• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Intellectual Capital

1. Pengertian Intellectual Capital

Intellectual Capital (IC) umumnya diidentifikasikan sebagai perbedaan antara nilai pasar perusahaan (bisnis perusahaan) dan nilai buku dari aset perusahaan tersebut atau dari financial capitalnya. Hal ini berdasarkan suatu observasi bahwa sejak akhir 1980-an, nilai pasar dari bisnis

13 Eko Wibowo,” Analisis Value Added Sebagai Indikator Intellectual Capital dan

konsekuensinya terhadap Kinerja Perbankan”. (Skripsi S1 Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro Semarang, 2012)

kebanyakan dan secara khusus adalah bisnis yang berdasar pengetahuan telah menjadi lebih besar dari nilai yang dilaporkan dalam laporan keuangan berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh akuntan14.

Ada beberapa definisi mengenai modal intelektual (intellectual capital), diantaranya:

a. Stewart, seperti dikutip oleh Ulum mendefinisikan IC dalam artikelnya sebagai berikut:

the sum of everything in your company knows that gives you a competitive edge in the market place, it is intellectual material knowledge, information, intellectual property, experience-that can be put

to use to create wealth”.15

(modal intelektual adalah jumlah dari semua orang diperusahaan yang memberikan keunggulan kompetitif di pasar, yaitu materi intelektual –

pengetahuan, informasi, kekayaan intelektual, pengalaman – yang dapat dimanfaatkan untuk menciptakan kekayaan).

b. Brooking seperti yang dikutip oleh Astuti dan Sabeni, mendefinisikan intellectual capital sebagai berikut:

Intellectual capital is term given to the combined intangibel assets of market, intellectual property, human centred and infrastructure – which

enable the company to funcion”.16

14

Ihyaul Ulum, Intellectual Capital Konsep dan Kajian Empiris (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009)

15

Ibid h.19

16 Astuti dan Sabeni, “Hubungan Intelektual Capital dan Business Performance dengan

Diamond Spesification: Sebuah Perspectif Akuntansi”, Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo, (September 2005), h.696

(modal intelektual adalah istiah yang diberikan terhadap gabungan aktiva tidak berwujud pada pasar, kekayaan intelektual, human centered dan infrastruktur – yang memungkinkan perusahaan untuk berfungsi).

c. Sawarjuwono dan kadir, mendefinisikan intellectual capital sebagai berikut:

“jumlah dari apa yang dihasilkan oleh tiga elemen utama organisasi

(human capital, structural capital, customer capital) yang berkaitan dengan pengetahuan dan teknologi yang dapat memberikan nilai lebih

bagi perusahaan berupa keunggulan bersaing organisasi”17

Salah satu definisi IC yang banyak digunakan adalah yang ditawarkan oleh Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) yang menejelaskan IC sebagai nilai ekonomi dari dua kategori aset tak berwujud: (1) organisational (structural) capital dan (2) human capital.18

Lebih tepatnya, organisational (structural) capital mengacu pada hal seperti sistem software, jaringan distribusi, dan rantai pasokan. Human capital meliputi sumber daya manusia di dalam organisasi (yaitu sumber daya tenaga kerja/ karyawan) dan sumber daya eksternal yang berkaitan dengan organisasi, seperti konsumen dan supplier.

IFAC mengklasifikasikan intellectual capital dalam tiga kategori, yaitu (1) Organizational Capital,(2) Relational Capital, dan (3) Human Capital. Seringkali IC didefinisikan sebagai sumber daya pengetahuan dalam bentuk

17 Sawarjuwono Tjiptohadi dan Agustine Prihatin kadir,“Intellectual Capital: Perlakuan,

Pengukuran dan Pelaporan (Sebuah Library Research)”, Jurnal Akuntansi dan keuangan, Vol.5, No.1 (2003), h.38

18

Ihyaul Ulum, Intellectual Capital Konsep dan Kajian Empiris (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), h.21

karyawan, pelanggan, proses atau teknologi yang mana perusahaan dapat menggunakannya dalam proses penciptaan nilai bagi perusahaan.

Menurut Sawarjuwono dan Kadir, banyak praktisi yang menyatakan bahwa secara umum intellectual capital terdiri dari tiga elemen utaman, yaitu:19 a. Human Capital (HC),

Human Capital merupakan inti dari modal intelektual karena sumber dari innovation dan improvement perusahaan, tetapi merupakan komponen yang sulit untuk diukur. Human capital mencerminkan kemampuan kolektif perusahaan untuk menghasilkan solusi berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh orang-orang yang berada dalam perusahaan. Secara sederhana Human Capital merepresentasikan kemampuan individu suatu organisasi yang direpresentasikan oleh karyawannya.

