• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Kompetensi Guru Bimbingan Konseling

BAB VII Kompetensi Guru Bimbingan Konseling

A. Pengertian Kompetensi Guru Bimbingan Konseling

Kompetensi berasal dari bahasa Inggris yaitu competence yang berarti kecakapan dan kemampuan. (J.M. Echols dan Shadily: 2010: 132). Menurut Wina Sanjaya (2009: 70) kompetensi adalah perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir danbertindak. Muhaimin (2004: 151) menjelaskan kompetensi adalah seperangkat tindakan intelegen penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksankan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu. Sifat intelegen harus ditunjukan sebagai kemahiran, ketetapan, dan keberhasilan bertindak. Sifat tanggung jawab harus ditunjukkan sebagai kebenaran tindakan baik dipandang dari sudut ilmu pengetahuan, teknologi maupun etika.

Disisi lain, Abdul Majid (2005: 6) menjelaskan kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai guru. Dilain pihak Muhibbin Syah (2000: 229) mengemukakan pengertian dasar kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan. Uzer Usman (1994) mengemukakan kompentensi berarti suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun yang kuantitatif. Dalam hal ini, kompetensi diartikan sebagai

pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.

Robbins (2001: 37) menyebut kompetensi

sebagai ability, yaitu kapasitas seseorang individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. Selanjutnya dikatakan bahwa kemampuan individu dibentuk oleh dua faktor, yaitu faktor kemampuan intelektual dan kemampuan fisik. Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang diperlukan untuk melakukan kegiatan mental sedangkan kemampuan fisik adalah kemampuan yang di perlukan untuk melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, kecekatan, kekuatan, dan keterampilan. Spencer (1993) mengatakan “Competency is

underlying characteristic of an individual that is causally related to criterion-reference effective and/or superior performance in a job or situation”.

UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen dan PP No.74 Tahun 2008 menjelaskan bahwa Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Hal tersebut di atas menunjukkan bahwa kompetensi merupakan suatu kecakapan atau kemampuan seseorang dari hasil perpaduan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang harus dimiliki, dihayati serta dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas profesionalnya.

Berdasarkan penjelasan di atas, kompetensi sangatlah penting dalam proses pelayanan yang profesional, terutama bagi guru bimbingan dan konseling (BK) dalam menjalankan tugasnya yaitu membantu peserta didik/konseli dalam mengembangkan potensinya secara optimal dengan tujuan untuk memandirikan peserta didik/konseli.Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan khusus (UU No. 14 Tahun 2005).

Pekerjaan profesional ditunjang oleh suatu ilmu tertentu secara mendalam yang hanya mungkin diperoleh dari lembaga pendidikan yang sesuai, sehingga kinerjanya didasarkan kepada keilmuan yang dimilikinya yang dapatdipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Samuel L. Gladding (2013: 45) menjelaskan bahwa tenaga-tenaga profesional adalah orang-orang yang telah dididik untuk membantu kegiatan pertolongan dalam tingkat preventif dan remedial. Penolong yang termasuk dalam kategori ini salah satunya ialah guru bimbingan dan konseling (BK)/konselor. Penolong dalam tingkatan ini telah menjalani jenjang pendidikan tingkat tinggi, dan sudah dipersiapkan untuk menghadapi situasi-situasi yang tidak umum.

UU RI No. 20Tahun 2003 Pasal 1 ayat 6 menyatakan guru BK ada-lah konselor, konselor adalah pendidik.Pendidik adalah tenaga kepen-didikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalammenyelenggarakan pendidikan.

Neviyarni S (2009: 167-168) menyatakan bahwa guru pembimbing atau konselor diharapkan memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam secara “kaffah”. Kesuksesan guru pembimbing atau konselor menurut pandangan Islam mempunyai (1) dimensi ukhrowi. Islam memandang kesuksesan hidup seorang konselor tidak hanya di dunia, tetapi juga di akhirat. Walaupun Islam memandang kehidupan akhirat lebih baik dan kekal, tetapi Islam mengingatkan kepada manusia untuk tidak lupa nasibnya di dunia, (2) kesuksesan konselor berdimensi sosial, sebagai rahmatan lil ‘alamin. Islam mengajarkan, kepada umatnya agar kesuksesan itu dicapai tanpa merugikan orang lain, kendati kesuksesan itu untuk diri sendiri.

Dari uraian di atas dapat dipaparkan bahwa profesional adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dengan kemampuan dan kecakapan yang dimiliki dan ditunjang dengan dasar keilmuan tertentu, yang sudah dipersiapkan secara mendalam dan diperoleh dari lembaga pendidikan yang sesuai,

serta mampu memberikan pertolongan dalam tingkat preventif dan remedial kepada peserta didik/konseling yang membutuhkan.

UU No. 14 Tahun 2005 menjelaskan, bahwa yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam dan PP No. 74 Tahun 2008 juga memaparkan, kompetensi profesional merupakan kemampuan Guru dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan budaya yang diampunya yang sekurang-kurangnya meliputi penguasaan; (1) materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu; dan (2) konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yangakan diampu.

Wifayatun Nuroniyah (2015: 15) menjelaskan bahwa kompetensi profesional guru adalah seperangkat kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru agar ia dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan berhasil. Winja Sanjaya (2009: 18) menyatakan bahwa kompetensi profesional adalah kompetensi atau kemampuan yang berhubungan dengan penyelesaian tugas-tugas keguruan. Kompetensi ini merupakan kompetensi yang sangat penting, sebab langsung berhubungan dengan kinerja yang ditampilkan. Kompotesi professional merupakan seperangkat kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru untuk menyelesaikan tugas-tugas keguruannya khususnya pada pelaksanaan pengajaran.

Dari beberapa pendapat di atas, disimpulkan bahwa kompetensi guru BK adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang ditetapkan konselor sekolah untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai dalam rangka melaksanakan tugas keprofesionalan yaitu membantu peserta didik dalam menangani dan menyelesaikan masalahnya serta

membantu peserta didik untuk mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal.