• Tidak ada hasil yang ditemukan

RESPON PENONTON PADA PROGRAM TALK SHOW “BUKAN EMPAT MATA” TRANS 7

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "RESPON PENONTON PADA PROGRAM TALK SHOW “BUKAN EMPAT MATA” TRANS 7"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas

Program Studi Ilmu Komunikasi

Oleh: Lulu Fadlina NIM 6662100069

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

BANTEN

(2)
(3)
(4)
(5)

“Karena Sesungguhnya

Sesudah Kesulitan Itu ada Kemudahan”

(QS. 94:5)

(6)

Pembimbing I: Isti Nursih, S.Ip. M.Ikom dan Pembimbing II: Uliviana Restu H. S.Sos, M.I.Kom

Program talk show BUKAN EMPAT MATA selain memberikan sisi edutainment dalam kehidupan sehari-hari, tentu sangat bermanfaat bagi penonton dalam dunia informasi dan hiburan yang diberikan, seperti halnya program talk show BUKAN EMPAT MATA yang membahas hal-hal current issue yang sedang happening dan di kemas dalam bentuk yang ringan. Talk show menjadi salah satu program yang mulai mewarnai media televisi, hal ini dapat dilihat dari banyaknya program talk show. Umumnya program talk show di bawakan dengan berbagai macam cara ada talk show yang di bawakan dengan gaya yang serius, ada pula talk show yang di bawakan dengan gaya santai serta di sisipkan dengan humor-humor yang segar agar terkesan tidak kaku dan penonton pun ikut merasa terhibur dan informasi serta pesan yang disampaikan cepat di terima oleh penonton saat menyaksikan acara talk show. Tujuan penelitian ini untuk menggambarkan bagaimana respon kognitif, afektif, dan behaviour penonton setelah menonton program talk show BUKAN EMPAT MATA secara langsung. Penelitian mengacu pada teori Osgood dan Tannembaum dengan model komunikasi S-O-R. Pendekatan dan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Dari hasil penelitian diperoleh respon kognitif penonton setelah menyaksikan langsung program talk show BUKAN EMPAT MATA memahasi pesan dan informasi yang diberikan. Dan respon afektif yang penonton sangat terhibur setelah menyaksikan talk show BUKAN EMPAT MATA.Sedangkan untuk respon behaviour penonton meniru gerakan-gerakan yang dilakukan oleh Tukul Arwana.

(7)

BUKAN EMPAT MATA TALK SHOW PROGRAM TRANS7. Guide I: Isti Nursih, S.Ip. M.Ikom and Guide II: Uliviana Restu H. S.Sos, M.I.Kom

Talk show programs BUKAN EMPAT MATA addition to providing the edutainment in everyday life, is certainly very beneficial to the audience in a world of information and entertainment provided, as well as talk show program is BUKAN EMPAT MATA that discuss matters of current issues that are happening and in containers in the form of light. Talk show became one of the programs that start to color television media, it can be seen from the number of talk shows. Generally, the program talk show brought in many ways there is a talk show that brought the style seriously, there is also a talk show that brought the relaxed style and paste the humor fresh to impress not rigid and the audience, too amused and information and messages delivered quickly accepted by the audience while watching a talk show. The purpose of this study was to describe how the response of cognitive, affective, and behavior of the audience after watching a talk show program is BUKAN EMPAT MATA directly. Research referring to the theory of

Osgood and Tannembaum with S-O-R (stimulus-organism-response)

communication model. Approaches and methods used in this research is qualitative descriptive. The results were obtained of cognitive response of the audience after watching the live talk show is BUKAN EMPAT MATA understand the message and the information provided . And affective responses were highly entertained the audience after watching the talk show is BUKAN EMPAT MATA.For while behavior response of the audience to mimic the movements performed by Tukul Arwana .

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan pengetahuan dan kemampuan kepada penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “RESPON PENONTON PADA PROGRAM TALK SHOW “BUKAN EMPAT MATA”` TRANS7. Penulis menyadari hanya

dengan kehendak-Nyalah, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan program strata satu (S.1) di Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Beranjak dari ketidaksempurnaan dan keterbatasan kemampuan yang penulis miliki, penulis menyadari bawa dalam menuntaskan skripsi ini memerlukan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd. selaku Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa beserta staf dan jajarannya.

2. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa beserta staf dan jajarannya. 3. Ibu Neka Fitriyah, S.Sos., M.Si selaku Ketua Prodi Ilmu Komunikasi

(9)

4. Ibu Puspitas Asri Praceka, S.Sos, M.I.Kom selaku Sekertaris Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

5. Bapak Muhammad Jaiz, S.Sos.M.Pd selaku Penguji I dan Bapak Teguh Iman Prasetya, SE.M.Si selaku Penguji II, terima kasih atas saran dan masukannya kepada penulis.

6. Bapak Rangga Galura Gumelar, Dipl.Ing., M.Si Selaku Dosen Pembimbing Akademik dari semester satu sampai dengan selesai, terima kasih atas masukan yang selalu diberikan.

7. Ibu Isti Nursih Wahyuni., S.Ip. M.I.Kom selaku Dosen Pembimbing I terima kasih atas bimbingan dan ilmu yang diberikan serta support kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini.

8. Ibu Uliviana Restu H., S.Sos, M.I.Kom. selaku Dosen Pembimbing II terima kasih atas bimbingan dan arahannya kepada penulis selama pembuatan skripsi.

9. Novianti Sukardi selaku Ass.Produser beserta Crew Program Talk Show “Bukan Empat Mata” yang telah membantu dan mengizinkan penulis untuk melakukan observasi dalam kegiatan syuting Program Talk Show “BUKAN EMPAT MATA”.

(10)

11. Kakak ku, Dilla Fadhillah M.Pd dan kakak iparku Teddy Suryo Hadi Nugroho, S.H. terima kasih atas doa, dan motivasi yang selalu diberikan kepada penulis.

12. Okta Zikriani, Yani Pratiwi, Silvia Ardita, Maya Lestari Nur Azizah, Kartika Ayu Mawarni, Sari Triastuti, Mustika Widiati Cholik, Ririn Fahriyani, terima kasih atas persahabatannya selama ini.

13. Teman-teman seperjuangan Ilmu Komunikasi angkatan 2010 (Galuh Garmabrata, Gebby Irene, Maya Maul Haya Sofa, Nurhamidah Yuniar, Ichwan Adinata, M.Chiko Averoez, Shendy Tyas Anwar, Refika Sari Sibarani, Lia Nurapriani, Hilda Agustina, Ifat Fatmawati, (maaf ga bisa disebut satu-persatu) serta angkatan 2011 jurusan Ilmu Komunikasi (Arin, Dwi Kurnia, Emma Masriyah, Ratna Rahayu, Tiara Puji Pangesti) yang selalu memberikan support untuk penulis.

Penulis berupaya semaksimal mungkin sesuai kemampuan untuk memberikan hasil terbaik dalam penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dengan segala keterbatasan waktu, pengalaman dan ilmu pengetahuan yang penulis miliki, skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan yang ada dan penulis menerima saran dan masukan agar dapat menyempurnakan skripsi ini.

