• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAMPUAN GURU PAI MEMOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN DI SMPN 1 MAPAT TUNGGUL PASAMAN TIMUR SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KEMAMPUAN GURU PAI MEMOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN DI SMPN 1 MAPAT TUNGGUL PASAMAN TIMUR SKRIPSI"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

KEMAMPUAN GURU PAI MEMOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN DI SMPN 1 MAPAT TUNGGUL PASAMAN TIMUR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam Pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Oleh:

MIRNA YESNI NIM: 2111. 023

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI

1436 H / 2015 M

(2)

Halaman Persembahan Skripsi

“Dia memberikan hikmah (ilmu yang berguna) kepada siapa yang dikehendaki-Nya.

Barang siapa yang mendapat hikmah itu

Sesungguhnya ia telah mendapat kebajikan yang banyak.

Dan tiadalah yang menerima peringatan melainkan orang- orang yang berakal”.

(Q.S. Al-Baqarah: 269)

“...kaki yang akan berjalan lebih jauh, tangan yang akan berbuat lebih banyak, mata yang akan menatap lebih lama, leher yang akan lebih sering melihat ke atas, lapisan tekad yang seribu kali

lebih keras dari baja, dan hati yang

akan bekerja lebih keras, serta mulut yang akan selalu berdoa...” - 5cm.

Ungkapan hati sebagai rasa Terima Kasihku

Alhamdulllahirabbil‟alamin…. Alhamdulllahirabbil „alamin…. Alhamdulllahirabbil alamin….

Akhirnya aku sampai ke titik ini,

sepercik keberhasilan yang Engkau hadiahkan padaku ya Rabb Tak henti-hentinya aku mengucap syukur pada_Mu ya Rabb

Serta shalawat dan salam kepada idola ku Rasulullah SAW dan para sahabat yang mulia Semoga sebuah karya mungil ini menjadi amal shaleh bagiku dan menjadi kebanggaan

bagi keluargaku tercinta Ku persembahkan karya mungil ini…

untuk belahan jiwa ku bidadari surgaku yang tanpamu aku bukanlah siapa-siapa di dunia fana ini Ibundaku tersayang (ANIMAR)

serta orang yang menginjeksikan segala idealisme, prinsip, edukasi dan kasih sayang berlimpah dengan wajah datar menyimpan kegelisahan ataukah perjuangan yang tidak pernah ku ketahui,

namun dengan penuh kesabaran dan pengertian luar biasa Ayahandaku tercinta (GUSTAMI) Kepada Kakak-Kakakku(Masna Wati), (Sabri), (Suhar Diman)serta adikku (Andri Adi) Terimakasih kepada seseorang yang selama ini dihati memberikan kasih sayang motivasi (Julnaidi)

Kepada teman-teman seperjuangan khususnya rekan-rekan PAI “A” yang tak bisa tersebutkan namanya satu persatu terima kasih yang tiada tara ku ucapakan

Kepada Sahabat setiaku forever (Dita, Nurlin, Bulan, Zizah,, Susi,Erlin) kepada Anak-Anak koz kuning Ibu Martini yang bersama-sama dalam tempat tinggal

yang telah dirasa suka duka kita lalui ( Dila, Wati, Rina, Riska2, Ulfa, Siska).

Terakhir, untuk seseorang yang masih dalam misteri yang dijanjikan Ilahi (Ryno Dyrgantara) terimakasih telah menjadi baik dan bertahan di sana.Akhir kata, semoga skripsi ini membawa kebermanfaatan. Jika hidup bisa kuceritakan di atas kertas, entah berapa banyak yang

dibutuhkan hanya untuk kuucapkan terima kasih... :)

by: Mirna Yesni S.Pd.I

(3)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : MIRNA YESNI

Tempat/ tanggal lahir : Rumbai/ 01 JULI 1992

Fakultas/ Jurusan : Tarbiyah/ Pendidikan Agama Islam

Judul Skripsi : KEMAMPUAN GURU PAI MEMOTIVASI

SISWA DALAM PEMBELAJARAN DI SMPN I MAPAT TUNGGUL PASAMAN TIMUR

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah (Skripsi) dengan judul diatas benar asli karya penulis. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa skripsi ini bukan karya sendiri, maka penulis bersedia diproses sesuai hukum yang berlaku dan gelar kesarjanaan penulis diangkat sampai batas waktu yang ditentukan.

Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bukittinggi, Agustus 2015 Saya yang menyatakan

MIRNA YESNI

2111.023

(4)

ABSTRAK

MIRNA YESNI NIM. 2111.023 dengan judul “KEMAMPUAN GURU PAI MEMOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN DI SMPN I MAPAT TUNGGUL PASAMAN TIMUR”. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, 2015.

Latar belakang penulis memilih judul ini bahwa ditemukan suatu permasalahan yaitu terlihat bahwa di dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam siswa kurang semangat mengikuti, mendengarkan dan memperhatikan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dengan adanya sikap siswa yang kurang konsentrasi ketika mengikuti pembelajaran pendidikan agama Islam, siswa kurang aktif dalam menerima dan menanggapi pembelajaran, siswa yang terlihat berbicara dengan teman sebangku. Hanya sebagian siswa yang bersemangat dan memperhatikan guru menjelaskan pembelajaran. Oleh karena itu, penulis ingin melihat bagaimana kemampuan guru pendidikan agama Islam memotivasi siswa dalam pembelajaran di SMPN I Mapat Tunggul Pasaman Timur.

Penelitian ini bersifat Field Research (penelitian lapangan) dengan menggunakan deskriptif kualitatif, menggambarkan kejadian yang terdapat di lapangan yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang bisa diamati, teknik pengumpulan datanya melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.

Adapun sumber data dan dan informan penelitian terdiri dari informan kunci dan informan pendukung. Informan kuncinya adalah beberapa orang guru PAI sedangkan yang menjadi informan pendukung adalah siswa (peserta didik) kelas VIII SMPN I Mapat Tunggul Pasaman Timur. Setelah data terkumpul maka penulis melakukan analisis data dengan cara menggunakan metode berfikir induktif. Pelaksanaan teknik pemeriksaan data dilakukan melalui triangulasi data.

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru PAI memotivasi siswa dalam pembelajaran di SMPN I Mapat Tunggul Pasaman Timur adalah dengan memberikan berbagai bentuk motivasi yaitu, guru menjelaskan tujuan pembelajaran, memberikan hadiah berupa material dan non material, memberikan ulangan baik secara lisan maupun tulisan, memberikan hukuman dengan menambah tugas/ resume, menumbuhkan hasrat siswa untuk belajar pendidikan agama Islam dengan memberikan nasehat dan pentingnya PAI, serta memberikan bimbingan kepada siswa dengan melakukan pendekatan secara pribadi serta memberikan motivasi pada siswa sebelum dan sesudah pembelajaran.

(5)

KATA PENGANTAR

ﻢﻴﺣﺮﻟﺍﻦﻤﺣﺮﻟﺍﻪﻟﻟﺍﻢﺴﺑ

Segala puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “KEMAMPUAN GURU PAI MEMOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN DI SMPN I MAPAT TUNGGUL PASAMAN TIMUR”. Shalawat beserta salam semoga tercurah kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliyyah menuju zaman yang terang benderang dan penuh ilmu pengetahuan seperti saat ini.

Permohonan cinta terbesar penulis tujukan kepada Ayahanda Gustami dan Ibunda Animar dengan segenap cinta kasih dan pengorbanan tiada tara mengasuh, membesarkan dan mendidik dengan lautan budi yang tiada tara.

Hal ini juga penulis sampaikan kepada kakanda Sabri, Suhar Diman beserta Masna Wati adinda Andri Adi, yang telah memberikan dorongan motivasi beserta doa dalam penyelesaian pendidikan di Perguruan Tinggi ini.

Selama proses penyusunan skripsi ini, peneliti telah banyak mendapat bantuan, motivasi, arahan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada:

(6)

1. Ibuk Rektor dan Wakil Rektor IAIN Bukittinggi

2. Dekan dan Wakil Dekan IAIN Bukittinggi yang memberikan fasilitas serta sarana dan prasarana yang penulis butuhkan demi kelancaran dalam menimba ilmu maupun dalam penulisan skripsi ini.

3. Bapak Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan fasilitas serta sarana dan prasarana yang penulis butuhkan demi kelancaran dalam menimba ilmu maupun dalam penulisan skripsi ini.

4. Bapak Dr, Wedra Aprison, M.Ag selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan semangat serta dorongan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

5. Bapak, Januar, M, Pd selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan semangat serta dorongan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

6. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Bukittinggi yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan di perguruan tinggi ini

7. Bapak dan Ibu karyawan/i IAIN Bukittinggi

8. Pimpinan serta karyawan/i perpustakaan IAIN Bukittinggi

9. Ibu Kepala Sekolah dan Ibu guru PAI serta siswa/i SMPN I Mapat Tunggul Pasaman Timur yang telah memberikan informasi kepada penulis selama penelitian.

(7)

10. Rekan-rekan PAI BP 2011 khususnya PAI A yang telah memberikan motivasi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

Mudah-mudahan Allah SWT membalas segala bantuan, motivasi, arahan dan bimbingan yang telah diberikan dengan pahala yang berlipat ganda. Amin.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan skripsi ini.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca khususnya bagi calon guru dan praktisi pendidikan dalam upaya menyelenggarakan proses pembelajaran yang lebih baik.

Bukittinggi, Agustus 2015 Penulis

MIRNA YESNI NIM. 2111.023

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI

ABSTRAK ………...i KATA PENGANTAR ………ii DAFTAR ISI ………v BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah 9

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 9

D. Penjelasan Judul 10

E. Sistematika Penulisan 12

BAB II LANDASAN TEORITIS

A. Kemampuan Memotivasi Siswa Dalam Belajar 13 1. Pengertian kemampuan, Guru dan Motivasi 13

2. Bentuk-Bentuk Kemampuan Guru 23

3. Macam-Macam Kemampuan Guru Memotivasi Belajar 26

B. Pembelajaran Agama Islam 37

1. Pengertian Pembelajaran PAI 37

2. Dasar dan Tujuan Pembelajaran PAI 39 3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam 42

(9)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian 43

B. Lokasi Penelitian 43

C. Informan 44

D. Teknik Pengumpulan Data 44

E. Teknik Analisa Data 46

F. Teknik Keabsahan Data 47

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Temuan umum 48

B. Temuan Khusus 52

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 69

B. Saran 70

DAFTAR KEPUSTAKAAN LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

(10)

KEMAMPUAN GURU PAI MEMOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARANDI SMPN I MAPAT TUNGGUL PASAMAN TIMUR

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI

1436 H / 2015 M

(11)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan menurut Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional pasal 3 menyatakan bahwa “ pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab..1

Dalam bukunya Fuad Ihsan dasar-dasar pendidikan, memberikan defenisi pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli antara lain:2

a. Driyakara mengatakan bahwa, pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia muda, pengangkatan manusia muda

b. Crow and Crow menyebutkan pendidikan adalah proses yang berisi berbagai macam kegiatan yang cocok bagi indidvidu untuk kehidupan sosialnya dan membantu meneruskan adat dan budaya serta kelembagaan sosial dari generasi ke generasi.

c. Ki Hajar Dewantara dalam Kongres Taman Siswa yang pertama pada tahun1930 menyebutkan: pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan pertumbuhan budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran

1 Darul Ilmi, Dasar-Dasar Pendidikan dan Pembelajaran, (Bukittinggi: Wisfer Multiguna, 2009), Cet, Ke-1, h. 1

2 H. Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan,…h. 5

(12)

dan tubuh anak dalam Taman Siswa tidak boleh dipisah-pisahkan bagian- bagian itu agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup, kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik selaras dengan dunianya.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat penulis simpulkan bahwa pendidikan itu merupakan usaha untuk merobah seseorang (peserta didik) kearah yang lebih baik, baik dari segi perilakunya, kepribadiannya, maupun pengetahuannya sesuai dengan perkembangan dan kemampuannya.

Tujuan pendidikan Islam adalah menanamkan ketaqwaan dan akhlak serta menegakkan kebenaran dalam rangka membentuk manusia yang berpribadi dan berbudi luhur menurut ajaran Islam. Tujuan tersebut ditetapkan berdasarkan atas pengertian bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam.3

Al-Ghazali yang dikutip oleh Fathiyah Hasan Sulaiman merumuskan tujuan pendidikan Islam dengan berpijak pada firman Allah SWT , yaitu Q.S al- Qashash : 77























“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi”.

3 Abdurrahman Shaleh, Praktek Pendidikan Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), h. 19-20

(13)

Berdasarkan firman di atas, Al-Ghazali merumuskan bahwa tujuan pendidikan Islam terbagi atas dua macam yaitu :4

a) Insan purna yang bertujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

b) Insan purna yang bertujuan mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

Jadi dapat penulis simpulkan dari pendapat diatas, bahwa tujuan pendidikan Islam tidak terlepas dari upaya untuk mencapai kebahagiaan di dunia saja akan tetapi tujuan pendidikan Islam juga untuk mencapai kebahagiaan di akhirat, untuk itu tujuan pendidikan Islam harus mengarahkan manusia agar senantiasa mengabdi kepada Allah dengan cara menyeimbangkan dunia dan akhirat yang berguna bagi dirinya, keluarga, masyarakat bangsa dan Negara..

Sama juga hal nya dengan pembelajaran yaitu suatu kombinasi yang tersusun yang meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi dan saling ketergantungan antara satu sama lain dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Apabila salah satu unsur tidak tepenuhi maka tujuan pembelajaran tidak akan bisa tercapai dengan maksimal sesuai dengan apa yang telah diharapkan.

Oleh karena itu agar suatu pembelajaran dapat mencapai sasaran guru haruslah memiliki kemampuan. Kemampuan yang dimaksud disini adalah

4 Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Prenada Media, 2010), Cet, Ke-3, h. 32

(14)

kesanggupan atau kecakapan guru dalam menciptakan suasana komunikasi yang edukatif antara guru dan peserta didik, yang mencakup segi kognitif, afektif dan psikomotor sebagai upaya mempelajari sesuatu berdasarkan perencanaan sampai dengan tahap evaluasi dan tindak lanjut agar tercapai tujuan pengajaran.

Dalam proses belajar mengajar, kemampuan merupakan suatu dasar yang paling sering digunakan oleh guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, diharapkan siswa dapat mengetahui, memahami, mengaplikasikan dan terampil dalam memecahkan masalah yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari.

Kemampuan guru penting dalam hubungannya dengan kegiatan belajar mmengajar dan hasil belajar siswa, karena proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa tidak hanya ditentukan oleh sekolah, pola dan struktur serta isi kurikulumnya, tetapi juga ditentukan oleh kemampuan guru yang mengajar dalam membimbing siswa. Guru yang mampu akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan menyenangkan, seerta akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat optimal.

Dalam proses belajar mengajar, guru memegang peran sebagai sutradara sekaligus actor, artinya pada gurulah terletak keberhasilan proses belajar mengajar. Untuk itu guru merupakan faktor yang sangat dominan

(15)

dalam menentukan keberhasilan proses belajar dan mengajar disamping faktor-faktor lainnya.

