• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Pengertian Marketing

Ilmu “marketing” yang dengan istilah Indonesia disebut “pemasaran”, dewasa ini sudah diperhatikan di kalangan pengusaha secara luas. Pada perusahaan-perusahaan yang dikatakan termasuk modern dan diurus secara ilmiah, marketing menduduki tempat yang penting dibanding dengan fungsi-fungsi lain di dalam perusahaan. Apalagi di dalam suatu system perekonomian bebas, di mana orang dengan bebas memproduksi barang, dan orang dengan bebas pula menngunakan uangnya untuk membeli barang yang mereka sukai. Akan terasa betapa perlunya pengetahuan marketing dan

commit to user

perhatian terhadap masalah marketing bagi bagi sesuatu perusahaan, apabila pasar daripada barangnya itu tidak merupakan sellers market yaitu pasar yang dikuasai oleh penjual, melainkan buyers market yaitu pasar yang dikuasai oleh pembeli. Di situlah akan terasa bagaimana sulitnya usaha dari pihak perusahaan untuk dapat memasarkan barangnya dengan mencapai keuntungan yang maximal ( Drs. Soehadi Sigit, 1982: 1).

Marketing adalah dari kata market yang artinya pasar. Pasar di sini bukan dalam pengertian konkrit tetapi lebih ditujukan pada pengertian abstrak.

Banyak definisi yang diberikan oleh penulis-penulis, tetapi umumnya mereka semua berpendapat bahwa kegiatan/aktivitas Marketing bukan hanya sekedar kegiatan menjual barang/jasa tapi lebih luas dari pada itu. Dengan demikian pengertian Marketing dapat didefinisikan secara sederhana ( Drs. Alex S.

Nitisemito, 1981:13), yaitu :

“Semua kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar arus barang/jasa dari produsen ke konsumen secara paling efisien dengan maksud untuk menciptakan permintaan efektif”.

Ada beberapa definisi mengenai Marketing (pemasaran) diantaranya adalah :

a. Philip Kotler (Marketing) pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.

b. Menurut Philip Kotler dan Amstrong pemasaran adalah sebagai suatu proses sosial dan managerial yang membuat individu dan kelompok

memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain.

c. Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan.

d. Menurut W. Stanton pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli maupun pembeli potensial.

e. Menurut H. Nystrom pemasaran merupakan suatu kegiatan penyaluran barang atau jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen.

2. Hubungan Kegiatan Marketing dengan Kegiatan-Kegiatan lain dalam Perusahaan

Antara kegiatan Marketing dengan kegiatan-kegiatan yang lain dalam perusahaan misalnya kegiatan Finance, kegiatan produksi serta kegiatan-kegiatan lainnya saling berkaitan. Oleh karena itu setiap kegiatan-kegiatan dalam bidang marketing tidak dapat dilakukan begitu saja lepas dari kegiatan-kegiatan lain. Maka apabila kegiatan-kegiatan tidak dikaitkan dengan kemampuan produksinya maka kemungkinan kegagalan akan menimpa perusahaan tersebut, begitu juga sebaliknya apabila kegiatan dalam bidang yang lain

commit to user

tanpa mengkaitkan kegiatan Marketing pasti akan mengalami kesulitan pula ( Drs. Alex S. Nitisemito, 1981:15).

3. Marketing adalah produktif

Ada beberapa pendapat bahwa kegiatan dalam perusahaan yang produktif hanyalah dalam bidang produksi saja, sebab kegiatan dalam bidang ini mengubah bentuk suatu barang menjadi barang lain sehingga dapat lebih berguna bagi masyarakat. Menurut banyak penulis maka yang disebut produktif bukan semata-mata merubah bentuk suatu barang menjadi barang lain tapi lebih luas dari pada itu. Sebagian besar penulis berpendapat bahwa suatu kegiatan disebut produktif bilamana dapat menciptakan barang-barang tersebut lebih berguna bagi masyarakat dan ini dapat terjadi karena berbagai hal (Drs. Alex S. Nitisemito, 1981:15-16), yaitu antara lain :

a. Form utility/kegunaan karena bentuk.

Yang dimaksud dengan Form utility atau kegunaan karena bentuk adalah kegiatan meningkatkan barang dengan jalan merubah bentuk tersebut menjadi barang lain yang secara umum lebih bermanfaat.

b. Place utility/kegunaan karena tempat.

Yang disebut dengan place utility atau kegunaan karena tempat adalah kegiatan yang merubah nilai suatu barang menjadi lebih berguna karena telah terjadi proses pemindahan tersebutdari satu tempat ke tempat yang lain.

c. Time utility/kegunaan karena waktu.

