• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Unit Usaha Syariah (Studi Pada Unit Usaha Syariah Bank Dki, Unit Usaha Syariah Bank Cimb Dan Unit Usaha Syariah Bank Btn)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Unit Usaha Syariah (Studi Pada Unit Usaha Syariah Bank Dki, Unit Usaha Syariah Bank Cimb Dan Unit Usaha Syariah Bank Btn)"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

dan Unit Usaha Syariah Bank BTN)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy.)

Oleh:

ANANDA PRATAMA S.R

(109046100059)

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

iv

ABSTRAK

Ananda Pratama S.R, NIM 109046100059. Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Unit Usaha Syariah (studi pada Unit Usaha Syariah Bank BTN, Unit Usaha Syariah Bank DKI dan Unit Usaha Syariah Bank CIMB). Program Studi Muamalat, Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2014.

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modal intelektual terhadap kinerja Unit Usaha Syariah. Modal intelektual pada penelitian ini diukur dengan menggunakan VAICTM, sedangkan kinerja perusahaan diukur dengan menggunakan ukuran profitabilitas, profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan ROA (Return On Aset). Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposice sampling. Sampel pada penelitian ini adalah 3 Unit Usaha Syariah periode Kuartal I 2009 sampai Kuartal III 2013. Penelitian ini menggunakan data sekunder, data yang digunakan pada penelitian ini berupa laporan keuangan Triwulan Unit Usaha Syariah yang dipublikasikan di Bank Indonesia. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier sederhana, dengan pengolahan data menggunakan SPSS versi 16.0.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Intellectual capital berpengaruh positif terhadap Return On Asset (ROA). UUS Bank BTN sig. sebesar 0,012 dan R2 sebesar 32%. UUS Bank DKI sig. sebesar 0,084 dan R2 sebesar 16,5%. UUS Bank CIMB sig. sebesar 0,000 dan R2 sebesar 73,3% .

Kata kunci : Intellectual Capital, Value Added Intellectual Coefficient (VAICTM), ROA

(6)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam

penulis sampaikan kepada Nabi besar Muhammad SAW serta kepada keluarga dan

para sahabat-Nya, semoga kelak kita termasuk kedalam umat yang mendapatkan

syafaat dari beliau di hari akhir kelak.

Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Program Studi Muamalat

Konsentrasi Perbankan Syariah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada dasarnya dalam penulisan skripsi ini penulis mendapat banyak kesulitan. Akan

tetapi dengan adanya bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak Alhamdulillah

penulisan skripsi ini akhirnya dapat terselesaikan. Penulis menyadari bahwa tanpa

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah sulit bagi penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini.

Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

kepada berbagai pihak yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini antara lain kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM selaku dekan

Fakultas Syariah dan Hukum yang saya hormati yang telah memimpin

(7)

vi

2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag dan Bapak Mu’min Rouf, MA selaku ketua dan

sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang selalu memberikan arahan dan bimbingan kepada

seluruh mahasiswa prodi Muamalat.

3. Ibu Dwi Nur’aini Ihsan, SE, MM selaku dosen pembimbing yang telah

menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran, yang telah memberikan banyak

ilmu, serta menjadi figur yang sangat memotivasi tak hanya dalam

penyusunan skripsi ini, tetapi juga selama kegiatan perkuliahan.

4. Kedua orang tua saya Joko Purnomo dan Eriyanti Purwaningsih yang telah

memberikan dukungan baik doa, materi, moral dan kesabarannya menunggu

terselesaikannya skripsi ini serta adik-adik saya Aninda Aghnia Isnaini dan

Alvionita Rizki Aulia. Semoga Allah selalu memberikan rahmat dan kasih

sayangnya kepada kalian.

5. keluarga besar perpustakaan utama dan akademik fakultas yang telah

direpotkan selama pembuatan skripsi ini.

6. Teman-teman seperjuangan PS B 2009 Dani Azijaya, M. Kharizwan, Sabila

Rosadi, Agus Priyadi, M. Riski fithrianto, Nabhansyah, Hanief Abdan

Hubban, Romi Agung Rizal, M. Irfansyah, Adam Maulana, M. Zaky Mubarak

dan teman PS B lainnya yang selalu berjuang bersama dalam susah maupun

senang.

7. Teman-teman lainnya Tika Astuti, Meity Aksary, Anggit wicaksono,

(8)

vii

membantu penulis dalam memberikan masukan-masukan sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan.

8. Keluarga besar Saung Merdesa, Chris Kurniawan, Hafezh Muchlis, Devid

Rusli yang selalu ada saat penulis membutuhkan penyegaran pikiran.

9. Seluruh pihak yang telah membantu penulis menjalankan perkuliahan dan

penyusunan skripsi ini namun tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari akan keterbatasan ilmu pengetahuan yang dimiliki. Oleh

karena itu maka diharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan pada

masa yang akan datang.

Akhir kata, penulis mendoakan agar Allah SWT membalas segala dukungan

dan kebaikan kalian selama yang telah membantu penyelesaian skripsi ini. Semoga

karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya dan bermanfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan.

Jakarta, 20 April 2014

(9)

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 8

1. Pembatasan Masalah ... 8

2. Perumusan Masalah ... 9

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

E. Teknik Penulisan ... 10

F. Kerangka Pemikiran ... 10

G. Sistematika Penulisan ... 13

(10)

ix

B. Intellectual Capital ... 17

1. Pengertian Intellectual Capital ... 17

2. Value Added Intellectual Capital (VAICTM) ... 23

3. Prinsip-prinsip Efisiensi Intellectual Capital ... 26

C. Pengertian Bank Syariah ... 29

D. Kinerja Keuangan ... 31

E. Profitabilitas ... 32

F. Review StudiTerdahulu ... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 36

1. Variabel Independen ... 36

2. Variabel Dependen ... 40

B. Populasi dan Sampel ... 41

C. Jenis dan Sumber Data ... 42

D. Metode Pengumpulan Data ... 42

E. Metode Analisis ... 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sampel………. ... 48

B. Hasil Return On Asset (ROA) Keseluruhan Unit Usaha Syariah……….. ... 48

(11)

x

D. Hasil Value Added Intellectual Capital Keseluruhan Unit Usaha

Syariah ... 52

E. Statistik Deskriptif ... 61

F. Analisis Hasil Regresi Unit Usaha Syariah Bank BTN ... 64

1. Koefisien Determinasi (R2) Return On Asset (ROA) ... 64

2. Uji Statistik t (Uji t) Return On Asset (ROA)... 65

3. Koefisien Determinasi (R2) Return On Equity (ROE) ... 66

4. Uji Statistik t (Uji t) Return On Equity (ROE) ... 68

G. Analisis Hasil Regresi Unit Usaha Syariah Bank DKI ... 69

1. Koefisien Determinasi (R2) Return On Asset (ROA) ... 69

2. Uji Statistik t (Uji t) Return On Asset (ROA)... 70

3. Koefisien Determinasi (R2) Return On Equity (ROE) ... 71

4. Uji Statistik t (Uji t) Return On Equity (ROE) ... 72

H. Analisis Hasil Regresi Unit Usaha Syariah Bank CIMB ... 67

1. Koefisien Determinasi (R2) Return On Asset (ROA) ... 73

2. Uji Statistik t (Uji t) Return On Asset (ROA)... 74

3. Koefisien Determinasi (R2) Return On Equity (ROE) ... 76

4. Uji Statistik t (Uji t) Return On Equity (ROE) ... 77

I. Uji One Way Anova ... 78

(12)

xi

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 81

B. Saran ... 83

(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran ... 12

Gambar 4.1 Nilai VAIC 3 (Tiga) Unit Usaha Syariah Kuartal I 2009 – Kuartal

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kategori Nilai VAIC ... ….…….. 40

Tabel 4.1 Perkembangan Return On Asset (ROA) Kuartal I 2009- Kuartal III 2013 ... ………… 48

Tabel 4.2 Perkembangan Return On Equity (ROE) Kuartal I 2009- Kuartal III 2013 ... ………… 50

Tabel 4.3 Nilai VAIC Unit Usaha Syariah Kuartal I 2009-Kuartal IV 2009...……... 52

Tabel 4.4 Nilai VAIC Unit Usaha Syariah Kuartal I 2010-Kuartal IV 2010...……... 53

Tabel 4.5 Nilai VAIC Unit Usaha Syariah Kuartal I 2011-Kuartal IV 2011...……... 54

Tabel 4.6 Nilai VAIC Unit Usaha Syariah Kuartal I 2012-Kuartal IV 2012...……... 55

Tabel 4.7 Nilai VAIC Unit Usaha Syariah Kuartal I 2013-Kuartal III 2013...……... 56

Tabel 4.8 Perkembangan Nilai VAIC Unit Usaha Syariah Kuartal i 2009 – Kuartal III 2013 ... ...…….… 57

Tabel 4.9 Statistik Deskriptif ... ...…….… 61

Tabel 4.10 Uji Kolmogorov-Smirnov ... ...…….… 63

Tabel 4.11 Hasil Uji Koefisien Determinasi ROA UUS Bank BTN ... ...…….… 64

Tabel 4.12 Hasil Uji Statistik t (Uji t) ROA UUS Bank BTN ... ...…….… 65

Tabel 4.13 Hasil Uji Koefisien Determinasi ROE UUS Bank BTN ... ...…….… 66

Tabel 4.14 Hasil Uji Statistik t (Uji t) ROE UUS Bank BTN ... ...…….… 68

Tabel 4.15 Hasil Uji Koefisien Determinasi ROA UUS Bank DKI ... ...…….… 69

(15)

xiv

Tabel 4.17 Hasil Uji Koefisien Determinasi ROE UUS Bank DKI ... ...…….… 71

Tabel 4.18 Hasil Uji Statistik t (Uji t) ROE UUS Bank DKI ... ...…….… 72

Tabel 4.19 Hasil Uji Koefisien Determinasi ROA UUS Bank CIMB ... ...…….… 73

Tabel 4.20 Hasil Uji Statistik t (Uji t) ROA UUS Bank CIMB ... ...…….… 74

Tabel 4.21 Hasil Uji Koefisien Determinasi ROE UUS Bank CIMB ... ...…….… 76

(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Lembaga perbankan merupakan salah satu instrument penting dalam

meningkatkan dan memajukan perekonomian suatu negara karena lembaga

perbankan mempunyai fungsi sebagai intermediasi antara pemilik dana dengan

pengguna dana. Fungsi bank sebagai lembaga intermediasi tidak dapat berjalan

dengan baik tanpa adanya dana dari masyarakat atau dana pihak ketiga (DPK)

yang dihimpun oleh bank, dimana sebagian akan menjadi cadangan dana oleh

bank dan sebagian akan dialokasikan sebagai pendanaan pinjaman dan juga

investasi bagi bank untuk mendapatkan profit.

Dengan ditetapkannya UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan yang

menerapkan sistem bagi hasil yang diperjelas dengan Peraturan Pemerintah No.

72 Tahun 1992 tentang bank berdasarkan prinsip bagi hasil, dengan adanya

peraturan ini maka industri perbankan di Indonesia dibagi menjadi dua kelompok

besar yaitu bank dengan prinsip bagi hasil (Bank Syariah) dan bank dengan

prinsip bunga (Bank Konvensional). Kinerja perbankan syariah yang relatif baik

selama krisis ekonomi tahun 1997 menjadikan kepercayaan yang semakin besar,

sehingga pemerintah dan otoritas moneter berupaya membantu perkembangannya

(17)

19981. Kemudian dengan lahirnya undang-undang No.21 tahun 2008 semakin

memperjelas landasan operasi bagi bank syariah, dengan adanya berbagai regulasi

dan kebijakan pengembangan perbankan syariah maka dapat dilihat bahwa terjadi

peningkatan pada industri perbankan syariah.

Selain regulasi dan kebijakan yang telah dibuat untuk mendukung

perkembangan industri perbankan syariah, ada faktor lain yang membuat

perbankan syariah terus berkembang dan salah satu faktor yang membuat

perbankan syariah berkembang adalah krisis ekonomi global. Krisis global

merupakan titik balik bagi bank syariah untuk berkembang dan dapat dikenal oleh

masyarakat luas, bank-bank syariah telah membuktikan bahwa mereka tahan

terhadap krisis yang terjadi dan bank syariah juga telah ikut membantu

memulihkan keadaan ekonomi global. Setiap tahun perbankan syariah di

Indonesia selalu mengalami peningkatan. Dalam statistik Bank Indonesia (BI)

tercatat sampai september 2013 terdapat 11 Bank Umum Syariah dengan 1.937

kantor, 23 Unit Usaha Syariah dengan 558 kantor, dan 160 Bank Pembiayaan

Rakyat Syariah dengan 413 kantor.2 Dengan jumlah kantor cabang yang semakin

banyak, fasilitas perbankan yang terus ditingkatkan serta kinerja bank yang

diperbaiki secara terus-menerus akan menambah kepercayaan masyarakat

terhadap perbankan syariah serta mendorong mereka untuk menempatkan

dananya di bank syariah.

1

Permadi Gandapradja, Dasar dan Prinsip pengawasan Bank, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 2004) hal. 171

2

Statistik Perbankan Syariah, diakses pada tanggal 10 november 2013 dari

(18)

Dengan melihat perkembangan industri perbankan syariah yang semakin

meningkat hal ini dilihat sebagai suatu peluang baik bagi bank konvensional

untuk ikut serta dalam industri perbankan syariah. Berdasarkan peraturan bank

indonesia bagi bank konvensional yang ingin melakukan kegiatan usaha

berdasarkan prinsip syariah wajib membuka unit usaha syariah (UUS) terlebih

dahulu. Dengan keiukutsertaan bank konvensional dalam industri syariah dapat

mendorong bisnis sektor perbankan menjadi lebih kompetitif dan meningkatkan

efisiensi serta kesehatan bank. Masuknya UUS dalam industri perbankan syariah

membuat persaingan dan kompetisi semakin ketat, UUS yang merupakan pemain

baru harus berjuang untuk dapat terus berkembang.

Seiring dengan semakin ketatnya persaingan antar perusahaan perbankan

maka pada akhirnya menuntut perbankan untuk mengubah cara mereka

menjalankan bisnisnya. Agar dapat terus bertahan, perbankan harus dengan cepat

mengubah strateginya dari bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (labor-based

business) menuju knowledge based business (bisnis berdasarkan pengetahuan),

sehingga karakteristik utama perusahaannya menjadi perusahaan berbasis ilmu

pengetahuan. Perkembangan ekonomi baru dikendalikan oleh informasi dan

pengetahuan, hal ini membawa sebuah peningkatan perhatian intellectual capital

sebagai alat untuk menentukan nilai perusahaan3.

3 Damar Asih Dwi Rachmawati,”Pengaruh

(19)

Persaingan yang semakin tajam ini harus didukung dengan manajemen

yang baik untuk bisa bertahan di industri perbankan. Kemampuan bersaing tidak

hanya terletak pada kepemilikan aset berwujud, tetapi lebih pada inovasi, sistem

informasi, pengelolaan organisasi dan sumber daya manusia yang dimiliki. Oleh

karena itu, hal-hal tersebut telah menyebabkan pergeseran paradigma dalam

dimensi kehidupan manusia, yaitu dari paradigma lama yang menitikberatkan

pada kekayaan fisik (physical capital) menjadi paradigma baru yang

memfokuskan pada nilai kekayaan intelektual (intellectual capital). Saat ini

banyak perusahaan berinvestasi dalam pelatihan karyawan, penelitian dan

pengembangan (Research and Development/ R&D), hubungan konsumen, sistem

komputerisassi dan administrasi, dan lain-lain.

Pertumbuhan kehidupan bisnis yang sangat pesat di era globalisasi saat ini

termasuk juga dalam kehidupan bisnis islami, melahirkan kebutuhan SDM

berkualitas yang mendesak untuk dipenuhi. Adanya gap antara kebutuhan dengan

ketersediaan SDM yang ada, seringkali juga menimbulkan anggapan skeptis

dalam masyarakat, bahwa kehidupan bisnis Islami baru menyentuh nama

perusahaannya saja, tetapi belum menyentuh kepada para pelaku bisnisnya. Aspek

Sumber Daya Manusia pun menjadi salah satu faktor yang penting dalam upaya

peningkatan kinerja keuangan dalam sebuah perusahaan. Keberhasilan

(20)

terletak pada pikiran manusia yang berada dibelakang penciptaan nilai dari

produk tersebut4.

Pada saat ini perbankan syariah masih kekurangan akan sumber daya

manusia yang memiliki kompetensi dalam bidang ekonomi islam atau perbankan

syariah secara khusus. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya karyawan bank

syariah yang tidak memiliki latar belakang pendidikan berbasis ekonomi syariah.

Hal ini menjadi salah satu faktor yang dapat menghambat pertumbuhan

perbankan syariah dan kalah bersaing dengan perbankan konvensional karena

pengetahuan karyawan akan ekonomi syariah masih sedikit. Perubahan kondisi

ekonomi di dunia, membuat pengetahuan berbasis Sumber Daya Manusia

(Knowledge-based resources) menjadi faktor utama dalam keberlangsungan

kompetisi diantara perusahaan saat ini. Intellectual Capital atau dalam Bahasa

Indonesia biasa disebut dengan modal intelektual merupakan komponen yang

dimiliki oleh suatu perusahaan dalam mengukur nilai sumber daya manusia

didalamnya. Saat ini, banyak perusahaan yang ada negara-negara maju didunia

seperti Amerika, Inggris, Australia dan Denmark telah menggunakan dan

mengungkapkan Intellectual Capital pada Laporan keuangan mereka5.

Dalam sistem manajemen yang berbasis pengatahuan ini, ilmu

pengetahuan dan teknologi dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana cara

menggunakan sumber daya lainnya secara efisien dan ekonomis yang nantinya

4 Rizka Apriliani, “Pengaruh

Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Di Indonesia”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro Semarang, 2011)h.5

5

(21)

dapat memberikan keunggulan dalam bersaing. Intellectual Capital memang

masih baru dan belum banyak ditanggapi oleh para pelaku bisnis. Intellectual

Capital (IC) merupakan aset yang sangat bernilai dalam dunia bisnis modern

tetapi saat ini akuntansi tradisional belum mampu untuk mengidentifikasi dan

mengukur intangible assets. Di Indonesia, fenomena IC mulai berkembang

terutama setelah munculnya PSAK No. 19 (revisi 2000) tentang aktiva tidak

berwujud. Meskipun tidak dinyatakan secara eksplisit sebagai IC, namun lebih

kurang IC telah mendapat perhatian. Menurut PSAK No. 19, aktiva tidak

berwujud adalah aktiva non-moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak

mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau

menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk

tujuan administratif6.

Kesulitan dalam pengukuran IC menyebabkan keberadaannya dalam

perusahaan sulit untuk diketahui dan pengukuran yang tepat terhadap IC belum

dapat ditetapkan. Pulic mengembangkan Value Added Intellecutal Coefficient

(VAICTM) untuk mengukur IC perusahaan. Metode VAICTM dirancang untuk

menyediakan informasi mengenai efisiensi penciptaan nilai dari aset berwujud

dan tidak berwudjud yang dimiliki sebuah perusahaan7. Komponen utama dari

VAIC™ dapat dilihat dari sumber daya perusahaan, yaitu physical capital (Value

6Ihyaul Ulum, Imam Ghozali dan Anis Chariri “

Intellecutal Capital dan Kinerja Keuangan Perusahaan: Suatu Analisis dengan Pendekatan Partial Least Square” h.1

7 Eko Wibowo, “ Analisis Value Added Sebagai Indikator Intellectual Capital dan

(22)

Added Capital Employed - VACA), human capital (Value Added Human Capital -

VAHU), dan structural capital (Structural Capital Value Added - STVA). Lebih

lanjut Pulic menyatakan bahwa intellectual ability (yang kemudian disebut

dengan VAIC™) menunjukkan bagaimana kedua sumber daya tersebut (physical

capital dan intellectual potential) telah secara efisien dimanfaatkan oleh

perusahaan8.

Dengan demikian, VAIC dapat dinilai memenuhi kebutuhan dasar

ekonomi kontemporer dari sistem pengukuran yang menunjukkan nilai

sebenarnya dan kinerja suatu perusahaan. Penciptaan value added pada

perusahaan dapat memprediksi kemampuan perusahaan di masa yang akan

datang. Hal ini sangat berguna bagi stakeholder yang berada di dalam value

creation process (pemberi kerja, karyawan, manajemen, investor, pemegang

saham, dan mitra bisnis) dan dapat diterapkan pada semua tingkat aktivitas bisnis.

Terkait dengan intellectual capital, Firer dan William menyatakan industri

perbankan merupakan salah satu sektor yang memiliki intellectual capital paling

intensif. Selain itu, dari aspek intelektual, secara keseluruhan karyawan di sektor

perbankan lebih homogen dibandingkan dengan sektor ekonomi lainnya9.

Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui bahwa terdapat beberapa aspek

yang membantu bank untuk berkembang, salah satunya adalah Intellectual

8

Ibid

9Dimas Nurdy Prasetya,”Analisis Penga

(23)

Capital. Oleh karena itu peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul

ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA UNIT USAHA SYARIAH

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah diperlukan untuk menerangkan masalah yang

mungkin muncul pada objek yang akan diteliti. Identifikasi masalah yang

ditemukan antara ain:

1. Bagaimana peran intellectual capital dalam mendorong kinerja perusahaan?

2. Bagaimana pengaruh intellectual capital terhadap kinerja Unit Usaha

Syariah?

3. Berapa besarnya pengaruh intellectual capital terhadap profitabilitas Unit

Usaha Syariah?

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Jika membahas tentang Intellectual capital Unit Usaha Syariah (UUS)

maka pembahasannya akan luas, maka penulis membatasi penulisan masalah

pada:

a. Periode waktu yang digunakan mulai Kuartal I 2009 sampai Kuartal III

(24)

b. Data-data laporan keuangan triwulan unit usaha syariah berupa neraca dan

laporan laba/rugi Kuartal I 2009 sampai Kuartal III 2013.

c. Mengukur Intellectual capital menggunakan metode VAIC

d. Kinerja Unit Usaha Syariah diukur dengan ROA dan ROE sebagai proksi

dari profitabilitas

2. Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah Intellectual Capital (VAICTM) memiliki pengaruh terhadap ROA

dan ROE?

2. Berapa besar pengaruh Intellectual Capital (VAICTM) terhadap ROA dan

ROE?

D. Tujuan dan Manfaat penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari permasalahan diatas adalah:

1. Untuk menganalisis pengaruh Intellectual Capital (VAICTM) terhadap ROA

dan ROE

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Intellectual Capital (VAICTM)

terhadap ROA dan ROE

Manfaat dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi penulis, merupakan pembelajaran untuk menganalisis kinerja keuangan

(25)

2. Bagi pihak bank, sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam suatu

pengambilan keputusan berdasarkan dari informasi yang diperoleh untuk

merencanakan strategi baru serta peningkatan kinerja bank.

3. Bagi pihak lain, diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan referensi

untuk menilai kinerja intellectual capital perbankan syariah.

E. Teknik Penulisan

Pedoman penulisan penelitian ini merujuk pada Pedoman Penulisan

Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun

2012.

F. Kerangka pemikiran

Penilaian terhadap suatu kinerja dapat dilihat dari sisi keuangan dan non

keuangannya. Untuk menilai kinerja lembaga perbankan dapat dilihat dari laporan

keuangannya. Laporan keuangan dapat digunakan untuk menentukan suatu

keputusan yang akan diambil oleh seseorang.