Dengan adanya kemampuan dimiliki guru yang baik atau tepat, maka terciptalah proses belajar mengajar yang baik pula. kemampuan guru mengelola kelas yang tepat akan memotivasi siswa dalam belajar, sehingga adanya dorongan yang kuat dari dalam diri siswa yaitu (motivasi) untuk mengikuti pembelajaran.

Motivasi berasal dari kata motif yang artinya dorongan atau kehendak.

Jadi yang menyebabkan timbulnya semacam kekuatan agar seseorang itu berbuat atau bertindak adalah motivasi.

Sedangkan motivasi adalah kekuatan tersembunyi di dalam diri yang mendorong untuk berkelakuan dan bertindak dengan ciri yang khas, kadang kekuatan itu berpangkal pada naluri, kadang pula berpangkal pada suatu keputusan rasional, tapi lebih sering lagi hal itu merupakan perpaduan dari kedua proses tersebut.

Motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhanya. Motivasi diterapkan dalam berbagai kegiatan, tidak terkecuali dalam belajar. Betapa pentingnya motivasi dalam belajar, karena

(16)

motivasi merupakan pengarah untuk perbuatan belajar pada tujuan yang jelas yang diharapkan dapat dicapai.5

Pada umumnya diantara lembaga-lembaga pendidikan, sekolah menengah pertama (SMP) adalah lembaga pendidikan yang mengajarkan pendidikan umum yang mana disekolah menengah pertama setiap harinya lebih dominan mengajarkan mata pelajaran yang bersifat umum dibandingkan agama. Seperti sedikitnya, jam yang diberikan untuk pelajaran yang bersifat agama dibandingkan dengan jam pelajaran umum lain nya.

Sebab SMPN I Mapat Tunggul Pasaman Timur ini memiliki disiplin ilmu pendidikan yang berbeda dengan sekolah umum lainnya, disekolah ini para siswa dianjurkan untuk menjunjung tinggi nilai-nilai agama. Seperti halnya dalam berprilaku, berpakaian, dan disiplin waktu. Para siswa juga dianjurkan untuk sholat berjama‟ah disekolah pada waktu dzuhur.

Berdasarkan observasi awal yang penulis lakukan di SMPN I Mapat Tunggul Pasaman Timur. Bahwa dalam Pembelajaran Agama Islam siswa kurang semangat mengikuti pembelajaran PAI, siswa kurang mendengarkan dan memperhatikan guru ketika pembelajaran PAI sedang berlangsung.

Siswa kurang aktif dalam pembelajaran PAI. Siswa cenderung terlihat berbicara dengan teman sebangku dan hanya sebagian siswa yang bersemangat dan memperhatikan guru menjelaskan materi pelajaran.

5 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), h. 161

(17)

Permasalahan-permasalahan ini berdampak pada hasil belajar siswa dikelas, nilai siswa terlihat nampak lebih rendah dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya, karena nilainya dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). Adapun batas kriteria ketuntasan minimal (KKM) di SMP I Mapat Tunggul Pasaman Timur yaitu 70.

Tabel.I Daftar Nilai Ulangan Mid PAI Semester Genap Kelas VIII.2 Tahun Ajaran 2014/2015

No Siswa Nilai

1. Aldiansyah 60

2. Chandra 67

3. Dede Kurniawan 60

4. Dede Riyandi 65

5. Dewi Sartika 60

6. Desi Novita Sari 65 7. Kiki Mayang Sari 67

8. Marlina Wati 65

9. Maulida 68

10. Muhammad Riski 60

11. Seprianto 68

12. Tiara Putriana 80

13. Wulandari 95

14. Andri Adi 83

15. Lasmi Arni 98

16. Irsat 87

17. Rahmi 85

18. Vivi Arianti 75

19. Aldiansyah 70

20. M. Arif 97

(18)

Bertolak belakang dari hal ini, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengangkat sebuah judul “ Kemampuan Guru Memotivasi Siswa Dalam Pembelajaran PAI di SMPN I Mapat Tunggul Pasaman Timur”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :

1. Sebagian Siswa Kelas VIII.2 kurang memperhatikan pelajaran PAI ketika pembelajaran sedang berlangsung di SMPN I Mapat Tunggul Pasaman Timur.

2. Masih banyak siswa yang meribut di kelas VIII.2 ketika guru menjelaskan pelajaran PAI di SMPN I Mapat Tunggul Pasaman Timur.

3. Banyak siswa yang malas dalam beajar PAI di Kelas VIII.2 SMPN I Mapat Tunggul Pasaman Timur.

4. Nilai pembelajaran PAI kelas VIII.2 di SMPN I Mapat Tunggul Pasaman Timur rendah.

C. Batasan Masalah

Agar masalah penelitian ini tidak menyimpang dari apa yang penulis teliti, penulis akan membatasi pada masalah: Kemampuan Guru Memotivasi Siswa Dalam Pembelajaran PAI Kelas VIII.2 di SMPN I Mapat Tunggul Pasaman Timur.

(19)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah diatas, rumusan masalah yang di teliti adalah:

Bagaimana Kemampuan Guru Memotivasi Siswa Dalam Pembelajaran PAI di Kelas VIII.2 SMPN I Mapat Tunggul Pasaman Timur ?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Kemampuan Guru Memotivasi Siswa Dalam Pembelajaran PAI Kelas VIII.2 di SMPN I Mapat Tunggul Pasaman Timur.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penelitian yang dilaksanakan ini adalah:

a. Untuk menambah wawasan penulis dengan penelitian lapangan kependidikan mengenai Kemampuan Guru PAI Memotivasi Siswa dalam Pembelajaran di SMPN I Mapat Tunggul Pasaman Timur

b. Untuk memberikan sumbangan pikiran kepada pendidik agar lebih meningkatkan motivasi siswa dalam belajar PAI khususnya di SMPN 1 Mapat Tunggul Pasaman Timur

c. Untuk melengkapi salah satu syarat dalam menyelesaikan perkuliahan guna mencapai gelar sarjana (SI) pada Fakutas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan pada Jurusan Pendidikan Agama Islam ( IAIN) Institut Agama Islam Negeri Bukittinggi.

(20)

G. Penjelasan Judul

Untuk mempermudah serta menghindari penafsiran yang berbeda dalam memahami judul penelitian ini, maka penulis akan menjelaskan beberapa pengertian penting dari judul diatas:

Kemampuan : secara umum kemampuan adalah prilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan yang diharapkan atau kemampuan bisa juga dikatakan dengan prilaku guru yang nampak sangat berarti..

Guru PAI : Guru adalah orang yang tugas atau tugasnya mengajar, serta Guru PAI adalah orang yang bertanggung jawab dalam mencerdaskan kehidupan anak didik dalam mengajarkan ilmu pendidikan dalm islam.

Memotivasi Siswa : Upaya yang dilakukan oleh seseorang terhadap siswa agar berkeinginan atau terdorong untuk melakukan suatu perbuatan dengan tujuan mendapatkan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman dan kepribadian yang baik untuk bekal kehidupan dimasa yang akan datang.pada umumnya motivasi timbul untuk memicu

(21)

perilaku tertuju pada tujuan dan seteah tercapai motivasi berhenti6.

Jadi yang penulis maksudkan dari judul adalah: Rencana atau kegiatan yang digunakan guru dalam pembelajaran agar terdorong melakukan perbuatan yang baik .

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan proposal ini dalam tiga bab dan terinci kepada Sub Bab, dengan sistematika penyusunan sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan, yang terdiri dari Latar Belakang Masalah, Identifikasi masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Penjelasan Judul, Sistematika Penulisan.