Serang, 20 Oktober 2015

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ……… i

LEMBAR PERSETUJUAN ...ii

1.3 Identifikasi Masalah... 4

1.4 Tujuan Penelitian... 5

1.5 Manfaat Penelitian... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Komunikasi ... 6

2.1.2 Pengertian Komunikasi Massa ... 8

2.1.2.1 Karakteristik Komunikasi Massa... 11

2.1.2.2 Tujuan dan Fungsi Komunikasi Massa ... 14

2.1.3 Pengertian Program ... 15

(12)

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian ... 31

3.2 Metode Penelitian ... 32

3.3 Paradigma Penelitian ... 33

3.4 Subjek Penelitian ... 34

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 35

3.6 Informan Penelitian ... 38

3.6.1 Key Informan ... 38

3.6.2 Informan ... 39

3.7 Teknik Analisis Data ... 40

3.8 Uji Keabsahan Data ... 41

3.9 Jadwal Penelitian ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 43

4.1.1 Profil Talk Show BUKAN EMPAT MATA ... 44

4.1.2 Format Produksi ... 46

4.1.3 Standar Operation Procedure ... 47

4.1.4 Crew yang dibutuhkan ... 48

4.1.5 Kegiatan Saat Syuting ... 48

4.2 Deskripsi Informan ... 51

4.2.1 Key Informan (Novianti Sukardi. Ass Produser) ... 52

4.2.2 Informan 1 (Lidya Putri) ... 53

4.2.3 Informan 2 (Andi S) ... 54

4.2.4 Informan 3 (Regina Aprilia) ... 55

4.2.5 Informan 4 (Dinda Lestari) ... 55

4.3 Analisis Data ... 56

4.4 Pembahasan ... 64

4.4.1 Respon Kognitif Penonton Setelah Menyaksikan Talk Show BUKAN EMPAT MATA di TRANS7... 65

(13)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ... 74

5.2 Saran ……… 75

5.2.1 Saran Teoritis ... 75

5.2.1 Saran Praktis ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 76

LAMPIRAN ... 78

(14)

Cover Program Talk Show BUKAN EMPAT MATA 4 ... 4 GAMBAR 1.3

Teori S-O-R ... 25 GAMBAR 2.2

Kerangka Berpikir ... 25 GAMBAR 4.2

Tukul dan Vega saat menyapa penonton ... 50 GAMBAR 4.3

Tim kreatif dan produser saat briefing sebelum tapping ... 60 GAMBAR 4.4

Tempat FOH diatas belakang penonton ... 60 GAMBAR 4.5

Tempat Camera Person ... 61 GAMBAR 4.6

Ruang Wardrobe & MakeUp Bukan Empat Mata ... 61 GAMBAR 4.7

Tim FD memandu sebelum talk show tayang ... 62 GAMBAR 4.8

Penonton di studio menyaksikan program talk show Bukan Empat Mata ... 64 GAMBAR 4.9

(15)

Transkrip Wawancara Informan Lidya Putri ...77 LAMPIRAN 2

Transkrip Wawancara Informan Andi Syahrulzan ... 81 LAMPIRAN 3

Transkrip Wawancara Informan Regina Aprilia ... 84 LAMPIRAN 4

Transkrip Wawancara Informan Dinda Lestari ... 86 LAMPIRAN 5

Foto Penelitian ... 92 LAMPIRAN 6

Foto sebelum kegiatan syuting... 93 LAMPIRAN 7

Surat Permohonan Izin Mencari Data ... 94 LAMPIRAN 8

(16)

TABEL 2.3

Penelitian Terdahulu ... 28 TABEL 3.1

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Televisi ibarat sebuah kotak ajaib yang tanpa kita sadari mampu menyihir begitu banyak orang di berbagai penjuru dunia untuk bersedia duduk manis dan menghabiskan waktunya untuk menatap berbagai macam program acara yang ditayangkan, tidak peduli tua ataupun muda bahkan anak-anak pun hampir menghabiskan sebagian masa pertumbuhan mereka untuk menatap benda yang satu ini. 1

Program-program yang disajikan oleh media televisi dari waktu ke waktu mengalami perubahan dan perkembangan, oleh sebab itu sebagai pekerja media televisi harus cermat dan cepat tanggap melihat kondisi serta kejenuhan yang muncul dan kecenderungan selera penontonnya agar penonton tetap setia karena selalu diberikan kepuasan dengan penyajian program-program yang ditayangkan. Munculnya media televisi dalam kehidupan manusia memang menghadirkan suatu peradaban, khususnya dalam proses komunikasi dan informasi yang bersifat massa, globalisasi informasi dan komunikasi setiap media massa jelas melahirkan satu efek sosial yang bermuatan perubahan nilai-nilai sosial dan budaya manusia.2

Penonton televisi telah dihadapkan kepada banyak alternatif tontonan hiburan dari berbagai acara televisi yang berbeda, dari sekian

1 Nawiroh Vera,Pengantar Komunikasi Masssa, (Jakarta:Renata Pratama Media, 2008)hal.76

(18)

banyak acara yang ada di televisi dalam menyajikan program-program unggulannya dan membuat persaingan di layar kaca semakin ketat. Adu program pun dilakukan untuk memperebutkan penonton.

Dewasa ini tidak dipungkiri lagi berbagai macam program acara yang ditayangkan stasiun televisi seperti program berita, musik, game show¸ dan sebagainya. Talk Show menjadi salah satu program yang mulai mewarnai media televisi, hal ini dapat dilihat dari banyaknya program Talk Show. Umumnya program Talk Show di bawakan dengan berbagai macam cara ada Talk Show yang di bawakan dengan gaya yang serius, ada pula Talk Show yang di bawakan dengan gaya santai serta di sisipkan dengan humor-humor yang segar agar terkesan tidak kaku dan penonton pun ikut merasa terhibur dan informasi serta pesan yang disampaikan cepat di terima oleh penonton saat menyaksikan acara Talk Show.

(19)

Talk Show yang menarik tentunya mampu mengundang perhatian

banyak bagi penontonnya, begitupun sebaliknya apabila suatu acara tidak dapat menarik penonton maka acara tersebut akan di tinggalkan oleh pemirsanya, program Talk Show BUKAN EMPAT MATA merupakan sebuah program Talk Show yang menarik dan merebut perhatian penontonnya. Keberhasilan program Talk Show BUKAN EMPAT MATA tidak hanya dilihat dari sisi pemandu acara atau host, tetapi dari sisi pendukung lainnya seperti bintang tamu, band pengiring, suasana studio yang nyaman, co-host yang selalu memberikan celetukan lucu, dan tim crew.

(20)

Melihat hal ini penulis mencoba melakukan penelitian lebih jauh yang berjudul Respon Penonton Pada Program Talk Show “BUKAN

EMPAT MATA Trans7.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini masalah dirumuskan kedalam sebuah pertanyaan yakni: “Bagaimana respon penonton yang menyaksikan langsung program Talk Show “BUKAN EMPAT MATA” TRANS7?.

1.3 Identifikasi Masalah

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka masalah penelitian di identifikasikan sebagai berikut:

1. Bagaimana respon kognitif penonton setelah menyaksikan program Talk Show “BUKAN EMPAT MATA” TRANS7 ?

2. Bagaimana respon afektif penonton setelah menyaksikan program Talk Show “BUKAN EMPAT MATA” TRANS7 ?

3. Bagaimana respon behavioral penonton setelah menyaksikan program Talk Show “BUKAN EMPAT MATA” TRANS7 ?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk :

1. Mendeskripsikan respon kognitif penonton setelah menyaksikan program Talk Show “BUKAN EMPAT MATA” TRANS7.

(21)

3. Mendeskripsikan respon behavioral penonton setelah menyaksikan program Talk Show “BUKAN EMPAT MATA” TRANS7.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini terdiri dari manfaat teoritis manfaat praktis, yaitu:

1.5.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kekayaan ilmu komunikasi, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian sejenis selanjutnya. Hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai rujukan tentang kajian respon.

1.5.2 Manfaat Praktis

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1. Pengertian Komunikasi

Manusia sebagai makhluk sosial, tidak dapat hidup sendiri untuk memenuhi segala macam kebutuhan dalam hidupanya, untuk itu diperlukan komunikasi yang memiliki arti penting bagi manusia dalam berinteraksi. Komunikasi merupakan sarana dalam melakukan suatu hubungan atau interaksi dengan orang lain. Manusia selalu mengaktualitaskan diri dalam suatu lingkungan dengan memberikan simbol melalui proses pertukaran informasi.

Komunikasi merupakan hal dasar yang harus dikaji sebagai dasar teoritis pertama. Penelitian ini berkaitan dengan stimulus, organism, respon yang merupakan bagian dari kajian teori Ilmu Komunikasi. Komunikasi termasuk ke dalam disiplin ilmu sosial yang bersifat dinamis, karena selalu mengikuti dengan perkembangan zaman.

