BAB II KAJIAN TEORI
B. Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian hasil belajar Pendidikan Agama Islam
Manusia, menurut hakikatnya adalah makhluk belajar. Ia lahir tanpa memiliki pengetahuan, sikap, dan kecakapan apapun. Kemudian, tumbuh dan berkembang menjadi mengetahui, mengenal, dan menguasai banyak hal. Itu terjadi karena ia belajar dengan menggunakan potensi dan kapasitas diri yang telah dianugerahkan Allah kepadanya. Tuhan memberi potensi yang bersifat jasmani dan rohani untuk belajar dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemaslahatan umat manusia. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat: 78 yang berbunyi:
َﻊْﻤﱠﺴﻟا ُﻢُﻜَﻟ َﻞَﻌَﺟَو ﺎًﺌْﯿَﺷ َنﻮُﻤَﻠْﻌَﺗ ﺎَﻟ ْﻢُﻜِﺗﺎَﮭﱠﻣُأ ِنﻮُﻄُﺑ ْﻦِﻣ ْﻢُﻜَﺟَﺮْﺧَأ ُﮫﱠﻠﻟاَو
َنوُﺮُﻜْﺸَﺗ ْﻢُﻜﱠﻠَﻌَﻟ َةَﺪِﺌْﻓَﺄْﻟاَو َرﺎَﺼْﺑَﺄْﻟاَو
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur” (QS. An-Nahl: 78)
Orang yang tidak mau belajar dengan tidak memanfaatkan potensi dan kapasitasnya berarti menjauhi hakikatnya sebagai manusia. Potensipotensi tersebut terdapat dalam organ-organ fisio-psikis manusia yaitu indera penglihat (mata), indera pendengar (telinga) dan akal yang berfungsi sebagai alat-alat penting untuk melakukan kegiatan belajar.
Drs. Slameto merumuskan pengertian tentang belajar. Menurutnya belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.20
Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu 20Syaiful Bahri Djamarah,Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), Cet. 3, h. 13
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.21
Seorang belajar bila ia ingin melakukan suatu kegiatan sehingga kelakuannya berubah. Ia dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak dapat dilakukannya. Ia menghadapi sutuasi dengan cara lain. Kelakuan harus kita pandang dalam arti yang luas yang meliputi pengamatan, pengenalan, perbuatan, keterampilan, minat, penghargaan, sikap, dan lain-lain. Jadi belajar tidak hanya mengenai bidang intelektual saja, akan tetapi seluruh pribadi anak, kognitif, efektif, maupun psikomotor.22
Menurut Juliah “hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.23
Hasil belajar dapat dilihat ketika siswa mencapai tujuan-tujuan pengajaran berupa aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Ketiga komponen tersebut merupakan satu kesatuan dan saling menunjang antara satu dengan yang lain. Domain hasil belajar adalah perilaku-perilaku kejiwaan yang akan diubah dalam proses pendidikan. Perilaku kejiwaan tersebut dibagi menjadi 3 domain yaitu: Tiga ranah hasil belajar tersebut dapat disebutkan sebagai berikut :
a. Kognitif Domain :
1) Knowledge (pengetahuan, ingatan).
2) Comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh). 3) Analysis (menguraikan, menentukan hubungan)
4) Synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru). 5) Evaluation (menilai).
6) Application (menerapkan). b. Affective Domain :
1) Receiving (sikap menerima). 21Ibid.
22Nasution,Asas-Asas Kurikulum, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), Cet. 11, h. 59
23 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. ke-14, h. 22
2) Responding (memberikan respon). 3) Valuing (nilai). 4) Organization (organisasi). 5) Characterization (karakterisasi). c. Psychomotor Domain: 1) Initiatory level. 2) Pre-routine level. 3) Rountinized level.24
Benjamin S. Bloom berpendapat tiga ranah hasil belajar adalah kognitif, afektif dan psikomotorik.
1) Ranah kognitif “berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.”
2) Ranah afektif“berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi”. 3) Ranah psikomotoris “berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak. Ada enam aspek raah psikomotoris, yakni (a) gerak reflek, (b) keterampilan gerakan dasar, (c) gerakan keterampilan kompleks, dan (f) gerakan ekspresif dan interpretatif”.25
Berdasarkan pendapat para ahli mengenai hasil belajar, penulis dapat menyimpulkan bahwa hasil belajar ialah tingkat penguasaan seseorang yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik sebagai akibat dari proses belajar yang telah diuji, salah satunya ialah dengan memberikan tes. Hasil tes mempunyai fungsi yaitu sebagai umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar serta dapat memberikan gambaran kemajuan bagi siswa.
Menurut HM. Arifin dalam bukunya menjelaskan bahwa pendidikan agama Islam adalah suatu suatu sistem kependidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah, sebagaimana Islam telah menjadi pedoman bagi seluruh aspek kehidupan manusia, baik duniawi maupun 24Sardiman A.M.,Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), Cet. 19, h. 23-24
ukhrawi.26
Dalam kurikulum PAI yang dikutip oleh Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalu kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.27
Berdasarkan definisi dan pengertian yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, pendidikan agama Islam adalah usaha sadar dan terencana berupa bimbingan dan asuhan terhadap pertumbuhan jasmani dan rohani anak didik yang bertujuan untuk membentuk anak didik agar setelah mereka memperoleh pendidikan itu anak didik dapat meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan seluruh ajaran Islam sehingga mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Dari penjelasan di atas dapat ditemukan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran pendidikan Agama Islam, yaitu :
1. Pendidikan agama Islam sebagai usaha sadar yakni suatu kegiatan bimbingan, pembelajaran, atau latihan yang dilakukan secara berencana dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai.
2. Peserta didik yang hendak disiapkan untuk mencapai tujuan dalam arti ada yang dibimbing, Dibelajarkani, atau dilatih dalam peningkatan keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan terhadap ajaran Islam.
3. Pendidik atau Guru PAI yang melakukan kegiatan bimbingan, pembelajaran atau latihan secara sadar terhadap peseta didiknya untuk mencapai tujuan pendidikan Agama Islam.
4. Kegiatan pembelajaran PAI yang diarahkan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran agama Islam dari peserta didiknya.
Menurut Muhaimin (2002) yang dikutip oleh Nusat Putra, dkk, 26 H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam: Tinjauan Teoretis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), Cet. ke. 5, h. 8
27 Abdul Majid, “Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah”,Jurnal, Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia.
berpendapat bahwa Pendidikan Agama Islam pada dasarnya menyentuh tiga aspek secara terpadu, yaitu: (1)knowing, yakni agar para peserta didik dapat mengetahui dan memahami ajaran dan nilai-nilai agama; (2) doing, yakni agar peserta didik dapat mempraktikkan ajaran dan nilai-nilai agama; dan (3) being, yakni agar peserta didik dapat menjalani hidup sesuai dengan ajaran dan nilai-nilai agama.28
Berdasarkan definisi mengenai pendidikan agama islam maka teori-teori pendidikan Islam sekurang-kurangnya haruslah membahas hal-hal sebagai berikut:
a. Pendidikan dalam keluarga: 1) Aspek jasmani
2) Aspek akal 3) Aspek hati
b. Pendidikan dalam masyarakat 1) Aspek jasmani 2) Aspek akal 3) Aspek hati c. Pendidikan di sekolah 1) Aspek jasmani 2) Aspek akal 3) Aspek hati29