BAB II : Landasan Teoritis, yang terdiri dari Kemampuan Guru:

pengertian Kemampuan Guru, Bentuk-bentuk Kemampuan Guru, Macam-macam Kemampuan Guru Memotivasi Belajar, Pembelajaran Agama Islam, Pengertian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Dasar dan Tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam.

6 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2005), Cet Ke- v, h. 242

(22)

BAB III : Metodologi Penelitian, yang mencakup: Jenis Penelitian, Lokasi Penelitian, Informan, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Keabsahan Data, Teknik Analisa Data.

Bab IV : merupakan hasil penelitian yaitu temuan secara umum yang meliputi: sejarah sekolah,visi misi, sarana dan prasarana, keadaan guru dan keadaan siswa di SMPN I Mapat Tunggul.

Dan temuan secara khusus yaitu cara guru memotivasi siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMPN I Mapat Tunggul Pasaman Timur.

Bab V : merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan dan saran.

(23)

KEMAMPUAN GURU PAI MEMOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARANDI SMPN I MAPAT TUNGGUL PASAMAN TIMUR

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI

1436 H / 2015 M

(24)

BAB II

LANDASAN TEORITIS A. Kemampuan Memotivasi Siswa Dalam Belajar

1. Pengertian Kemampuan, Guru dan Motivasi

Di dalam Kamus Bahasa Indonesia, kemampuan berasal dari kata

“mampu” yang berarti kuasa (bisa, sanggup, melakukan sesuatu, dapat, berada, kaya, mempunyai harta berlebihan)7. Kemampuan adalah kesanggupan dalam melakukan sesuatu. Seseorang bisa dikatakan mampu apabila ia bisa melakukan sesuatu yang harus ia lakukan.

Kemampuan dalam arti yang umum dapat dibatasi sebagai

“kemampuan adalah prilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan”8. Sedangkan dalam konteks keguruan, kemampuan tersebut diterjemahkan sebagai “gambaran hakekat kualitatif dari prilaku guru yang Nampak sangat berarti9. Dengan demikian, suatu kemampuan dalam satu profesi yang berbeda yang menuntut kemampuan yang berbeda-beda pula. Sedangkan kemampuan dalam profesi keguruan akan dicerminkan pada kemampuan pengalaman dari kompetisi keguruan itu sendiri.

7 Peter Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Gramedia Pustaka, 1991), Cet, Ke-1, h. 1023

8 Sudarwan Danim, Transformasi Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), h. 12

9 Wijaya H. Es dan Tabrani Rusyan, Profesionalisme Tenaga Kependidikan, (Jakarta: Nine Karya Jaya, 1992), h. 7

(25)

Apabila disimak makna yang tertuang dalam kaidah kemampuan tersebut, maka setiap profesi yang diemban seseorang harus disertai dengan kemampuan, dimana profesi itu sendiri dibatasi “sebagai suatu pekerjaan yang memerlukan pendidikan lanjut di dalam ilmu pengetahuan dan teknologi yang digunakan sebagai perangkat dasar untuk diimplementasikan dalam berbagai kegiatan yang bermanfa‟at.

Istilah lain dari kemampuan yaitu kompetensi. Kompetensi merupakan suatu kemampuan yang mutlak dimiliki guru agar tugasnya sebagai pendidik dapat terlaksana dengan baik. Kompetensi merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pendidikan dan pembelajaran dijalur sekolah.

Kompetensi sebagai konsep dapat diartikan secara etimologis dan terminologis. Dalam pengertian etimologis kompetensi dapat dikemukakan bahwa “kompetensi tersebut berasal dari bahasa inggris yaitu Competency yang berarti kecakapan dan kemampuan. Oleh arena itu dapat pula dikatakan bahwa kompetensi adalah kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan (memutuskan) sesuatu.

Sedangkan secara defenitif, kompetensi dapat dijelaskan sebagaimana yang dijelaskan oleh seorang ahli bahwa “kompetensi adalah suatu tugas yang memadai atau pemilikan pengetahuan. Keterampilan dan pengetahuan yang dituntut oleh jabatan seseorang”. Apabila pengertian ini dihubungkan dengan proses pendidikan, maka guru sebagai pemegang jabatan pendidik dituntut untuk memiliki kemampuan dalam menjalankan tugasnya. Oleh karena itu,

(26)

kompetensi mutlak dimiliki oleh seorang guru sebagai kemampuan, kecakapan atau keterampilan dalam mengelola kegiatan pendidikan. Dengan demikian kompetensi guru merupakan pemilikan pengetahuan keguruan dan pemilikan keterampilan serta kemampuan sebagai guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik.

Ada delapan macam kemampuan atau keterampilan yang harus dimiliki guru, yaitu:10

1. Keterampilan bertanya

Pernyataan yang baik adalah pertanyaan yang jelas dan mudah dimengerti oleh siswa, berisi informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan di fokuskan pada satu masalah dan lainnya.

2. Keterampilan memberikan penguatan/ motivasi

Penguatan atau motivai adalah sautu respon atau dorongan terhadap tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.

3. Keterampilan mengadakan variasi

Yaitu variasi dalam cara mengajar, variasi dalam menggunakan media dan alat, variasi pola interaksi dan kegiatan siswa.

4. Keterampilan menjelaskan

10 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:

Kencana, 2009), Cet, Ke-6, h. 22

(27)

Keterampilan ini menyajikan sejumlah informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya.

5. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran 6. Keterampilan diskusi membimbing kelompok kecil

Memusatkan perhatian siswa pada topic diskusi, memperluas masalah, menganalisa pandangan siswa, meningkatkan daya pikir siswa, menyebarkan berpartisipasi, menutup diskusi.

7. Keterampilan mengelola kelas

8. Keterampilan mengelola kelompok kecil dan persorangan.11

Keterampilan mengandalkan pendekatan secara mendetail, keterampilan mengorganisasikan, keterampilan membimbing dan memudahkan belajar, keterampilan merencanakan dan melaksanakan, kegiatan belajar mengajar.

Kemampuan adalah kecakapan atau kesanggupan yang diusahakan sendiri, kemampuan menurut Charles E.Jhansons yaitu prilaku yang rasional untuk mencapai tujuan nyang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. kemampuan adalah kemampuan bersikap, berfikir dan bertindak

11 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:

Kencana, 2009), Cet, Ke-6, h. 24

(28)

secara konsisten sebagai perwujudhan dari pengetahuan sikap dan keterampilan yang dimiliki.12

Yang penulis maksud dalam skripsi ini adalah keterampilan atau kemampuan guru memberikan motivasi atau penguatan, yaitu kecakapan atau kesanggupan guru dalam memberikan motivasi agar peserta didik lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.

Begitu juga dalam melaksanakan tugas guru sangat berperan untuk memberikan motivasi terhadap seseorang atau siswa karena guru merupakan pendidik dan sekaligus sebagai orang tua bagi siswa.