Yang dimaksud dengan time utility atau kegunaan karena waktu yaitu kegiatan yang menambah kegunaan suatu barang karena ada proses waktu waktu atau ada perbedaan waktu.

d. Posession utility/kegunaan karena milik.

Posession utility atau kegunaan karena milik, adalah kegiatan yang menyebabkan bertambahnya kegunaan suatu barang karena telah terjadi proses pemindahan dari fihak satu kefihak lain.

Berdasarkan penjelasan di atas maka kegiatan dalam marketing karena menciptakan place utility, time utility dan possession utility, dianggap sebagai kegiatan yang produktif.

4. Pemasaran

Dalam pemasaran produk, perusahaan harus berorientasi kepada pembeli.

Hal ini dilakukan supaya pembeli mendapatkan kepuasan dan perusahaan mendapat laba. Pada dasarnya, perusahaan yang ingin mempraktekkan orientasi konsumen ini harus melakukan hal-hal sebagai berikut :

a. Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani dan dipenuhi.

b. Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam penjualannya.

c. Menentukan produk dan program pemasarannya.

commit to user

d. Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai dan menafsirkan keinginan, sikap serta tingkah laku mereka.

e. Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik. Apakah menitikberatkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah atau modal yang menarik.

Untuk mencapai sasaran produk dibutuhkan konsep pemasaran, hal tersebut dilakukan guna menentukan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan pemberian kepuasan yang diinginkan secara efektif dari yang dilakukan para pesaing. Seperti yang dikemukakan oleh William J. Stanton bahwa :

“Konsep pemasaran tersebut adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan”. (Stanton, 1984:14)

Konsep pemasaran tersebut berdasarkan keyakinan bahwa penjualan yang menguntungkan dana laba yang memuaskan hanya bisa diperoleh dengan menentukan, mengantisipasi dan memuaskan kebutuhan serta keinginan pelanggan. Dengan demikian jelaslah bahwa konsep pemasaran itu tidak lain adalah suatu pengarahan bagi suatu perusahaan untuk bertindak secara tepat.

Konsep pemasaran pada suatu perusahaan haruslah selalu berorientasi pada permintaan pelanggan atau konsumen. Tujuan utama setiap perusahaan adalah memuaskan keinginan konsumen. Tanpa ada kepuasan dari konsumen sukar bagi perusahaan untuk memasarkan produk jasa-jasa yang ada.

Sedangkan laba dapat dicapai dengan jalan meningkatkan penjualan, karena dengan laba perusahaan akan dapat :

a. Memperoleh imbalan sebagai kompensasi resiko investasi modal yang dilakukan perusahaan.

b. Mengukur tingkat efisiensi perusahaan.

c. Meningkatkan dan mengembangkan usaha perusahaan.

Untuk dapat memperoleh laba seperti seperti yang direncanakan, perlu diciptakan produk yang sesuai dengan permintaan pelanggan. Dalam pemasaran, dikenal bermacam-macam variasi produk diantaranya :

1. Produk item

Yaitu semacam produk tertentu yang mempunyau fungsi khusus dalam daftar penjualan.

2. Produk Line

Merupakan sekelompok produk yang berhubungan erat satu dengan yang lain, dipakai atau digunakan secara bersama, dijual pada konsumen yang sama dan disalurkan melalui distribusi tertentu dengan harga dalam kelas tertentu pula.

3. Produk Mix

Produk mix merupakan komposisi produk yang dibuat sedemikian rupa sehingga produk tersebut dapat dijual pada waktu dan harga yang tepat oleh perusahaan.

Dalam bidang pemasaran mempunyai hubungan erat dengan produk, karena menentukan apa yang akan dijual, siapa target konsumennya dan

commit to user

berapa keuntungannya. Maka dari itu dibutuhkan adanya strategi pemasaran dari seorang marketing dalam memasarkan produk perusahaanya.

Strategi sebagai suatu rencana terpadu dan menyeluruh yang berkaitan dengan kekuatan dan kemampuan perusahaan dalam menghadapi perubahan lingkungan usaha agar dapat mencapai tujuan perusahaan yang diinginkan yaitu “laba”. Philip Kotler member rumusan tentang strategi pemasaran sebagai berikut: “Strategi Pemasaran ialah logika pemasaran yang dipakai unit bisnis untuk mencapai tujuan pemasaran” (Kotler, 1984:416).

Dokumen terkait