BAB III : PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN
B. Pengertian dan Landasan Hukum Merek
Di dalalam buku Kamus Besar Bahasa Indonesia, Merek diberi pengertian:
Merek adalah tanda yang dikenakan oleh pengusaha (pabrik, produsen, dan sebagainya) pada barang yang dihasilkan sebagai tanda pengenal. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Merek, maka guna memudahkan pengertiannya, terlebih dahulu kita mengingat-ngingat sewaktu berbelanja di pasar atau di supermarket. Disana dapat dijumpai beraneka jenis barang yang ditawarkan seperti bahan-bahan memasak, barang-barang yang dikemas untuk dikonsumsi seperti makanan dalam kemasan, minuman dalam kemasan, produk kecantikan seperti bedak, shampo, sabun dan lain sebagainya.
Pada barang-barang yang dikemas umumnya diberi tanda cap atau cap dari perusahaan yang memproduksinya. Tanda atau cap inilah dalam istilah hukum dinamakan dengan “Merek”. Masyarakat pengguna produk atau konsumen akan
46 Ibid
mengetahui dan memilih barang yang bermerek tertentu yang kualitas barangnya cocok dengan yang diinginkan. Produsen akan memproduksi secara massal beragam jenis/barang baik yang sejenis ataupun yang tidak sejenis berpacu memasuki pasar lokal dan Internasional. Salah satu cara untuk memperkenalkan berbagai macam jenis produksi adalah dengan iklan dan promosi melalui berbagai media. Cara yang efektif untuk memperkenalkan dan memberi informasi hasil-hasil produksi, ditempuh para produsen atau pedagang dengan mempergunakan Merek sebagai media pengantar.
Black’s Law dictionary memberikan pengertian Merek sebagai berikut : “The terms trademark includes any word,name,symbol or device or any combinations thereof used by a person, or which a person has a bona fide intention to use in commerce and applies to register on the principal register, to identify and distinguish his or her goods, including a unique product, from those manufactured or sold by others and to indicate the source of the goods, even if that source is unknown dapat diterjemahkan bahwa Istilah Merek dagang mengandung kata, nama, simbol atau perangkat atau kombinasi apa pun darinya yang digunakan oleh seseorang, atau yang mana seseorang memiliki niat yang jujur untuk menggunakannya dalam perdagangan dan mendaftar di register utama, untuk mengidentifikasi dan membedakan barang-barangnya, termasuk produk yang unik, dari yang diproduksinya itu atau dijual oleh orang lain dan untuk menunjukkan sumber barang, walaupun jika sumber itu tidak diketahui.
Harsono Adisumarto memberikan pengertian Merek yaitu “Merek adalah tanda pengenal yang membedakan milik seseorang dengan milik orang lain,
seperti pada pemilikan ternak dengan memberi tanda cap pada punggung sapi yang kemudian dilepas ditempat penggembalaan bersama yang luas. Cap seperti ini memang merupakan tanda pengenal untuk menunjukkan bahwa hewan yang bersangkutan adalah milik orang tertentu. Biasanya untuk membedakan tanda atau Merek digunakan inisial dari nama pemilik sendiri sebagai tanda pembedaan.”47
Menurut H.M.N Purwosutijpto yang menyebutkan bahwa pengertia Merek yaitu “Merek adalah suatu tanda, dengan mana suatu benda tertentu dipribadikan sehingga dapat dibedakan dengan benda lain yang sejenis.48
Menurut R. Soekardono yang memberikan pengertian Merek yaitu “Merek adalah sebuah tanda (Jawa: ciri atau tengger) dengan mana dipribadikan sebuah barang tertentu, dimana perlu juga dipribadikan asalnya barang atau menjamin kualitetnya barang dalam perbandingan dengan barang-barang sejenis yang dibuat atau diperdagankan oleh orang-orang atau badan-badan perusaahan lain.”49
Menurut Tim Lindsey et. al., Merek sebagai suatu tanda pembeda yang membedakan suatu produk dengan produk yang lain sehingga secara umum tanda yang berbeda ini akan menunjukkan suatu identifikasi sesuatu barang dan jasa.50
Dari beberapa pengertian tentang Merek dalam literatur terlihat bahwa Merek merupakan suatu tanda pembeda untuk membedakan dari barang atau jasa yang diproduksi atau yang diperdagangkan oleh suatu perusahaan, bahwa dipribadikan
47 Anne Gunawati, Perlindungan Merek terkenal barang dan jasa tidak sejenis terhadap persaingan usaha tidak sehat, (Bandung:PT Alumni,2015)Hlm.89
48 Ibid.
49 Ibid., hlm.90
50 Ibid.
sebuah barang tertentu untuk menunjukkan asal barang dan barang dan jasa yang diproduksi atau yang diperdagangkan yang satu dengan yang lainnya.
