• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Imbalan

Menurut (Arni Muhammad, 2005: 124) Komunikasi informal disebut juga dengan grapevine (desas desus, kabar angin atau gosip) cenderung berisi laporan rahasia megenai orang atau kejadian-kejadian di luar dari arus informasi yang mengalir secara resmi. Namun walaupun informasinya bersifat informal, grapevine ini bermanfaat bagi organisasi.

B. Imbalan

1. Pengertian Imbalan

(Fransisca dalam Raja Ali, 2011:3)mendefinisikan imbalan sebagai hadiah atau bonus yang diberikan karena prestasi seseorang. (Wahyuningsih dalam Raja Ali, 2011:3) mendefinisikan imbalan adalah penghargaan/hadiah untuk sesuatu hal yang tercapai. Imbalan biasanya digunakan unntuk mengendalikan jam kerja seseorang dalam organisasi (Raharja dalam Raja Ali, 2011:3).

Dengan imbalan seseorang bekerja dapat dilakukan tanpa ada kendali langsung dari pimpinan, melainkan dapat berjalan apa adanya sesuai evaluasi kinerja sebelumnya. Selebihnya, dengan imbalan seseorang dapat meningkatkan cara kerjanya tanpa harus dikendalikan pimpinan.Hal ini ditegaskan (Gouillart dan Kelly dalam Raja Ali, 2011:3) bahwa imbalan yang diperoleh atau diharapkan akan diperoleh sebagai konsekwensi dari apa yang mereka kerjakan akan merubah perilaku manusia secara fundamental.

16 2. Tujuan diberikan Imbalan dalam Organisasi

Imbalan adalah ganjaran atau penghargaan yang bertujuan agar seserang menjadi lebih giat lagi usahanya untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja yang telah dicapai (Nugroho dalam Kuncoro, 2009:2).Menurut (Henri Simamora dalam Kuncoro, 2009:2) imbalan adalah insentif yang mengaitkan bayaran atas dasar untuk dapat meningkatkan produktivitas para karyawan guna mencapai keunggulan yang kompetitif.

Dengan adanya pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa pemberian imbalan dimaksudkan sebagai dorongan agar karyawan mau bekerja dengan lebih baik sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan. Menurut (Matteson dalam Kuncoro, 2009:2) tujuan utama dari progam imbalan adalah:

a. Menarik orang yang memiliki kualifikasi untuk bergabung dengan organisasi

b. Mempertahankan karyawan agar terus datang untuk bekerja c. Mendorong karyawan untuk mencapai tingkat kinerja yang tinggi 1. Jenis-jenis Imbalan

Menurut (Matteson dalam Kuncoro, 2009:2) imbalan dibagi menjadi dua jenis yaitu :

a. Imbalan Ekstrinsik

Imbalan ekstrinsik adalah suatu penghargaan yang datang dari luar diri orang tersebut.

17 1) Imbalan Finansial

a) Gaji dan Upah

Menurut (Guuillart dan Kelly dalam Raja Ali,2011:3) gaji merupakan penggantian atas jasa yang diberikan oleh karyawan pada perusahaan. Menurut (Matteson dalam Kuncoro, 2009:2) gaji adalah balas jasa dalam bentuk uang yang diterima karyawan sebagai konsekuensi dari kedudukannya sebagai seorang karyawan yang memberikan sumbangan tenaga dan pikiran dalam mencapai tujuan perusahaan atau dapat dikatakan sebagai bayaran tetap yang diterima seseorang dari sebuah perusahaan.

Upah adalah imbalan yang dibayarkan berdasarkan jam kerja, jumlah barang yang dihasilkan atau banyaknya pelayanan yang diberikan, (Matteson dalam Kuncoro, 2009:2).

b) Tunjangan karyawan seperti dana pension, perawatan di rumah sakit dan liburan. Pada umumnya merupakan hal yang tidak berhubungan dengan kinerja karyawan, akan tetapi didasarkan pada senioritas atau catatan kehadiran, (Matteson dalam Kuncoro, 2009:2).

18 c) Bonus/insentif adalah tambahan-tambahan imbalan diatas atau diluar gaji/upah yang diberikan organisasi, (Matteson dalam Kuncoro, 2009:2).

2) Imbalan Non Finansial

a) Penghargaan Interpersonal

Atau biasa yang disebut dengan penghargaan antar pribadi, manajer memiliki sejumlah kekuasaan untuk mendistribusikan penghargaan interpersonal, seperti status dan pengakuan, (Matteson dalam Kuncoro, 2009:2).

b) Promosi

Manajer menjadikan penghargaan promosi sebagai usaha untuk menempatkan orang yang tepat pada pekerjaan yang tepat. Kinerja jika diukur dengan akurat, sering kali memberikan pertimbangan yang signifikan dalam alokasi penghargaan promosi, (Matteson dalam Kuncoro, 2009:2). Hal ini pun diperkuat dalam penerapan reward dan punishment pada kantor Perum Damri Makassar(Raja Ali, 2011:11) penerapan system reward ekstrinsik yang meliputi: gaji, penambahan tunjangan sesuai beban kerja, tambahan berupa insentif, jaminan sosial dan memberikan suatu jabatan berdasarkan senioritasnya dapat menambah konsentrasi dan meningkatnya kinerja.

19 b. Imbalan Intrinsik

(Matteson dalam Kuncoro, 2009:2)Imbalan intrinsik adalah suatu penghargaan yang diatur oleh diri sendiri.

1)Penyelesian (Completion)

Kemampuan memulai dan menyelesaikan suatu pekerjaan atau proyek merupakan hal yang sangat penting bagi sebagian orang. Orang-orang seperti ini menilai apa yang mereka sebut sebagai penyelesain tugas. Beberapa orang memiliki kebutuhan untuk menyelesaikan tugas bagi seseorang merupakan suatu bentuk penghargaan pada dirinya sendiri, (Matteson dalam Kuncoro, 2009:3).

2) Pencapaian (Achievement)

Pencapaian merupakan penghargaan yang muncul dalam diri sendiri, yang diperoleh ketika seorang meraih suatu tujuan yang menantang, (Matteson dalam Kuncoro, 2009:226).

3) Otonomi (Autonomy)

Menurut (Robbins dalam Mariskha, 2011: 6), otonomi yaitu tingkat kebebasan dan keleluasaan individu dalam pekerjaan dan jadwal. Sebagian orang menginginkan pekerjaan yang memberikan hak untuk mengambil keputusan dan bekerja tanpa diawasi dengan ketat.

20 Perasaan otonomi dapat dihasilkan dari kebebasan dengan melakukan apa yang terbaik oleh karyawan dalam situasi tersebut, (Matteson dalam Kuncoro, 2009:3).

Hal ini pun diperkuat dalam penerapan reward dan punishment pada kantor perum damri Makassar, (Raja Ali, 2011:11) penerapan system reward intrinsik yang meliputi: pelaksanaan pekerjaan dengan tepat waktu, penyelesaian pekerjaan dengan kualitas baik, kemampuan mencapai target, pemberian kebebasan dalam membuat keputusan yang sesuai dapat meningkatkan kinerja karyawan untuk bekerja lebih baik dalam keberhasilan perusahaan.

C. Hukuman

1. Pengertian Hukuman

Menurut (Matteson dalam Kuncoro, 2009:3) hukuman didefinisikan sebagai tindakan yang menyajikan konsekuensi yang tidak menyenangkan atau tidak diinginkan sebagai hasil dilakukannya perilaku tertentu. Hukuman merupakan penguatan yang negatif, tetapi diperlukan dalam perusahaan. Menurut (Raja Ali, 2011:2)hukuman yang dimaksud disini adalah tidak seperti hukuman dipenjara atau potong tangan tetapi hukuman yang bersifat mendidik. Selain itu hukuman juga merupakan alat pendidikan regresif, artinya hukuman ini digunakan sebagai alat untuk menyadarkan karyawan kepada hal-hal yang benar.

(Wahyuningsih, 2009:5) juga mendefinisikan hukuman adalah sanksi atas suatu hal yang tidak tercapai/pelanggaran.

21 Sosialisasi pemberlakuan peraturan-peraturan pokok organisasi kepada anggota organisasi belumlah cukup walaupun dilakukan terus menerus jika tidak disertai adanya mekanisme pemberian sanksi yang jelas dan dilaksanakan sebagaimana mestinya (Subagyo dalam Raja Ali, 2011:5). 2. Tujuan diberikan Hukuman dalam Organisasi

Menurut (Mangkunegara dalam Kuncoro, 2009:3) hukuman adalah ancaman sanksi bagi yang melanggar dan bertujuan untuk memelihara peraturan yang berlaku.Hukumanmerupakan konsekuensi dari perilaku yang negatif, tujuan pemberian hukuman ini bermacam-macam, salahsatunya adalah teori tujuan pemberian hukumanyang dikemukakan oleh (M. Ngalim Purwanto MP dalam Kuncoro, 2009:3) sebagai berikut: a. Teori Pembalasan

Hukuman diadakan sebagai pembalasan terhadap kelalaian dan pelanggran yang telah dilakukan seseorang (karyawan).

b. Teori Perbaikan

Hukuman diberikan untuk membasmi kejahatan, untuk memperbaiki si pelanggar agar jangan berbuat kesalahan itu lagi. c. Teori Perlindungan

Hukuman diadakan untuk melindungi masyarakat dari perbuatan- perbuatan yang tidak wajar.Dengan adanya hukuman ini, masyarakat dapat dilindungi dari kejahatan- kejahatan yang telah dilakukan oleh si pelanggar.

22 d. Teori Ganti Rugi

Hukuman diadakan untuk mengganti kerugian-kerugian yang telah diderita akibat dari kejahatan-kejahatan atau pelanggaran- pelanggaran itu.

e. Teori Menakut-nakuti

Hukuman diadakan untuk menimbulkan perasaan takut kepada si pelanggar akibat perbuatannya yang melanggar itu sehingga selalu takut melakukan perbuatan itu dan mau meninggalkannya.

Dokumen terkait