai;

Sandhiyaning Wahyu Arifani : Perlindungan Hukum Terhadap Hak Cipta Atas Lagu Yang Tidak Diketahui Penciptanya, 2009.

Berlaku 50 tahun sejak pertama kali diumumkan, program komputer, sinematografi, fotografi, database, dan karya hasil pengalih-wujudan, badan hukum yang memegang atau memiliki ciptaan pada angka 1 dan angka 2. Berlaku 50 tahun sejak pertama kali diterbitkan, yaitu: perwajahan karya tulis, dan Penerbit yang memegang hak cipta atas ciptaan yang tidak diketahui penciptanya atau hanya tertera nama samaran penciptanya. Berlaku 50 tahun sejak ciptaan tersebut pertama kali diketahui umum, yaitu negara memegang atau melaksanakan hak cipta atas ciptaan yang tidak diketahui siapa peciptanya dan belum diterbitkan serta ciptaan yang telah diterbitkan tanpa diketahui penciptanya atau penerbitnya.28

28

Lihat Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta. Pasal 29 Tentang Masa Berlaku Hak Cipta.

Tanpa jangka waktu atau tak terbatas, yaitu negara yang memegang hak cipta atas foklor dan hasil kebudayaan rakyat yang menjadi milik bersama. 1 Januari tahun berikutnya setelah ciptaan diumumkan, diketahui oleh umum atau penciptanya meninggal dunia untuk ciptaan yang dilindungi selama 50 tahun atau selama hidup pencipta dan terus berlangsung hingga 50 tahun setelah pencipta meninggal dunia.

Hak cipta dapat beralih atau dialihkan kepada pihak lain melalui, pewarisan, hibah, wasiat, perjanjian tertulis atau Sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan, misalnya pengalihan karena putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

Pemegang hak cipta berhak memberikan lisensi kepada pihak lain berdasarkan surat perjanjian lisensi untuk mengumumkan atau memperbanyak atau menyewakan ciptaan dengan jangka waktu tertentu. Lisensi berlaku untuk seluruh wilaya Indonesia.

Sandhiyaning Wahyu Arifani : Perlindungan Hukum Terhadap Hak Cipta Atas Lagu Yang Tidak Diketahui Penciptanya, 2009.

Dalam perjanjian tersebut, bisa diatur mengenai pemberian royalti kepada pemegang hak cipta dengan berpedoman kepada kesepakatan organisasi profesi. Perjanjian lisensi wajib dicatatkan di Ditjen HKI agar mempunyai akibat hukum terhadap pihak ketiga.

Permohonan pendaftaran ciptaan diajukan dengan cara mengisi formulir yang disediakan untuk itu dalam bahasa Indonesia dan diketik rangkap dua, pemohon wajib melampirkan, surat kuasa khusus, apabila permohonan diajukan melalui kuasa, contoh ciptaan dengan ketentuan sebagai berikut ; buku dan karya tulis lainnya: dua buah yang telah dijilid dengan edisi terbaik.

Apabila suatu buku berisi foto seseorang harus dilampirkan surat tidak keberatan dari orang yang difoto atau ahli warisnya, program komputer: dua buah disket disertai buku petunjuk pengoperasian dari program komputer tersebut. CD/ VCD/ DVD dua buah disertai dengan uraian ciptaannya, alat peraga: satu buah disertai dengan buku petunjuknya, lagu: 10 buah berupa notasi dan atau syair; drama: dua buah naskah tertulis atau rekamannya. Tari atau koreografi, 10 buah gambar atau dua buah rekamannya. Pewayangan: dua buah naskah tertulis atau rekamannya. Pantomims, 10 buah gambar atau dua buah rekamannya. Karya Pertunjukan: dua buah rekamannya, karya siaran, dua buah rekamannya. Seni lukis, seni motif, seni batik, seni kaligrafi, logo dan gambar masing-masing 10 lembar berupa foto. Seni ukir, seni pahat, seni patung, seni kerajinan tangan dan kolase: masing-masing 10 lembar berupa foto. Arsitektur: satu buah gambar arsitektur, peta, satu buah, fotografi 10 lembar, sinematografi dua buah rekamannya, terjemahan dua buah naskah yang disertai izin dari pemegang hak cipta, tafsir, saduran dan bunga rampai dua buah naskah, salinan resmi akta pendirian badan hukum atau fotokopinya yang dilegalisasi notaris, apabila pemohon badan hukum; fotokopi kartu tanda penduduk, dan bukti pembayaran biaya permohonan sebesar Rp. 75.000 atau ciptaan berupa program komputer sebesar Rp.150.000.29

29

Lihat Ketentuan Pendaftaran Hak Cipta Berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal HAKI Departemen Hukum dan HAM RI di Situs Dephum HAM RI.

Sandhiyaning Wahyu Arifani : Perlindungan Hukum Terhadap Hak Cipta Atas Lagu Yang Tidak Diketahui Penciptanya, 2009.

Dalam hal permohonan pendaftaran ciptaan yang pemegang hak ciptanya bukan si pencipta sendiri, pemohon wajib melampirkan bukti pengalihan hak cipta tersebut.

Dokumen terkait