Pasal 15 ayat 1 UU persetujuan TRIPs mengatakan setiap tanda atau gabungan dari tanda-tanda yang dapat membedakan barang dan jasa suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya dapat dianggap sebagai Merek dagang. Tanda semacam itu khususnya kata-kata yang termasuk nama pribadi, huruf, angka dan gabungan warna serta gabungan dari tanda semacam itu dapat didaftarkan sebgai Merek dagang. Pengertian Merek berdasarkan pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi Georafis yaitu Merek adalah tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar, logo, nama, kata, huruf, angka, susunan, warna, dalam bentuk 2 (dua) dimensi dan/atau 3 (tiga) dimensi, suara, hologram, atau kombinasi dari 2 (dua) atau lebih unsur tersebut untuk membedakan barang dan/atau jasa yang diproduksi oleh orang atau badan hukum dalam kegiatan perdagangan barang dan/atau jasa.
C. Jenis dan Pembagian Merek serta Fungsi Merek
Berdasarkan pasal 1 ayat (2), (3), (4) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis mengenal tiga jenis Merek yaitu Merek Dagang, Merek Jasa, dan Merek Kolektif.
Merek Dagang adalah Merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya.
Merek Jasa adalah Merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan jasa sejenis lainnya.
Merek Kolektif adalah Merek yang digunakan pada barang dan/atau jasa dengan karakteristik yang sama mengenai sifat, ciri umum, dan mutu barang atau jasa serta pengawasannya yang akan diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang dan/atau jasa sejenis lainnya.
Menurut R.M Suryodiningrat menyebutkan bahwa terdapat tiga bentuk Merek yaitu :51
a. Merek Kata
Bentuk Merek ini mempunyai daya pembeda dalam bunyi kata antara barang atau jasa yang satu dengan barang atau jasa yang lain yang sejenis.
Bentuk Merek ini disebut Merek kata. Contoh dari bentuk Merek ini seperti kata Indomie pada produk makanan.
b. Merek lukisan :
Bentuk Merek ini mempunyai daya pembeda dalam bentuk lukisan atau gambar antara barang atau jasa yang satu dengan barang atau jasa yang lain yang sejenis. Bentuk Merek ini disebut sebagai Merek lukisan. Contoh bentuk Merek ini seperti gambar buah apel pada produk smartphone.
c. Merek Kombinasi :
51 Ibid., hlm.99
Bentuk Merek ini mempunyai daya pembeda dalam bentuk lukisan atau gambar dan kata antara barang atau jasa yang satu dengan barang atau jasa yang lain yang sejenis. Bentuk Merek ini berbentuk lukisan atau gambar dengan kata yang menjadi satu kesatuan, yang dengan ini disebut Merek kombinasi. Contoh bentuk Merek ini seperti gambar orang tua dan huruf OT pada produk makanan ringan.
