• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.6 Pengertian Keperawanan (Virginity)

Kata virgin berasal dari bahasa latin dan yunani yaitu virgo atau gadis, perawan. Istilah ini juga mempunyai hubungan erat dengan istilah virga, yang artinya baru, ranting muda. Kata ini dipakai dalam mitologi Yunani untuk mengelompokkan beberapa dewi seperti dewi Artemis dan dewi Heista. Perawan adalah label kekuatan dan kebebasan.18 Asri Supatmiati dalam bukunya menyatakan bahwa keperawanan (virginity) ialah suatu kondisi dimana seseorang belum pernah terlibat hubungan seksual sebelum menikah, sehingga selaput dara (hymen) belum robek lapisannya, dan kemudian terlibat dalam tindakan seksual hanya dengan pasangan hidupnya.19 Selaput dara ini adalah bagian yang ada pada organ reproduksi perempuan yang mempunyai fungsi sosial jauh lebih tinggi daripada fungsi anatomis. Maksudnya secara anatomis, hilangnya keperawanan atau sobeknya selaput dara ini sama sekali tidak berpengaruh terhadap fungsi organ vital seorang perempuan.

Batasan keperawanan masyarakat Indonesia pada umumnya diukur dari ada tidaknya perdarahan pada saat hubungan suami istri pada kali pertama. Padahal, pendarahan atau tidaknya pada saat pertama kali berhubungan sangat bergantung pada dari jenis hymen. Jika hymen tebal, maka untuk merobeknya diperlukan beberapa kali hubungan suami istri atau bahkan tidak pernah berdarah sama sekali, sehingga robekan selaput dara terjadi saat melahirkan. Batasan lainnya, asal sudah melakukan sex intercourse (hubungan seksual), maka wanita

18 Dono Baswardono, Perawan Tiga Detik, (Yogyakarta: Galang Press, 2005), Hal. 45. 19 Asri Supatmiati, Cewek Ngomongin Virgin, (Jakarta: Gema Insani, 2007), Hal. 68.

sudah dianggap melakukan hubungan suami istri dan sudah tidak perawan lagi, terlepas apakah terjadi pendarahan atau tidak. Jadi pada dasarnya pengeluaran darah pada malam pertama tidaklah dapat dijadikan dasar untuk menentukan keperawanan seorang wanita.20

Keperawanan itu bukan semata-mata utuhnya selaput dara, tetapi jauh berharga daripada itu. Keperawanan menunjukkan harga dan martabat kaum perempuan. Keinginan dan usaha para perempuan untuk menjaga diri atau kehormatan, itulah hakikat kesucian. Di Indonesia yang menganut adat ketimuran sendiri keperawanan kadang masih dianggap hal yang tabu, sementara mitos seputar keperawanan yang beredar banyak yang menyesatkan, yang pada akhirnya menyudutkan perempuan pada posisi ketidak-berdayaan.

2.1.6.1 Keperawanan dalam Tinjauan Beberapa Aspek

1) Keperawanan dalam Aspek Agama

Dalam Islam ajaran tentang keperawanan sudah sangat jelas, Islam mengharuskan setiap pemeluknya baik laki-laki maupun perempuan untuk senantiasa menjaga kehormatannya dan tidak menyerahkan kesuciannya, kecuali pada pasangan hidup yang sah menurut agama.21 Jadi setiap wanita wajib menjaga keperawanan dan hanya boleh menyerahkannnya kepada sang suami. Sementara setiap lelaki wajib menjaga keperjakannya dan hanya boleh menyerahkannya kepada sang istri. Dalam Al-Quran, Allah memerintahkan setiap orang beriman,

20 Budi Santoso, Panduan Kesehatan Reproduksi Wanita, (Jakarta: Skp Books Distribution, 2007), Hal. 151-152.

21 Jefri AL-Bukhori, Sekuntum Mawar untuk Remaja, (Jakarta: Pustaka Al-Mawardi, 2005), Hal. 145.

baik laki-laki maupun perempuan, untuk senantiasa menjaga kehormatannya dan menjauhi hal-hal yang dapat membawa kepada ternodanya kesucian. Dalam Al-Quran Allah berfirman:

“Katakanlah kepada wanita yang beriman “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah merka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau Ayah mereka, atau Ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara leki-laki meraka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka mumukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang merka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (Q.S. An-Nur: 31)22

Khususnya kepada kaum wanita beriman, Allah memeringatkan secara panjang lebar kepada mereka tentang pentingnya kehormatan dan beberapa hal yang harus dilakukan secara praktis agar tetap terjaga kehormatannya, sebagai suatu tindakan antisipasif.23 Hal tersebut dapat dimengerti, karena kaum wanita adalah pihak yang paling rawan kehormatan (kesuciannya). Dalam segala posisi, situasi dan kondisi, presentasi timbulnya ancaman terhadap kesucian wanita jauh lebih besar dibandingkan dengan kaum laki-laki.

