• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1.2 Pengertian Komunikasi Massa

Berbicara komunikasi massa tidak terlepas dari elemen-elemen komunikasi massa seperti: komunikator, isi pesan, saluran, komunikan, dampak, dan feedback. Komunikator di artikan sebagai pemberi atau penyampai informasi atau sebagai narasumber terhadap khalayak. Komunikasi massa diadopsi dari istilah bahasa Inggris Mass Comunication sebagai kependekan dari mass media comunication artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang mass mediated. Istilah mass comunications atau comunication.5

Komunikasi menurut DeFleur dan Dennis McQuail didalam bukunya “Understanding mass comunication (1985)”, menyebutkan bahwa komunikasi massa adalah suatu proses dalam mana komunikator-komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas dan secara terus menerus-menerus menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara.6

Komunikasi massa menurut Jalaludin Rakhmat merupakan jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak dan elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.7

5

Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta:PT. Grasindo, 2004 hal 69.

6

Sasa Djuarsa Sendjaja, DKK, Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka, 2003 hal 73.

7

Merujuk dari penjelasan-penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa yang disebut komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa yang periodik, atau secara sederhana dapat pula dikatakan bahwa komunikasi massa adalah suatu bentuk komunikasi yang menggunakan media massa, baik itu cetak maupun media elektronik dalam menyampaikan pesan-pesan tertentu kepada khalayak yang tersebar luas.

Beberapa sifat yang melekat dalam komunikasi massa dan sekaligus membedakannya dengan komunikasi yang lain. Sifat-sifat tersebut diantaranya adalah :

1. Sifat Komunikator

Berbagai pesan yang terbit dari suatu media massa sebenarnya bukan lagi miliki perorangan, tetapi hasil rembugan, olahan redaksi atau keputusan dari kebijaksanaan organisasi yang menerbitkannya. 2. Sifat Pesan

Pesan komunikasi massa bersifat umum, universal tentang berbagai hal dari berbagai tempat di muka bumi. Sementara itu, isi media massa adalah tentang berbagai peristiwa apa saja yang patut di ketahui oleh masyarakat umum. Tidak ada pesan komunikasi massa yang hanya di tujukan kepada suatu masyarakat tertentu.

3. Sifat media massa.

Komunikasi massa nampaknya lebih bertumpu pada andalan teknologi pembagi pesan dengan menggunakan jasa industri untuk

memperbanyak dan melipat gandakannya. Bantuan industri mengakibatkan berbagai pesan akan menjangkau khalayak dengan cara yang cepat serta tepat secara terus menerus.

4. Sifat Komunikasi.

Komunikasi dalam suatu komunikasi massa adalah masyarakat umum yang sangat beragam, heterogen dalam segi demografis, geografis maupun psikologis.

5. Sifat Efek.

Secara umum komunikasi mempunyai tiga efek. Berdasarkan teori hierarki efek yaitu:

a. Efek Kognitif, mengakibatkan khalayak berubah dalam hal pengetahuan, pandangan, dan pendapat terhadap sesuatu yang di perolehnya, yang berhubungan dengan pengetahuan, mencakup persepsi, menalar, mengenali, memahami, menilai, dan membayangkan.

b. Efek Afektif, perilaku dimana individu mempunyai kecenderungan untuk suka atau tidak suka pada objek.

c. Efek Konatif atau behavioral, perilaku yang sudah sampai pada tahap individu melakukan sesuatu atau perbuatan terhadap objek. 6. Sifat Umpan Balik.

2.1.2.1 Karakteristik Komunikasi Massa

Koran, majalah, radio, televisi dan film merupakan the big five of mass media.8 Beberapa karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut: 9

1. Komunikator Terlembaga

Ciri Komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Komunikasi massa, baik media cetak maupun elektronik dengan mengingat kembali pendapat Charles R. Wright, bahwa komunikasi massa itu melibatkan lembaga dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks.

2. Pesan Bersifat Umum

Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa atau opini namun tidak semua fakta dan peristiwa yang terjadi di sekililing kita dapat dimuat dalam media massa. Pesan komunikasi massa yang dikemas dalam bentuk apapun harus memenuhi kriteria penting atau menarik, atau penting sekaligus menarik, bagi sebagian besar komunikan. 3. Komunikannya anonim dan heterogen

8

Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka, 2004 hal 24

9

Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Komala. Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Bandung: Agustus 2004. Hal 12.

Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen. Dalam komunikasi massa, komunikator tidak saling mengenal (anonim), karena komunikasi menggunakan media dan tidak tatap muka. Disamping anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda yang dapat di kelompokan berdasarkan faktor: usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi.

4. Media massa menimbulkan keserempakan

Kelebihan komunikasi massa di bandingkan dengan komunikasi lainnya, adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikator yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu komunikator yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula. 5. Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan

Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan sekaligus. Pada komunikasi antarpersonal, unsur hubungan sangat penting dan sebaliknya pada komunikasi massa yang penting adalah isi. Dalam komunikasi massa, pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertntu dan disesuaikan dengan karakterisktik media massa yang akan digunakan.

Selain ada ciri yang merupakan keunggulan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, ada juga ciri komunikasi massa yang merupakan kelemahannya. Secara singkat, komunikasi massa itu adalah komunikasi dengan menggunakan atau melalui media massa. Karena melalui media massa maka komunkator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunaktor aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun di antara keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaiman halnya yang terjadi dalam komunikasi antarpersonal, dengan demikian komunikasi massa itu bersifat satu arah.

7. Stimulus alat indera “Terbatas”

Ciri komunikasi lainnya yang di anggap salah satu kelemahannya adalah stimulasi alat indera yang “terbatas”. Dalam komunikasi massa. Stimulasi alat indera bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada radio siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar, sedangkan pada media TV dan film, kita menggunakan indera penglihatan dan pendengaran sekaligus. 8. Umpan balik tertunda (delayed)

Komponen umpan balik atau yang lebih popular dengan sebutan feedback merupakan faktor penting dalam bentuk komunikasi apapun. Efektifitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan. Umpan balik

bersifat langsung (direct feedback) dan umpan balik bersifat segera (immediate feedback).

2.1.2.2 Tujuan dan Fungi Komunikasi Massa

Banyak ahli yang mengungkapkan fungsi komunikasi massa dengan versi masing-masing. H.Lasswel menunjukan ada tiga fungsi komunikasi massa, yaitu: fungsi pengawasan lingkungan, fungsi korelasi dan fungsi transmisi.10 Namun oleh Charles R. Wright di tambahkan satu lagi fungsi komunikasi massa yaitu fungsi hiburan.11 Joseph De Vito mengatakan bahwa ada enam fungsi yang paling penting dalam komunikasi massa yaitu12:

1. Fungsi Menghibur, media massa memberikan hiburan untuk mendapatkan perhatian dari khalayak sebanyak mungkin sehingga mereka dapat menjual kepada para pengiklan. Stimuli atau pencairan untuk mengurangi rasa bosan atau melepaskan diri dari kegiatan rutin.13

2. Fungsi Meyakinkan, berusaha meyakinkan khalayak atas suatu peristiwa persuasi yang datang dalam bentuk: memperkuat sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang, mengubah sikap, kepercayaan atau nilai seseorang, menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu.

10 Sutarto, Sosiologi Komunikasi. Yogyakarta: Arti Bumi Intaran, 2005hal 91 11 Ibid

12 Ibid

3. Menginformasikan, media memberikan informasi kepada khalayak baik berupa pengetahuan tentang musik, politik, film, seni, dan ekonomi.

4. Menganugerahkan status

Paul Lazarsfeld dan Robert merton, dalam karya mereka “mass communications, Popular Taste, and Organized Social Action”(1951), mengatakan “jika anda benar-benar penting, anda akan menjadi pusat perhatian massa dan jika anda menjadi pusat perhatian massa, berarti anda penting”, sebaliknya tentu saja, jika anda tidak mendapatkan perhatian massa, maka anda tidak penting.

5. Fungsi Membius, merupakan fungsi media massa yang paling menarik dan paling banyak dilupakan, ini berarti bahwa apabila

media menyajikan informasi tentang sesuatu, penerima percaya bahwa tindakan tertentu telah diambil. Sebagai akibatnya, pemirsa atau penerima terbius ke dalam keadaan tidak aktif.

6. Menciptakan Rasa Keterbatasan, program televisi, berita-berita disurat kabar membuat seseorang yang kesepian merasa menjadi anggota sebuah kelompok yang lebih besar.

2.1.3 Pengertian Program

“Program” berasal dari bahasa inggris programme atau program yang berarti acara atau rencana. Undang-undang penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara, tapi menggunakan istilah “siaran” yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang

disajikan dalam berbagai bentuk. Namun kata “program” lebih sering digunakan dalam dunia penyiaran di Indonesia, dari pada kata “siaran” untuk mengacu kepada pengertian acara. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan pemirsanya.14

Program dapat disamakan atau dianalogikan dengan produk atau barang atau pelayanan yang dijual kepada pihak lain, dalam hal ini pemirsa dan pemasangan iklan. Program adalah produk yang dibutuhkan orang sehingga mereka bersedia mengikutinya, dalam hal ini terdapat suatu rumusan dalam dunia penyiaran, yaitu program yang baik akan mendapatkan pendengar atau penonton yang lebih besar, sedangkan acara yang buruk tidak akan mendapatkan pendengar ataupun penonton.15 Dengan demikian, program memiliki pengertian yang luas. Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat penonton tertarik untuk mengikuti siaran yang ditayangkan.

2.1.3.1 Jenis Program

Stasiun setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beraneka ragam. Pada dasarnya, apa saja yang bisa dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama program itu menarik dan disukai pemirsa, dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan peraturan yang berlaku. Pengelola stasiun dituntut untuk memiliki kreativitas seluas mungkin untuk

14 Morissan, M.A Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Jakarta:Ramdina Prakasa,2005 hal 97.

menghasilkan berbagai macam program yang menarik. Berbagai jenis program itu dapat dikelompokan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya, yaitu:16

1. Program Informasi (News)

Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan atau informasi kepada khalayak atau audien. Program informasi dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu berita keras (hard news) dan berita lunak (soft news).

a. Berita keras atau hard news adalah segala informasi penting atau menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran, karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak dengan cepat. Berita keras dibagi kedalam bentuk berita yaitu:

a) Straight news berarti berita “langsung”, maksudnya sesuatu berita yang singkat dengan hanya menyajikan informasi terpenting saja mencakup 5W+1H (who, what, where, when, why dan how) terhadap suatu peristiwa yang diberitakan.

b) Feature, adalah berita ringan namun menarik. Pengertian “menarik” disini adalah informasi yang lucu, aneh, menimbulkan kekaguman dan sebagainya.

16

c) Infotainment, adalah salah satu bentuk berita keras karena memuat informasi yang harus ditayangkan. b. Berita lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Program yang masuk kedalam berita lunak adalah:

a) Current Affair, adalah program yang menyajikan informasi yang terkait dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan mendalam.

b) Magazine, adalah program yang menampilkan informasi ringan namun mendalam atau dengan kata lain magazine adalah feature dengan durasi yang lebih panjang.

c) Dokumenter, adalah program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik.

d) Talk Show, adalah program yang menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahasa suatu topik tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa acara (host).

2. Program Hiburan (entertainment)

Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur penonton dalam bentuk lagu, musik, cerita dan permainan.

a) Drama adalah pertunjukan yang menyajikan cerita mengenai kehidupan masyarakat.

b) Musik program musik dapat ditampilkan dua format yaitu videoklip. Program musik berupa konser baik di outdoor ataupun di dalam studio (indoor).

c) Permainan bentuk program yang melibatkan sejumlah orang baik secara individu ataupun kelompok.

Menurut pembagian jenis program diatas, terlihat bahwa Talk Show sebagai program siaran yang memberikan informasi tentang topik yang sedang diperbincangkan dengan mengundang beberapa narasumber untuk membahas topik yang sedang hangat diperbincangkan. Format Talk Show dalam hal ini berbentuk wawancara santai dan ringan.

2.1.4 Pengertian Talk Show

Talk Show adalah sebuah program televisi atau radio dimana didalamanya khususnya orang yang terkenal di undang untuk berbicara dalam kondisi yang tidak formal tentang berbagai topik yang menarik.17 Dapat disimpulkan bahwa Talk Show adalah program acara televisi yang

17

.A S Hornby, Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English, (Great Britain, Oxford University Press 1995) hal.188

memuat topik-topik menarik bersama narasumber dan diikuti respon lewat interaksi dari penonton.

Talk Show dikategorikan menjadi dua yaitu, Talk Show yang sifatnya ringan dan menghibur dan Talk Show yang sifatnya formal dan serius, umunya Talk Show yang bersifat formal dan serius termasuk dalam kategori berita, sementara Talk Show yang sifatnya ringan dan menghibur termasuk dalam kategori informasi, sama hal nya dengan program Talk Show BUKAN EMPAT MATA yang memiliki konsep Talk Show yang sifatnya ringan.

Program dengan format Talk Show di Indonesia yang digemari penonton seperti; BUKAN EMPAT MATA yang dibawakan oleh pelawak Tukul Arwana dan co host Vega Darwanti dengan membawakan pertanyaan yang serius, namun kadang kala memberikan pertanyaan yang terkadang tidak terlepas dari sisi humor seorang Tukul Arwana. Program yang sudah berdiri selama 9 tahun ini sangat digandrungi pemirsa dari kalangan menengah ke atas sampai kalangan menengah kebawah.18

2.1.5 Pengertian Respon

Menurut Djalaludin Rakhmat, respon adalah suatu kegiatan dari organisme itu bukanlah semata-mata suatu gerakan yang positif, setiap jenis kegiatan yang ditimbulkan oleh suatu perangsang dapat juga disebut respon. Secara umum respon atau tanggapan dapat diartikan sebagai hasil

atau kesan yang didapat dari pengamatan tentang subjek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan-pesan.19

Menurut Poerwadarminta, respon diartikan sebagai tanggapan reaksi dan jawaban.20 Respon akan muncul dari penerima pesan setelah sebelumnya terjadi serangkaian komunikasi, sedangkan menurut Ahmad Subandi mengemukakan respon dengan istilah umpan balik yang memiliki peranan atau pengaruh dalam menentukan baik atau tidaknya suatu komunikasi.21

2.1.5.1 Faktor Terbentuknya Respon

Hal ini perlu diketahui supaya individu yang bersangkutan tanggapan yang dilakukan seseorang dapat terjadi jika terpenuhi faktor penyebabnya dapat menanggapi dengan baik, pada proses ini awal individu mengadakan tanggapan tidak hanya dari stimulus yang ditimbulkan oleh keadaan sekitar. Dengan kata lain, stimulus akan mendapatkan pemilihan dan individu akan bergantung pada 2 faktor, yaitu: a. Faktor Internal: faktor yang ada dalam diri individu manusia sendiri dari dua unsur yakni rohani dan jasmani. Unsur jasmani atau fisiologi meliputi keberadaan, keutuhan dan

19

Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi: Bandung. Remaja Rosdakarya, 1999 hal 51. 20 Poerwadarminta, Psikologi Komunikasi, Jakarta: UT: 1999, cetIII h.43.

cara kerja alat indera. Unsur-unsur rohani meliputi perasaan (feeling), akal, motivasi, pikiran, dan sebagainya.

b. Faktor Eksternal: fakor yang ada pada lingkungan. Faktor ini intensitas dan jenis benda perangsang atau orang menyebutnya dengan faktor stimulus.

2.1.5.2 Macam-macam Respon

Istilahrespon dalam komunikasi adalah kegiatan komunikasi yang diharapkan mempunyai hasil atau dalam setelah komunikasi dinamakan efek. Suatu kegiatan komunikasi itu memberikan efek berupa respon dari komunikasi terhadap pesan yang diberikan oleh komunikator. Menurut M.Chaffe respon dibedakan menjadi tiga bagian:

a. Kognitif: respon yang berkaitan erat dengan pengetahuan keterampilan dan informasi seseorang mengenai sesuatu. b. Afektif: respon yang berkaitan dengan emosi, sikap,dan nilai

seseorang terhadap sesuatu respon ini timbul apabila ada perubahan pada apa yang disenangi khalayak terhadap sesuatu.

c. Konatif atau behavioral: respon yang berkaitan dengan perilaku nyata yang meliputi tindakan, kegiatan atau kebiasaan berperilaku.22

22

Sikap seseorang dapat menunjukan respon positif atapun negatif, berkaitan dari segi afektif, kognitif, hingga behavioral, dalam efek media massa salah satunya adalah televisi, maka respon dari seseorang bisa saja menyentuh aspek kognitif (pengetahuan) berkaitan dengan televisi sebagai penyampai informasi juga sebagai media pendidikan, afektif (perasaan) berkaitan dengan salah satu sifat televisi sehingga jika ada program yang menyentuh hati lewat kata-kata ataupun perilaku, maka perasaan kita pun ikut tersentuh dan memberikan reaksi. Televisi juga dapat memberikan efek behavioral (tingkah laku), dengan salah satu fungsi televisi sebagai media pembujuk maka informasi yang ada dalam televisi tersebut membuat penonton tertarik untuk mengikuti.

Apabila dikaitkan dengan masalah penelitian ini, respon penonton yang menyaksikan langsung dapat dilihat dari tingkah laku penonton yang menyaksikan Talk Show BUKAN EMPAT MATA dengan perasaan yang antusias saat host (Tukul Arwana) mulai mengajak penonton untuk mengikuti gaya andalannya, tanpa rasa malu ataupun canggung penonton dengan lepasnya mengikuti gaya andalan seorang Tukul Arwana yang membawakan program Talk Show BUKAN EMPAT MATA.

2.1.6 Teori S-O-R (Stimulus – Organism – Response)

Pada penelitian ini teori yang digunakan adalah S-O-R sebagai singkatan (Stimulus, Organism, Respon). Teori SOR sebagai singkatan dari Stimulus-Organism-Response memiliki objek material adalah

manusia yang meliputi komponen-komponen sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi, dan konasi.

Menurut teori ini, organism menghasilkan perilaku tertentu jika kondisi stimulus tertentu pula, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.23

Menurut teori S-O-R, perilaku dapat berubah bila stimulus yang diberikan melibihi stimulus semula atau dapat berubah bila stimulus semula atau dapat meyakinkan organism, sehingga peran faktor pendorong menjadi sangat penting untuk meyakinkan organism. Berdasarkan penelitian ini, tergantung pada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme.

Keberhasilan perubahan perilaku yang terjadi sangat di tentukan oleh kualitas dari sumber. Dalam penelitian ini, program Talk Show BUKAN EMPAT MATA sebagai stimulus yang merangsang penonton dengan hal positif, diantaranya dari tema-tema yang dibawakan, bintang tamu, sehingga membentuk sebuah respon yang dihasilkan oleh reaksi penonton.

2.2 Kerangka Berpikir

Berdasarkan kerangka berpikir, penulis berupaya untuk dapat mengetahui bagaimana respon yang didapat oleh penonton setelah

23

Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi: Bandung, PT. Citra Aditya Bakti, 2003), Cet.ke-3 hal.254.

menyaksikan program BUKAN EMPAT MATA, berikut bagan kerangka berpikirnya :

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir

S-O-R merupakan teori perubahan perilaku yang berasal dari psikologi. Stimulus adalah masukan yang diterima oleh setiap indra. Teori stimulus – organism – respons ini digunakan untuk menggambarkan komunikator untuk pesan (stimulus) hingga sampai kepada komunikan yang kemudian diolah oleh komunikan sebagai organism yang akhirnya menghasilkan sebuah respon tertentu.

Pada penelitian ini program Talk Show BUKAN EMPAT MATA sebagai pemberi rangsangan bagi penonton agar bisa tertarik, memberi perhatian, dan penerimaan sehingga nantinya menghasilkan sebuah respon. Talk Show BUKAN EMPAT MATA memiliki daya tarik tersendiri bagi

Penonton Live BUKAN EMPAT MATA

- Perhatian - Pengertian - Penerimaan

Respon Kognitif Respon Afektif Respon Behaviour Program Talk Show BUKAN EMPAT

MATA di TRANS7

penonton, tentunya hal tersebut dilihat dari sisi penonton yang begitu terhibur saat menyaksikan Talk Show BUKAN EMPAT MATA.

2.3 Penelitian Terdahulu

Pada penelitian ini peneliti menggunakan rujukan pada beberapa tulisan, terutama tulisan-tulisan yang membahas masalah mengenai respon, adapun beberapa tulisan yang dikutip adalah sebagai berikut:

Pertama, skripsi Dera Mugni Labib Alluqoni dengan judul “Respon Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syahid Jakarta Terhadap Rubrik Tajuk Rencana Republika”. Pada penelitian ini memiliki persamaan yaitu meneliti suatu respon, namun objek yang berbeda, penelitian ini lebih kepada rubrik tajuk rencana yang ada di koran republika dan metode yang digunakan kuantitatif. 24

Kedua, skripsi yang ditulis oleh Aripin yang berjudul “Respon Masyarakat Terhadap Program Kelas Malam Radio ARH Global 88,4 FM Jakarta (Kasus di Desa Rempoa Rt 02/03 Ciputat Timur Tangerang)” dalam penelitian ini mendiskusikan mengenai program kelas malam pada radio ARH Global. Penelitian ini memiliki persamaan yaitu mengenai program acara namun media yang berbeda dan objek penelitian yang berbeda. Metode yang digunakan pun berbeda penelitian ini menggunakan metode kuantitatif.25

24

Repository.uinjkt.ac.id dikutip pada tanggal 26 April 2015 pukul 20.15WIB

25

Dokumen terkait