Memerhatikan arti kata Merek dan objek yang dilindunginya, Merek digunakan untuk membedakan barang atau jasa satu perusahaan atau pedagang dengan barang atau jasa milik perusahaan atau pedagang dengan barang atau jasa milik perusahaan atau pedagang lain yang sejenis bahkan dengan yang tidak sejenis. Merek mempunyai fungsi menghubungkan barang atau jasa yang bersangkutan dengan produsennya, sehingga hal itu menggambarkan jaminan kepribadian (individuality), dan reputasi barang dan jasa hasil usahanya tersebut sewaktu diperdagangkan. Bahkan menurut Insan Budi Maulana, dikatakan bahwa di negara-negara Industri maju Merek dianggap sebgai “ruh” bagi produk barang atau jasanya.52
Merek juga memberikan jaminan nilai atau kualitas dari barang atau jasa yang bersangkutan. Hal itu tidak hanya berguna bagi produsen pemilik Merek tersebut, tetapi juga memberikan perlindungan dan jaminan mutu barang kepada konsumen. Sedangkan dari sisi konsumen, Merek diperlukan untuk melakukan
52 Ibid., hlm.102
pilihan barang yang akan dibeli . Bahkan terkadang penggunaan Merek tertentu bagi seseorang konsumen dapat menimbulkan “image” tertentu pula.53
Selanjutnya Merek berfungsi sebagai sarana promosi (means of trade promotion) dan reklame bagi produsen atau pengusaha-pengusaha yang memperdagangkan barang atau jasa yang bersangkutan. Dipasaran luar negeri, Merek adalah satu-satunya cara untuk menciptakan dan mempertahankan
“goodwill” di mata konsumen. Merek-Merek tersebut adalah simbol dengan mana pihak pedagang memperluas pasarannya di luar negeri dan juga mempertahankan pasar tersebut. “Goodwill” atas Merek adalah sesuatu yang tidak ternilai dalam memperluas pasaran. Mengenai hal itu Insan Budi Maulana mengatakan lebih lanjut bahwa para pengusaha di negara-negara indusri maju berpendapat bahwa Merek pun merupakan bagian dari strategi bisnis54
Merek juga berfungsi merangsang perumbuhan indutri dan perdagangan yang sehat, dan menguntungkan semua pihak. Diakui oleh CAFI (Commercial Advisory Foundation in Indonesia) bahwa masalah paten dan trademark di Indonesia memegang peranan yang penting di dalam ekonomi Indonesia, terutama dengan berkembangnya usaha-usaha industri dalam rangka penanaman modal.55
D. Merek Biasa, Merek Terkenal, Merek Termashyur
Disamping jenis-jenis Merek yang telah dikemukakan oleh para ahli dan juga yang telah diberikan oleh undang-undang, dari pengamatan perilaku Merek
53 Ibid
54 Ibid, hlm.103
55 Ibid, hlm.104
dipasaran perdagangan bebas, hampir semua pakar berpendapat terjadinya perbedaan kemashuran simbol yang dipancarkannya. Umumnya, Mereka membedakan tingkat sentuhan kemashuran atau tingkat keterkenalan yang dimiliki berbagai Merek.
a. Merek biasa
Merek biasa (normal mark) adalah Merek yang tidak memiliki “reputasi tinggi”. Merek yang bederajat biasa ini dianggap kurang memberi pancaran simbolis gaya hidup bail dari segi pemakaian dan tekhnologi. Masyarakat konsumen melihat kualitasnya rendah. Pemakaiannya tidak efisien, desain kurang memenuhi selera. Apabila seseorang hendak membeli barang jenis itu, tidak langsung masyarakat konsumen menjatuhkan pilihan terhadapnya, paling-paling jenis barang yang memakai Merek barang seperti itu, akan jatuh menjadi pilihan terakhir, meskipun barangkali harganya sangat murah dibanding dengan harga barang yang sama jenisnya. Merek biasa ini boleh dikatakan kurang ikut berperan meramaikan persaingan dipasaran. Jangkauan pemasarannya sangat sempit.
Terbatas dalam kawasan lokal. Belum mampu melintasi pasaran nasional atau regional. Oleh karena itu dalam dunia perdagangan yang berskala nasional, regional, apalagi trans nasional, Merek yang demikian tidak atau kurang diperhitungkan. Dianggap tidak menjadi saingan utama. Tidak pula menjadi incaran para pedagang atau pengusaha untuk meniru atau memalsukannya.
b. Merek terkenal
Diatas Merek biasa terdapat Merek yang mempunyai kedudukan Merek terkenal atau „‟well-known mark”. Merek ini menjadi idaman dan pilihan utama semua lapisan konsumen. Merek ini menjadi simbol yang memiliki reputasi tinggi (higher reputation). Lambangnya memiliki kekuatan pancaran yang memukau dan menarik, sehingga jenis barang apa saja yang berada dibawah Merek itu, langsung menimbulkan sentuhan keakraban (familiar attachment) dan ikatan mitos (mythical context) kepada segala lapisan konsumen. Pengertian Merek terkenal (well known mark) di Indonesia mengacu pada Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1486 K/pdt/1991 yang menyatakan yang menyatakan bahwa : “Pengertian Merek terkenal yaitu, apabila suatu Merek telah beredar keluar dari batas-batas regional sampai batas-batas internasional, dimana telah beredar keluar negeri asalnya dan dibuktikan dengan adanya pendaftaran Merek yang bersangkutan di berbagai negara.