Menurut Zakiyah Daradjat dalam buku Muhammad Nurdin kiat menjadi guru professional, guru adalah pendidik professional. Karena secara implisist ia telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang terpikul dipundak para orang tua, para orang tua tatkala menyerahkan anaknya ke sekolah, berarti telah melimpahkan pendidikan anaknya kepada guru. 13

Guru dalam Islam adalah orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik dengan mengupayakan potensinya, baik potensi afektif, kognitif, dan psikomotorik, guru juga berarti orang dewasa yang memberikan pertolongan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai tingkat kedewasaan, serta mampu berdiri sendiri

12 Ceci Widjaya,A Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1991), Cet, Ke-1, h.8

13 Sukadi, Guru Powerfull, Guru Masa Depan (Bandung: Kolbu 2006), h. 8-9

(29)

dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba Allah. Disamping itu, ia mampu sebagai makhluk sosial dan makhluk indidvidu yang mandiri, Allah berfirman dalam al-Qur‟an Surat Ali Imran ayat (3):164) yang berbunyi :





















































Artinya: sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al kitab dan Al hikmah. dan Sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.14

Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa tugas Rasulullah selain Nabi, juga sebagai pendidik (guru). Oleh karena itu tugas utama guru menurut ayat adalah: 15

a. Penyucian, yakni pengembangan, pembersihan, dan pengangkat jiwa kepada penciptanya, menjauhkan diri dari kejahatan dan menjaga diri agar tetap berada pada fitrah.

b. Pengajaran, yakni mengalihkan berbagai pengetahuan dan akidah kepada akal dan hati kaum muslimin agar mereka merealisasikannya dalam tingkah laku kehidupan.

14 Al-Qur‟an dan Terjemahannya Surat Ali Imran Ayat 164

15 Muhammad Nurdin, Kiat Menjadi Guru Profesional, (Jogjakarta: Prisma Shopie, 2000), h.

155-157

(30)

Sebagai pendidik guru mempunyai peran yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Adapun peranan guru dalam pendidikan antara lain:

Banyak peranan yang diperlukan dari gru sebagai pendidik, atau siapa saja yang telah menerjunkan diri menjadi guru. Semua peranan yang diharapkan dari guru seperti uraian dibawah ini :

a. Korektor

Sebagai korektor, guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan mana nilai yang buruk. Kedua nilai yang berbeda ini harus betul-betul dipahami dalam kehidupan di masyarakat.

b. Inspirator

Sebagai seorang inspiratory, guru harus dapat memberikan ilmu yang baik bagi kemajuan belajar peserta didik. persoalan belajar adalah masalah utama peserta didik. Guru harus bisa memberikan petunjuk bagaimana cara belajar yang baik.

c. Motivator

Sebagai motivator, guru hendaknya mampu mendorong peserta didik agar bergairah dan aktif belajar dalam upaya memberikan motivasi, guru dapat menganalisis moti-motif yang melatar belakangi peserta didik malas belajar dan menurunnya prestasi peserta didik dalam belajar.

d. Fasilitator

Sebagai fasilitator, guru hendaknya mampu menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan belajar peserta didik. Lingkungan belajar

(31)

yang tidak menyenangkan suasana ruangan kelas yang pengap. Menyebabkan peserta didik malas belajar. Oleh karena itu menjadi tugas guru bagaimana menyediakan fasilitas sehingga akan terciptanya lingkungan belajar yang menyenagkan peserta didik.16

e. Pembimbing

Sebagai pembimbing peranan ini harus lebih dipentingkan karena kehadiran guru di sekolah adalah untuk membimbing peserta didik baik yang mengalami kesulitan maupun memberikan arahan dalam perkembangan dirinya. Jadi bagaimanapun juga bimbingan dari guru sangat diperlukan sa‟at peserta didik belum berdiri sendiri (mandiri).

f. Demonstrator

Dalam interaksi edukatif, tidak semua bahan pelajaran dapat dipahami.

Apalagi peserta didik yang mempunyai intelegensi yang sedang untuk bahan pelajaran yang sukar dipahami peserta didik. Guru harus berusaha dengan membantunya dengan cara memperagakan apa yang diajarkan secara diktatis, sehingga apa yang guru ingin kan sejalan dengan pemahaman peserta didik.

g. Mediator

Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pengalaman yang luas tentang media pendidikan, dalam berbagai bentuk dan jenisnya, baik bentuk non material maupun material. Sebagai mediator guru

16 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif….h. 45

(32)

dapat diartikan sebagai penengah dalam proses belajar mengajar peserta didik.17

h. Supervisor

Peranan guru sebagai supervisor adalah membantu memperbaiki dan menilai secara krisis terhadap proses pebelajaran.

i. Evaluator

Guru dituntut sebagai evaluator yang baik dan jujur, dengan memberikan penilaian yang menyentuh pada aspek ekstrinsik dan intrinsik.

Penilai terhadap aspek intrinsik lebih menyentuh pada kepribadian peserta didik yakni aspek nilai.18

Segala perbuatan maupun tindakan yang di lakukan guru harus mempunyai strategi dalam memotivasi bagaimana strategi yang tepat dan akurat agar motivasi atau dorongan yang kita berikan dapat berguna dan berjalan dengan aman sehingga orang yang kita motivasi tadi dapat mengetahui kebenaran atau kebaikan dari apa yang kita berikan. Terkadang satu proses tidak mencapai hasil yang maksimal disebabkan karena tidak adanya strategi dalam pelaksanaan tersebut.

Istilah motivasi sebenarnya banyak digunakan dalam beberapa bidang dan situasi, tapi dalam uraian ini sesuai dengan pembahasan dalam penelitian ini diarahkan pada bidang pendidikan, khususnya dalam proses belajar dan

17 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif….h. 46

18 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menjadikan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan (Jakarta: PT Raja Grasindo Persada 2002), h.170

(33)

mengajar. Dari segi bahasa motivasi berasal dari kata bahasa Inggris adalah

“motive” yang berasal dari kata “motion” yang berarti gerakan atau bergerak, yang berarti alasan, daya batin atau dorongan19. Dalam kamus Bahasa Indonesia motivasi diartikan, 1) dorongan yang timbul pada diri seseorang baik sadar atau pun tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. 2) usaha yang menyebabkan seseorang atau sekelompok orang tergerak karena ingin melakukan sesuatu tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.20

Menurut M. Ngalim Purwanto, motivasi adalah pendorong suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar menjadi tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.21

Sedangkan Menurut MC, Donald, yang dikutip dari Sadirman A.M, motivasi adalah suatu perubahan energy dari dalam diri seseorang yang ditandai dengan unculnya “Feeling” dan didahului dengan tanggapan adanya tujuan.22

Selain itu Abu Ahmadi mengemukakan bahwa motivasi adalah “suatu yang ada pada diri individu yang menggerakkan atau membangkitkan

19 Jhon M.Echols dan Hasan Salidithy, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,1997), Cet Ke-24, h.386

20 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1993), Cet Ke-2, h. 593

21 WS. Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta: PT Gramedia, 1986), Cet Ke-3, h.71

22 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis….h.71

(34)

sehingga individu itu berbuat sesuatu.23 Motivasi adalah usaha yang disadari oleh pihak guru untuk menimbulkan motif-motif pada diri murid yang menunjang kegiatan kearah tujuan-tujuan belajar.24 Dari beberapa defenisi diatas terlihat bahwa motivasi digunakan untuk menjelaskan suatu dorongan, kebutuhan ataau keinginan untuk melakukan sesuatu dalam mencapai tujuan.

Motivasi adalah pendorong seseorang untuk melakukan sesuatu untuk mencapai suatu tujuan. Dengan pengertian yang demikian, motivasi sangat diperlukan dalam kegiatan belajar.

Berdasaran penjelasan diatas penulis dapat menarik suatu kesimpulan bahwa strategi sangat diperlukan guru untuk memotivasi siswa dalam belajar sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai.

