• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

D. Taksonomi Bloom Revisi

Tugas pertama pendidik adalah merumuskan tujuan khusus beserta materi pelajarannya. Guru merancang tujuan khusus, sedangkan tujuan yang bersifat umum dirumuskan oleh pengembang kurikulum. Menurut Bloom, dalam bukunya yang sangat terkenal Taxonomy of Education Objectives yang terbit pada tahun 1965 rumusan tujuan pembelajaran harus mecakup 3 aspek penting yaitu (1) Domain kognitif, (2) Domain afektif, (3) Domain psikomotorik.40Kemudian taksonomi Bloom mengalami perubahan oleh Anderson dan Krathwol. Dalam Revisied Taxonomy, Anderson dan Krathwol melakukan revisi pada kawasan kognitif.41

1. Domain kognitif

Domain kognitif adalah tujuan pendidikan yang berhubungan dengan kemampuan intelektual atau kemampuan berfikir, seperti kemampuan

39 Achmad Mujahid, Analisis Kemampuan Berpikir Matematika Siswa Berdasarkan

Taksonomi Bloom Revisi, (Tesis Magister Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Terbuka 2015), h.10.

40 Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2011), h.59.

41

mengingat dan memecahkan masalah.42Menurut Anderson dan Krathwol kawasan kognitif terdapat dua kategori, yaitu dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan. Pada dimensi proses kognitif, ada enam jenjang tujuan belajar, yaitu sebagai berikut:

a. Mengingat (remembering), meningkatkan ingatan atas materi yang disajikan dalam bentuk yang sama seperti yang diajarkan.

b. Memahami (understanding), mampu membangun arti dari pesan pembelajaran berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki. Mencakup tujuh proses kognitif : menafsirkan (interpreting), memberi contoh (exemplifying), mengklasifikasikan (classifying), meringkas (summarizing), menarik inferensi (inferring), membandingkan (comparing), dan menjelaskan (explaning).

c. Menerapkan (applying), menggunakan prosedur untuk mengerjakan latihan maupun memecahkan masalah. Mencakup dua proses kognitif: menjalankan (excuting), dan mengimplementasikan (implementing). d. Menganalisis (analyzing), memecahkan bahan-bahan ke dalam unsur

pokok dan menentukan bagaimana bagian-bagian yang saling berhubungan satu sama lain. Mencakup tiga proses kognitif : menguraikan (differentiating), mengorganisir (organizing), dan menemukan pesan tersirat (attributing).

e. Menilai (evaluating), membuat pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar tertentu. Mencakup dua proses kognitif: memeriksa (checking), mengkriting (critiquing).

f. Mencipta (creating), membuat suatu produk yang baru dengan mengatur kembali unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam suatu pola atau struktur yang belum pernah ada sebelumnya. Mencakup tiga proses kognitif: membuat (generating), merencanakan (planning), dan memproduksi (producting).43

Sedangkan pada dimensi pengetahuan, ada empat kategori, yaitu sebagai berikut :

a. Fakta (factual knowledge), berisis unsur-unsur data yang harus diketahui siswa jika mereka akan diperkenalkan dengan salah satu mata pelajaran untuk memecahkan suatu masalah (low level abstraction).

b. Konsep (conceptual knowledge), meliputi skema, model mental atau teori dalam berbagai model psikologi kognitif.

c. Prosedur (procedural knowledge), pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu, biasa berupa seperangkat urutan atau langkah-langkah yang harus diikuti.

d. Metakognitif (metacognitive knowledge), pengetahuan tentang pemahaman umum, seperti kesadaran tentang sesuatu dan pengetahuan tentang pemahaman pribadi seseorang.44

Mencipta (C6) Menilai (C5) Menganalisis (C4) Memakai (C3) Mengerti (C2) Mengingat (C1)

Gambar 2.2Kesatuan dan saling berkaitan antar subranah dalam ranah kognitif 45

2. Domain afektif

Domain afektif berkenaan dengan sikap, nilai-nilai dan apresiasi.46 Tujuan afektif ini merupakan kelanjutan dari tujuan kognitif. Artinya sesorang akan memiliki sikap terhadap suatu hal apabila telah memiliki kemampuan kognitif tingkat tinggi.

Menurut Krathwol dkk dalam bukunya Taxonomy of Education Objectives : Affective Domain, domain afektif memiliki tingkatan yaitu:

a. Penerimaan (Receiving), yakni sikap kesadaran atau kepekaan seseorang terhadap gejala, kondisi, keadaan suatu masalah.47 Peserta didik memiliki keinginan memperhatikan suatu masalah yang terjadi di dalam kelas.

44Ibid, h.10.

45 Wina Sanjaya, Op.cit , h.121.

46 Ibid , h.130. 47Ibid , h.131.

Tugas pendidik mengarahkan perhatian peserta didik pada suatu hal yang menjadi objek pembelajaran afektif. Misalnya pendidik mengarahkan peserta didik agar senang membaca buku, senang bekerjasama, dan sebagainya. Kesenangan ini akan menjadi kebiasaan, dan hal ini yang diharapkan, yaitu kebiasaan yang positif.

b. Merespons atau menanggapi (Responding), ditunjukkan oleh kemauan untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan tertentu.48Misalnya senang membaca buku, senang bertanya, senang membantu teman, senang dengan kebersihan dan kerapian, dan sebagainya.

c. Menghargai (Valuing), tujuan ini berkenaan dengan kemauan untuk memberi penilaian atau kepercayaan kepada gejala atau suatu objek tertentu.49 Misalnya keinginan untuk meningkatkan keterampilan, sampai pada tingkat komitmen.

d. Mengorganisasi/mengatur diri (Organization), tujuan yang berhubungan dengan pengembangan nilai ke dalam sistem organisasi tertentu, termasuk hubungan antar nilai dan tingkat prioritas nilai-nilai itu.50 Misalnya mengenal tanggung jawab individu untuk memperbaiki hubungan sosial sesama teman.

a. Karakteristik nilai atau suatu pola hidup (Characterization), tujuan yang berkenaan dengan mengadakan sintesis dan interealisasi sistem nilai

48Ibid.

49Ibid.

dengan pengkajian secara mendalam, sehingga nilai-nilai yang dibangun itu dijadikan pandangan (falsafah) hidup serta dijadikan pedoman dalam

bertindak dan berperilaku.51

Gambar 2.2Kesatuan dan saling berkaitan antar subranah dalam ranah afektif 52

2. Domain psikomotorik.

Domain psikomotorik meliputi semua tingkah laku yangmenggunakan syaraf dan otot badan. Aspek ini berhubungan dengan bidang studi yang lebih banyak menekankan kepada gerakan-gerakan atau keterampilan, misalnya seni lukis, music, pendidikan jasmanai dan olahraga.53

51Ibid.

52 Harjanto ,Op.cit , h.64.

53 Wina Sanjaya, Op.Cit, h.133.

Pengkarakterisasian (A5) Pengorganisian (A4) Penghargaan (A3) Penanggapan (A2) Penerimaan (A1)

a. Persepsi (perception), menunjukkan pada pemakaian alat-alat perasa untuk membimbing efektivitas gerak.

b. Kesiapan ( set), menunjukkan pada kesediaan untuk mengambil jenis aksi atau tindakan yang mencakup kesediaan materiil, kesiapan fisik, dan kemauan mengambil reaksi sebagai hasil dari pemecahan makna yang terkandung.

c. Tanggapan terbimbing (guided respons) merupakan tahap awal dari belajar keterampilan yang lebih kompleks. Tahap ini meliputi proses peniruan gerakan yang dipertunjukkan kemudian mencoba-coba dengan menggunakan tanggapan dalam menangkap gerak.

d. Mekanisme(mechanism), berkenaan dengan gerakan-gerakan penampilan yang melukiskan proses dimana gerak yang telah dipelajari kemudian diterima menjadi kebiasaan sehingga dapat ditampilkan dengan penuh percaya diri.

e. Respon nyata yang kompleks (complex over respons), menunjuk pada penampilan gerakan-gerakan secara mahir dan cermat dalam bentuk gerakan-gerakan yang rumit.

f. Penyesuaian (adaptation), berkenaan dengan keterampilan yang telah dikembangkan secara lebih baik sehingga seseorang tampak sudah dapat mengolah dan menyesuaikan gerakan dengan tuntunan dan kondisi yang khusus dan dalam suasana yang lebih problematis.

g. Penciptaan (origination), berkenaan dengan penciptaan pola gerakan baru yang sesuai dengan situasi dan masalah tertentu.54

h.

Penciptaan (P7) Penyesuaian (P6) Respons Nyata Kompleks (P5)

Mekanisme (P4) Respon Terbimbing (P3) Kesiapan (P2)

Persepsi (P1)

Gambar 2.3Kesatuan dan saling berkaitan antar subranah dalam psikomotorik55

Dari pemaparan di atas telah diketahui bahwa taksonomi Bloom revisi memiliki tiga kawasan belajar, yaitu domain kognitif, domain afektif, dan domain psikomotorik. Penelitian ini dibatasi pada ranah kognitif taksonomi Bloom revisi, karena telah dijelaskan salah satu tujuan pendidikan adalah meningkatkan pengetahuan atau kemampuan intelektual dimana pada aspek tersebut merupakan kawasan kognitif atau kemampuan berpikir peserta didik.