(23)

Kata atau istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris “communication”, secara etimologis atau menurut asal katanya adalah

dari bahasa Latin communicates, dan perkataan ini bersumber pada kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna.3 Dalam kata communis ini memiliki makna, berbagi” atau, menjadi milik bersama” yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna. Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain, dengan kata lain pengertian yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Merujuk pada pengertian Ruben dan Steward mengenai komunikasi manusia yaitu:

“Human communication is the process through which individuals -in relationships, group, organizations and societes-respond to and create messages to adapt to the environment and one another.”

Bahwa komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptkan pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain.4 Banyaknya pendapat para ahli yang dikutip, penulis dapat menyimpulkan bahwa komunikasi adalah proses antara dua pihak atau lebih yang saling mempengaruhi penyampaian pesan dan makna agar pesan tersebut dapat sampai dan dipahami dengan baik oeh komunikan, sesuai yang diingin oleh komunikator.

3

Onong Uchyana Effendy.1999.Komunikasi Ilmu, Teori dan Praktek.Bandung:PT. Rosdakarya.

Hlm.9

4

(24)

2.1.2 Pengertian Komunikasi Massa

Berbicara komunikasi massa tidak terlepas dari elemen-elemen komunikasi massa seperti: komunikator, isi pesan, saluran, komunikan, dampak, dan feedback. Komunikator di artikan sebagai pemberi atau penyampai informasi atau sebagai narasumber terhadap khalayak. Komunikasi massa diadopsi dari istilah bahasa Inggris Mass Comunication sebagai kependekan dari mass media comunication artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang mass mediated. Istilah mass comunications atau comunication.5

Komunikasi menurut DeFleur dan Dennis McQuail didalam bukunya “Understanding mass comunication (1985)”, menyebutkan bahwa komunikasi massa adalah suatu proses dalam mana komunikator-komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas dan secara terus menerus-menerus menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara.6

Komunikasi massa menurut Jalaludin Rakhmat merupakan jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak dan elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.7

5

Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta:PT. Grasindo, 2004 hal 69.

6

Sasa Djuarsa Sendjaja, DKK, Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka, 2003 hal 73.

7

(25)

Merujuk dari penjelasan-penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa yang disebut komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa yang periodik, atau secara sederhana dapat pula dikatakan bahwa komunikasi massa adalah suatu bentuk komunikasi yang menggunakan media massa, baik itu cetak maupun media elektronik dalam menyampaikan pesan-pesan tertentu kepada khalayak yang tersebar luas.

Beberapa sifat yang melekat dalam komunikasi massa dan sekaligus membedakannya dengan komunikasi yang lain. Sifat-sifat tersebut diantaranya adalah :

1. Sifat Komunikator

Berbagai pesan yang terbit dari suatu media massa sebenarnya bukan lagi miliki perorangan, tetapi hasil rembugan, olahan redaksi atau keputusan dari kebijaksanaan organisasi yang menerbitkannya. 2. Sifat Pesan

Pesan komunikasi massa bersifat umum, universal tentang berbagai hal dari berbagai tempat di muka bumi. Sementara itu, isi media massa adalah tentang berbagai peristiwa apa saja yang patut di ketahui oleh masyarakat umum. Tidak ada pesan komunikasi massa yang hanya di tujukan kepada suatu masyarakat tertentu.

3. Sifat media massa.

(26)

memperbanyak dan melipat gandakannya. Bantuan industri mengakibatkan berbagai pesan akan menjangkau khalayak dengan cara yang cepat serta tepat secara terus menerus.

4. Sifat Komunikasi.

Komunikasi dalam suatu komunikasi massa adalah masyarakat umum yang sangat beragam, heterogen dalam segi demografis, geografis maupun psikologis.

5. Sifat Efek.

Secara umum komunikasi mempunyai tiga efek. Berdasarkan teori hierarki efek yaitu:

a. Efek Kognitif, mengakibatkan khalayak berubah dalam hal pengetahuan, pandangan, dan pendapat terhadap sesuatu yang di perolehnya, yang berhubungan dengan pengetahuan, mencakup persepsi, menalar, mengenali, memahami, menilai, dan membayangkan.

b. Efek Afektif, perilaku dimana individu mempunyai kecenderungan untuk suka atau tidak suka pada objek.

(27)

2.1.2.1 Karakteristik Komunikasi Massa

Koran, majalah, radio, televisi dan film merupakan the big five of mass media.8 Beberapa karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut: 9

1. Komunikator Terlembaga

Ciri Komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Komunikasi massa, baik media cetak maupun elektronik dengan mengingat kembali pendapat Charles R. Wright, bahwa komunikasi massa itu melibatkan lembaga dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks.

2. Pesan Bersifat Umum

Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa atau opini namun tidak semua fakta dan peristiwa yang terjadi di sekililing kita dapat dimuat dalam media massa. Pesan komunikasi massa yang dikemas dalam bentuk apapun harus memenuhi kriteria penting atau menarik, atau penting sekaligus menarik, bagi sebagian besar komunikan. 3. Komunikannya anonim dan heterogen

8

Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka, 2004 hal 24

9

(28)

Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen. Dalam komunikasi massa, komunikator tidak saling mengenal (anonim), karena komunikasi menggunakan media dan tidak tatap muka. Disamping anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda yang dapat di kelompokan berdasarkan faktor: usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi.

4. Media massa menimbulkan keserempakan

Kelebihan komunikasi massa di bandingkan dengan komunikasi lainnya, adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikator yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu komunikator yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula. 5. Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan

Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan sekaligus. Pada komunikasi antarpersonal, unsur hubungan sangat penting dan sebaliknya pada komunikasi massa yang penting adalah isi. Dalam komunikasi massa, pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertntu dan disesuaikan dengan karakterisktik media massa yang akan digunakan.

(29)

Selain ada ciri yang merupakan keunggulan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, ada juga ciri komunikasi massa yang merupakan kelemahannya. Secara singkat, komunikasi massa itu adalah komunikasi dengan menggunakan atau melalui media massa. Karena melalui media massa maka komunkator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunaktor aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun di antara keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaiman halnya yang terjadi dalam komunikasi antarpersonal, dengan demikian komunikasi massa itu bersifat satu arah.

7. Stimulus alat indera “Terbatas”

Ciri komunikasi lainnya yang di anggap salah satu kelemahannya adalah stimulasi alat indera yang “terbatas”. Dalam komunikasi massa. Stimulasi alat indera bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada radio siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar, sedangkan pada media TV dan film, kita menggunakan indera penglihatan dan pendengaran sekaligus. 8. Umpan balik tertunda (delayed)

Komponen umpan balik atau yang lebih popular dengan sebutan feedback merupakan faktor penting dalam bentuk komunikasi

(30)

bersifat langsung (direct feedback) dan umpan balik bersifat segera (immediate feedback).

2.1.2.2 Tujuan dan Fungi Komunikasi Massa

Banyak ahli yang mengungkapkan fungsi komunikasi massa dengan versi masing-masing. H.Lasswel menunjukan ada tiga fungsi komunikasi massa, yaitu: fungsi pengawasan lingkungan, fungsi korelasi dan fungsi transmisi.10 Namun oleh Charles R. Wright di tambahkan satu lagi fungsi komunikasi massa yaitu fungsi hiburan.11 Joseph De Vito mengatakan bahwa ada enam fungsi yang paling penting dalam komunikasi massa yaitu12:

1. Fungsi Menghibur, media massa memberikan hiburan untuk mendapatkan perhatian dari khalayak sebanyak mungkin sehingga mereka dapat menjual kepada para pengiklan. Stimuli atau pencairan untuk mengurangi rasa bosan atau melepaskan diri dari kegiatan rutin.13

2. Fungsi Meyakinkan, berusaha meyakinkan khalayak atas suatu peristiwa persuasi yang datang dalam bentuk: memperkuat sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang, mengubah sikap, kepercayaan atau nilai seseorang, menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu.

10 Sutarto, Sosiologi Komunikasi. Yogyakarta: Arti Bumi Intaran, 2005hal 91 11 Ibid

12 Ibid

(31)

3. Menginformasikan, media memberikan informasi kepada khalayak baik berupa pengetahuan tentang musik, politik, film, seni, dan ekonomi.