2. Bentuk-Bentuk Kemampuan Guru

Pembelajaran pada dasarnya adalah proses penambahan informasi dan kemampuan baru ketika kita berfikir informasi dan kemampuan baru. Ketika kita berfikir informasi dan kemampuan apa yang harus dimiliki siswa, maka pada saat itu juga kita semestinya berfikir apa yang harus dilakukan agar semua itu dapat tercapai secara efektif dan efisian. Ini sangat penting untuk dipahami, sebab apa yang harus dicapai akan menentukan bagaimana cara untuk mencapainya. Oleh karena itu, sebelum menentukan apa yang harus

23 Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), h.192

24 S. Nasution, Didaktif Asas-Asas Mengajar, (Jakarta; Bumi Aksara, 1995), h.77

(35)

dilakukan dalam pembelajaran yang dapat digunakan, ada beberapa bentuk- bentuk kemampuan guru yang harus diperhatikan:25

1) Ranah Kognitif

Istilah kognitif berasal dari kata Cognition sama dengan Knowing yang berarti mengetahui. Dalam arti luas, Cognition (kondisi) ialah perolehan atau penataan, penggunaan dan pengetahuan dalam perkembangannya. Selanjutnya istilah kognitif menjadi popular sebagai salah satu domain atau salah satu wilayah psikologi yang berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan, pengetahuan, informasi, pemecahan masalah, kesenjangan dan keyakinan.

Ada 6 aspek ranah kognitif yaitu:

a. Aspek pengetahuan (knowledge)

Aspek pengetahuan ini merupakan aspek yang paling rendah dalam urutan hirearki piramida ranah kognitif. Dalam jenjang kemampuan kognitif ini seseorang dituntut untuk dapat mengetahui adanya konsep tahta atau istilah lain tanpa harus mengerti atau dapat menggunakannya.

b. Aspek pemahaman

Pada aspek ini dituntut untuk memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang

25 Muhibin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos, 1999), h. 21

(36)

dikomunikasikan dan dapat dimanfa‟atkan isinya tanpa keharusan menghubungkan dengan hal-hal yang lain.

c. Aspek penerapan

Situasi dimana ide itu harus baru atau konkrit. Metode yang dipahami harus baru karena apabila tidak demikian maka kemampuan yang diukur semata-mata.

d. Aspek analisis

Pada aspek ini dituntut untuk dapat menguraikan informasi kedalaman unsusr-unsur pembentukannya.

e. Aspek sintesis (synthesis)

Pada aspek ini seseorang dituntut untuk dapat menghasilkan sesuatu yang baru dengan jalan menggabungkan berbagai fakta.

f. Aspek penilaian

Pada aspek ini seseorang dituntut untuk dapat mengevaluasi situasi, keadaan, pernyataan, konsep berdasarkan kriteria.

2) Ranah afektif

Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai, ranah afektif mencakup watak, prilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.

Ada 5 ranah afektif yaitu :

a. Raceving atau attending (menerima atau memperbaiki)

(37)

b. Responding (menanggapi)

c. Valuing (menilai atau menghargai) d. Organization (mengatur)

e. Karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.

3) Ranah psikomotorik

Ranah psikomotorik merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan skill atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan aktifitas fisik.

3. Macam-Macam Kemampuan Guru Memotivasi Belajar Siswa

Guru-guru menyadari pentingnya motivasi di dalam membimbing belajar siswa. Berbagai macam teknik misalnya kenaikan tingkat, penghargaan, peranan-peranan kehormatan, piagam-piagam prestasi, pujian, dan celaan dipergunakan untuk mendorong siswa agar mau belajar adakalanya guru-guru mempergunakan teknik-teknik tersebut secara tidak tepat.26

Bukan hanya sekolah-sekolah yang berusaha memberikan motivasi tingkah laku manusia ke arah perubahan tingkah laku yang diharapkan.

Orang tua atau keluarga pun telah berusaha memotivasi belajar anak-anak mereka.

26 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan (Jakarta:

PT Rineka Cipta, 1998), Cet, Ke-4, h. 200

(38)

Masalah dalam motivasi siswa dalam belajar, merupakan masalah yang sangat komplek. Dalam usaha memotivasi siswa tersebut, tidak ada usaha-usaha yang sederhana. Penyelidikan tentang motivasi, kiranya menjadikan guru peka terhadap kompleksitas masalah ini. Guru hendaknya mengetahui prinsip-prinsip motivasi yang dapat membantu pelaksanaan tugas mengajarnya, meskipun tidak ada pedoman khusus yang pasti.

Menurut pengamatan Hilgard dan Russell, ternyata tidak ada obat- obat yang mujarab untuk menyembuhkan segala “penyakit mental” yang didapati pada anak-anak yang berada di dalam lingkungan sekolah yang tidak cocok bagi mereka. Apabila terdapat kesimpulan penelitian yang kiranya membantu guru, ternyata kemudian tidak diketahui tentang prosedur yang pasti untuk memotivasi semua siswa pada setiap sa‟at.

Guru berperanan untuk menetapkan kebutuhan dan motivasi siswa- siswa berdasarkan tingkah laku mereka yang tampak. Masalah bagi guru ialah bagaimana menggunakan motives dan needs siswa untuk mencapai tujuan itu, perubahan-perubahan itu diharapkan terjadi karena tugas guru ialah memotivasi siswa untuk belajar demi tercapainya tujuan yang diharapakan, serta dalam proses memperoleh tingkah laku yang diinginkan.

Guru-guru sering menggunakan incentives untuk memotivasi iswa- siswa agar berusaha mencapai tujuan yang diinginkan. Incentives apapun wujudnya akan berguna hanya apabila incentives itu mewakili tujuan yang akan dicapai yang kiranya memenuhi kebutuhan psikologis siswa-siswa

(39)

konseuensinya, guru harus kreatif dan imajinasi di dalam menggunakan incentives untuk memotivasi anak agar berusaha mencapai tujuan yang diinginkan.

Dengan motivasi belajar siswa berperan aktif dalam kegiatannya yaitu belajar yang pada akhirnya akan memudahkan guru dalam kegiatan proses mengajar, sehingga dengan demikian akan lebih mudah dalam mencapai tujuan belajar.27

Proses belajar mengajar adalah suatu proses yang dengan sengaja diciptakan untuk kepentingan anak didik, agar anak didik senang dan bergairah, guru berusaha menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dengan memanfaatkan semua potensi kelas yang ada. Keinginan ini selalu ada pada setiap diri guru dimanapun dan kapanpun. Hanya sayangnya, tidak semua keinginan guru itu terkabul karena berbagai faktor penyebabnya.

Masalah motivasi adalah salah satu sederetan faktor yang menyebabkan itu.

Menurut pendapat para ahli seperti Syaiful Sagala, Sadirman, A.M, Drsa.Syaiful Bahri Djamarah dan Prof. Dr. S. Nasution ada beberapa bentuk dan cara yang dapat dilakukan guru untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah yaitu:28

a. Memberi nilai

27 Ngalim Poerwanto, Psikologi Pendidikan,…h.80

28 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2006), h. 62

(40)

Di sekolah pada umumnya, angka adalah symbol dari nilai kegiatan belajar siswa, sehingga tidak jarang pada setiap waktu ulangan atau ujian,

siswa begitu rajin dalam belajar, karena yang dikejar adalah angka atau nilai yang dituangkan dalam raport. Angka-angka yang baik itu bagi siswa yang belajar, hanya ingin naik kelas saja, asal naik kelas saja sudah cukup, sekalipun dengan nilai yang kurang baik.

b. Hadiah

Hadiah dapat dijadikan sebagai alat motivasi. Hadiah adalah memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai penghargaan atau kenang- kenangan.29 Hadiah yang diberikan pada orang lain bisa berupa apa saja tergantung keinginan dari si pembeli. Pemberian hadiah sebagai motivasi dapat diterapkan disekolah.

Guru dapat memberikan hadiah kepada siswa yang berprestasi, pemberian hadiah tidak mesti dilakukan pada waktu menerima raport dalam setiap semester atau kenaikan saja, seperti yang bisa dilaksanakan. Tetapi dapat pula dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dapat memberikan hadiah berupa apa saja kepada siswa yang berprestasi dalam menyelesaikan tugas, benar dalam menjawab pertanyaan dan sebagainya.

Pemberian hadiah dapat dilakukan secara individual, kelompok atau semua siswa. Namun seorang guru perlu mempertimbangan kapan harus

29 Syaiful Bahri dkk, Strategi Belajar Mengajar,…..h. 169

(41)

memberikan hadiah dan dalam bentuk apa hadiah itu ?. Hadiah yang diberikan pada siswa tidak mesti yang mahal, karena akan menumbuhkan dana yang cukup besar. Yang murah juga dapat diberikan kepada siswa selama tujuannya untuk menggairahkan belajar siswa. Pemberian hadiah ini tidak dilakukan pada waktu siswa sedang belajar, tetapi setelah siswa menyelesaikan tugasnya.

Namun, terlalu sering memberikan hadiah tidak di benarkan, sebab hal itu menjadi kebiasaan yang kurang enguntungkan dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini dikhawatirkan siswa giat belajar bila ada hadiah saja. Bila tidak, siswa malas belajar, untuk itu perlu pertimbangan dari guru dalam menggunakan hadiah ini sebagai motivasi.

c. Pujian

Dalam kegiatan belajar mengajar, pujian dapat digunakan sebagai alat motivasi. Seorang guru dapat memberikan pujian kepada siswanya atas pekerjaan yang telah diselesaikan dengan baik. Siswa yang menerima pujian ini tentu akan merasa bangga karena hasila kerjanya mendapat pujian dari seorang guru.

Pujian harus betul-betul sesuai dengan hasil kerja siswa. Memuji secara berlebihan tentu kurang menguntungkan dan akan kehilangan makna penting dari pujian itu sendiri. Pujian yang baik adalah pujian yang keluar

(42)

dari hati seorang guru yang secara wajar dengan maksud memberikan penghargaan kepada anak didik atas jerih payahnya dalam beajar.30

d. Saingan atau kompetisi

Saingan dan kompetisi dapat juga digunakan sebagai alat motivasi.

Dimaksudkan untuk mendorong belajar siswa. Persaingan dapat berupa persaingan individu dan kelompok. Saingan atau kompetisi dapat mempertinggi hasil belajar baik digunakan untuk meningkatkan hasil beajar siswa, dengan demikian akan dapat mempertinggi hasil belajar.31

e. Ego-involvement

Ego-involvement merupakan salah satu bentuk motivasi yang cukup

penting. Dengan Ego-involvement siswa akan lebih merasakan pentingnya tugas dan akan bekerja keras untuk menyelesaikan dengan mempertaruhkan harga diri. Ego-involvement artinya bahwa harga diri anak terlibat dalam tugas itu.32

f. Memberi ulangan

Biasanya para siswa akan giat belajar ketika mengetahui akan dilaksanakan ulangan. Oleh karena itu, ulangan ini dapat dijadikan guru sebagai motivasi, selain sebagai alat motivasi dengan ulangan guru juga dapat mengetahui sampai dimana dan sejauh mana tingkat penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran.

30 Syaiful Bahri dkk, Strategi Belajar Mengajar,…..h. 171

31 Syaiful Bahri dkk, Strategi Belajar Mengajar,…..h. 172

32 Nasution, Ditaktik Asas-Asas Mengajar,…h. 80

(43)

g. Mengetahui hasil

Mengetahui hasil dari suatu pekerjaan (tugas) yang telah diselesaikan oleh siswa akan menjadi motivasi bagi dirinya. Oleh sebab itu setiap tugas yang telah diselesaikan oleh siswa dan telah diberi angka (nilai) sebaiknya dibagikan kembali kepada siswa agar mereka dapat mengetahui prestasi kerjanya. Untuk ini guru harus menilai pekerjaan siswa subjektif supaya mungkin tidak mengecewakan.

h. Hukuman

Hukuman sifatnya negative, tapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Hukuman yang dimaksud disini adalah hukuman yang bersifat mendidik selama berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.

i. Minat

Minat adalah kecendrungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktifitas.33 Kegiatan belajar mengajar akan berjalan lancer kalau disertai dengan minat. Minat dapat dibangkitkan dengan cara- cara sebgai berikut:34

1) Membangkitkan adanya suatu kebutuhan

2) Mengubungkan dengan persoalan pengalaman lampau 3) Memberikan kegiatan untuk mendapatkan hasil yang baik 4) Menggunakan berbagai macam bentuk belajar.

33 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 132

34 Sadirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,….h. 94

(44)

j. Memberi tugas

Tugas adalah suatu pekerjaan yang menuntut pelaksanaan untuk diselesaikan. Setelah memberikan materi guru dapat memberikan tugas kepada siswa. Sehingga siswa akan meperhatikan penyampaian bahan pelajaran. Tugas dapat diberikan dalam bentuk individu dan kelompok.35

Motivasi sangat berperan dalam belajar, siswa yang dalam proses belajar mempunyai motivasi yang sangat kuat dan jelas pasti akan tekun dan berhasil belajarnya. Makin tepat motivasi yang diberikan, makin berhasil pelajaran itu. Maka otivasi akan senantiasa akan menentukan intensitas usaha belajar bagi siswa.

Selain dari bentuk motivasi yang telah dijelaskan diatas, motivasi juga mempunyai beberapa fungsi fungsi penting dalam memotivasi belajar siswa

Adapun fungsi motivasi ada tiga, yaitu:36

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energy.

b. Menentukan arah perbuatan yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.

c. Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang akan dijalankan yang serasi guna mencapai tujuan itu dengan

35 Syaiful Bahri Djamarah dkk, Psikologi Belajar,….h. 173

36 Sadirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,….h. 83

(45)

menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfa‟at bagi tujuan tersebut.

Selain itu ada juga fungsi lain yaitu, motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan mencapai prestasi, karena secara konseptual motivasi berkaitan dengan prestasi dan hasil belajar. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik.

Dari reallitas siswa yang ditemukan dalam kelas, tidak semua siswa yang aktif berprestasi dalam belajar. Pasti ada siswa yang kurang perhatiannya terhadap materi pelajaran yang disampaian oleh guru, malah ada siswa yang asyik ngobrol dengan temannya ketika guru memberikan penjelasan materi pelajaran. Keadaan yang lebih parah lagi ada siswa yang tidak mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.:37

Menurut Djamarah, semua motivasi baik motivasi intrinsik mau pun estrinsik mempunyai fungsi yang sama yaitu, berfungsi sebagai pendorong, penggerak, dan penyeleksi motivasi kegiatan.38

a. Motivasi sebagai pendorong

Pada mulanya seorang siswa tidak mempunyai minat untuk belajar, tetapi adanya suatu yang akan dicari itu maka muncullah minat untuk belajar sesuai yang dicari itu dalam rangka untuk memuaskan rasa ingin tau dari sesuatu yang dipelajari. Sesuatu yang tidaa diketahui itu pada akhirnya

37 Zakiah Daradjat dkk, Metodik Khusus Pendidikan Islam,….h. 141

38 Syaiful Bahri Djamarah, Pisikologi Pendidikan Remaja, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h.

180

(46)

mendorong peserta didik untu belajar, sikap keingintahuannya lah yang mendorong dan mendasari semua aktifitasnya dalam belajar.

b. Motivasi sebagai penggerak

Dorongan psikologis yang melahirkan minat terhadap anak didik itu merupakan suatu kekuatan yang tidak terbendung. Disini anak didik telah melakuan aktifitas belajar dengan segenap jiwa dan raganya. Akal fikiran berproses dengan sikap raga yang cendrung tunduk dengan kegiatan belajar.

c. Motivasi sebagai pengarah perbuatan

Apabila seorang anak didik mempunyai motivasi dalam menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang harus diabaian. Anak didik yang ingin mendapat sesuatu dari mata pelajaran tertentu, tidak mungkin dipaksakan untuk mempelajari mata pelajaran yang lain.39

Dari berbagai fungsi motivasi tersebut dapat dipahami bahwa motivasi mempunyai arti yang sangat penting bagi siswa yakni sebagai pendorong timbulnya aktifitas, sebagai pengarah, penggerak, pendorong dan sebagai penyeleksi untuk melakukan suatu pekerjaan. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan melahirkan hasil yang baik. Dalam pengertian yang demikian berarti motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa.

