• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

E. Pengertian Bagi Hasil

Riba secara bahasa bermakna ziyadah (tambahan). Ada beberapa pendapat dalam menjelaskan riba namun dapat disimpulkan bahwa riba adalah pengambilan tambahan, baik dalam transaksi jual beli maupun pinjam meminjam yang bertentangan dengan prinsip muamalah dalam islam.

Mengenai ini Allah SWT mengingatkan dalam firmanNya surat annissa’ ayat 29 yang berbunyi:

“ hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dngan jalan yang batil..”

commit to user

37 pengertian albathil berkaitan dalam ayat tersebut. Ibnu Arabi al-Maliki dalam kitabnya, Ahkam Alqur’an, menjelaskan“pengertian riba secara bahasa adalah tambahan, namun yang dimaksud riba dalam ayat Qurani yaitu tambahan yang diambil tanpa adanya satu transaksi pengganti atau penyeimbang yang dibenarkan syariah”.

Transaksi pengganti atau penyeimbang yaitu transaksi bisnis atau komersial yang membenarkan adanya tambahan tersebut secara adil, seperti transaksi jual beli, gadai, sewa, atau bagi hasil proyek. Dalam transaksi sewa, si penyewa membayar upah sewa karena adanya manfaat sewa yang dinikmati, termasuk menurunnnya nilai ekonomis suatu barang karena penngunaan si penyewa. Dalam hal jual beli si pembeli membayar harga atas imbalan barang yang diterimanya. Demikian juga dalam bagi hasil, para peserta pengkosian berhak mendapatkan keuntungan karena disamping menyertakan modal juga turut serta menanggung resiko kerugian yang bisa saja muncul setiap saat.

Transaksi simpan pinjam dana, secara konvensional si pemberi pinjaman mengambil tambahan dalam bentuk bunga tanpa adanya suatu penyeimbang yang dapat diterima si peminjam kecuali kesempatan dan faktor waktu yang berjalan selama proses peminjaman tersebut berlangsung. Yang tidak adil disini adalah si peminjam diwajibkan selalu dan tidak boleh tidak, harus mutlak dan pasti untung dalam setiap penggunaan pinjaman tersebut.

commit to user

38 Dana tersebut tidak akan berkembang dengan sendirinya hanya dengan faktor waktu saja tanpa ada faktor yang menjalankan dan mengusahakannya. Bahkan ketika orang tersebut mengusahakan bisa mendapatkan untung atau rugi.

2. Jenis-jenis riba

Riba secara garis besar dikelompokan menjadi dua yaitu riba hutang piutang dan riba jual beli. Kelompok riba hutang piutang terbagi menjadi dua yaitu:

1) Riba Qardh

Riba qardh adalah suatu manfaat atau kelebihan tertentu yang disyaratkan kepada yang berutang (muqtaridh)

2) Riba Jahiliyyah

Riba jahiliyyah adalah hutang yang dibayar dibayar lebih dari pokoknya karena sipeminjam tidak mampu membayar hutang pada waktu yang telah ditetapkan.

Adapun kelompok riba jual beli terbagi menjadi dua yaitu: a. Riba Fadhl

Riba fadhl adalah pertukaran antarbarang sejenis dengan kadar atau takaran yang berbeda, sedang barang yang ditukarkan tersebut dalam kelompok barang riba

commit to user

39

b. Riba Nasi’ah

Riba nasi’ah muncul karena adnya perbedaan, perubahan, atau

tambahan antara yang diserahkan saat ini dengan yang diserahkan kemudian

3. Perbedaan antara Investasi dengan mebungakan Uang

Perbedaan mendasar antara investasi dengan membungakan uang ada dua. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari definisi sampai makna masing-masing.

1) Investasi

Investasi adalah kegiatan usaha yang mengandung risiko karena berhadapan dengan unsure ketidakpastian. Dengan demikian, perolehan kembaliannya (return) tidak pasti dan tidak tetap.

2) Membungakan uang

Membungakan uang adalah kegiatan usaha yang kurang mengandung resiko karena perolehan kembaliannya berupa bunga yang relative pasti dan tetap

Islam mendorong masyarakat kearah usaha yang nyata dan produktif. Islam mendorong seluruh masyarakat untuk melakukan investasi dan melarang membungakan uang. Sesuai dengan definisi diatas, menyimpanan dana dibank syariah atau bank islam termasuk investasi Karena perolehan kembaliannya tidak pasti dan tidak tetap. Besar kecilnya perolehan retirn tergantung pada laba yang diperoleh oleh perusahaan atau bank.

commit to user

40 4. Bagi Hasil

Bagi hasil menurut terminology aging (Inggris) dikenal dengan profit sharing. Profit Sharing dalam kamus ekonomi diartikan sebagai pembagian laba.