Human Capital merupakan kombinasi dari keturunan, pengetahuan, pengalaman, dan sikap tentang kehidupan dan bisnis. Brinker seperti yang dikutip oleh Aty utami memberikan beberapa karakteristik dasar yang dapat digunakan untuk mengukur human capital, yaitu : program pelatihan, pengalaman, kemampuan, perekrutan, mentoring, program pembelajaran, dan kepribadian.20

19 Sawarjuwono Tjiptohadi dan Agustine Prihatin kadir,“Intellectual Capital: Perlakuan,

Pengukuran dan Pelaporan (Sebuah Library Research)”, Jurnal Akuntansi dan keuangan, Vol.5, No.1

(2003), h.38

20 Aty Utami,”Pengaruh Metode Pengukuran Intellectual Capital berbasis Pasar dan Nilai

Tambah terhadap Kinerja Pasar dan Kinerja Keuangan”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang,2013)

Beberapa ahli menyatakan bahwa peran modal manusia (human capital) dalam modal intelektual sangat penting, karena proses penciptaan modal pelanggan (customer capital) berada pada komponen modal manusia dan kemudian dibantu oleh modal struktur. Modal manusialah yang berinteraksi dengan para pelanggan, yang mengetahui apa pengetahuan, keterampilan dan nilai yang diharapkan pelanggan21.

b. Structural Capital (SC),

Structural Capital merupakan kemampuan organisasi atau perusahaan dalam memenuhi proses rutinitas perusahaan untuk menghasilkan kinerja bisnis yang optimal secara keseluruhan, meliputi: sistem operasional, proses manufacturing, budaya organisasi, filosofi manajemen, dan semua bentuk intellectual property yang dimiliki perusahaan. Sistem perusahaan yang memadai dapat menjadi fasilitator dalam meningkatkan secara optimal dan potensial intellectual individu yang berada dalam perusahaan dan membuat nilai perusahaan lebih besar dari nilai materialnya. SC meliputi seluruh non-human storehouse of knowledge dalam organisasi. Termasuk dalam hal ini adalah database, organizational charts, process manuals, strategies, routines dan segala hal yang membuat nilai perusahaan lebih besar daripada nilai materialnya.

21 Sangkala, “Intellectual Capital Management Strategi Baru membangun daya Saing

Seorang individu dapat memiliki tingkat intelektual yang tinggi, tetapi jika organisasi memiliki sistem dan prosedur yang buruk maka modal intelektual tidak dapat mencapai kinerja secara optimal dan potensi yang ada tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal.

c. Relational/Customer Capital (CC).

Relational Capital didefinisikan sebagai seluruh Sumber daya yang menghubungkan perusahaan dengan pihak eksternal seperti pelangan, pemasok atau partner. Relational Capital memgang peranan penting dalam pencitraan perusahaan di mata publik terutama stakeholder22.

Relational capital merupakan hubungan harmonis / association network yang dimiliki perusahaan dengan mitranya, baik yang berasal daru pemasok yang berkualitas, pelanggan yang loyal, dan hubungan perusahaan dengan pemerintah maupun dengan masyarakat sekitar. Seperti yang diungkapkan Brinker yang dikutip Aty utami, ada beberapa kriteria untuk pengukuran relational capital yaitu : customer profile, customer duration, customer role, customer support, dan costumer success.23

Perusahaan harus mampu menciptakan barang dan jasa yang berbeda dan memiliki nilai lebih dimata konsumen. Customer capital juga meliputi kemampuan mengidentifikasi pasar yang ingin di bidik dan memprediksikan

22 Rizka Apriliani,”Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan Perbankan

Syariah di Indonesia”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang, 2011)

23 Aty Utami,”Pengaruh Metode Pengukuran Intellectual Capital berbasis Pasar dan Nilai

Tambah terhadap Kinerja Pasar dan Kinerja Keuangan”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang,2013

perusahaan dalam pasar. Hal ini dapat tercipta melalui pengetahuan karyawan yang diproses dengan modal struktural yang akhirnya menghasilkan hubungan yang baik dengan pihak luar24.

Dalam penelitian ini komponen intellectual capital hanya diklasifikasikan sebagai human capital dan structural capital. Customer capital tidak dilakukan pengujian karena adanya keterbatasan data di dalam laporan keuangan dan pengukuran yang digunakan.

Dokumen terkait