39 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Pendidikan Remaja,…h. 183

(47)

Guru bertanggung jawab dalam pelaksanaan pembelajaran agar berhasil dengan baik. Keberhasilan ini tentu tergantung pada upaya guru dalam membangkitkan motivasi belajar diperlukan keahlian untuk itu, maka seorang guru harus terus belajar agar dapat membangkitkan dengan cara yang tepat dan pada waktu dan kondisi yang tepat pula.

Secara garis besar, motivasi mengandung nilai-nilai sebagai berikut:40 a. Motivasi menentukan tingkat berhasil atau gagalnya kegiatan

belajar siswa. Belajar tanpa motivasi sulit untuk mencapai keberhasilan secara optimal.

b. Pembelajaran yang bermotivasi pada hakekatnya adalah pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat yang ada pada diri siswa. Pembelajaran tersebut sesuai dengan tuntutan demokrasi dalam pendidikan.

c. Pembelajaran yang bermotivasi menurut kreativitas dan imajinasi guru untuk berupaya secara sungguh-sungguh mencari cara yang relevan dan serasi guna membangkitkan dan memelihara motivasi belajar siswa. Guru hendaknya berupaya agar siswa memiliki motivasi (self motivation) yang baik.

d. Berhasil gagalnya dalam membangkitkan dan mendayagunakan motivasi dalam proses pembelajaran berkaitan dengan upaya

40 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Pendidikan Remaja,…h. 184-185

(48)

pembinaan disiplin kelas. Masalah disiplin kelas dapat timbul karena kegagalan dalam penggerakan motivasi belajar.

Penggunaan asas motivasi merupakan sesuatu yang esensial dalam proses belajar dan pembelajaran. Motivasi merupakan bagian yang intergral, dari pada prinsip belajar dan pembelajaran. Motivasi menjadi salah satu faktor yang turut menentukan pembelajaran yang efektif.41

B. Pembelajaran Agama Islam (PAI) 1. Pengertian Pembelajaran PAI

Pendidikan agama Islam adalah pendidikan yang memberikan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari baik sebagai pribadi, masyarakat, bangsa dan negara melalui materi keimanan, bimbingan ibadah, al-qur‟an, hadits, akhlak, syariah/fiqih/muamalah dan tarikh (sejarah islam), yang bersumberkan kepada al-qur‟an dan hadits.

Depdiknas mendefenisikan pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, bertaqwa dan berakhlak mulia dalam menjalankan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-

41 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar,…h. 108-109

(49)

Qur‟an dan Hadits melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan serta penggunaan pengalaman.42

Dalam GBPP PAI di sekolah umum, pendidikan agama Islam adalah usaha sadar dan terencana untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui bimbingan, pengajaran dan/atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.43

Sedangkan pengertian pendidikan agama Islam menurut beberapa ahli sebagai berikut :

a. Menurut Zakiyah Daradjat yang dikutip oleh Abdul Majid pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh.44

b. Menurut Muhammad Fadhil al- Jamali yang dikutip oleh Abdul Mujib pendidikan Islam sebagian upaya mengembangkan, mendorong serta mengajak peserta didik hidup lebih dinamis dengan berdasarkan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia. Dengan proses tersebut, diharapkan

42 Darwyan Syah, dkk, Pengembangan Evaluasi Sistem Pendidikan Agama Islam, (Jakarta:

Diadit Media, 2009).h. 28

43 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), cet, ke-4.h.75

44 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), cet, ke-3.h.130

(50)

akan terbentuk pribadi peserta didik yang lebih sempurna, baik yang berkaitan dengan potensi akal, perasaan, maupun perbuatannya.45

Dari uraian di atas, dapat penulis simpulkan bahwa pendidikan agama Islam merupakan usaha untuk mengarahkan kehidupan seseorang sesuai dengan ajaran agama Islam melalui pendidikan dan membentuk kepribadian seseorang itu menjadi pribadi yang beriman, bertaqwa kepada Allah SWT serta mengamalkan nilai-nilai ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari dimanapun ia berada.

2. Dasar dan Tujuan Pembelajaran PAI

Dasar menurut bahasa, berarti alas, fundamen, pokok atau pangkal segala sesuatu (pendapat, ajaran, aturan).46 Dasar utama Pendidikan Agama Islam adalah Al-Quran yang menjadi pedoman utama hidup manusia dan tidak diragukan lagi akan kebenarannya, dan dasar yang kedua adalah Al- Hadist/ Sunnah Rasulullah SAW.47

1) Al-Quran

Secara etimologi Al-Quran merupakan bentuk mashdar dari kata qara’a yang berarti bacaan atau apa yang tertuls padanya.48 Sedangkan menurut Muhammad Abduh mendefenisikan dengan “kalam mulia yang diturunkan oleh Allah kepada nabi yang paling sempurna (Muhammad SAW),

45 Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Prenada Media, 2010).cet. ke-3.h.26

46 Hery Noer, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos, 1999), cet. Ke-1, h. 29

47http//Jumrida Husni/2011/02/09/dasar-pendidikan-agama-Islam/, diakses tanggal 11- Februari-2014

48 Rachmat Syafe‟i, Ilmu Ushul Fiqih, (Bandung: Pustaka Setia,2010). H 49

Gambar

Tabel 2. Daftar majlis Guru SMPN I Mapat Tunggul
Tabel 3. Keadaan siswa SMPN I Mapat Tunggul

Referensi

Dokumen terkait

UNDERSTANDING • Entity discovery • The context data model • The key-based data model • Generalized hierarchies • Fully attributed data model • Analyzing data model : good

The were alternative hypothesis; there was any correlation between the English vocabulary mastery and writing students‟ ability at SMP Muhammadiyah Palangka Raya, and

Berdasarkan estimasi terhadap persamaan regresi, diketahui nilai R 2 sebesar 81,22 persen berarti variabel belanja modal dan tenaga kerja dapat menjelaskan pertumbuhan

Kedua, sebaliknya, masjid berbasis masyarakat Muhammadiyah terbukti melahirkan tipologi masjid yang tidak terikat pada satu langgam tipikal tetapi mencari tipologi

Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2017 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Organisasi pada tingkat Markas Besar Kepolisian Negara

M engingat prediksi yang ada dan kondisi persediaan air tanah yang terus berkurang maka dalam mendesain bangunan di Jakarta sangatlah penting untuk memperhatikan penggunaan air

PENGEMBANGAN TES TERTULIS PADA MATERI PENGANTAR KIMIAMENGGUNAKAN MODEL TRENDS IN INTERNATIONAL.. MATHEMATICS AND SCIENCE

Yang pertama adalah kenyataan bahawa menara yang dibina dengan sedemikian indah pada abad ke-16 namun tidak ada yang meniru dan menjadikannya sebagai model