• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN TEORITIS

B. PEKERJA SOSIAL (PENDAMPING) 1.Definisi Pekerja Sosial

1. Pengertian Kemiskinan

Kemiskinan dalam pengertian konvensional merupakan pendapatan (income) dari suatu kelompok masyarakat yang berada dibawah garis kemiskinan. Oleh karena itu seringkali berbagai upaya pengentasan kemiskinan hanya berorientasi pada upaya peningkatan pendapatan kelompok masyarakat miskin.

Memahami masalah kemiskinan seringkali menuntut adanya upaya untuk melakukan pendefinisian dan pengukuran. Sehubungan dengan hal itu, perlu disadari juga bahwa masalah kemiskinan telah banyak dipelajari oleh berbagai ilmuan sosial yang berasal dari latar belakang disiplin ilmu yang berbeda. Oleh sebab itu wajar apabila kemudian dijumpai berbagai konsep dan cara pengukuran tentang masalah kemiskinan ini.

Dalam konsep ekonomi misalnya, studi kemiskinan terkait dengan konsep standar hidup, pendapatan dan distribusi pendapatan. Standar kehidupan masyarakat yang bersifat umum. Selain itu dapat dinilai dari segi pendapatannya, jika pendapatannya jauh lebih besar dari kebutuhannya, maka ia disebut makmur.

Sementara ilmuan sosial yang lainnya tidak ingin berhenti pada konsep-konsep tersebut, melainkan megkaitkan dengan konsep-konsep kelas, stratifikasi sosial, struktur sosial, dan bentuk-bentuk diferensiasi sosial lainnya. Hal yang sama juga dijumpai dalam usaha untuk melakukan pengukuran tingkat kemiskinan.

Konsep taraf hidup misalnya, tidak cukup dilihat dari segi pendapatan, akan tetapi juga perlu melihat faktor pendidikan, kesehatan, perumahan, dan

kondisi sosial lainnya. Kenyataan tersebut mengakibatkan pendekatan yang digunakan untuk mengukur tingkat kemiskinan juga bervariasi.

Menurut Hardiman (1982:33), mengemukakan tiga pendekatan yaitu :

garis kemiskinan, indicator kesejahtraan dan pengukuran ketimpangan.15

Adanya berbagai variasi pendekatan dalam pengukuran tersebut sekaligus juga menunjukan bahwa kemiskinan dapat dilihat secara Absolute dan Relatif.

Secara absolute maksudnya tingkat kemiskinan diukur dengan standar tertentu, sehingga kemudian dapat dikatakan bahwa mereka yang taraf hidupnya dibawah standar yang ditentukan tersebut dikatakan miskin. Sebaliknya mereka yang hidupnya di atas standar dinyatakan tidak miskin. Maksudnya tingkat kemiskinan diukur dengan standar tertentu, sehingga kemudian dapat dikatakan bahwa mereka yang taraf hidupnya di bawah standar yang ditentukan tersebut dikatakan miskin, sebaliknya mereka yang taraf hidupnya di atas standar dinyatakan tidak miskin.

Secara relatif, kemiskinan tidak semata-mata diukur dengan menggunakan standar yang baku, melainkan juga dilihat dari seberapa jauh peningkatan taraf hidup lapisan terbawah telah terjadi dibandingkan dengan masyarakat yang lain, juga dibandingkan dengan kenaikan tuntutan kebutuhan

hidup yang berkembang sejalan dengan perkembangan hidup masyarakat.16

Oleh karena kompleksitas masalah kemiskinan ini terkait erat dengan hampir seluruh aspek kehidupan manusia, maka analisa atau kajian mengenai penyebab terjadinya kemiskinan akan meliputi berbagai segi; sosial, politik, budaya, ekonomi, agama, dan juga lingkungan alam dan sebagainya. Karena

15

Drs. Soetomo, Masalah Sosial dan Pembangunan, (Jakarta: Pustaka Jaya,1995),Cet.I. h.117

16

kajian tentang penyebab kemiskinan, selain dipengaruhi oleh bidang disiplin ilmu seseorang, juga bergantung pada bentuk atau jenis kemiskinan itu sendiri.