Bentuk-bentuk pembagian laba yang tidak langsung mencakup alokasi saham-saham (penyertaan) perusahaan, para pegawai dibayar melalui laba perusahaan dan memberikan para pegawai opsi untuk membeli saham-saham sampai pada jumlah tertentu dimasa yang akan dating pada tingkat harga sekarang, sehinnga memungkinkan para pegawai memeperoleh keuntungan baik dari pembagian deviden maupun setiap pertumbuhan dalam nilai saham yang dihasilkan dan peningkatan dalam kemampuan memperoleh laba. Jika dalam suatu perusahaan, maka perolehan bagian laba sering dianjurkan untuk meningkatkan tanggung jawab pegawai dan dengan demikian meningkatkan produktifitas.

Pada mekanisme lembaga keuangan syariah atau bagi hasil, pendapatan bagi hasil ini berlaku untuk produk-produk penyertaan, baik penyertaan menyeluruh maupun sebagian, atau bentuk bisnis korporasi (kerjasama). Pihak-pihak yang terlibat dalam kepentingan bisnis tersebut harus tranparansi dalam kemitraan secara baik dan ideal. Sebab semua pengeluaran dan pemasukan rutin yang berkaitan dengan bisnis penyertaan, bukan untuk kepentingan pribadi yang menjalankan proyek.

commit to user

41 Keuntungan yang dibagi hasilkan harus dibagi secara proporsional antara shahibul maal dengan mudharib. Dengan demikian, semua pengeluaran rutin yang berkaitan dengan bisnis mudharabah, bukan untuk kepentingan pribadi mudharib, dapat dimasukkan kedalam biaya operasional. Keuntungan bersih harus dibagi antara shahibul maal dengan mudharib sesuai dengan proporsi yang telah disepakati sebelumnya dan secara eksplisit disebutkan dalam perjanjian awal. Tidak ada pembagian laba semua kerugian telah ditutup dan ekuiti shahibul maal telah dibayar kembali. Jika ada pembagian keuntungan sebelum habis masa perjanjian akan dianngap sebagai pembagian keuntungan dimuka.

Pada perbankan syariah sistem bagi hasil dapat dibagi menjadi dua yaitu:

1) Profit sharing

Profit sharing menurut etimologi Indonesia adalah bagi keuntungan. Dalam kamus ekonomi diartikan pembagian laba. Dalam perbankan syariah istilah yang biasa dipakai adalah profit and loss sharing, dimana hal ini dapat diartikan sebagai pembagian antara untung dan rugi dari pendapatan yang diterima atas hasil usaha dijalankan.

Sistem profit and loss sharing dalm pelaksanaannya merupakan bentuk lain dari perjanjian kerjasama antara pemodal (investor) dan pengelola modal (enterpreneur) dalam menjalankan kegiatan usaha

commit to user

42 ekonomi, dimana diantara keduanya akan terikat kontrak bahwa didalam usaha tersebut jika mendapat keuntungan akan dibagi kedua belah pihak sesuai nisbah kesepakatan diawal perjanjian dan begitu pula bila mengalami kerugian akan ditanggung bersama sesuai nisbah masing-masing.

2) Revenue Sharing

Revenue sharing berasal dari bahsa inggris yang terdiri dari dua kata yaitu, revenue yang berarti hasil, penghasilan, pendapatan. Sedangkan sharing adalah bentuk kata kerja dari share yang berarti bagi atau bagian, jadi dari kata profit sharing berarti pembagian hasil atau penghasilan. Yang dimaksud dengan revenue pada bank syariah adalah hasil yang diterima oleh bank dari penyaluran dana (investasi) kedalam bentuk aktiva produktif, yaitu penempatan dana bank pada pihak lain. Hal ini merupakan selisih atau angka lebih dari aktiva produktif dengan hasil penerimaan bank. Perbankan syariah memperkenalkan sistem pada masyarakat istilah revenue sharing, yaitu sistem bagi hasil tang dihitung dari total pendapatan pengelolaan dana tanpa dikurangi dengan biaya pengelolaan dana. Lebih jelasnya revenue sharing dalam arti perbankan adalah perhitungan bagi hasil didasarkan pada total seluruh pendapatan yang diterima sebalum dikurangi dengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut

commit to user

43 Perbedaan bagi hasil dengan bunga adalah sebagai berikut:

Table 2.2

BUNGA BAGI HASIL

 Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan asumsi harus selalu untung

 Penentuan berdasarkan rasio/ nisbah bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan pedoman pada kmungkinan untung rugi

 Besarnya presentase berdasarkan pada jumlah uang yang di pinjamkan

 Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah keun- tungan yang diperoleh

 Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimba- ngan apakah proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi

 Bagi hasil bergantung pada keuntungan proyek yang dijalan- kan. Bila merugi maka kerugian akan ditannngung bersamaoleh kedua belah pihak

 Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat sekalipun jumlah keun- tungan berlipat

 Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah pendapatan

 Eksistensi bunga diragukan oleh semua agam, termasuk islam

 Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi hasil

commit to user

44

Dokumen terkait