• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORITIS A. Kemampuan Memotivasi Siswa Dalam Belajar

1. Pengertian Kemampuan, Guru dan Motivasi

Di dalam Kamus Bahasa Indonesia, kemampuan berasal dari kata

“mampu” yang berarti kuasa (bisa, sanggup, melakukan sesuatu, dapat, berada, kaya, mempunyai harta berlebihan)7. Kemampuan adalah kesanggupan dalam melakukan sesuatu. Seseorang bisa dikatakan mampu apabila ia bisa melakukan sesuatu yang harus ia lakukan.

Kemampuan dalam arti yang umum dapat dibatasi sebagai

“kemampuan adalah prilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan”8. Sedangkan dalam konteks keguruan, kemampuan tersebut diterjemahkan sebagai “gambaran hakekat kualitatif dari prilaku guru yang Nampak sangat berarti9. Dengan demikian, suatu kemampuan dalam satu profesi yang berbeda yang menuntut kemampuan yang berbeda-beda pula. Sedangkan kemampuan dalam profesi keguruan akan dicerminkan pada kemampuan pengalaman dari kompetisi keguruan itu sendiri.

7 Peter Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Gramedia Pustaka, 1991), Cet, Ke-1, h. 1023

8 Sudarwan Danim, Transformasi Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), h. 12

9 Wijaya H. Es dan Tabrani Rusyan, Profesionalisme Tenaga Kependidikan, (Jakarta: Nine Karya Jaya, 1992), h. 7

Apabila disimak makna yang tertuang dalam kaidah kemampuan tersebut, maka setiap profesi yang diemban seseorang harus disertai dengan kemampuan, dimana profesi itu sendiri dibatasi “sebagai suatu pekerjaan yang memerlukan pendidikan lanjut di dalam ilmu pengetahuan dan teknologi yang digunakan sebagai perangkat dasar untuk diimplementasikan dalam berbagai kegiatan yang bermanfa‟at.

Istilah lain dari kemampuan yaitu kompetensi. Kompetensi merupakan suatu kemampuan yang mutlak dimiliki guru agar tugasnya sebagai pendidik dapat terlaksana dengan baik. Kompetensi merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pendidikan dan pembelajaran dijalur sekolah.

Kompetensi sebagai konsep dapat diartikan secara etimologis dan terminologis. Dalam pengertian etimologis kompetensi dapat dikemukakan bahwa “kompetensi tersebut berasal dari bahasa inggris yaitu Competency yang berarti kecakapan dan kemampuan. Oleh arena itu dapat pula dikatakan bahwa kompetensi adalah kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan (memutuskan) sesuatu.

Sedangkan secara defenitif, kompetensi dapat dijelaskan sebagaimana yang dijelaskan oleh seorang ahli bahwa “kompetensi adalah suatu tugas yang memadai atau pemilikan pengetahuan. Keterampilan dan pengetahuan yang dituntut oleh jabatan seseorang”. Apabila pengertian ini dihubungkan dengan proses pendidikan, maka guru sebagai pemegang jabatan pendidik dituntut untuk memiliki kemampuan dalam menjalankan tugasnya. Oleh karena itu,

kompetensi mutlak dimiliki oleh seorang guru sebagai kemampuan, kecakapan atau keterampilan dalam mengelola kegiatan pendidikan. Dengan demikian kompetensi guru merupakan pemilikan pengetahuan keguruan dan pemilikan keterampilan serta kemampuan sebagai guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik.

Ada delapan macam kemampuan atau keterampilan yang harus dimiliki guru, yaitu:10

1. Keterampilan bertanya

Pernyataan yang baik adalah pertanyaan yang jelas dan mudah dimengerti oleh siswa, berisi informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan di fokuskan pada satu masalah dan lainnya.

2. Keterampilan memberikan penguatan/ motivasi

Penguatan atau motivai adalah sautu respon atau dorongan terhadap tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.

3. Keterampilan mengadakan variasi

Yaitu variasi dalam cara mengajar, variasi dalam menggunakan media dan alat, variasi pola interaksi dan kegiatan siswa.

4. Keterampilan menjelaskan

10 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:

Kencana, 2009), Cet, Ke-6, h. 22

Keterampilan ini menyajikan sejumlah informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya.

5. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran 6. Keterampilan diskusi membimbing kelompok kecil

Memusatkan perhatian siswa pada topic diskusi, memperluas masalah, menganalisa pandangan siswa, meningkatkan daya pikir siswa, menyebarkan berpartisipasi, menutup diskusi.