Kemiskinan menurut Ilmu Sosiologi diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak dapat memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompoknya dan juga tidak bisa mengoptimalkan seluruh

kemampuan fisik mentalnya.17

Ada dua bentuk kemiskinan yang dapat ditandai, yaitu :

- Kemiskinan yang menimpa segelincir atau katakanlah segolongan

minoritas dalam beberapa lingkungan masyarakat. Disebabkan oleh :

Miskin dari perorangan, miskin dari keluarga atau keturunan didalam lingkungan pengaruh dari masyarakat makmur banyak diselidiki dan diperdebatkan, dan karena sebab-sebab lainnya, seperti ; Moral, Lingkungan, Pendidikan, Kesukuan, Sosial, Kesehatan.

Terdapat kemiskinan yang menimpa semuanya kecuali segelincir orang yang berada dalam masyarakat tersebut.

Kebanyakan rakyat miskin disebabkan karena mereka tidak mampu menanggapi keuntungan dari perusahaan dan persaingan bebas serta pemasaran. Dengan demikian, daya tenaganya telah disia-siakan oleh kebodohan dan birokrasi yang merugikan.

Kemungkinan lainnya adalah mereka miskin disebabkan mereka diekspoitasi, kelebihan yang mereka hasilkan telah diserap oleh tuan tanah yang kejam atu oleh orang kaum kapitalis, sehingga kemiskinan berlangsung terus menerus, pada akhirnya semua jatuh ketangan para pemilik tanah.

17

Kemiskinan adalah bencana bagi manusia yang paling perkasa, ketat, dan padat. Ia adalah biang keladi derita yang berlanjut, dari kelaparan dan

penyakit sampai kepada konflik sosial, bahkan perang.18 Masalah sosial yang

bersumber dari faktor ekonomis, yaitu ; kemiskinan adalah suatu keadaan yang dimana seseorang tidak bias menjamin hidupnya sendiri seperti orang lain pada umumnya. Ukuran ini akan semakin jelas, jika seseorang kurang atau tidak mampu menggunakan tenaga fisiknya dan mentalnya dalam usaha mencapai taraf hidup yang diinginkan, seperti taraf kehidupan orang lain dalam masyarakat tertentu.

Kemiskinan pada masyarakat yang masih sederhana, yaitu ; kemiskinan yang bukan sebagai masalah sosial, karena disamping taraf kemiskinan itu merata, sehingga tak begitu terasakan, juga karena orang pada umumnya menganggap bahwa kemiskinan itu sebagai bagian dari nasib hidupnya, yang telah ditentukan oleh Yang Maha Kuasa. Dengan demikian usaha yang dilakukannya hanya sekedar huntuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Memang mungkin bagi mereka hal ini bukanlah suatu masalah, akan tetapi ia merupakan masalah bagi Negara, sebab ukuran suatu Negara yang sejahtera terletak pada ukuran kesejahteraan masyarakat secara umum sebagai warga Negara.

Kemiskinan dalam masyarakat tergolong kompleks, yaitu ; seseorang merasa dirinya miskin bukan karena kurang makan, kurang sandang, atau kurang papan semata, melainkan lebih ditekankan pada hartanya yang ada dianggap kurang cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kompleks.

18

Jhon Kenneth Galbraith. Hakikat Kemiskinan Masa. (Jakarta:Sinar Harapan, 1983)Cet.I. hal.21

Artinya ukuran kemiskinan masyarakat tergolong kompleks tidakllah sama dengan ukuran kemiskinan pada masyarakat yang masih sederhana. Keadaan ini dapat kita lihat pada perbedaan antara kehidupan masyarakat desa dan

kehidupan masyarakat kota.19

Dokumen terkait