4. Menganugerahkan status

Paul Lazarsfeld dan Robert merton, dalam karya mereka “mass communications, Popular Taste, and Organized Social

Action”(1951), mengatakan “jika anda benar-benar penting, anda

akan menjadi pusat perhatian massa dan jika anda menjadi pusat perhatian massa, berarti anda penting”, sebaliknya tentu saja, jika anda tidak mendapatkan perhatian massa, maka anda tidak penting.

5. Fungsi Membius, merupakan fungsi media massa yang paling menarik dan paling banyak dilupakan, ini berarti bahwa apabila

media menyajikan informasi tentang sesuatu, penerima percaya bahwa tindakan tertentu telah diambil. Sebagai akibatnya, pemirsa atau penerima terbius ke dalam keadaan tidak aktif.

6. Menciptakan Rasa Keterbatasan, program televisi, berita-berita disurat kabar membuat seseorang yang kesepian merasa menjadi anggota sebuah kelompok yang lebih besar.

2.1.3 Pengertian Program

(32)

disajikan dalam berbagai bentuk. Namun kata “program” lebih sering digunakan dalam dunia penyiaran di Indonesia, dari pada kata “siaran” untuk mengacu kepada pengertian acara. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan pemirsanya.14

Program dapat disamakan atau dianalogikan dengan produk atau barang atau pelayanan yang dijual kepada pihak lain, dalam hal ini pemirsa dan pemasangan iklan. Program adalah produk yang dibutuhkan orang sehingga mereka bersedia mengikutinya, dalam hal ini terdapat suatu rumusan dalam dunia penyiaran, yaitu program yang baik akan mendapatkan pendengar atau penonton yang lebih besar, sedangkan acara yang buruk tidak akan mendapatkan pendengar ataupun penonton.15 Dengan demikian, program memiliki pengertian yang luas. Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat penonton tertarik untuk mengikuti siaran yang ditayangkan.

2.1.3.1 Jenis Program

Stasiun setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beraneka ragam. Pada dasarnya, apa saja yang bisa dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama program itu menarik dan disukai pemirsa, dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan peraturan yang berlaku. Pengelola stasiun dituntut untuk memiliki kreativitas seluas mungkin untuk

14 Morissan, M.A Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Jakarta:Ramdina Prakasa,2005 hal 97.

(33)

menghasilkan berbagai macam program yang menarik. Berbagai jenis program itu dapat dikelompokan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya, yaitu:16

1. Program Informasi (News)

Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan atau informasi kepada khalayak atau audien. Program informasi dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu berita keras (hard news) dan berita lunak (soft news).

a. Berita keras atau hard news adalah segala informasi penting atau menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran, karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak dengan cepat. Berita keras dibagi kedalam bentuk berita yaitu:

a) Straight news berarti berita “langsung”, maksudnya sesuatu berita yang singkat dengan hanya menyajikan informasi terpenting saja mencakup 5W+1H (who, what, where, when, why dan how) terhadap suatu peristiwa yang diberitakan.

b) Feature, adalah berita ringan namun menarik. Pengertian “menarik” disini adalah informasi yang lucu, aneh, menimbulkan kekaguman dan sebagainya.

16

(34)

c) Infotainment, adalah salah satu bentuk berita keras karena memuat informasi yang harus ditayangkan.

b. Berita lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Program yang masuk kedalam berita lunak adalah:

a) Current Affair, adalah program yang menyajikan informasi yang terkait dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan mendalam.

b) Magazine, adalah program yang menampilkan informasi ringan namun mendalam atau dengan kata lain magazine adalah feature dengan durasi yang lebih panjang.

c) Dokumenter, adalah program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik.

(35)

2. Program Hiburan (entertainment)

Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur penonton dalam bentuk lagu, musik, cerita dan permainan.

a) Drama adalah pertunjukan yang menyajikan cerita mengenai kehidupan masyarakat.

b) Musik program musik dapat ditampilkan dua format yaitu videoklip. Program musik berupa konser baik di outdoor ataupun di dalam studio (indoor).

c) Permainan bentuk program yang melibatkan sejumlah orang baik secara individu ataupun kelompok.

Menurut pembagian jenis program diatas, terlihat bahwa Talk Show sebagai program siaran yang memberikan informasi tentang topik yang sedang diperbincangkan dengan mengundang beberapa narasumber untuk membahas topik yang sedang hangat diperbincangkan. Format Talk Show dalam hal ini berbentuk wawancara santai dan ringan.

2.1.4 Pengertian Talk Show

Talk Show adalah sebuah program televisi atau radio dimana didalamanya khususnya orang yang terkenal di undang untuk berbicara dalam kondisi yang tidak formal tentang berbagai topik yang menarik.17 Dapat disimpulkan bahwa Talk Show adalah program acara televisi yang

17

(36)

memuat topik-topik menarik bersama narasumber dan diikuti respon lewat interaksi dari penonton.

Talk Show dikategorikan menjadi dua yaitu, Talk Show yang sifatnya ringan dan menghibur dan Talk Show yang sifatnya formal dan serius, umunya Talk Show yang bersifat formal dan serius termasuk dalam kategori berita, sementara Talk Show yang sifatnya ringan dan menghibur termasuk dalam kategori informasi, sama hal nya dengan program Talk Show BUKAN EMPAT MATA yang memiliki konsep Talk Show yang sifatnya ringan.

Program dengan format Talk Show di Indonesia yang digemari penonton seperti; BUKAN EMPAT MATA yang dibawakan oleh pelawak Tukul Arwana dan co host Vega Darwanti dengan membawakan pertanyaan yang serius, namun kadang kala memberikan pertanyaan yang terkadang tidak terlepas dari sisi humor seorang Tukul Arwana. Program yang sudah berdiri selama 9 tahun ini sangat digandrungi pemirsa dari kalangan menengah ke atas sampai kalangan menengah kebawah.18

2.1.5 Pengertian Respon

Menurut Djalaludin Rakhmat, respon adalah suatu kegiatan dari organisme itu bukanlah semata-mata suatu gerakan yang positif, setiap jenis kegiatan yang ditimbulkan oleh suatu perangsang dapat juga disebut respon. Secara umum respon atau tanggapan dapat diartikan sebagai hasil

(37)

atau kesan yang didapat dari pengamatan tentang subjek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan-pesan.19

Menurut Poerwadarminta, respon diartikan sebagai tanggapan reaksi dan jawaban.20 Respon akan muncul dari penerima pesan setelah sebelumnya terjadi serangkaian komunikasi, sedangkan menurut Ahmad Subandi mengemukakan respon dengan istilah umpan balik yang memiliki peranan atau pengaruh dalam menentukan baik atau tidaknya suatu komunikasi.21

2.1.5.1 Faktor Terbentuknya Respon

Hal ini perlu diketahui supaya individu yang bersangkutan tanggapan yang dilakukan seseorang dapat terjadi jika terpenuhi faktor penyebabnya dapat menanggapi dengan baik, pada proses ini awal individu mengadakan tanggapan tidak hanya dari stimulus yang ditimbulkan oleh keadaan sekitar. Dengan kata lain, stimulus akan mendapatkan pemilihan dan individu akan bergantung pada 2 faktor, yaitu:

a. Faktor Internal: faktor yang ada dalam diri individu manusia sendiri dari dua unsur yakni rohani dan jasmani. Unsur jasmani atau fisiologi meliputi keberadaan, keutuhan dan

19

Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi: Bandung. Remaja Rosdakarya, 1999 hal 51. 20 Poerwadarminta, Psikologi Komunikasi, Jakarta: UT: 1999, cetIII h.43.

(38)

cara kerja alat indera. Unsur-unsur rohani meliputi perasaan (feeling), akal, motivasi, pikiran, dan sebagainya.

b. Faktor Eksternal: fakor yang ada pada lingkungan. Faktor ini intensitas dan jenis benda perangsang atau orang menyebutnya dengan faktor stimulus.

