• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

A. Model Pembelajaran ARCS ( Attention, Relevance, Confidence, and Satisfaction)

1. Pengertian Model Pembelajaran ARCS ( Attention, Relevance, Confidence, and Satisfaction)

Model pembelajaran ARCS (Attention, Relevance, Confidence, and Satisfaction) dikembangkan oleh Keller dan Kopt sebagai jawaban pertanyaan yang dapat mempengaruhi motivasi belajar.21 Peserta didik yang termotivasi untuk belajar maka akan adanya perhatian peserta didik untuk ikut serta dalam proses belajar dan pembelajaran berlangung yang mengakibatkan peserta didik termotivasi untuk berfikir dan berprestasi. Model pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan teori nilai harapan (expectancy value theory) yang mengandung dua komponen yaitu nilai (value) dari tujuan yang akan dicapai dan harapan (expectancy) agar berhasil mencapai tujuan itu. Dari dua komponen tersebut oleh Keller dikembangkan menjadi empat komponen yaitu Attention, Relevance, Confidence, and Satisfaction (ARCS).22

21 Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta : Rinka Cipta, 2001) h.167.

Dalam kontek islam, terdapat beberapa ayat-ayat dalam al-qur’an yang terkandung dalam komponen komponen model pembelajaran ARCS yaitu Attention (Perhatian)sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an surat Al-Alaq ayat 1-5.

   

 

Artinya :

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan (1). Dia telah meciptakan manusia dari segumpal darah (2). Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia (3). Yang mengajar (manusia) dengan pena (4). Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahui (5). (QS.Al-Alaq: 1-5)

Selain itu terdapat pula ayat yang menjelaskan tentang komponen model ARCS lainnya yaitu Confidence (Percaya diri). Sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 139.

  

Artinya :

Janganlah kamu bersikap lemah, dan janglah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. (QS.Ali Imran: 139)

QS.Al-Alaq: 1-5 menjelaskan tentang dorongan kepada kita untuk termotivasi belajar dan membaca. Siswa diberikan motivasi untuk memancing perhatian sebelum memulai belajar, karena jika siswa memiliki sikap positif dalam belajar maka siswa akan memusatkan perhatiannya dalam pembelajaran. Terlihat jelas dari firman-Nya tersebut bahwa Allah SWT menyerukan kepada umatnya

untuk rajin belajar. Jika dihubungkan dengan model ARCS maka ayat tersebut menjelaskan salah satu komponen model pembelajaran yaitu Attention (Perhatian). QS. Ali Imran : 139 menjelaskan bahwa Allah kita sebagai umat yang beriman dan memiliki ilmu harus memiliki sikap percaya diri dan tidak mudah putus asa, karena seorang mukmin yang memiliki nilai positif terhadap dirinya maka memiliki keyakinan yang kuat. Orang yang percaya diri dalam al-qur’an disebut sebagai orang yang tidak takut serta tidak gelisih adalah orang-orang yang beriman dan orang-orang yang istiqomah. Pentingnya kita memiliki sikap percaya diri oleh karena itu sikap percaya diri harus ditanamkan sejak dini, baik kepada diri sendiri maupun orang lain.

Keller telah menyusun seperangkat prinsip-prinsip motivasi yang diterapkan dalam proses pembelajaran, yang disebut sebagai Attention (perhatian), Relevance (Relevansi), Confidence (kepercayaan diri), dan Satisfaction (kepuasan).23 Guru diharapkan mampu menumbuhkan, meningkatkan, dan mempertahankan motivasi belajar siswa. Tanpa adanya motivasi belajar siswa yang tinggi maka sulit bagi guru untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal.

a. Attention (Perhatian)

Attention (Perhatian) yaitu dorongan rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu seseorang muncul karena dirangsang oleh elemen-elemen baru, aneh, lain

dengan yang sudah ada, dan kontradiktif/kompleks.24 Terdapat beberapa strategi untuk merangsang minat dan perhatian, yaitu sebagai berikut : 1) Menggunakan bahasa dan gambar yang menarik, yaitu dengan

menggunakan ungkapan-ungkapan yang biasa dikenal siswa, dan menggunakan ilustrasi-ilustrasi yang sesuai.

2) Menggunakan ilustrasi untuk mengkonkretkan, yaitu dengan menggunakan ilustrasi gambar untuk mengkonkretkan sesuatu konsep yang abstrak/tidak biasa bagi siswa.

3) Menggunakan contoh dan konteks yang familiar pada isi pembelajaran dan lingkungan sekitar yang sudah dikenal.25

Tahap awal yang harus diperhatikan seorang guru adalah menarik perhatian siswa untuk mengkondisikan siswa terus berpusat pada proses belajar dan pembelajaran berlangsung. Banyak cara yang dapat guru gunakan dalam menarik perhatian siswa diawal pembelajaran. Selain menggunakan menggunakan metode yang sudah dijelaskan, dapat pula menggunakan metode yang bervariasi seperti mendemostrasikan sesuatu, menggunakan teknik bertanya dengan penambahan poin nilai dan metode lainnya, dengan demikian perhatian siswa akan terus memperhatikan saat proses belajar dan pembelajaran berlangsung.

b. Relevance (relevansi)

24Ibid.

25 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (Jakarta : Bumi Aksara, 2013)

Relevance (relevansi) yaitu adanya hubungan yang ditunjukkan antara materi pembelajaran, kebutuhan dan kondisi siswa. Ada tiga strategi yang dapat digunakan untuk menunjukkan relevansi dalam pembelajaran, yaitu:

1) Menyampaikan kepada siswa apa yang dapat mereka lakukan setelah mempelajari materi pembelajaran.

2) Menjelaskan manfaat pengetahuan/keterampilan yang akan dipelajari. 3) Memberikan contoh, latihan/tes yang langsung berhubungan dengan

kondisi siswa atau profesi tertentu.26

Motivasi siswa akan terjaga jika siswa mengetahui manfaat mereka mempelajari materi tersebut. Oleh karena itu, pemilihan bahan ajar harus sesuai dengan apa yang dibutuhkan siswa atau berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, maka guru harus memahami profil siswa untuk memudahan siswa memahami isi pembelajaran yang disampaikan.

c. Confidence (kepercayaan diri)

Confidence (kepercayaan diri) yaitu, merasa diri berkompeten atau mampu merupakan potensi untuk berinteraksi dengan lingkungannya.27 Percaya diri juga merupakan cermin seseorang untuk dapat sukses, peserta didik harus ditanamkan sikap percaya diri sejak dini. Karena dengan adanya percaya diri berarti setiap individu mampu dengan kelebihannya dan dapat melawan

26 Eveline Siregar, Hartini Nara, Loc.cit.

27

kelemahan yang dimiliki. Sikap percaya diri dalam mengerjakan soal sangatlah penting, jika siswa tidak percaya dengan pemikiran dan hasil yang didapat dalam penyelesaian soal mengakibatkan siswa akan mudah menyontek dan mengakibatkan prestasi belajar yang rendah.

Menurut Keller, ada sejumlah strategi untuk meningkatkan kepercayaan diri, yaitu :

1) Menyajikan prasyarat belajar

2) Memberikan kesempatan untuk sukses

3) Memberikan kesempatan untuk melakukan kontrol pribadi.28

d. Satisfaction (kepuasan)

Satisfaction (kepuasaan) merupakan keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan akan menghasilkan kepuasan, siswa akan termotivasi untuk terus berusaha mencapai tujuan yang serupa.29 Apabila siswa merasa sangat puas dengan yang ia peroleh maka akan semakin meningkatkan motivasi yang tinggi pula dan akan ia ulangi kembali pada masa yang berikutnya. Jika siswa mendapat suatu apresiasi, seperti pujian, penambahan poin dan hadiah atas keberhasilan yang telah mereka dapatkan maka akan timbul kepuasan tersendiri bagi siswa, Ada beberapa strategi untuk mencapai kepuasan siswa, yaitu :

28 Made Wena, Op.Cit, h.41.

1) Menggunakan pujian secara verbal

2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk segera menggunakan/mempraktikkan pengetahuan yang baru dipelajari

3) Minta kepada siswa yang telah menguasai materi untuk membantu teman-temannya yang belum berhasil.

4) Membandingkan prestasinya sendiri di masa lalu dengan suatu standar terntentu, bukan dengan siswa lain.30

Berdasarkan penjelasan di atas, model pembelajaran ARCS (Attention, Relevance, Confidence, and Satisfaction) merupakan model pembelajaran yang tepat untuk membanagkitkan motivasi peserta didik dalam belajar. Motivasi dalam belajar sangat diperlukan, jika siswa termotivasi untuk mengikuti proses belajar dan pembelajaran maka akan meningkatkan daya pengetahuan dan berfikir siswa menyebabkan meningkatnya prestasi yang diperoleh.

2. Langkah-langkah Model Pembelajaran ARCS (Attention, Relevance,