Penjelasan Pasal 21 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis mengatakan Penolakan Permohonan yang mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhan dengan Merek terkenal milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa yang sejenis dilakukan dengan memperhatikan pengetahuan umum masyarakat mengenai Merek tersebut di bidang usaha yang bersangkutan. Di samping itu, diperhatikan pula reputasi Merek tersebut yang diperoleh karena promosi yang gencar dan besar-besaran, investasi di beberapa negara di dunia yang dilakukan oleh pemiliknya, dan disertai bukti pendaftaran Merek dimaksud di beberapa negara. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan
bahwa sesuai dengan penjelasan Pasal 21 ayat (1) huruf b Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis tersebut, maka kriteria atas sebuah Merek terkenal adalah berdasarkan:
a. Pengetahuan masyarakat umum mengenai Merek yang bersangkutan dalam bidang usaha yang bersangkutan;
b. Reputasi Merek yang diperoleh dari promosi yang gencar dan besarbesaran, investasi di berbagai Negara di seluruh dunia yang gencar dan besar-besaran;
c. lnvestasi yang dilakukan dan bukti pendaftaran Merek di berbagai Negara;
d. Bukti pendaftaran Merek tersebut di berbagai Negara;
Kemudian dalam Pasal 1 Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor M-02- HC.01.01 Tahun 1987, “Merek terkenal didefinisikan sebagai Merek dagang yang telah lama dikenal dan dipakai di wilayah Indonesia oleh seseorang atau badan untuk jenis barang tertentu”, juncto Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor M.03-HC.02.01 Tahun 1991, Pasal 1 Keputusan Menteri Kehakiman tersebut mendefinisikan Merek terkenal sebagai “Merek dagang yang secara umum telah dikenal dan dipakai pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau badan/baik di wilayah Indonesia maupun di luar negeri.56
56 Putusan Mahkkamah Agung Nomor 789 K/Pdt.Sus-HKI/2016, Hlm 20
Kemudian Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia (World Intellectual Property Organization) menjelaskan bahwa suatu Merek terkenal adalah Merek yang memenuhi kriteria sebagai berikut: 57
a. Tingkat pengetahuan atau pengenalan masyarakat luas terhadap suatu Merek dalam bidang yang bersangkutan;
b. Periode waktu, skala, territorial geografis atas penggunaan Merek-Merek tersebut periode waktu, skala, territorial geografis atas penggunaan tiap tiap Merek;
c. Periode, skala, dan teritorial geografis atas promosi masing-masing Merek, termasuk periklanan atau publikasi dan presentasi dalam pameran atau eksibisi umum dari barang-barang atau jasa-jasa dimana Merek tersebut digunakan;
d. Periode, skala, dan territorial geografis atas masing-masing pendaftaran dan/atau aplikasi untuk pendaftaran, mencerminkan penggunaan dan pengenalan atas Merek tersebut;
e. Nilai yang terkandung di dalam suatu Merek;
c. Merek termashur
Tingkat derajat Merek yang tertinggi ialah Merek termashur atau famous mark. Sedemikian rupa mashurnya diseluruh dunia sehingga reputasinya digolongkan “Merek aristokrat dunia”. Ada beberapa istilah yang dipergunakan untuk Merek termashur. Ada yang menyebutkan highly renown mark atau
57 Ibid, hlm 10
notarious mark. Penyebutan highly renowed merupakan superlative dari well-known. Oleh karena itu Merek termashur dianggap sangat utama kedudukannya (parexcellent) dibanding dengan derajat Merek biasa maupun Merek terkenal. Itu sebabnya Merek termashur dianggap mempunyai reputasi yang sangat tinggi derajatnya atau highly degree of reputation. 58
Dalam kenyataannya sangatlah sulit merumusakan defenisi untuk membedakan perbandingan antara well-known mark dengan famous mark.
Kesulitan dalam penafsiran mengakibatkan kesulitan menentukan batas dan ukuran diantara keduanya.