2.1.5.2 Macam-macam Respon

Istilahrespon dalam komunikasi adalah kegiatan komunikasi yang diharapkan mempunyai hasil atau dalam setelah komunikasi dinamakan efek. Suatu kegiatan komunikasi itu memberikan efek berupa respon dari komunikasi terhadap pesan yang diberikan oleh komunikator. Menurut M.Chaffe respon dibedakan menjadi tiga bagian:

a. Kognitif: respon yang berkaitan erat dengan pengetahuan keterampilan dan informasi seseorang mengenai sesuatu. b. Afektif: respon yang berkaitan dengan emosi, sikap,dan nilai

seseorang terhadap sesuatu respon ini timbul apabila ada perubahan pada apa yang disenangi khalayak terhadap sesuatu.

c. Konatif atau behavioral: respon yang berkaitan dengan perilaku nyata yang meliputi tindakan, kegiatan atau kebiasaan berperilaku.22

22

(39)

Sikap seseorang dapat menunjukan respon positif atapun negatif, berkaitan dari segi afektif, kognitif, hingga behavioral, dalam efek media massa salah satunya adalah televisi, maka respon dari seseorang bisa saja menyentuh aspek kognitif (pengetahuan) berkaitan dengan televisi sebagai penyampai informasi juga sebagai media pendidikan, afektif (perasaan) berkaitan dengan salah satu sifat televisi sehingga jika ada program yang menyentuh hati lewat kata-kata ataupun perilaku, maka perasaan kita pun ikut tersentuh dan memberikan reaksi. Televisi juga dapat memberikan efek behavioral (tingkah laku), dengan salah satu fungsi televisi sebagai media pembujuk maka informasi yang ada dalam televisi tersebut membuat penonton tertarik untuk mengikuti.

Apabila dikaitkan dengan masalah penelitian ini, respon penonton yang menyaksikan langsung dapat dilihat dari tingkah laku penonton yang menyaksikan Talk Show BUKAN EMPAT MATA dengan perasaan yang antusias saat host (Tukul Arwana) mulai mengajak penonton untuk mengikuti gaya andalannya, tanpa rasa malu ataupun canggung penonton dengan lepasnya mengikuti gaya andalan seorang Tukul Arwana yang membawakan program Talk Show BUKAN EMPAT MATA.

2.1.6 Teori S-O-R (Stimulus – Organism – Response)

(40)

manusia yang meliputi komponen-komponen sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi, dan konasi.

Menurut teori ini, organism menghasilkan perilaku tertentu jika kondisi stimulus tertentu pula, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.23

Menurut teori S-O-R, perilaku dapat berubah bila stimulus yang diberikan melibihi stimulus semula atau dapat berubah bila stimulus semula atau dapat meyakinkan organism, sehingga peran faktor pendorong menjadi sangat penting untuk meyakinkan organism. Berdasarkan penelitian ini, tergantung pada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme.

Keberhasilan perubahan perilaku yang terjadi sangat di tentukan oleh kualitas dari sumber. Dalam penelitian ini, program Talk Show BUKAN EMPAT MATA sebagai stimulus yang merangsang penonton dengan hal positif, diantaranya dari tema-tema yang dibawakan, bintang tamu, sehingga membentuk sebuah respon yang dihasilkan oleh reaksi penonton.

2.2 Kerangka Berpikir

Berdasarkan kerangka berpikir, penulis berupaya untuk dapat mengetahui bagaimana respon yang didapat oleh penonton setelah

23

(41)

menyaksikan program BUKAN EMPAT MATA, berikut bagan kerangka berpikirnya :

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir

S-O-R merupakan teori perubahan perilaku yang berasal dari psikologi. Stimulus adalah masukan yang diterima oleh setiap indra. Teori stimulus – organism – respons ini digunakan untuk menggambarkan komunikator untuk pesan (stimulus) hingga sampai kepada komunikan yang kemudian diolah oleh komunikan sebagai organism yang akhirnya menghasilkan sebuah respon tertentu.

Pada penelitian ini program Talk Show BUKAN EMPAT MATA sebagai pemberi rangsangan bagi penonton agar bisa tertarik, memberi perhatian, dan penerimaan sehingga nantinya menghasilkan sebuah respon. Talk Show BUKAN EMPAT MATA memiliki daya tarik tersendiri bagi

Penonton Live BUKAN EMPAT MATA

- Perhatian - Pengertian - Penerimaan

Respon Kognitif Respon Afektif Respon Behaviour Program Talk Show BUKAN EMPAT

MATA di TRANS7

(42)

penonton, tentunya hal tersebut dilihat dari sisi penonton yang begitu terhibur saat menyaksikan Talk Show BUKAN EMPAT MATA.

2.3 Penelitian Terdahulu

Pada penelitian ini peneliti menggunakan rujukan pada beberapa tulisan, terutama tulisan-tulisan yang membahas masalah mengenai respon, adapun beberapa tulisan yang dikutip adalah sebagai berikut:

Pertama, skripsi Dera Mugni Labib Alluqoni dengan judul “Respon Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syahid Jakarta Terhadap Rubrik Tajuk Rencana Republika”. Pada penelitian ini memiliki persamaan yaitu meneliti suatu respon, namun objek yang berbeda, penelitian ini lebih kepada rubrik tajuk rencana yang ada di koran republika dan metode yang digunakan kuantitatif. 24

Kedua, skripsi yang ditulis oleh Aripin yang berjudul “Respon Masyarakat Terhadap Program Kelas Malam Radio ARH Global 88,4 FM Jakarta (Kasus di Desa Rempoa Rt 02/03 Ciputat Timur Tangerang)” dalam penelitian ini mendiskusikan mengenai program kelas malam pada radio ARH Global. Penelitian ini memiliki persamaan yaitu mengenai program acara namun media yang berbeda dan objek penelitian yang berbeda. Metode yang digunakan pun berbeda penelitian ini menggunakan metode kuantitatif.25

24

Repository.uinjkt.ac.id dikutip pada tanggal 26 April 2015 pukul 20.15WIB

25

(43)

Ketiga, skripsi yang ditulis oleh Sitti Atissa Ruzuar yang berjudul “Respon Masyarakat Terhadap Program Sosialisasi KPU (Studi: Penggunaan Surat Suara di Kecamatan Lembah Gumanti)”. Persamaan Penelitian ini menggunkan metode kualitatif, pada penelitian ini subjek yang diteliti adalah Reality Show. Hasil penelitian respon masyarakat secara keseluruhan adalah baik terhadap segala bentuk program sosialisasi hanya saja masyarakat sulit untuk dikumpulkan, sehingga informasi yang dapat diterima kebanyakan melalui mulut ke mulut, KPPS dan televisi.

(44)

Penelitian Terdahulu ASPEK

PERBANDINGAN Dera Mugni Labib Alluqoni Sitti Atissa Ruzuar Aripin Lulu Fadlina

UNIVERSITAS Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Universitas Andalas Universitas Negeri Syarif Islam Hidayatullah Jakarta METODE Kuantitatif Deskriptif Kualitatif Deskriptif Kuantitatif Deskriptif Kualitatif Deskriptif

(45)

tajuk rencana di Republika. diterima kebanyakan

(46)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis pendekatan kualitatif karena penulis mendapatkan sumber informasi observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan perspektif dan sudut pandang. Penulis juga ingin mengetahui bagaimana respon penonton yang menyaksikan langsung program Talk Show BUKAN EMPAT MATA di Trans7, dan penulis juga mendeskripsikan hasil dari penelitian menggunakan kata-kata lisan dan tertulis dari pengamatan yang diteliti secara mendalam sehingga menghasilkan penjelasan yang menyeluruh.

Penelitian kualitatif besaran populasi atau sampling tidak menjadi tolak ukur, bahkan populasi dan sampling sangat terbatas. Adapun ciri dari penelitian diantaranya adalah, penulis merupakan bagian integral dalam penelitian, lebih menekankan pada kedalaman dari keluasan, dan prosedur penelitian bersifat empiris – rasional.26

26

(47)

3.2 Metode Penelitian

Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat di amati.27 Metode penelitian yang gunakan adalah metode deskriptif, dengan cara menjelaskan secara analisis situasi peristiwa.

Penulis menggunakan metode deskriptif lebih menitik beratkan pada pencarian teori, bukan untuk menguji teori, begitu juga dengan metode ini lebih pada observasi dan suasana alamiah, sehingga peneliti bertindak sebagai pengamat, yang hanya mengamati peristiwa, mengumpulkan data, serta mencatatnya dalam penelitian.

Penulis juga melakukan observasi atau terjun langsung kelapangan guna melihat bagaimana kondisi sebenarnya. Observasi yang dilakukan sebatas melihat yang dianggap penting dan berhubungan dengan penelitian serta perilaku yang ditunjukkan. Alasan peneliti menggunakan metode deskriptif diharapkan agar mampu menghasilkan suatu uraian mendalam tentang kejadian dan tingkah laku yang dapat diamati dari situasi individu.

Penelitian deskriptif juga bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum. Kaitannya dengan penelitian ini, peneliti melihat dan tertarik dengan program Talk Show BUKAN EMPAT MATA yang dibawakan oleh seorang komedian Tukul Arwana, yang menghadirkan suasana penuh keseruan, penuh kelucuan dengan ucapannya yang

27

(48)

ceplos dan gaya khas seorang Tukul Arwana sehingga penonton dapat memberikan penilaian tersendiri mengenai respon mereka setelah menyaksikan program Talk Show BUKAN EMPAT MATA.

3.3 Paradigma Penelitian

Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya. Paradigma menunjukan pada mereka apa yang penting, absah dan masuk akal. Paradigma juga bersifat normatif, menunjukan kepada praktisinya apa yang harus dilakukan tanpa perlu melakukan pertimbangan eksistensial atau epistemologis yang panjang.28

Paradigma yang digunakan dalam penelitan ini adalah paradigma Konstruktivistis, berbicara Konstruktivistis menganggap subjek sebagai faktor sentral dalam kegiatan penelitian ini, penulis menggunakan paradigma Konstruktivistis berawal dari faktor sentral yaitu program Talk Show BUKAN EMPAT MATA yang dipandang sebagai program yang serius, kaku, dan sangat jarang untuk dilihat oleh penonton, namun saat ini program Talk Show sudah banyak diminati oleh penonton dan menampilkan obrolan yang ringan, santai, sehingga penonton pun tidak merasa bosan saat menyaksikan Talk Show tersebut, seperti halnya program Talk Show BUKAN EMPAT MATA yang dibawakan oleh komedian sehingga membuat susana Talk Show terasa segar. Alasan

28

(49)

penulis menggunakan Konstruktivistis karena menurut penulis mencoba menjembatani objek dan subjek antara host dan penonton dengan interaksi sehingga menghasilkan sebuah respon. Penulis merasakan apabila menyatu dalam suasana penonton dapat penulis lihat adanya unsur perasaan dan perilaku yang dapat dirasakan dan dipahami oleh penulis, oleh karena itu data langsung melalui observasi dan wawancara yang dilakukan oleh penulis secara interaktif dan intens.

3.4 Subjek Penelitian

Penulis telah melakukan pra-penelitian yang dilaksanakan di studio 9 BUKAN EMPAT MATA Trans7, dalam pra penelitian ini penulis langsung mewawancarai 4 orang penonton yang menyaksikan langsung program Talk Show BUKAN EMPAT MATA. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dimana dipilih lagi beberapa informan utama berdasarkan tujuan tertentu, yakni berdasarkan karakteristik tertentu yang menurut penulis sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian. Purposive sampling yaitu pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu diseleksi atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat berdasarkan tujuan riset.29

Adapun kriteria yang digunakan peneliti untuk menentukan informan adalah sebagai berikut:

29

(50)

1) Informan merupakan penonton langsung program acara Talk Show BUKAN EMPAT MATA.

2) Informan berusia diatas 17 tahun, karena pada usia ini informan dianggap dapat berfikir mandiri dan menentukan pilihannya.

3) Bersedia secara sukarela menjadi narasumber dalam penelitian.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan awal dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka penulis tidak akan mendapatkan data standar yang dipenuhi.30 Sesuai dengan pendekatan penelitian kualitataif sumber data yang akan digunakan adalah dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi sehingga proses penelitian dapat berjalan lancar.

Jenis data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder, data primer yang didapat dari sumber informan seperti hasil wawancara yang dilakukan. Data sekunder yang diperoleh baik dokumen, maupun dari observasi digunakan untuk mendukung informasi yang didapat.

a. Observasi

30

(51)

Menurut Indriantoro dan Supono, observasi diartikan sebagai proses pencatatan pola perilaku subjek (orang), objek (benda-benda), atau kejadian sistematika tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi dengan individu-individu yang diteliti.31

Observasi dilakukan untuk dapat mengamati objek penelitian secara langsung, dalam penelitian ini observasi dilakukan langsung dengan cara mengikuti kegiatan syuting yang dilakukan oleh program Talk Show BUKAN EMPAT MATA untuk mengamati secara keseluruhan bagaimana penonton menyimak Talk Show yang sedang berlangsung, pengamatan yang dilakukan guna memperoleh data seputar perilaku mereka saat menonton, perasaan mereka saat menonton, dari kegiatan observasi ini, diharapkan penulis dapat memperoleh data yang akurat dan lengkap.

b. Wawancara

Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data melalui pertanyaan yang diajukan secara lisan terhadap responden atau subjek. Pengumpulan data ini dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam (depth Interview), dimana objek penelitian dapat memberikan jawaban-jawaban secara menyeluruh dan mendalam tentang objek masalah penelitian.

Berdasarkan penelitian ini, penulis melakukan wawancara dengan beberapa informan yang telah dipilih sesuai dengan kriteria informan, pada wawancara mendalam, informan bebas memberikan jawaban, karena

31

(52)

peneliti harus dapat menggali jawaban secara lengkap dan mendalam dari informan, yang peneliti pilih dengan cara face to face untuk memudahkan proses tanya jawab yang dilakukan.

Wawancara mendalam digunakan untuk mengetahui secara mendalam tentang berbagai informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Teknik ini juga memungkinkan peneliti untuk mendapatkan alasan yang jelas dan mendetail dari informan yang telah dipilih mencakup alasan menonton, respon, dan saran atau kritik terhadap program acara.

Beberapa penonton program Talk Show BUKAN EMPAT MATA dipilih menjadi informan dalam penelitian ini agar peneliti dapat menggali informasi mengenai respon penonton yang menyaksikan program Talk Show BUKAN EMPAT MATA sehingga datanya dapat mewakili audiens

penonton secara keseluruhan. c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pelengkap dari metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif, teknik ini dipergunakan sebagai penguang dalam memecahkan persoalan yang diteliti. Dokumen bisa berbentuk foto, tulisan (catatan), rekaman, dan lain-lain.32

3.6 Informan Penelitian

Berdasarkan penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif. Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden,

32

(53)

tetapi sebagai narasumber, partisipan, atau informan. (Sanafiah 1990) menyatakan bahwa sampel sebagai sumber data atau sebagai informan memenuhi kriteria sebagai berikut:

1) Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau rerlibat pada kegiatan yang diteliti.

2) Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi.

3) Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil jawabannya sendiri.

4) Mereka yang pada mulanya tergolong “cukup asing” dengan peneliti sehingga lebih menggairah untuk dijadikan narasumber. Informan penelitian meliputi informan kunci (key informan), informan utama. Informan kunci adalah mereka yang mengetahui dan memiliki informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Informan utama adalah mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti.33

3.6.1 Key Informan

Key Informan merupakan kunci informasi yang memiliki

pengetahuan yang lebih luas dan mendalam untuk bisa menjawab permasalahan yang diteliti oleh peneliti. Sumber informasi yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini dari key informan adalah

33

(54)

Ass.Produser dari program Talk Show BUKAN EMPAT MATA yaitu Novianti Sukardi.

