BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.2. Landasan Teori
2.2.5. Pengertian Inflasi
yang d
isi inflasi menurut beberapa penulis pada dasarnya sama yaitu
1. g secara terus-menerus
2. ng dan jasa secara umum
3.
epada
4.
rtian Inflasi
Di dalam teori ekonomi cukup banyak definisi atau pengertian mengenai inflasi yang hingga kini belum diperoleh suatu definisi yang baku
isetujui oleh seluruh ahli ekonomi. Defin
antara lain :
Inflasi adalah kenaikan harga-harga umum baran pada suatu periode tertentu (Nopirin, 2000 : 25). Inflasi merupakan kondisi kenaikan harga bara dan terus-menerus (Suparmono, 2004 : 128).
Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaikkan secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua jenis barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas k sebagian besar dari harga-harga yang lain (Boediono, 2001 : 161).
Semenjak peradaban manusia mulai menggunakan uang, terutama setelah penggunaan uang kertas dilakukan, telah disadari bahwa uang dapat menimbulkan banyak persoalan dalam kegiatan perekonian ekonomi. Uang yang berlebih-lebihan akan menimbulkan kenaikan harga-harga
yang menyeluruh, yang lebih dikenal dengan istilah inflasi (Sukirno, 2005
ga-harga umum
1.
n sebelumnya, tetapi menunjukkan
2.
saja, melainkan secara terus-menerus dalam
3.
at itu bukan hanya pada suatu kom
ang secara terus-menerus sehingga mengakibatkan melemahnya mata uang.
2.2.5.1. Maca
), Ada dua cara untuk
1. Berdasarkan pada “parah” tidaknya inflasi tersebut, inflasi dapat
: 34).
Inflasi menurut (Nopirin, 2000 : 25) adalah kenaikan har barang-barang secara terus-menerus.
Didalam definisi tersebut mencakup tiga aspek yaitu :
Adanya kecenderungan (tendency) harga-harga untuk meningkat, yang berarti mungkin saja tingkat harga yang terjadi pada waktu tertentu turun atau naik dibandingkan denga
kecenderungan yang meningkat.
Peningkatan harga tersebut berlangsung terus-menerus (sustained), yang berarti peningkatan harga tersebut bukan hanya terjadi pada suatu waktu tertentu atau sekali waktu
jangka waktu yang lama.
Mencakup pengertian tingkat harga umum (general level prices) yang berarti tingkat harga yang meningk
oditi saja (Anonim, 2000 : 603).
Jadi dapat disimpulkan inflasi adalah proses kenaikan harga bar
m-macam Inflasi
Menurut (Boediono, 2001 : 156
dibedakan menjadi : a. Inflasi Merayap.
Ditandai dengan laju inflasi yang rendah yaitu kurang dari 10% pertahun kenaikan harga berjalan lambat dengan presentase yang
ngka yang relatif lama.
nya terhadap ebih berat dari pada inflasi menyerap.
masyarakat tidak
2. s :
a.
ngan pencetakan uang baru,
diluar negri atau di negara-negara kecil serta dalam ja
b. Inflasi menengah.
Ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar (biasanya double digit atau bahkan triple digit) dan dalam jangka waktu relatif pendek. Inflasi ini mempunyai sifat akselerasi artinya harga-harga minggu ini atau bulan ini lebih tinggi dari semula. Efek
perekonomian l c. Inflasi tinggi.
Inflasi yang paling parah akibatnya harga-harga naik sampai 5 atau 6 kali lipat, sedangkan nilai uang merosot dan
mempunyai keinginan untuk menyimpan uang.
Berdasarkan asal dari inflasi, atas dasar ini inflasi dibedakan ata Inflasi yang berasal dari dalam negeri (Domestic Inflation).
Inflasi yang berasal dari dalam negri timbul misalnya karena deficit anggaran belanja yang dibiayai de
panenan yang gagal dan sebagainya.
b. Inflasi yang Berasal dari Luar Negri (Imported Inflation).
Inflasi yang berasal dari luar negri adalah inflasi yang timbul karena kenaikan harga-harga yaitu inflasi
langganan berdagang negara kita.
2.2.5.2
a. Infla
a umum naik ( misalnya karena
m ar. 5. Pr
2 D
D2
D1
Sumber : onomi Makro, Penerbit BPFE, UGM,
permintaan menarik keatas tingkat harga dan
. Penyebab Inflasi
si Tarikan Permintaan ( Demand-pull inflation ).
Inflasi yang karena permintaan masyarakat akan berbagai barang bertambah terlalu kuat akibat tingkat harg
bertambahnya pengeluaran perusahaan ).
Ga b
oses terjadi Demand pull-inflation
D2 S 1 P P P1 Q1 Q2 Q Boediono, 2001, Ek Yogyakarta, hal, 156.
Sebagai dalam gambar perekonomian dimulai pada P1 dan tingkat output riil dimana (P1, Q1) berada pada perpotongan antara kurva permintaan D1 kurva penawaran S. Kurva permintaan bergeser keluar D2 pegeser seperti itu dapat berasal dari faktor kelebihan pengeluaran permintaan. Pergeseran kurva permintaan menaikkan output rill (dari Q1 ke Q2) dan tingkat harga (dari P1 ke P2) maka inilah yang disebut
Demand Pull Inflation (inflasi tarikan permintaan) yang disebabkan pernggeseran kurva
penyebabkan inflasi. b. Infla
ya akan menaikkan harga dan
ar
AS1
Sumber : r, Edisi pertama, Penerbit
gi bergeser keatas. Proses kenaikan harga tersebut menyebabkan inflasi.
2.3. Keran
si Dorongan Penawaran (Cost push inflation).
Cost push inflation ditandai dengan kenaikan harga produksi. Bila harga produksi naik maka pada akhirn
turunnya produksi (Nopirin, 2000 : 30).
Gamb . 6. Proses terjadinya Cost push inflation
P AS2 P2 P1 AD Q Q1 Q Nopirin, 2000, Ekonomi Monete BPFE UGM, Yogyakarta, hal.31.
Bermula pada harga P1 dan output Q1, karena adanya kenaikan biaya produksi maka menggeser kurva penawaran total dari AS1 menjadi AS2 sehingga harga naik menjadi P2 dan output turun menjadi Q2. Proses ini akan berhenti apabila AS tidak la
gka Pikir
Variabel Jumlah Tenaga Kerja (X1). Jumlah tenaga kerja merupakan sebagai sumber langka awal peningkatan pendapatan tenaga kerja yang menghasilkan produksi barang dan jasa. Dan dapat meningkatkan
supply faktor modal maka hal ini akan bisa menjadi salah satu faktor untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi di jawa timur (Suparmoko, 1991 ;
210).
ruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di jawa timur (Meir, 1995 ;
dap mendo
jasa yang diprodu
Variabel Investasi (X2). Investasi merupakan langka awal kegiatan produksi barang dan jasa yang dapat mendorong pembangunan ekonomi daerah. Investasi yang meningkat akan menyebabkan kegiatan produksi barang dan jasa meningkat, maka permintaan agregat juga akan meningkat dan berpenga
413).
Variabel Inflasi (X3). Dengan adannya inflasi merupakan faktor yang akan mempengaruhi turun nya pertumbuhan ekonomi. Dan dampak inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi tergantung dari tingkat keparahan inflasi, bila inflasi turun akan menyebabkan pendapatan masyarakat meningkat dan daya
beli juga ikut meningkat karena harga barang umum murah, sehingga at
rong pertumbuhan ekonomi di jawa timur (Nopirin, 1998 ; 28).
Variabel Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Timur (Y). Pertumbuhan ekonomi dari PDRB adalah kenaikan pendapatan nasional secara berarti (dengan meningkatnya pendapatan perkapita) dalam suatu perhitungan tertentu. Jadi pertumbuhan ekonomi dari PDRB berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan
ksikan dalam masyarakat meningkat (Sukirno, 2002 : 10).
Jadi apabila jumlah tenaga kerja mengalami kenaikan akan mengakibatkan supply faktor modal meningkat. Maka investasi meningkat
akan mengakibatkan permintaan agregat meningkat. Kemudian inflasi mengalami penurunan akan mengakibatkan harga barang secara umum menurun. Maka berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di jawa timur pada se
an urain diatas dapat dilihat pada diagram
Gambar 7 : a, Investasi
Dan Inflasi Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Timur”.
umber : Penulis
2.4. Hipote
ktor basis dan sektor non basis. Untuk memperjelask
paradigma sebagai berikut :
Paradigma “Analisis Pengaruh Jumlah Tenaga Kerj
Jum aga
Kerja ( X1 )
lah Ten Supply faktor
modal
S
sis
Hipotesis adalah dugaan sementara yang belum tentu dapat diterima dan masih perlu diuji kebenaranya. Berdasarkan pokok-pokok permasalahan
Perm taan Agregat in Inflasi ( X3 ) Investasi ( X2 ) Pertumbuhan Ekonomi
Sektor Basis dan Non Basis
di Jawa Timur ( Y )
Harga Barang Secara Umum
an
dan Inflasi berpengaruh terhadap
konomi di Jawa Timur pada Sektor Basis dan Non Basis ). yang telah dikemukakan diatas maka dapat disusun hipotesis yang merupak kesimpulan sementara terhadap permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Diduga Jumlah Tenaga Kerja, Investasi
Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Timur.
2. Diduga Investasi merupakan variabel bebas berpengaruh paling dominan yang sangat memberikan pengaruh besar terhadap variabel terikat ( Pertumbuhan E