Ustadz Bukhori24 menyatakan bahwa dalam Al-Quran Allah memerintahkan kaum beriman baik laki-laki maupun permpuan untuk menjauhi

22Ibid, Hal.147. 23Ibid, Hal.147. 24Ibid, Hal.148.

perbuatan dan segala hal yang dapat menyebabkan terjadinya perbuatan zinah, Allah berfirman dalam surat Al-Isra Ayat 32:

Dan janganlah kamu mendekati zinah, sesungguhnya zinah itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk”

Allah sangat mengecam orang-orang yang tidak dapat menjaga kehormatan (kesucian) mereka, dan akan mengazab mereka dengan azab yang pedih di akhirat kelak, jika dalam kehidupan dunia ia belum mendapatkan hukuman atas perzinahhan yang dilakukannya. Adapun hukuman bagi pelaku zinah dalam kehidupan dunia adalah didera sebanyak 100 kali (jika masih bujang/ belum menikah) dan dirajam sampai mati (jika sudah menikah). Dalam Al-Quran Allah berfirman:

“Perempuan yang berzinah dan laki-laki yang berzinah, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya serratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang beriman. (Q.S. An-Nur: 2)25

Sebaliknya Ustadz Bukhori menyatakan dalam bukunya26 Allah menjanjikan pahala yang besar dan kehormatan di sisi-Nya kepada orang-orang, baik laki-laki maupun perempuan, yang sanggup menjaga kehormatan (kesuciannya) dan hanya menyerahkan kesuciannya kepada suami atau istri mereka, Allah berfirman dalam Q.S Al-Ahzab: 35

“Sesungguhnya ………laki-laki dan perempuan yang memelihara

kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.”

25Ibid, Hal.148 -149. 26Ibid, Hal.149 -150.

2) Keperawanan dalam Aspek Medis

Secara biologis, seorang dikatakan perawan jika selaput dara (latin: hymen) tidak mengalami robek yang berarti, yang secara fisik hymen atau biasa disebut dengan selaput daranya belum sobek karena belum pernah dipenetrasi alat kelamin pria, dan hymen dapat robek karena berbagai cara, bentuknya menyerupai membran tipis yang tentu tidak mudah begitu saja terkoyak, atau dikoyakkan, diperlukan kekuatan tertentu untuk berhasil merobeknya, salah satu dengan adanya koitus (coitus) yang berarti hubungan seksual antara laki-laki dan perempuan yang pertama.27

Namun saat ini, dalam ilmu medis keperawanan tidak dapat diukur menggunakan selaput dara, dijelaskan oleh Dr. Liana Herlinda, bahwa bisa jadi seorang perempuan hymen-nya robek karena hal-hal di luar hubungan seks yaitu, pertama dikarenakan celaka fisik, misalnya jika perempuan tersebut sering melakukan aktifitas fisik yang lumayan berat, seperti olahraga yang banyak mengandalkan tendangan-tendangan, atau karena jatuh sehingga selaput daranya sudah koyak.28

Dr. Linda Herlina mengatakan bahwa ketika kita berbicara mengenai keperawanan dilihat dari selaput dara, sebenarnya selaput dara hanyalah suatu selaput yang sebetulnya pun bentuknya tidaklah tertutup rapat tanpa lubang, karena seorang wanita harus mengeluarkan darah mens-nya tiap bulan secara

27 Mahrunnisa, Urgensi Virginitas Bagi Kaum Pria dalam Memilih Calon Istri, Skripsi, (Jakarta: Fakultas Syariah Dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2010), Hal. 20

rutin, dan bagaimana secara logika seorang wanita harus mengeluarkan darah mens jika dia memiliki selaput yang tertutup rapat. Selain itu pula, setiap wanita memiliki ketebalan selaput dara yang berbeda-beda.29

Bentuk selaput dara terbagi empat macam yaitu: a) Hymen anullaris adalah selaput yang melingkar seperti cincin, b) Hymen seminullaris yaitu selaput seperti bulan sabit, c) Hymen cribriformis adalah selaput yang ditandai beberapa lubang yang terbuka, tapi lebih kecil dan jumlahnya lebih banyak, d) Hymen imperforate yaitu selapu yang tertutup atau tidak berlubang.30

Dokumen terkait