Key informan tersebut merupakan pihak-pihak yang terlibat langsung

dan memiliki pengalaman lebih lama serta memiliki pengetahuan lebih mengenai program Talk Show BUKAN EMPAT MATA sehingga kompeten untuk dijadikan sumber informasi dan data. Assisten produser program Talk Show BUKAN EMPAT MATA adalah Novianti Sukardi (29 tahun). Novianti Sukardi dan beberapa crew yang lainnya bertugas mengarahkan acara dan membentuk program Talk Show BUKAN EMPAT MATA dengan harapan menampilkan program Talk Show BUKAN EMPAT MATA yang menarik.

3.6.2 Informan

Penelitian kualitatif tidak mengguakan istilah sampel. Sampel pada penelitian kualitatif disebut sebagai informan atau subyek penelitian, yaitu orang-orang yang dipilih untuk diwawancarai atau diobservasi sesuai dengan tujuan penelitian. Informan disebut sebagai subyek penelitian karena informan dianggap aktif mengkontruksi realitas bukan sekedar objek yang hanya mengisi kuesioner.34 Menurut Moleong, informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberi informasi tentang suatu data yang dibutuhkan oleh peneliti dalam sebuh penelitian.35

34 Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relatians dan Komunikasi.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2008 hal.296

35

(55)

Penentuan informan dan key informan dalam penelitian ini diperoleh dari penonton dan crew program Talk Show BUKAN EMPAT MATA yang sesuai dengan peneliti yang diteliti. Teknis yang digunakan dalam meneliti dengan wawancara mendalam dan observasi.

3.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah suatu cara yang dilakukan oleh peneliti dengan cara bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memila-milah data menjadi satu sehingga dapat dikelola, mensintesiskan, mencari, dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan memutuskan apa yang menjadi kesimpulan.

Penelitian ini menggunakan model analisis Miles dan Huberman sebagai teknik analisis data. Miles dan Huberman dalam buku Lexy J. Moleong sebagai berikut:

1) Inventaris data, yaitu dengan cara mengumpulkan data dan informasi sebanyak-banyaknya.

2) Kategorisasi data, dalam tahap ini data-data disusun berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang disusun sebelumnya.

3) Penafsiran data, pada tahap ini data telah dikumpulkan dan di kategorisasikan kemudian diinterpretasikan.

(56)

Pada penelitian ini, teknis analisis data yang peneliti lakukan sebagai berikut:

a. Pengumpulan data dan informasi diperoleh melalui wawancara dengan key informan mengenai program Talk Show BUKAN EMPAT MATA.

b. Hasil pengamatan maupun literatur buku kemudian dihubungkan dengan masalah pokok penelitian dan juga faktor-faktor pendukung atau penghambat yang memberikan pengaruh.

c. Dari rangkaian analisis tersebut dapat diungkap Respon Penonton Pada Program Talk Show BUKAN EMPAT MATA, kemudian ditarik kesimpulan untuk memberikan solusi dari permasalahan yang ada sebagai jawaban dari rumusan masalah.

Penelitian ini bersifat deskriptif, maka peneliti akan menjabarakan hasil penelitian ini dalam bentuk kata-kata dan gambaran.

3.8 Uji Keabsahan Data

(57)

yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.36

Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek kembali derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.37

Pada penelitian ini penulis melakukan pemeriksaan keabsahan data dengan membandingkan data dari sumber-sumber yang ada yaitu membandingkan data hasil wawancara antara informan utama dan informan kunci.

3.9 Jadwal Penelitian

Penulis melaksanakan penelitian secara situasional dikarenakan program Talk Show BUKAN EMPAT MATA melaksanakan kegiatan syuting setiap harinya memiliki tempat khusus yaitu studio, oleh karena itu penelitian dilaksanakan di setiap kegiatan syuting program Talk Show BUKAN EMPAT MATA. Penelitian ini dimaksudkan untuk menggambarkan respon penonton saat menyaksikan program Talk Show BUKAN EMPAT MATA, untuk jadwal penelitian dapat dilihat dibawah ini.

36

Lexy J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007. Hal.178

37

(58)

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

No Kegiatan Mei Juni Agst Sep Okt

1. Penyusunan

Proposal 2. Sidang Outline 3. Pelaksanaan

Penelitian 4.

Pengolahan Data, Analisis

Data, dan Penyusunan

Laporan.

(59)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1 Profil Talk Show BUKAN EMPAT MATA

Gambar 4.1 Logo Bukan Empat Mata

Sumber: Bukan Empat Mata www.Twitter.com

Program Talk Show BUKAN EMPAT MATA, bermula dengan nama “FACE TO FACE”, yang digagas oleh Mr.Apollo manajer produksi asal Filipina yang tayang untuk pertama kalinya pada 25 September 2005. Pada mulanya Mr. Apollo saat masih menjabat manajer produksi di TV7 ternyata secara diam-diam mengamati gerak-gerik seorang Tukul saat tampil pada tayangan acara “Waroeng Podjok” yang saat itu tayang di TV7, dari pengamatan adegan di Waroeng Podjok ini maka seiring TV7 sedang membuat suatu program Talk Show, akhirnya Mr. Apollo menunjukan Tukul untuk membawakan acara Talk Show tersebut.

(60)

tengah-tengah masyarakat yang ditayangkan di stasiun televisi yang sekarang berganti nama menjadi Trans7. EMPAT MATA pun berganti nama menjadi BUKAN EMPAT MATA di picu oleh pelanggaran etik penyiaran yang memancing pornoaksi, akan tetapi perubahan nama tersebut justru mendorong program Talk Show BUKAN EMPAT MATA menjadi lebih populer di masyarakat.

Program Talk Show BUKAN EMPAT MATA adalah sebuah program Talk Show yang dibaurkan dengan lawakan dan disisipi tema-tema sederhana untuk memudahkan pemahaman sekaligus menghibur penonton. Program Talk Show BUKAN EMPAT MATA acara yang berdurasi kurang lebih sembilan puluh menit ini menjadi program Talk Show favorit penonton karena dari segi host yang selalu mengeluarkan jokes-jokes atau candaan membuat para penonton tidak merasa jenuh saat menyaksikan Talk Show BUKAN EMPAT MATA.

(61)

terobosan baru dalam dunia entertainment di Indonesia bahwa program Talk Show BUKAN EMPAT MATA bisa mematahkan image keharusan sosok presenter yang ganteng, wawasan luas, cerdas, dan berpendidikan tinggi.

Acara yang ditayangkan lima kali dalam sepekan, yakni live (langsung) pada hari Selasa, Rabu, Kamis, dan tapping (rekaman) untuk Senin dan Jumat pada pukul 22.00 sampai dengan 23.00 WIB ini tidak berangkat dari fenomena yang cukup filosofis atau politis, bahkan berawal dari sebuah paksaan. Munculnya program Talk Show BUKAN EMPAT MATA yang dipandu oleh Tukul Arwana tak lepas dari jasa empat orang yang bernama Andi Chairil, Agung Suripto, Mardhatillah, dan seorang manager produksi berkebangsaan Filipina, Mr. Apollo, mereka yang mempunyai keinginan, untuk kemudian membuat acara Talk Show yang berbeda dari acara serupa yang sudah muncul di televisi.

Program Talk Show ini selain dikemas dengan ringan dan sesuai dengan karakter host yang seorang komedian, sehingga ingin membuat sesuatu yang berbeda dengan host seorang pelawak, dan diharapkan bisa memberikan informasi dan hiburan bagi penontonnya dari segmentasi penonton kelas A sampai C.

4.1.2 Format Produksi

(62)

“Satu episode dibuat dalam 4 segmen, yang dikemas dalam satu paket tayangan. Penggarapan dilakukan oleh 1 orang host, 1 orang co.host dan 5 orang campers, dan sebagian besar gambar yang diambil di dalam studio dengan mengahadirkan narasumber yang terkait dengan tema yang dibawakan pada saat itu”.38

4.1.3 Standard Operation Procedure (SOP)

Persiapan yang dilakukan untuk memulai suatu program memiliki standar operasional untuk menentukan sebuah hasil yang maksimal, dengan penentuan tema yang ingin di tayangkan, memilih narasumber yang cocok dengan tema yang dibawakan, seperti yang diungkapkan oleh Novianti Sukardi bahwa:

- “Biasanya berdasarkan brainstorming, jadi kaya tema yang lagi hits apa nih. Ok misalnya kita ngebahas soal yang anak di telantarkan, tapi kita ga boleh ngundang anak-anak karena malem, gimana nih cara nya kita pasti ga boleh ngundang anaknya, kita undang tetangganya mislakan, jadi tema itu pasti kita cocokin, dan kita ga mungkin bikin tema penyanyi cilik karena malem-malem ada anak-anak gaboleh, lalu kita bikin tema nya reunian penyanyi cilik yang udah gede-gede, kaya gitu, dan balik lagi di sesuai kan dengan hal yang lagi current apa,terus hal yang lagi di bahas apa.”.39

Tema yang ditentukan memiliki pembahasan yang berbeda pada setiap episodenya, dikarenakan tema yang dipilih harus sesuai dengan isu-isu yang sedang current di masyarakat dan disesuaikan dengan bintang tamu yang akan dihadirkan.

38 Berdasarkan wawancara dengan mba Novi Ass.Produser. Lampiran hal 89.

39

(63)

4.1.4 Crew yang dibutuhkan untuk program ini:

Sukses nya Talk Show BUKAN EMPAT MATA tidak lain adalah karena peran crew yang dibutuhkan, crew lah yang memutar otak dan memeras keringat untuk menghasilkan ide-ide kreatif, sehingga bisa membawa Talk Show BUKAN EMPAT MATA pada puncak kejayaan dan selalu diminati oleh para penggemarnya, seperti yang diungkapkan oleh Novianti Sukardi bahwa:

“kita punya crew itu terdiri dari beberapa bagian yang sangat berperan dan mempunyai fungsi dan perannya masing-masing, produser 1 orang, terus 2 orang Assistant Produser, 6 orang untuk Camera Person (termasuk Jimmy Jib), 5 orang team creative, 4 orang Floor Director, 6 orang lighting team, 5 orang audio team, 5 orang wardrobe & make up, 10 orang technical team, 15 orang Art support & Property”sebenernya kita masih ada banyak crew lagi, dari wardrobe sama make up orang-orang yang terhitung disini baru sebagian aja, gitu .40

4.1.5 Kegiatan Saat Syuting Program Talk Show Bukan Empat Mata

Penelitian ini dilakukan pada penonton yang menyasikan langsung program Talk Show BUKAN EMPAT MATA. Penulis mencoba berusaha menggambarkan situasi yang tengah berlangsung saat penonton menyaksikan program Talk Show BUKAN EMPAT MATA yang berlokasi di studio 9 gedung Trans Tv. Penonton yang menyaksikan langsung program Talk Show BUKAN EMPAT MATA hadir dari berbagai penjuru kota dan dari berbagai macam kalangan, seperti penonton dari kalangan mahasiswa Universitas Negeri Medan, dan mahasiswa dari

40

(64)

Universitas MH.Thamrin Jakarta yang saat itu menyaksikan langsung program Talk Show BUKAN EMPAT MATA.

Penonton yang sudah menunggu lama hingga berjam-jam untuk menyaksikan program Talk Show BUKAN EMPAT MATA, ramai-ramai mulai memasuki ruangan studio, penonton yang menyaksikan langsung program Talk Show BUKAN EMPAT MATA menempati bangku tribun, tim kordinator penonton membantu untuk mengatur penonton yang tidak kedapatan bangku di tribun, bisa duduk di area panggung (lesehan), atau menempati bangku yang disediakan di set mini bar.

Penonton yang sudah memenuhi ruangan studio mulai diberi arahan oleh tim FD untuk memperlancar jalannya acara Talk Show BUKAN EMPAT MATA, tim FD mengajak penonton untuk ikut bertepuk tangan ketika sang host fenomenal Tukul Arwana dan Vega Darwanti tampil, selain bertepuk tangan FD mengajak penonton untuk mengucapkan “kembali ke laptop” ketika nanti mas Tukul Arwana membacakan

(65)

Gambar 4.2 Tukul dan Vega saat menyapa penonton Sumber: Dokument Pribadi

Penonton yang sudah siap menonton program Talk Show BUKAN EMPAT MATA, masih harus menunggu durasi beberapa menit untuk dimulainya syuting, sambil menunggu waktu durasi penonton di hibur oleh penampilan om Jos Sapulete, seorang komedian yang dulu terkenal di Era nya, namun sekarang bergabung menjadi tim sorak di program Talk Show BUKAN EMPAT MATA, semua penonton dan crew diajak bernyanyi dan berjoget bersama disaat menunggu waktu durasi.

Program Talk Show BUKAN EMPAT MATA pun dimulai, semua penonton dan tim sorak mulai bertepuk tangan saat Tukul Arwana dan Vega Darwanti mulai keluar dari balik backstage, sambil menyapa penonton yang menyaksikan langsung program Talk Show BUKAN EMPAT MATA. Aktifitas penonton saat menyaksikan langsung mereka begitu menikmati setiap segmen yang ditayangkan program Talk Show BUKAN EMPAT MATA.

(66)

penonton yang sudah menunggu untuk menyaksikan Talk Show BUKAN EMPAT MATA, setelah menyapa para penonton yang sudah tak sabar ingin menyaksikan BUKAN EMPAT MATA Tukul Arwana mulai memberi gambaran untuk bintang tamu yang akan dihadirkan.

Masuk pada segmen kedua Tukul Arwana dan Vega Darwanti pun mulai berbincang-bincang dengan bintang tamu yang dihadirkan. Perhatian penonton yang menyaksikan Talk Show BUKAN EMPAT MATA pecah ketika Tukul Arwana mulai mengeluarkan celetukan yang ditujukan kepada penonton sorak yang duduk dibelakang sofa Tukul Arwana, seperti biasa saat jargon “kembali ke laptop” diucapkan mas Tukul Arwana penonton pun mulai mengangkat tangannya sambil menirukan gaya “kembali ke laptop”.

(67)

4.2 Deskripsi Informan

Penelitian ini menggunakan satu key informan, dan empat orang informan yang dapat memberikan tanggapan yang berkaitan dengan penelitian. Key informan yang penulis pilih adalah ia yang terlibat dalam program Talk Show BUKAN EMPAT MATA. Berikut penjabaran dari key informan dan Informan.

4.2.1 Key Informan: Novianti Sukardi (Ass.Producer BUKAN EMPAT MATA)

Novianti Sukardi atau yang lebih akrab disapa Mba Novi perempuan kelahiran Jakarta 22 November 1986 ini memegang peranan penting dalam keterlibatan program Talk Show BUKAN EMPAT MATA, selama penulis menjalani proses penelitian dan wawancara bersama Mba Novi yang merupakan informan kunci yang penulis pertama kali wawancara ketika dilapangan. Mba Novi sangat terbuka untuk memberikan informasi yang penulis butuhkan kapan saja asalkan tidak mengganggu kesibukan beliau dalam bekerja, Mba Novi pun tidak segan-segan untuk mengizinkan penulis mendokumentasikan saat kegiatan syuting Talk Show BUKAN EMPAT MATA, yang berguna bagi kesempurnaan penelitian ini.

Gambar

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
Gambar 4.1 Logo Bukan Empat Mata Sumber: Bukan Empat Mata www.Twitter.com
+6

Referensi

Dokumen terkait

Informan lainnya, yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam. interaksi sosial

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 1998 tentang Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 1998 tentang Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk

Pada penelitian ini lebih difokuskan perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru serta bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisa pengaruh perilaku

( Studi Kasus Terhadap Anak-anak Usia 3 – 6 Tahun di Temasek International Montessori Preschool Kota Bandung

simpan pinjam adalah unit koperasi yang bergerak dibidang usaha simpan. pinjam, sebagai bagian dari kegiatan usaha koperasi

This certificate must be issued to the payment recipient on annual basis by the payers for all taxes withheld under Article 23 of Law on Income Tax within last working day of

[r]