Merek terkenal kategori well-known seringkali hanya dilindungi untuk barang dan/atau yang terkait dengan pendaftannya saja. Sedangkan Merek termasyhur adalah Merek yang sudah dikenal dan memiliki reputasi paling tinggi yang pada beberapa negara bahkan diakui keberadaannya sehingga meskipun tidak terdaftar, kemasyhurannya dapat mencegah pihak yang tidak memiliki hak untuk menggunakan Merek termasyhur tersebut.
E. Prosedur Pendaftaran Merek
Hak Merek tercipta karena pendaftaran, bukan karena pemakaian pertama pada Merek yang bersangkutan. Tanpa didaftarkan tidak ada hak Merek, selain itu yang terpenting adalah tidak adanya perlindungan terhadap Merek yang bersangkutan. Jika suatu Merek sudah didaftarkan dan memperoleh sertifikat hak
58 Ibid., hlm.101
Merek, maka hak Merek tersebut akan dilindungi dan orang lain tidak dapat memakai Merek yang sama, dengan ini disebut sebagai “hak eksklusif”.59 Tujuan didaftarkannya suatu Merek yaitu untuk memperoleh kepastian dan perlindungan hukum pada Merek yang bersangkutan. Suatu Merek didaftarkan pada Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual.
Dalam pendaftaran Merek dikenal dua sistem pendaftaran, yakni sistem deklaratif dan sistem konstitutif. Sistem deklaratif yang biasa disebut sistem pasif memberikan asumsi bahwa pihak yang Mereknya terdaftar adalah pihak yang berhak atas Merek terdaftar tersebut sebagai pemakai pertamanya. Melalui sistem ini tidak diselidiki siapa sebenarnya pemilik asli yang bersangkutan, hanya diperiksa apakah sudah lengkap permohonannya dan apakah tidak ada pihak pemilik Merek serupa yang lebih dahulu melakukan pendaftaran.60
Dalam sistem konstitutif, pihak yang berhak atas suatu Merek adalah pihak yang telah mendaftarkan Mereknya. Pihak pendaftar adalah pihak satu-satunya yang berhak atas suatu Merek dan pihak lain harus menghormati haknya.
Terhadap Merek yang dikenal luas dalam perdagangan dan di masyarakat (wellknown trademark) tetapi tidak didaftarkan akan tetap diberikan perlindungan hukum.61
Prosedur pendaftaran Merek dijelaskan dalam Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. 67 Tahun 2016 Tentang Pendaftaran Merek. Berikut merupakan prosedurnya
59 H.OK. Saidin, Op.Cit., hlm. 363.
60 Endang Purwaningsih, Op.Cit., hlm.11
61 Ibid
Pasal 3 :
1. Permohonan diajukan dengan mengisi formulir rangkap 2 (dua) dalam bahasa Indonesia oleh Pemohon atau Kuasanya kepada Menteri.
2. Dalam Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat:
a. tanggal, bulan, dan tahun Permohonan;
b. nama lengkap, kewarganegaraan, dan alamat Pemohon;
c. nama lengkap dan alamat Kuasa jika Permohonan diajukan melalui Kuasa;
d. nama negara dan tanggal permintaan Merek yang pertama kali dalam hal Permohonan diajukan dengan Hak Prioritas;
e. label Merek
f. warna jika Merek yang dimohonkan pendaftarannya menggunakan unsur warna
g. kelas barang dan/atau kelas jasa serta uraian jenis barang dan/atau jenis jasa.
3. Dalam mengajukan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus melampirkan dokumen :
a. bukti pembayaran permohonan Permohonan;
b. label Merek sebanyak 3 (tiga lembar), dengan ukuran paling kecil 2x2 cm (dua kali dua sentimeter) dan paling besar 9 x 9 cm (sembilan kali sembilan sentimeter);
c. surat pernyataan kepemilikan Merek;
d. surat kuasa, jika Permohonan diajukan melalui Kuasa;
e. bukti prioritaas, jika menggunakan Hak Prioritas dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia.
4. Dalam hal Merek sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf e berupa bentuk 3 (tiga dimensi), label Merek yang dilampirkan dalam bentuk karakteristik dari Merek tersebut yang berupa visual dan deskripsi klaim perlindungan.
