TINJAUAN TEORITIS
C. Keadilan dan Kesejahteraan Masyarakat
1. Pengertian Keadilan
Kata “adil” berasal dari Bahasa Arab al-‘adl yang berarti insyaf = keinsyafan = yang menurut jiwa baik dan lurus. Secara etimologis menurut Abul Aziz Dahlan, al-adl berarti tidak berat sebelah, tidak memihak, atau menyamaratakan yang satu dengan yang lain.34
Justica dalam bahasa Inggris berasal dari kata justica yang kata asalnya ius atau jus. Perkataan jus berarti hukum atau hak. Dengan demikian salah atau pengertian justice adalah hukum (law). Menurut The Liang Gie, pemakaian yang cukup lazim kedua perkataan itu dianggap sepadan. Kata “keadilan” dalam bahasa Prancis adalah justice. Dalam Bahasa Latin adil diistilahkan dengan iustitia. Secara terminologis adil berarti “mempersamakan” sesuatu dengan yang lain, baik dari segi nilai maupun dari segi ukuran sehingga sesuatu itu menjadi tidak berat sebelah dan tidak berbeda satu sama lain.35
Adil juga berarti berpihak atau berpegang kepada kebenaran. Keadilan lebih dititkberatkan pada pengertian meletakkan sesuatu pada tempatnya jika keadilan telah dicapai, maka itu merupakan dalil kuat dalam Islam selama belum ada dalil
33 Syamsul Anwar, Permasalahan Produk Bank Syari’ah, Studi Tentang Bai’ Muajjall, (Yogyakarta: Balai Penelitian P3M IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 1995), h. 99
34Abul Aziz Dahlan, Ensiklopedia Hukum Islam I, (Jakarta; Ikhtiar Baru Van Hoeve, 2000), h.25
35Anonim, Ensiklopedia Hukum Islam, (Jakarta : Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996), h.50
lain yang menentangnya. Majid Khadduri menyebutkan dalam Islam sinonim kata al’-adl; antara lain; qitsh, qashd, istiqamah, wasath, nashib, dan al-hishsha. Kata adil itu mengandung arti cukup luas, yakni sebagai berikut:36
a. Meluruskan atau duduk lurus, mengamandemen atau mengubah.
b. Melarikan diri, berangkat atau mengelak dari satu jalan yang keliru menuju jalan lain yang benar.
c. Sama atau sepadan atau meyamankan
d. Menyimbangkan atau mengimbangi, sebanding atau berada dalam suatu keadaan yang seimbang.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) keadilan berarti sifat (perbuatan, perlakuan dan sebagainya) yang adil. Adil sendiri berarti sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak, berpihak kepada yang benar, berpegang kepada kebenaran, sepatutnya, atau tidak sewenang-wenang.37
M. Quraisy Shihab mengatakan bahwa keadilan yang berarti kesamaan memberi kesan adanya dua pihak atau lebih. Karena kalau hanya satu pihak tidak akan terjadi adanya persamaan. Kata al-‘adl, demikian Quraisy melanjutka, diungkapkan oleh Al-Qur’an antara lain dengan kata ‘adl,qitsh, dan al-mizan.38
Kahar Masyhur mengemukakan yang dinamakan adil tersebut, yaitu sebagai berikut:39
1) Adil ialah meletakkan sesuatu pada tempatnya.
2) Adil ialah menerima hak tanpa lebih dan memberikan hak orang lain tanpa kurang.
36 Majid Khadduri, Teologi Keadilan Perspektif Islam, (Surabaya: Risalah Gusti, 1999), h.
8.
37Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta; Balai Pustaka, 2005), h. 8.
38 M. Quraisy Shihab, Wawasan Islam, (Bandung; Mizan, 1996)
39 Kahar Masyhur, Membina Moral dan Akhlak, (Jakarta; Kalam Mulia, 1985), h.71
30
3) Adil ialah memberikan hak setiap yang berhak secara lengkap, tanpa lebih tanpa kurang antara sesama yang berhak, dalam keadaan yang sama, dan penghukuman orang jahat atau yang melanggar hukum, sesuai dengan kesalahan dan pelanggarannya.
Persoalan keadilan adalah persoalan konsesi objek keadilan. Persoalan efisiensi, koordinasi, dan stabilitas seharusnya turut menjadi pertimbangan dalam penentuan definisi keadilan. Keadilan yang dimaksud dapat tercipta apabila kepentingan dan kewajiban seluruh aspek objek keadilan dapat terpenuhi. Minimal, pengerbonan dan perolehan yang diperoleh masing-masing objek keadilan relevan dan masuk akal.40
Konsep keadilannya hanya terletak pada saat pihak bank memberikan pembiayaan kepada nasabah. Tanpa adanya pemberian upah atau fee dari pihak bank syariah kepada nasabah sebagai bentuk perwakilan dalam pemberian produk.
Kemudian dalam konsep keadilan ekonomi dalam Islam mengharuskan setiap orang mendapatkann haknya dan tidak mengambil hak atau bagian orang lain.41
Keadilan itu sendiri menjadi hal yang kemudian sangat sulit untuk digapai, banyak hal yang menjadi faktor dari sulitnya keadilan dicapai. Beberapa pakar mengatakan keadilan masih sangat bersifat subketif,akan tetapi dengan menginterpretasikan teori yang dikemukakan aristoteles terkait teori keadilan menjadi petunjuk dasar bagaimana adil yang dimaksud.
Prinsip keadilan orientasinya kepada terjaganya hubungan yang harmonisdengan sesama manusia. Seorang pengusaha yang memiliki jiwa keadilan mampu menempatkan sesuatu menurut porsinya masing-masing. Hakikat keadilan
40 John Rawls, A Theory of Justice, (London: Oxford University Press, 2006), diterjemahkan oleh Uzair Fauzan dan Heru Prasetyo, “Teori Keadilan”, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar), h. 7.
41 Mahmuda Mulia Muhammad, “Transaksi E-Commerse Dalam Ekonomi Syariah” ,
Jurnal El-Iqtishady, Vol. 2, No. 1 (Juni 2020)
http://103.55.216.56/index.php/iqthisadi/article/view/14021. Diakses pada (20 April 2021)
bukan hanya ditujukan kepada manusia, akan tetapi secara universal berlaku baik untuk hewan maupun untuk lingkungan.42
Penerapan prinsip keadilan dalam social entrepreneurship dijabarkan dengan:
1) Membiasakan diri tepat waktu baik sebelum maupun setelah beraktivitas, disiplin dan menjaga kinerja dengan baik.
2) Pemenuhan hak-hak konsumen, jujur dalam menimbang, 3) Memberian pelayanan yang berkualitas.
4) Memberikan perlindungan keamanan kepada pegawai, tidak membebani pekerjaan di luar kapasitasnya.
5) Menjalankan transparansi keuangan, jujur dalam pencatatan, 6) Mengikuti prosedur yang berlaku,
7) Pembagian keuntungan yang adil dan
8) Tidak melakukan praktik riba dalam aktivisas.
2. Dasar Hukum Keadilan a. Al-Qur’an
1) Q.S Al-Maidah/ 5 : 8
مْوَق ُنٰاَنَش ْمُكَّنَمِرْجَي َلَْو ِِۖطْسِقْلاِب َءۤاَدَهُش ِ ِٰٰلِل َنْيِماَّوَق اْوُنْوُك اْوُنَمٰا َنْيِذَّلا اَهُّيَآٰي َوُه ۗاْوُلِدْعِاۗ اْوُلِدْعَت َّلَْا ىٰٓلَع
ِۖى ٰوْقَّتلِل ُبَرْقَا
َن ْوُلَمْعَت اَمِب ٌۢ رْيِبَخ َ ٰٰاللّ َّنِاۗ َ ٰٰاللّ اوُقَّتاَو
Terjemahnya:
42 Mahmuda Mulia Muhammad, “Membangun Ekonomi Islam Berorientasi Kesalehan Sosial”, Jurnal El-Iqtishady, Vol. 2, No. 2, (September 2020) http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/iqthisadi/article/view/18352. Diakes pada (20 Mei 2021)
32
Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena Allah, (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.
Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu
”Sungguh, Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan bukti-bukti yang nyata dan kami turunkan bersama mereka kitab dan neraca (keadilan) agar manusia dapat berlaku adil. Dan Kami menciptakan besi yang mempunyai kekuatan, hebat dan banyak manfaat bagi manusia, dan agar Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya walaupun (Allah) tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Mahakuat, Mahaperkasa”.44
Ayat tersebut menegaskan bahwa menegakan keadilan adalah tujuan dan misi utama pada zaman kenabian. Dengan demikian terdapat dua tujuan utama misi kenabian, yaitu : mengajak manusia untuk menyembah Allah, sekaligus memberantas kemusyrikan, dan menegakkan keadilan di tengah-tengah masyarakat, sekaligus memberantas segala kedzaliman.