7. Keterampilan mengelola kelas

8. Keterampilan mengelola kelompok kecil dan persorangan.11

Keterampilan mengandalkan pendekatan secara mendetail, keterampilan mengorganisasikan, keterampilan membimbing dan memudahkan belajar, keterampilan merencanakan dan melaksanakan, kegiatan belajar mengajar.

Kemampuan adalah kecakapan atau kesanggupan yang diusahakan sendiri, kemampuan menurut Charles E.Jhansons yaitu prilaku yang rasional untuk mencapai tujuan nyang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. kemampuan adalah kemampuan bersikap, berfikir dan bertindak

11 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:

Kencana, 2009), Cet, Ke-6, h. 24

secara konsisten sebagai perwujudhan dari pengetahuan sikap dan keterampilan yang dimiliki.12

Yang penulis maksud dalam skripsi ini adalah keterampilan atau kemampuan guru memberikan motivasi atau penguatan, yaitu kecakapan atau kesanggupan guru dalam memberikan motivasi agar peserta didik lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.

Begitu juga dalam melaksanakan tugas guru sangat berperan untuk memberikan motivasi terhadap seseorang atau siswa karena guru merupakan pendidik dan sekaligus sebagai orang tua bagi siswa.

Menurut Zakiyah Daradjat dalam buku Muhammad Nurdin kiat menjadi guru professional, guru adalah pendidik professional. Karena secara implisist ia telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang terpikul dipundak para orang tua, para orang tua tatkala menyerahkan anaknya ke sekolah, berarti telah melimpahkan pendidikan anaknya kepada guru. 13

Guru dalam Islam adalah orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik dengan mengupayakan potensinya, baik potensi afektif, kognitif, dan psikomotorik, guru juga berarti orang dewasa yang memberikan pertolongan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai tingkat kedewasaan, serta mampu berdiri sendiri

12 Ceci Widjaya,A Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1991), Cet, Ke-1, h.8

13 Sukadi, Guru Powerfull, Guru Masa Depan (Bandung: Kolbu 2006), h. 8-9

dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba Allah. Disamping itu, ia mampu sebagai makhluk sosial dan makhluk indidvidu yang mandiri, Allah berfirman dalam al-Qur‟an Surat Ali Imran ayat (3):164) yang berbunyi :



Artinya: sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al kitab dan Al hikmah. dan Sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.14

Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa tugas Rasulullah selain Nabi, juga sebagai pendidik (guru). Oleh karena itu tugas utama guru menurut ayat adalah: 15

a. Penyucian, yakni pengembangan, pembersihan, dan pengangkat jiwa kepada penciptanya, menjauhkan diri dari kejahatan dan menjaga diri agar tetap berada pada fitrah.

b. Pengajaran, yakni mengalihkan berbagai pengetahuan dan akidah kepada akal dan hati kaum muslimin agar mereka merealisasikannya dalam tingkah laku kehidupan.

14 Al-Qur‟an dan Terjemahannya Surat Ali Imran Ayat 164

15 Muhammad Nurdin, Kiat Menjadi Guru Profesional, (Jogjakarta: Prisma Shopie, 2000), h.

155-157

Sebagai pendidik guru mempunyai peran yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Adapun peranan guru dalam pendidikan antara lain:

Banyak peranan yang diperlukan dari gru sebagai pendidik, atau siapa saja yang telah menerjunkan diri menjadi guru. Semua peranan yang diharapkan dari guru seperti uraian dibawah ini :

a. Korektor

Sebagai korektor, guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan mana nilai yang buruk. Kedua nilai yang berbeda ini harus betul-betul dipahami dalam kehidupan di masyarakat.

b. Inspirator

Sebagai seorang inspiratory, guru harus dapat memberikan ilmu yang baik bagi kemajuan belajar peserta didik. persoalan belajar adalah masalah utama peserta didik. Guru harus bisa memberikan petunjuk bagaimana cara belajar yang baik.

c. Motivator

Sebagai motivator, guru hendaknya mampu mendorong peserta didik agar bergairah dan aktif belajar dalam upaya memberikan motivasi, guru dapat menganalisis moti-motif yang melatar belakangi peserta didik malas belajar dan menurunnya prestasi peserta didik dalam belajar.

d. Fasilitator

Sebagai fasilitator, guru hendaknya mampu menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan belajar peserta didik. Lingkungan belajar

yang tidak menyenangkan suasana ruangan kelas yang pengap. Menyebabkan peserta didik malas belajar. Oleh karena itu menjadi tugas guru bagaimana menyediakan fasilitas sehingga akan terciptanya lingkungan belajar yang menyenagkan peserta didik.16

e. Pembimbing

Sebagai pembimbing peranan ini harus lebih dipentingkan karena kehadiran guru di sekolah adalah untuk membimbing peserta didik baik yang mengalami kesulitan maupun memberikan arahan dalam perkembangan dirinya. Jadi bagaimanapun juga bimbingan dari guru sangat diperlukan sa‟at peserta didik belum berdiri sendiri (mandiri).

f. Demonstrator

Dalam interaksi edukatif, tidak semua bahan pelajaran dapat dipahami.

Apalagi peserta didik yang mempunyai intelegensi yang sedang untuk bahan pelajaran yang sukar dipahami peserta didik. Guru harus berusaha dengan membantunya dengan cara memperagakan apa yang diajarkan secara diktatis, sehingga apa yang guru ingin kan sejalan dengan pemahaman peserta didik.

g. Mediator

Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pengalaman yang luas tentang media pendidikan, dalam berbagai bentuk dan jenisnya, baik bentuk non material maupun material. Sebagai mediator guru

16 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif….h. 45

dapat diartikan sebagai penengah dalam proses belajar mengajar peserta didik.17

h. Supervisor

Peranan guru sebagai supervisor adalah membantu memperbaiki dan menilai secara krisis terhadap proses pebelajaran.

i. Evaluator

Guru dituntut sebagai evaluator yang baik dan jujur, dengan memberikan penilaian yang menyentuh pada aspek ekstrinsik dan intrinsik.

Penilai terhadap aspek intrinsik lebih menyentuh pada kepribadian peserta didik yakni aspek nilai.18

Segala perbuatan maupun tindakan yang di lakukan guru harus mempunyai strategi dalam memotivasi bagaimana strategi yang tepat dan akurat agar motivasi atau dorongan yang kita berikan dapat berguna dan berjalan dengan aman sehingga orang yang kita motivasi tadi dapat mengetahui kebenaran atau kebaikan dari apa yang kita berikan. Terkadang satu proses tidak mencapai hasil yang maksimal disebabkan karena tidak adanya strategi dalam pelaksanaan tersebut.

Istilah motivasi sebenarnya banyak digunakan dalam beberapa bidang dan situasi, tapi dalam uraian ini sesuai dengan pembahasan dalam penelitian ini diarahkan pada bidang pendidikan, khususnya dalam proses belajar dan

17 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif….h. 46

18 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menjadikan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan (Jakarta: PT Raja Grasindo Persada 2002), h.170

mengajar. Dari segi bahasa motivasi berasal dari kata bahasa Inggris adalah

“motive” yang berasal dari kata “motion” yang berarti gerakan atau bergerak, yang berarti alasan, daya batin atau dorongan19. Dalam kamus Bahasa Indonesia motivasi diartikan, 1) dorongan yang timbul pada diri seseorang baik sadar atau pun tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. 2) usaha yang menyebabkan seseorang atau sekelompok orang tergerak karena ingin melakukan sesuatu tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.20

Menurut M. Ngalim Purwanto, motivasi adalah pendorong suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar menjadi tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.21

Sedangkan Menurut MC, Donald, yang dikutip dari Sadirman A.M, motivasi adalah suatu perubahan energy dari dalam diri seseorang yang ditandai dengan unculnya “Feeling” dan didahului dengan tanggapan adanya tujuan.22

Selain itu Abu Ahmadi mengemukakan bahwa motivasi adalah “suatu yang ada pada diri individu yang menggerakkan atau membangkitkan

19 Jhon M.Echols dan Hasan Salidithy, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,1997), Cet Ke-24, h.386

20 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1993), Cet Ke-2, h. 593

21 WS. Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta: PT Gramedia, 1986), Cet Ke-3, h.71

22 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis….h.71

sehingga individu itu berbuat sesuatu.23 Motivasi adalah usaha yang disadari oleh pihak guru untuk menimbulkan motif-motif pada diri murid yang menunjang kegiatan kearah tujuan-tujuan belajar.24 Dari beberapa defenisi diatas terlihat bahwa motivasi digunakan untuk menjelaskan suatu dorongan, kebutuhan ataau keinginan untuk melakukan sesuatu dalam mencapai tujuan.

Motivasi adalah pendorong seseorang untuk melakukan sesuatu untuk mencapai suatu tujuan. Dengan pengertian yang demikian, motivasi sangat diperlukan dalam kegiatan belajar.

Berdasaran penjelasan diatas penulis dapat menarik suatu kesimpulan bahwa strategi sangat diperlukan guru untuk memotivasi siswa dalam belajar sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai.

Dokumen terkait