5. Dalam hal Merek sebagaimana dimaksud pada ayat 2 (dua) huruf e berupa label suara, lebel Merek yang dilampirkan berupa notasi dan rekaman suara.
6. Dalam hal Merek sebagaimana dimaksud pada ayat 2 (dua) berupa suara yang tidak dapat ditampilkan dalam bentuk notasi, label Merek yang ditampilkan dalam bentuk Sonogram.
7. Dalam hal Merek sebagaimana dimaksud pada ayat 2 (dua) huruf e berupa hologram, Label Merek yang dilampirkan berupa tampilan visual dari berbagai sisi.
Setelah itu pasal 4 menyebut bahwa dalam hal permohon telah memenuhi persyaratan dokumen, maka permohonan tersebut akan diberikan tanggal penerimaan, dan kemudian diumumkan oleh Menteri dala Berita resmi Merek yang berlangsung selama 2 (dua) bulan.
Kemudian, pasal 5 menyebut pada masa pengumuman tersebut, setiap pihak dapat mengajukan keberatan tertulis kepada Menteri atas Permohonan pendaftaran Merek tersebut. Terhadap keberatan tersebut, Pemohon atau Kuasanya berhak mengajukan sanggahan secara tertulis kepad Menteri dalam waktu paling lama 2 (dua) bulan terhitung sejak Tanggal pengiriman salinan keberatan yang disampaikan oleh Menteri.
Pasal 9 menyebut setiap permohonan akan dilakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan dokumen persyaratan. Pemeriksaan dilakukan paling lama 15 (lima belas) hari terhitung sejak tanggal penerimaan.
Pasal 10 menyebutkan dalam hal kekurangan kelengkapan dokumen persyaratan, Menteri memberitahukan secara tertulis paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal penerimaan. Pemohon wajib melengkapi dokumen dalam jangka waktu 2 (dua) bulan terhitung sejak tanggal pengiriman surat pemberitahuan jika terdapat kekurangan.
Selanjutnya pada pasal 12 mengatakan dalam hal berdasarkan hasil pemeriksaan, permohonan dinyatakan lengkap dan telah melampaui jangka waktu pengumuman, permohonan dilakukan pemeriksaan substantif oleh pemeriksa.
Pemeriksaan Substansif dilakukan dalam jangka waktu paling lama 150 (seratus lima puluh) hari.
Kemudian pasal 24 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 mengatakan Dalam hal Pemeriksa memutuskan permohonan dapat didaftar , Menteri:
a. mendaftarkan Merek tersebut;
b. memberitahukan pendaftran Merek tersebut kepada Pemohon atau Kuasanya;
c. Menerbitkan sertifikat Merek; dan
d. Mengumumkan pendaftaran Merek tersebut dalam Berita Resmi Merek, baik elektronik maupun non-elektronik.
Dalam BAB IV UU Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis dimuat mengenai Pendaftaran Merek. Bagian Kesatu BAB IV tersebut memuat mengenai Merek yang tidak dapat didaftar dan ditolak. Pada pasal 20 Undang-Undang tersebut menyatakan Merek tidak dapat didaftar jika :
a. bertentangan dengan ideologi negara, peraturan perundang-undangan, moralitas, agama, kesusilaan, atau ketertiban umum;
b. sama dengan, berkaitan dengan, atau hanya menyebut barang dan/atau jasa yang dimohonkan pendaftarannya;
c. memuat unsur yang dapat menyesatkan masyarakat tentang asal, kualitas, jenis, ukuran, macam, tujuan penggunaan barang dan/atau jasa yang dimohonkan pendaftarannya atau merupakan nama varietas tanaman yang dilindungi untuk barang dan/atau jasa yang sejenis;
d. memuat keterangan yang tidak sesuai dengan kualitas, manfaat, atau khasiat dari barang dan/atau jasa yang diproduksi;
e. tidak memiliki daya pembeda; dan/atau
f. merupakan nama umum dan/atau lambang milik umum.
Pasal 21 angka 1 Undang-undang tersebut kemudian menjelaskan alasan mengapa suatu Merek ditolak pendaftarannya dikarenakan mempunyai persamaan pokoknya atau keseluruhannya dengan :
a. Merek terdaftar milik pihak lain atau dimohonkan lebih dahulu oleh pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis;
b. Merek terkenal milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis;
b. Merek terkenal milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis;