BAB IV HAKEKAT ILMU HUKUM
A. Pengertian Ilmu Hukum
G
ustav Radbruch mengatakan bahwa Ilmu Hukumadalah ilmu yang mempelajari makna objektif tata hukum. Paul Scholten mengatakan Ilmu Hukum adalah studi yang meneliti hukum yang berlaku sebagai suatu besaran terberi (een gegeven grootheid). Menurut Mochtar Kusumaatmadja, Ilmu Hukum itu adalah “ilmu tentang hukum yang berlaku di suatu negara atau masyarakat tertentu pada suatu waktu”. J.W. Harris mengatakan “Legal Science is that activity … whose necessary
objec tive is the systematic exposition of some corpus of legislative materials” (Ilmu hukum adalah kegiatan … yang objeknya adalah
pema paran seperangkat bahanbahan legislatif).89 Bagi Aulis
Aarnio, Legal Dogmatics (Ilmu Hukum) itu adalah “the study that seeks to put forward statement about the content of valid. (i.e. binding) legal norms as well as about the systematic interrelations
bet ween them”90 (Dogmatik hukum adalah studi yang berupaya
89 B. Arief Sidharta, Op.Cit., Hal. 6.
90 Aulis Aarnio, 1979, Linguistic Philosophy and Legal Science, Some Problem of
me ngajukan pernyataan tentang isi dari kaidah hukum yang sah dan tentang interrelasi sistematikal di antara mereka) yang pada kesempatan lain menegaskannya sebagai “the doctrinal or analitic
study of law” yang mengemban “two tasks: the interpretation and the systematization of legal norms”91 (Studi tentang hukum secara doctrinal atau analytical … dua tugas: interpretasi dan sistematisasi kaidah hukum). Selanjutnya Aarnio mengemukakan bahwa sistematisasi adalah aspke teoretikal dari Ilmu Hukum, sedangkan interpretasi adalah aspek praktikal dai Ilmu Hukum dan pertama tama diarahkan pada sasaransasaran praktikal. Harold Berman mengemukakan bahwa Ilmu Hukum (Legal Science) itu adalah “a distinct and systematized body of knowledge, a science, in which
individual decisions, rules, and enactments were studied objectively and were explained in terms of general principles and truths basic to the system of legal norms.”92 (suatu perangkat pengetahuan yang jelas batasbatasnya dan tersistematisasi, sebuah ilmu yang di dalamnya putusanputusan individual, aturanaturan, dan per undangundangan dipelajari secara objektif dan dijelaskan dalam peristilahan asasasas umum dan kebenarankebenaran yang men dasar bagi sistem aturanaturan hukum).
Objektelaah Ilmu Hukum adalah tatahukum yang ber laku, yakni sistem konseptual aturan hukum dan putusan hukum yang bagianbagian pentingnya dipositifkan oleh pengemban kewenangan hukum yang sah dalam masyarakat atau negara yang di dalamnya Ilmu Hukum diemban, jadi keseluruhan teks oto ritatif bermuatan aturanaturan hukum yang terdiri atas produk perundangundangan, putusanputusan hakim, hukum tidak tertulis, dan karya ilmuwan hukum yang berwibawa dalam
91 Aulis Aarnio, 1984, Op. Cit., Hal. 210
92 Harold Berman,1983, Law and Revolution, Cambridge: Harvard University Press, Hal. 120
bidangnya yang disebut doktrin (cf. Bruggink).
Pengembanan Ilmu Hukum terarah pada upaya untuk men jawab pertanyaan hukum dalam rangka menemukan dan me nawarkan alternatif penyelesaian yuridis bagi masalah kemasya rakatan tertentu (mikro maupun makro) dengan mengacu dan dalam kerangka tata hukum positif yang berlaku. Ini berarti bahwa ke giatan pengembanan Ilmu Hukum itu adalah kegiatan mengantisipasi dan menawarkan penyelesaian masalah hukum konkrit yang mungkin terjadi di dalam masyarakat, baik yang dihadapi individu perorangan maupun yang dihadapi masyarakat sebagai keseluruhan.93
Sehubungan dengan yang disebutkan terakhir, pengem banan Ilmu Hukum mutlak memerlukan pemahaman yang men dalam tentang produkproduk Ilmuilmu Manusia, khusus nya Ilmuilmu Sosial, dengan kata lain pengembanan Ilmu Hukum adalah kegiatan mempersiapkan putusan hukum yang secara rasional dapat dipertanggungjawabkan, yakni yang dapat ditempatkan dalam kerangka tatanan hukum yang berlaku sebagai salah satu subsistem dari sistem kemasyarakatan (societal
system) sebagai suatu keseluruhan. Untuk itu maka teks otoritatif
yang bermuatan berbagai aturan hukum yang berlaku tersebut harus dihimpun, ditata, dipaparkan dan disistematisasi, yang mutlak mensyaratkan interpretasi terhadap teks otoritatif itu. Untuk dapat menginterpretasi dan mensistematisasi massa bahan hukum berupa teks otoritatif yang volumenya sangat besar dan selalu berubah itu secara tepat sehingga dapat dipahami, dikuasai dan digunakan secara efektif bertujuan (dapat ditangani,
hanteerbaar), maka dalam pengembanan Ilmu Hukum itu dengan
sendirinya dilakukan pembentukan pengertianpengertian
(konsepkonsep), kategorikategori, teoriteori dan klasifikasi klasifikasi, serta pengembangan metodemetode yang fungsional untuk melakukan semua itu.
Jadi, Ilmu Hukum adalah ilmu yang menginvetarisasi, mema par kan, menginterpretasikan dan mensistematisasi keseluruhan hukum positif (teks otoritatif) yang berlaku dalam suatu masya rakat atau negara tertentu dengan bersaranakan konsepkonsep kategorikategori, teoriteori dan klasifikasiklasifikasi, serta pengembangan metodemetode yang dikembangkan khusus untuk melakukan semua kegiatan tersebut yang terarah untuk mem persiapkan upaya menemukan penyelesaian yuridis ter hadap masalah hukum (mikro maupun makro) yang mungkin terjadi dalam masyarakat. Karena itu, dalam pengklasifikasian ilmuilmu, maka Ilmu Hukum itu termasuk kelompok Ilmu ilmu Praktis Normologis, yakni ilmu yang berupaya menemukan hubungan antara dua hal atau lebih berdasarkan asas imputasi (menautkan tanggungjawab/ kewajiban) untuk menetapkan apa yang seharusnya menjadi kewajiban subjek tertentu dalam situasi konkret tertentu, sehubungan dengan terjadinya perbuatan atau peristiwa atau keadaan tertentu, walaupun dalam kenyataan apa yang seharusnya terjadi itu tidak niscaya dengan sendirinya terjadi, yang implementasi dan kepatuhannya dapat ditegakkan oleh otoritas publik. Sebagai Ilmu Praktis, maka Ilmu Hukum itu mewujudkan medan berkonvergensinya berbagai (produk) ilmu ilmu lain, khususnya Ilmuilmu Manusia (Ilmuilmu Sosial, Ilmu ilmu Sejarah, Ilmuilmu Bahasa) untuk diolah dan dipadukan secara proporsional ke dalam teoriteori hukum dan proposisi proposisi kaidah.