Semakin bagus laporan keuangan maka kinerja bank akan dinilai baik dan

bank akan mendapatkan profitabilitas yang baik secara kontinuitas yang akan

membuat para pihak-pihak yang berhubungan dengan bank akan merasa puas

dengan kinerja bank.

Pada era ekonomi modern ini banyak perusahaan perbankan yang

(26)

and Development/ R&D), hubungan konsumen, sistem komputerisasi dan

administrasi, dan lain-lain. Hal ini dianggap lebih menguntungkan karena dengan

kekayaan intelektual yang dimiliki karyawan maka perbankan akan dapat lebih

bersaing dan dapat membuat strategi serta penemuan terbaru untuk

mengembangkan usahanya.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dimana

(27)

Bank Indonesia

Laporan Keuangan Unit Usaha Syariah

Profitabilitas Bagan Kerangka pemikiran:

Gambar 1.1 Value Added Intellectual Capital

(VAIC) Structural Capital

(SC)

Human Capital (HC)

Capital Employed (CE)

Uji Regresi Linier Sederhana

Interpretasi

Return On Asset

(ROA)

Return On Equity

(28)

G. Sistematika Penulisan

Secara garis besar skripsi ini terdiri dari 5 bab dengan beberapa sub bab.

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai penelitian dalam skripsi ini.

Maka akan dijelaskan sistematika penulisan masing-masing bab tersebut adalah

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini dijelaskan secara rinci latar belakang permasalahan,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

kajian pustaka, kerangka pemikiran dan sistmatika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini merupakan kajian kepustakaan yg menjadi dasar

pemikiran dalam penelitian ini. Secara rinci bab ini menjelaskan

tentang pengertian laporan keuangan, pengertian rasio keuangan,

pengertian sumber daya dan pengertian Intellectual Capital.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini akan membahas mengenai jenis penelitian yang dipakai,

objek, teknik penentuan sampel, teknik pengumpulan data dan teknik

analisis data dan hipotesis yang akan digunakan.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas analisis rasio keuangan masing-masing bank dan

menganalisa apakah berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank

(29)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan jawaban dari masalah penelitian meliputi

kesimpulan dari pembahasan dan saran serta rekomendasi untuk

(30)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Resource Based Theory

Resource-based theory dipelopori oleh Penrose yang mengemukakan

bahwa sumber daya perusahaan adalah heterogen, tidak homogen, jasa produktif

yang tersedia berasal dari sumber daya perusahaan yang memberikan karakter

unik bagi tiap-tiap perusahaan. Keberagaman sumber daya yang dimiliki oleh

perusahaan merupakan suatu keunggulan yang membuat perusahaan dapat

bersaing secara kompetitif terhadap kompetitornya apabila sumber daya tersebut

dapat digunakan secara maksimal. Sumber daya yang berharga dan langka dapat

diarahkan untuk menciptakan keunggulan bersaing sehingga sumber daya yang

dimiliki mampu bertahan lama dan tidak mudah ditiru, ditransfer atau

digantikan10.

Menurut Nothnagel yang dikutip oleh Ulum, ada dua asumsi yang melekat

pada RBT, yaitu resource heterogeneity dan resource immobility. Resource

heterogeneity (juga disebut resource diversity) menyinggung apakah sebuah

perusahaan memiliki sumber daya atau kapabilitas yang juga dimiliki oleh

perusahaan lain yang menjadi kompetitornya, sehingga sumberdaya tersebut

10 Ihyaul ulum, “Resource

-Based Theory”, artikel diakses pada 17 desember 2013 dari

(31)

dianggap tidak dapat menjadi suatu keunggulan bersaing11. Sedangkan resource

immobility menunjuk pada suatu sumber daya yang sulit didapat oleh kompetitor

karena sulit untuk mendapatkan atau jika menggunakan sumber saya tersebut

biayanya sangat mahal.

Barney menyatakan bahwa dalam perspektif RBT, sumberdaya

perusahaan meliputi seluruh aset, kapabilitas, proses organisasional,

atribut-atribut perusahaan, informasi, knowledge, dan lain-lain yang dikendalikan oleh

perusahaan yang memungkinkan perusahaan untuk memahami dan

mengimplementasikan strategi guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas

perusahaan12. Lebih lanjut Barney menyarankan bahwa untuk memahami

sumber dari keunggulan kompetitif berkelanjutan (sustained competitive

advantages), perlu dibangun suatu model teoritis yang bermula dari sebuah

asumsi bahwa sumberdaya perusahaan adalah heterogen dan immobile. Agar

menjadi sumberdaya potensial dalam sustained competitive advantages, maka

sumberdaya perusahaan harus memiliki empat atribut, yaitu: (a) valuable, (b)

langka (rareness), (c) tidak dapat ditiru (inimitability), dan (d) tidak ada

sumberdaya pengganti (non-substitutability).

Sumber daya perusahaan dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu: sumber

daya yang berwujud, tidak berwujud dan sumber daya manusia. Sumber daya

berwujud misalnya aset fisik yang dimilki perusahaan sedangkan sumber daya

11

Ibid

12

(32)

tidak berwujud dapat berupa merk dagang, hak paten, goodwill, dan sebagainya.

Wernerfelt menjelaskan bahwa menurut pandangan Resource Based Theory

perusahaan memperoleh keunggulan kompetitif dan kinerja keuangan yang baik

dengan cara memiliki, menguasai, dan memanfaatkan aset-aset strategis yang

penting, termasuk aset berwujud maupun aset tidak berwujud13.

Sumber daya manusia yang memiliki kreativitas, keterampilan dan

kompetensi yang tinggi merupakan keunggulan kompetitif bagi perusahaan

apabila perusahaan dapat mengelola dan memanfaatkan potensi yang dimiliki

karyawan dengan baik. Jika hal ini dapat dikelola dan dimanfaatkan dengan baik

maka akan berdampak pada peningkatan efektifitas dan produktivitas kinerja

karyawan, dengan semakin meningkatnya produktifitas, maka kinerja perusahaan

akan meningkat dan dengan adanya pengelolaan sumberdaya yang efektif tersebut

maka pengeluaran juga akan lebih efektif dan efisien.

B. Intellectual Capital

1. Pengertian Intellectual Capital

Intellectual Capital (IC) umumnya diidentifikasikan sebagai

perbedaan antara nilai pasar perusahaan (bisnis perusahaan) dan nilai buku

dari aset perusahaan tersebut atau dari financial capitalnya. Hal ini

berdasarkan suatu observasi bahwa sejak akhir 1980-an, nilai pasar dari bisnis

13 Eko Wibowo,” Analisis

(33)

kebanyakan dan secara khusus adalah bisnis yang berdasar pengetahuan telah

menjadi lebih besar dari nilai yang dilaporkan dalam laporan keuangan

berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh akuntan14.

Ada beberapa definisi mengenai modal intelektual (intellectual

capital), diantaranya:

a. Stewart, seperti dikutip oleh Ulum mendefinisikan IC dalam artikelnya

sebagai berikut:

the sum of everything in your company knows that gives you a competitive edge in the market place, it is intellectual material knowledge, information, intellectual property, experience-that can be put

to use to create wealth”.15

(modal intelektual adalah jumlah dari semua orang diperusahaan yang

memberikan keunggulan kompetitif di pasar, yaitu materi intelektual –

pengetahuan, informasi, kekayaan intelektual, pengalaman – yang dapat

dimanfaatkan untuk menciptakan kekayaan).

b. Brooking seperti yang dikutip oleh Astuti dan Sabeni, mendefinisikan

intellectual capital sebagai berikut:

Intellectual capital is term given to the combined intangibel assets of market, intellectual property, human centred and infrastructure – which

enable the company to funcion”.16

14

Ihyaul Ulum, Intellectual Capital Konsep dan Kajian Empiris (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009)

15

Ibid h.19

16 Astuti dan Sabeni, “Hubungan Intelektual C

apital dan Business Performance dengan

(34)

(modal intelektual adalah istiah yang diberikan terhadap gabungan aktiva

tidak berwujud pada pasar, kekayaan intelektual, human centered dan

infrastruktur – yang memungkinkan perusahaan untuk berfungsi).

c. Sawarjuwono dan kadir, mendefinisikan intellectual capital sebagai

berikut:

“jumlah dari apa yang dihasilkan oleh tiga elemen utama organisasi

(human capital, structural capital, customer capital) yang berkaitan dengan pengetahuan dan teknologi yang dapat memberikan nilai lebih

bagi perusahaan berupa keunggulan bersaing organisasi”17

Salah satu definisi IC yang banyak digunakan adalah yang ditawarkan

oleh Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) yang

menejelaskan IC sebagai nilai ekonomi dari dua kategori aset tak berwujud: (1)

organisational (structural) capital dan (2) human capital.18

Lebih tepatnya, organisational (structural) capital mengacu pada hal

seperti sistem software, jaringan distribusi, dan rantai pasokan. Human capital

meliputi sumber daya manusia di dalam organisasi (yaitu sumber daya tenaga

kerja/ karyawan) dan sumber daya eksternal yang berkaitan dengan organisasi,

seperti konsumen dan supplier.

IFAC mengklasifikasikan intellectual capital dalam tiga kategori, yaitu

(1) Organizational Capital,(2) Relational Capital, dan (3) Human Capital.

Seringkali IC didefinisikan sebagai sumber daya pengetahuan dalam bentuk

17 Sawarjuwono Tjiptohadi dan Agustine Prihatin kadir,“I

ntellectual Capital: Perlakuan, Pengukuran dan Pelaporan (Sebuah Library Research)”, Jurnal Akuntansi dan keuangan, Vol.5, No.1 (2003), h.38

18

(35)

karyawan, pelanggan, proses atau teknologi yang mana perusahaan dapat

menggunakannya dalam proses penciptaan nilai bagi perusahaan.

Menurut Sawarjuwono dan Kadir, banyak praktisi yang menyatakan

bahwa secara umum intellectual capital terdiri dari tiga elemen utaman, yaitu:19

a. Human Capital (HC),

Human Capital merupakan inti dari modal intelektual karena sumber

dari innovation dan improvement perusahaan, tetapi merupakan komponen

yang sulit untuk diukur. Human capital mencerminkan kemampuan kolektif

perusahaan untuk menghasilkan solusi berdasarkan pengetahuan yang dimiliki

oleh orang-orang yang berada dalam perusahaan. Secara sederhana Human

Capital merepresentasikan kemampuan individu suatu organisasi yang

direpresentasikan oleh karyawannya.

Human Capital merupakan kombinasi dari keturunan, pengetahuan,

pengalaman, dan sikap tentang kehidupan dan bisnis. Brinker seperti yang

dikutip oleh Aty utami memberikan beberapa karakteristik dasar yang dapat

digunakan untuk mengukur human capital, yaitu : program pelatihan,

pengalaman, kemampuan, perekrutan, mentoring, program pembelajaran, dan

kepribadian.20

19 Sawarjuwono Tjiptohadi dan Agustine Prihatin kadir,“I

ntellectual Capital: Perlakuan,

Pengukuran dan Pelaporan (Sebuah Library Research)”, Jurnal Akuntansi dan keuangan, Vol.5, No.1

(2003), h.38

20 Aty Utami,”Pengaruh Metode Pengukuran

(36)

Beberapa ahli menyatakan bahwa peran modal manusia (human

capital) dalam modal intelektual sangat penting, karena proses penciptaan

modal pelanggan (customer capital) berada pada komponen modal manusia

dan kemudian dibantu oleh modal struktur. Modal manusialah yang

berinteraksi dengan para pelanggan, yang mengetahui apa pengetahuan,

keterampilan dan nilai yang diharapkan pelanggan21.

b. Structural Capital (SC),

Structural Capital merupakan kemampuan organisasi atau perusahaan

dalam memenuhi proses rutinitas perusahaan untuk menghasilkan kinerja

bisnis yang optimal secara keseluruhan, meliputi: sistem operasional, proses

manufacturing, budaya organisasi, filosofi manajemen, dan semua bentuk

intellectual property yang dimiliki perusahaan. Sistem perusahaan yang

memadai dapat menjadi fasilitator dalam meningkatkan secara optimal dan

potensial intellectual individu yang berada dalam perusahaan dan membuat

nilai perusahaan lebih besar dari nilai materialnya. SC meliputi seluruh

non-human storehouse of knowledge dalam organisasi. Termasuk dalam hal ini

adalah database, organizational charts, process manuals, strategies, routines

dan segala hal yang membuat nilai perusahaan lebih besar daripada nilai

materialnya.

21 Sangkala, “

Intellectual Capital Management Strategi Baru membangun daya Saing

(37)

Seorang individu dapat memiliki tingkat intelektual yang tinggi, tetapi

jika organisasi memiliki sistem dan prosedur yang buruk maka modal

intelektual tidak dapat mencapai kinerja secara optimal dan potensi yang ada

tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal.

c. Relational/Customer Capital (CC).

Relational Capital didefinisikan sebagai seluruh Sumber daya yang

menghubungkan perusahaan dengan pihak eksternal seperti pelangan,

pemasok atau partner. Relational Capital memgang peranan penting dalam

pencitraan perusahaan di mata publik terutama stakeholder22.

Relational capital merupakan hubungan harmonis / association

network yang dimiliki perusahaan dengan mitranya, baik yang berasal daru

pemasok yang berkualitas, pelanggan yang loyal, dan hubungan perusahaan

dengan pemerintah maupun dengan masyarakat sekitar. Seperti yang

diungkapkan Brinker yang dikutip Aty utami, ada beberapa kriteria untuk

pengukuran relational capital yaitu : customer profile, customer duration,

customer role, customer support, dan costumer success.23

Perusahaan harus mampu menciptakan barang dan jasa yang berbeda

dan memiliki nilai lebih dimata konsumen. Customer capital juga meliputi

kemampuan mengidentifikasi pasar yang ingin di bidik dan memprediksikan

22 Rizka Apriliani,”Pengaruh

Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah di Indonesia”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang, 2011)

23 Aty Utami,”Pengaruh Metode Pengukuran

(38)

perusahaan dalam pasar. Hal ini dapat tercipta melalui pengetahuan karyawan

yang diproses dengan modal struktural yang akhirnya menghasilkan hubungan

yang baik dengan pihak luar24.

Dalam penelitian ini komponen intellectual capital hanya

diklasifikasikan sebagai human capital dan structural capital. Customer

capital tidak dilakukan pengujian karena adanya keterbatasan data di dalam

laporan keuangan dan pengukuran yang digunakan.

2. Value Added Intellectual Capital (VAICTM)

Metode VAIC dikembangkan oleh Pulic pada tahun 1997 yang didesain

untuk menyajikan informasi tentang value creation efficiency dari aset berwujud

(tangible asset) dan aset tidak berwujud (intangible asset) yang dimiliki

perusahaan. Model ini dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk

menciptakan value added (VA). value added adalah indikator yang paling objektif

untuk menilai keberhasilan bisnis dan menunjukkan kemampuan perusahaan

dalam penciptaan nilai (value creation)25.VA dihitung sebagai selisih antara

output dan input.

Output (OUT) merepresentasikan revenue dan mencakup seluruh produk

dan jasa yang dijual di pasar, sedangkan Input (IN) mencakup seluruh beban yang

digunakan dalam memperoleh revenue. Hal penting dalam model ini adalah

24 Ambar Widiyaningrum, “Modal Intelektual”,

Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia

Departemen Akuntansi FEUI Vol. 1 (2004), h.5

25Ihyaul Ulum, “Value Added Intellectual Coefficient (VAIC™)”, artikel diakses pada 28

(39)

bahwa beban karyawan (labour expenses) tidak termasuk dalam IN. Karena peran

aktifnya dalam proses value creationm intellectual potential (yang

direpresentasikan dengan labour expenses) tidak dihitung sebagai biaya dan tidak

masuk dalam komponen IN. Karena itu, aspek kunci dalam model Pulic adalah

memperlakukan tenaga kerja sebagai entitas penciptaan nilai (value creation

entity)26.

Keunggulan metode VAIC adalah karena data yang dibutuhkan relatif

mudah diperoleh dari berbagai sumber dan jenis perusahaan. data yang

dibutuhkan untuk menghitung berbagai rasio tersebut adalah angka-angka

keuangan standar yang umumnya tersedia dari laporan keuangan perusahaan.

Secara ringkas, value added (VA) dipengaruhi oleh efisiensi dari tiga jenis

input yang dimiliki perusahaan, antara lain: Human Capital (HC), Capital

Employed (CE), dan Structural Capital (SC).

a. Value Added Human Capital (VAHU)

Value Added Human Capital mengindikasikan berapa besar

kemampuan tenaga kerja untuk menghasilkan nilai bagi perusahaan dari dana

yang telah dikeluarkan untuk tenaga kerja tersebut. Hubungan antara VA dan

HC mengindikasikan kemampuan dari HC untuk menciptakan nilai di dalam

perusahaan. Semakin banyak value added dihasilkan dari setiap rupiah yang

dikeluarkan oleh perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan telah mengelola

sumber daya manusia secara maksimal sehingga menghasilkan tenaga kerja

26

(40)

berkualitas yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja keuangan

perusahaan. Konsisten dengan pandangan para penulis IC lainnya, Pulic

berargumen bahwa total salary and wage cost adalah indikator dari HC

perusahaan.

b. Value Added Capital Employed (VACA)

Value Added of Capital Employed (VACA) menggambarkan seberapa

banyak value added yang dihasilkan dari satu unit modal fisik yang

digunakan. Perusahaan akan terlihat lebih baik dalam memanfaatkan CE

(Capital Employed)-nya jika 1 unit dari CE menghasilkan return lebih besar

daripada perusahaan lain. Kemampuan perusahaan dalam mengelola CE

dengan baik merupakan bagian dari intellectual capital perusahaan tersebut.

c. Structural Capital Value Added (STVA)

Structural Capital Value Added (STVA) menunjukkan kontribusi

structural capital (SC) dalam penciptaan nilai. STVA mengukur jumlah SC

yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 rupiah dari VA dan merupakan

indikasi bagaimana keberhasilan SC dalam penciptaan nilai. Menurut Pulic

yang dikutip oleh Ulum, SC bukanlah ukuran yang independen sebagaimana

HC, SC dependen terhadap value creation. Lanjutnya menjelasakan semakin

besar kontribusi HC dalam value creation, maka akan semakin kecil

(41)

adalah VA dikurangi HC, yang hal ini telah diverifikasi melalui penelitian

empiris pada sektor industri tradisional27.

Rasio terakhir dalam menghitung kemampuan intelektual perusahaan

dengan menjumlahkan koefisien-koefisien yang telah dihitung sebelumnya.

Hasil penjumlahan tersebut diformulasikan dalam indikator baru yang unik,

yaitu VAICTM

3. Prinsip-prinsip Efisiensi Intellectual Capital

Pulic memperkenalkan prinsip-prinsip efisiensi pada bisnis yang turut

mendukung peran modal intelektual sebagai berikut:28

a. Intellectual Capital Efficiency has No Limit

Pada masa industrial, produktivitas dibatasi oleh faktor, teknik dan

sumber daya alam. Namun, pada knowledge economy, tidak ada pembatasan

pada penciptaan nilai. Pada saat produk berbasis pengetahuan diciptakan,

hambatan yang mungkin timbul adalah tanggapan dan perilaku dari

pelanggan. Oleh karenanya, peningkatan penciptaan nilai tergantung pada:

1) Definisi tujuan yang jelas dalam menciptakan nilai

2) Pengetahuan dan kapabilitas dari manajemen serta karyawan dalam

mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan

b. Value Creators are Persupposition of Efficiency

27

Ibid

28 Hasna Fatima, “Analisis Pengaruh Modal Intelektual terhadap kinerja Perusahaan di

(42)

Saat ini, perusahaan tidak membutuhkan manajer yang hanya mampu

memahami proses organisasi, melainkan manajer yang juga mampu

memberikan nilai tambah bagi organisasi. Manajer diharapkan dapat mengatur

penciptaan nilai, tidak sekedar mengatur manusia.

c. Continuous Increase of Value Added

Untuk meningkatkan produktivitas pengetahuan dari pekerja, hal

pertama yang harus dikaji adalah penciptaan value added. Perusahaan patut

menyadari bahwa tanpa peningkatan value added keberlangsungan hidup

perusahaan akan terancam. Beragam kombinasi berdasarkan pergerakan

pendapatan dan biaya dapat dibentuk untuk meningkatkan value added.

Peningkatan value added tercermin saat pertumbuhan pendapatan melebihi

pertumbuhan biaya yang lebih rendah.

Adapun faktor yang mempengaruhi keberlanjutan pertumbuhan value

added adalah inovasi (mengetahui peningkatan pengetahuan dari produk dan

jasa) dan investasi secara berkelanjutan pada pengembangan kompetensi,

pengetahuan, dan kapabilitas karyawan.

d. Efficiency in Value Creation

Peningkatan value added harus dilakukan dengan efisien. Efisiensi

memiliki makna menciptakan nilai yang lebih banyak dengan satu nilai

moneter yang diinvestasikan pada sumber daya (financial dan intellectual

(43)

diperkenalkan sebagai dasar untuk peningkatan produktivitas dari knowledge

worker

e. Control of Value Added and Efficiency

Penciptaan produk dan jasa meliputi beragam aktivitas yang terealisasi

melalui proses. Terkadang sebuah nilai tercipta akan hilang akibat proses yang

terjadi. Dengan demikian, sangat penting untuk mengawasi kontribusi dari

setiap proses terhadap penciptaan nilai dan efisiensi, baik jangka pendek

maupun jangka panjang.

Untuk menilai efisiensi modal intelektual, sangat penting untuk

mengidentifikasi proses yang menghancurkan nilai (proses yang dibawah

rerata tingkat efisiensi perusahaan). pengawasan yang memadai melalui

peninjauan penciptaan nilai dari setiap proses harus dilakukan untuk mencari

penyebab kehancuran nilai dan mengeliminasinya jika memungkinkan.

Berikut ini adalah situasi yang merupakan tanda peringatan dari

masalah yang mungkin timbul dalam bisnis:

- Penurunan value added dibanding periode sebelumnya

- Penurunan efisiensi modal intelektual

- Efisiensi dibawah rerata lingkungan, perusahaan, dan nasional

- Peningkatan value added yang lebih rendah dari inflasi

f. Efficiency Remuneration

Peran karyawan sebagai pencipta nilai (knowledge worker) penting

(44)

intelektual dadpat terus meningkat. Oleh karenanya, pengkajian remunerasi

harus dapat menjadi dasar karyawan untuk memiliki kapabilitas yang dapat

menciptakan nilai dengan efisien. Prinsip semakin banyak kontribusi

pekerjaan terhadap penciptaan nilai dan peningkatan efisiensi sangat wajar

jika dijadikan kriteria remunerasi untuk karyawan dan manajemen.

C. Pengertian Bank dan Bank Syariah

Menurut UU No. 10 Tahun 1998 definisi bank adalah badan usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya

kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

meningkatkan taraf hidup rakyat banyak29.

Pengertian lainnya dari bank dapat ditemukan pada Pedoman Standar

Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor

792 Tahun 199030. Pengertian Bank menurut PSAK Nomor 31 Dalam Standar

Akuntansi Keuangan adalah:

Bank adalah suatu lembaga yang berperan sebgai perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana dan pihak-pihak yang memerlukan dana, sebagai lembaga yang berfungsi memprlancar lalu lintas pembayaran”.

Sedangkan berdasarkan SK Menteri Keuangan RI Nomor 792 Tahun 1990

pengertian bank adalah:

29

Kasmir. Manajemen Perbankan. Jakarta: Rajawali Pers,2010. h.12

30

(45)

“Bank merupakan suatu badan yang kegiatannya di bidang keuangan melakukan penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan”.

Dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa bank merupakan perusahaan

yang bergerak di bidang keuangan. Jadi dapat disimpulkan bahwa kegiatan utama

bank adalah menghimpun dana masyarakat (funding), menyalurkan dana

masyarakat (lending) dan memberikan jasa bank lainnya (service)

UU No.21 Tahun 2008 yang menjelaskan tentang perbankan syariah,

menerangkan bahwa yang dimaksud dengan bank syariah adalah bank yang

menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip Syariah dan menurut

jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

Bank Syariah di Indonesia terbagi menjadi 3 bentuk, yaitu Bank Umum

Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

(BPRS). Dalam UU No.21 tahun 2008, yang dimaksud dengan Bank Umum

Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam

lalu lintas pembayaran. Unit Usaha Syariah adalah unit kerja dari kantor pusat

Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau

unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, atau unit

kerja di kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri yang

melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor

induk dari kantor cabang pembantu syariah dan/atau unit syariah. Sedangkan yang

(46)

Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas

pembayaran.

D. Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan bank secara keseluruhan merupakan gambaran prestasi

yang ingin dicapai dalam operasionalnya, baik menyangkut aspek keuangan,

pemasukan penghimpunan, dan penyaluran dana, teknologi sumber daya manusia.

Keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada kondisi

tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan danan maupun penyaluran dana

yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan

profitabilitas bank.

Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan

dimanapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan

dalam mengelola dan mengalokasikan sumberdayanya. Selain itu tujuan pokok

penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran

organisasi dan dalam mematuhi standarperilaku yang telah ditetapkan

sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diharapkan. Standar

perilaku dapat berupa kebijakan manajemen dalam rencana formal yang

dituangkan dalam anggaran31.

Kinerja keuangan memiliki fungsi yang sangat penting dalam

menggambarkan keberhasilan yang sudah tercapai oleh perbankan dan hal

31

(47)

tersebut dapat dilihat dari rasio-rasio keuangan dengan menggunakan informasi

dari laporan laba rugi dan neraca. Kinerja keuangan juga dapat menggambarkan

tingkat kesehatan bank tersebut.

E. Profitabilitas

Profitabilitas atau kemampuan kemampuan menghsilkan laba merupakan

ukuran seberapa baik suatu sistem menurut besarnya laba yang berhasil di

ciptakan. Laba sangat penting bagi suatu perushaan agar dapat terus menjalankan

dan mengembangkan kegiatan usahanya. Laba sering dijadikan indikator oleh

para investor untuk menilai untuk menanamkan modalnya.

Untuk dapat memperoleh laba yang maksimal maka bank syariah harus

dapat mengelola dana yang tersedia secara efektif dan efisien. Profitabilitas dalam

dunia perbankan dapat dihitung dengan Return On assets (ROA) dan Return On

Equity (ROE)

1. Return On Assets (ROA)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank

dalam mengelola aset guna memperoleh keuntungan secara keseluruhan. ROA

menggunakan laba sebagai salah satu cara untuk menilai efektifitas dalam

penggunaan aktiva perusahaan dalam menghasilkan laba.

ROA merupakan salah satu indikasi kesehatan keuangan perbankan.

Semakin besar ROA maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang

(48)

2. Return On Equity (ROE)

Rasio ini merupakan rasio yang sering digunakan oleh para pemegang

saham untuk menilai kinerja perusahaan dan untuk mengukur besarnya

tingkat pengembalian modal dari sebuah perusahaan. Semakin besar ROE

maka semakin besar pula tingkat pengembalian modal yang diperoleh para

pemegang saaham.

F. Review Studi terdahulu No. Nama penulis/Judul

skripsi, jurnal/tahun Terhadap Kinerja dan Nilai Pasar Perusahaan yang Terdapat dalam

Bursa Efek Indonesia”

(49)

Data)” Jurnal

Keuangan dan Perbankan, Vol. 17, No.1 Januari 2013

Sampel penelitian ini adalah 22 Bank Umum yang terdaftar di BEI periode januari 2005-april 2008. Penelitian ini menggunakan analisis regresi dinamis pada data panel. Hasil penelitiannya adalah VAIC berpengaruh signifikan terhadap ROA dan SR. Pengaruh

intellectual capital terhadap kinerja keuangan bank pada kurun waktu jangka pendek lebih kecil dibandingkan Metode Value Added Intellectual terhadap ROE, ATO, dan MBR. Sampel penelitian ini adalah 98 perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2008-2011. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitiannya adalah komponen VAHU, STVA dan DER tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE

4. Dimas Nurdy Prasetya.

(50)

Index Bank Syariah di

Indonesia”. Skripsi S1

Universitas

Diponegoro Semarang 2010.

sharing ratio), ZPR (zakat performance ratio), EDR (equitable distribution ratio) sebagai proksi dari

islamicity performance index. Sampel penelitian ini adalah BUS dan UUS yang terdaftar di Bank Indonesia periode 2005-2009.

(51)

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Penelitian ini menganilisa secara empiris pengaruh intellectual capital

terhadap kinerja keuangan bank syariah. Oleh karena itu, perlu dilakukan

pengujian atas hipotesis yang telah diajukan. Pengajuan hipotesis dilakukan

menurut metode penelitian dan analisis yang dirancang sesuai dengan

variabel-variabel yang diteliti agar mendapatkan hasil akurat. Berdasarkan kerangka

pemikiran, defininsi operasional atas variabel-variabel dalam penelitian ini dalah

sebagai berikut:

1. Variabel Independen

Variable independen yaitu variabel yang menjadi penyebab terjadinya

atau terpengaruhinya variabel dependen. Variabel independen dalam

penelitian ini adalah metode Value added Intellectual Coefficient (VAICTM)

yang dikembangkan oleh Pulic dalam pengukuran Intellectual Capital.

Metode yang ditemukan oleh Pulic ini, bertujuan untuk menyajikan informasi

tentang value creation efficiency dari aset berwujud (tangible assets) dan aset

tidak berwujud (intangible assets) yang dimiliki oleh perusahaan.

Value added Intellectual Coefficient (VAICTM) ini merupakan

(52)

(a) Physical capital (VACA)

(b) Human capital (VAHU)

(c) Structural capital (STVA)

Adapun perhitungan VAIC adalah sebagai berikut:

(1) Menghitung VA (Value Added)

VA = OUT-IN

Output (OUT) = Total Penjualan dan Pendapatan lain

Input (IN) = Beban Penjualan dan Biaya-biaya lain ( selain

beban karyawan)

Output (OUT) adalah pendapatan dan mencakup dari seluruh

produk dan jasa yang dijual dipasar, Input (IN) mencakup seluruh beban

yang digunakan dalam memperoleh pendapatan, beban karyawan tidak

termasuk dalam IN karena tidak dianggap sebagai beban.

(2) VACA (Value Added Capital Employed)

VACA merupakan perbandingan antara value added (VA) dengan

ekuitas perusahaan (CE), rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat

oleh setiap unit dari CE terhadap value added organisasi.

Value Added (VA) = Selisih antara output dan input

Capital Employed (CE) = Dana yang tersedia (ekuitas, laba

(53)

Menurut Pulic, intellectual capital tidak dapat membuat nilai

sendiri tanpa dukungan modal fisik (termasuk financial capital)1. Oleh

karena itu, perlu untuk mengambil modal finansial dan fisik ke dalam

rekening dalam rangka untuk memiliki penuh wawasan tentang totalitas

VA diciptakan oleh sumber daya perusahaan. Value Added Capital

Employed (VACA) mengungkapkan berapa banyak nilai baru telah

diciptakan oleh satu unit moneter diinvestasikan dalam modal usaha.

Dengan demikian, hubungan antara VA dan CA menunjukkan

kemampuan modal yang digunakan untuk menciptakan nilai dalam suatu

perusahaan2.

(3) VAHU (Value Added Human Capital)

VAHU menunjukkan berapa banyak VA dapat dihasilkan dengan

dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Rasio ini menunjukkan

kontribusi yang dibuat oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam HC

terhadap value added organisasi.

Value Added (VA) = Selisih antara output dan input

Human capital (HC) = beban karyawan/beban personalia

1 Ainurridha,”Pengaruh Intellectual Capital terhadap Profitabilitas”. (Skripsi S1 Fakultas

Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,2014), h.27

2 Eko Wibowo,” Analisis

(54)

(4) STVA (Structural Capital Value Added)

STVA mengukur jumlah modal struktural (SC) yang dibutuhkan

untuk menghasilkan 1 rupiah dari value added (VA) dan merupakan

indikasi bagaimana keberhasilan modal struktural (SC) dalam penciptaan

nilai

Value Added (VA) = Selisih antara output dan input

Struktural capital (SC) = VA – HC

(5) VAICTM (Value Added Intellectual Coefficient)

VAICTM mengindikasikan kemampuan intelektual organisasi yang

dapat juga dianggap sebagai BPI (Business Performance Indicator).

VAICTM merupakan penjumlahan dari 3 komponen sebelumnya, yaitu

VACA, VAHU dan STVA.

VAICTM = VACA + VAHU + STVA

Kamath mengelompokkan kinerja Bank berdasarkan Intellectual

(55)

Tabel 3.1 Kategori VAIC

Nilai VAIC Kategori

Diatas 5 Top Performers

4,01 - 5,00 Good Performers

2,50 - 4,00 Common Performers

Dibawah 2,5 Bad Performers

2. Variabel Dependen

Variabel dependen merupakan variabel yang nilainya dipengaruhi oleh

variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja

keuangan yang diproksikan oleh ROA dan ROE. Adapun perhitungan ROA

dan ROE adalah sebagai berikut:

(a) Return On Asset (ROA)

ROA merupakan rasio profitabilitas perusahaan yang mengukur

kemampuan bank dalam memperoleh laba dan efisiensi secara

(56)

(b) Return On Equity (ROE)

ROE merepresentasikan return pemegang saham, dan biasanya menjadi

bahan pertimbangan dalam indikator serta pertimbangan keuangan yang

penting bagi investor3.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Unit Usaha Syariah yang ada

di indonesia. Menurut data statistik perbankan syariah pada bulan Oktober 2013,

jumlah populasi Unit Usaha Syariah di Indonesia ada sebanyak 23 Unit.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel dengan

pertimbangan atau kriteria tertentu. Penentuan sampel berdasarkan

kriteria-kriteria sebagai berikut:

1. Unit Usaha Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia dalam periode

2009-2013

2. Menyajikan laporan keuangan triwulan yang dipublikasikan dalam periode

tahun 2009-2013

3

(57)

3. Memiliki data lengkap terkait dengan aset, ekuitas, pendapatan, beban, biaya

karyawan, laba

4. Memiliki nilai Value added yang positif

Dengan kriteria pengambilan sampel diatas maka terpilih 3 (tiga) sampel

penelitian Unit Usaha Syariah yaitu Unit Usaha Syariah Bank CIMB Niaga, Unit

Usaha Syariah Bank DKI dan Unit Usaha Syariah BTN

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan triwulan unit usaha

syariah di Indonesia tahun 2009 sampai 2013. Laporan keuangan tersebut

digunakan untuk menghitung kinerja Intellectual Capital pada Unit Usaha

Syariah serta menghitung rasio kinerja keuangan Unit Usaha Syariah.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan metode dokumentasi. Metode ini mencakup penghimpunan

informasi dan data, melalui metode studi pustaka dan eksplorasi

literature-literatur, laporan keuangan publikasi Bank Indonesia dari tahun 2009-2013 yang

diperoleh dari web Bank Indonesia www.bi.go.id , data Statistik Perbankan

Indonesia tahun 2013 dan laporan keuangan yang dipublikasikan oleh Bank dan

(58)

E. Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi

sederhana untuk menguji pengaruh antara variabel independen terhadap variabel

dependen.

Analisis yang digunakan dalam penulisan ini dilakukan secara statistik

dengan menggunakan teknik analisis:

1. Analisis deskriptif variabel

Analisis ini digunakan untuk menggambarkan jumlah sampel yang

dipakai, rata-rata dan standar deviasi dari variabel independen dan dependen.

2. Normalitas Data

Uji normalitas data ini adalah salah satu persyaratan pengujian analisis

yang digunakan oleh peneliti untuk mengetahui apakah dalam sebuah model

mempunyai distribusi normal atau tidak, jika terbukti data yang diuji

berdistribusi normal atau mendekati distribusi normal, maka selanjutnya

dengan data-data tersebut dapat dilakukan berbagai keputusan (inferensi)

dengan metode statistik parametik. Namun jika data-data tersebut tidak

berdistribusi normal, maka metode parametik tidak dapat digunakan dan

untuk inferensi digunakan dengan metode statistik non parametik. Model yang

(59)

Untuk melihat normalitas data maka dilakukan Uji Kolomogorov

Smirnov.

Test ini digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel

independen bila datanya berbentuk ordinal yang tersusun pada tabel distribusi

frekuensi kumulatif dengan menggunakan klas-klas interval.

Hipotesis:

Hο : sampel data berdistribusi normal

H₁ : sampel data tidak berdistribusi normal

Pedoman pengambilan keputusan pada uji ini adalah:

Jika Sig / Probabilitas > 0,05, Distribusi adalah normal

Jika Sig / Probabilitas < 0,05, Distribusi adalah tidak normal

3. Uji koefisien determinasi

Uji ini digunakan untuk menjelaskan besarnya kontribusi atau

pengaruh variabel independen yaitu VAIC terhadap variabel dependen yaitu

ROA dan ROE. Nilai koefisien ini adalah antara nol dan satu, jika nilainya

kecil maka kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel

dependen sangat terbatas, jika nilainya mendekati satu maka variabel

independen mampu memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan

untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Besarnya koefisien determinasi (R2) didapat dari mengkuadratkan

Gambar

Gambar 4.1  Nilai VAIC 3 (Tiga) Unit Usaha Syariah Kuartal I 2009 – Kuartal
Tabel 4.17
Gambar 1.1
Tabel 4.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini peran komputer host selain sebagai pengirim kode S- record ke memori 68HC11 (sebagai downloader), juga dapat digunakan sebagai fasilitas untuk menulis instruksi

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul, “Partisipasi Masyarakat dan Willingness to Pay dalam Pembangunan Infrastruktur Ekonomi (Studi Kasus : Desa

Tide data is processed using the method of admiralty and water depth is calculated from the lowest water level (LLWL) using Singlebeam echosounder. Umumnya wilayah

Kesimpulan dari pokok bahasan yang telah diuraikan adalah Tuntutan Jaksa Penuntut Umum dalam perkara pidana Putusan Nomor : 545/Pid.B/2012/PN.Jr yang menuntut terdakwa

bahwa dalam rangka memantau dan memotivasi upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Ratu Zalecha Martapura dipandang perlu dibentuk

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa laju transpirasi pada tanaman yang diletakkan dibawah cahaya matahari lebih besar daripada

Guntur Sutriyono dan Jeffry Santoso atas masukan dan bantuan konsultasinya dalam hal- hal teknis, Elsi Darwanti yang telah setia mendukung dan menemani, untuk Iyun Yunita yang

Adapun alasan kami mengambil atau memilih Database Rumah Sakit ini ialah karena kami ingin mengetahui apa saja yang dibutuhkan pada Rumah Sakit, kami juga berharap ini bisa untuk