• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ATTENTION, RELEVANCE, CONFIDENCE AND SATISFACTION (ARCS) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS BERDASARKAN TAKSONOMI BLOOM REVISI PESERTADIDIK KELAS XI IPA SMA NEGERI 14 BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ATTENTION, RELEVANCE, CONFIDENCE AND SATISFACTION (ARCS) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS BERDASARKAN TAKSONOMI BLOOM REVISI PESERTADIDIK KELAS XI IPA SMA NEGERI 14 BANDAR LAMPUNG"

Copied!
229
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ATTENTION, RELEVANCE, CONFIDENCE AND SATISFACTION (ARCS) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS BERDASARKAN

TAKSONOMI BLOOM

REVISI PESERTADIDIK KELAS XI IPA SMA NEGERI 14 BANDAR LAMPUNG

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

dalam Ilmu Pendidikan Matematika

Oleh

RESTI YELMA SARI

NPM : 1311050001

Jurusan : Pendidikan Matematika

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

(2)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ATTENTION, RELEVANCE, CONFIDENCE AND SATISFACTION (ARCS) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS BERDASARKAN

TAKSONOMI BLOOM

REVISI PESERTA DIDIK KELAS XI IPA SMA NEGERI 14 BANDAR LAMPUNG

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

dalam Ilmu Pendidikan Matematika

Oleh

RESTI YELMA SARI

NPM 1311050001

Jurusan :PendidikanMatematika

Pembimbing I Netriwati, M.Pd.

Pembimbing II Fraulein IntanSuri, M.Si

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

(3)
(4)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ATTENTION, RELEVANCE,

CONFIDENCE AND SATISFACTION (ARCS) TERHADAP KEMAMPUAN

BERPIKIR MATEMATIS BERDASARKAN TAKSONOMI BLOOM REVISI PESERTA DIDIK KELAS XI IPA SMA

NEGERI 14 BANDAR LAMPUNG Oleh

RestiYelma Sari ABSTRAK

Berpikirmatematis (mathematical thinking) diartikan sebagai cara berpikir berkenaan dengan proses matematika (doing math) atau cara berpikir dalam menyelesaikan tugas matematika (mathematical task) baik yang sederhana maupun yang kompleks. Hal yang terjadi pada penelitian ini, peserta didik kurang menyukai pelajaran matematika, kurangnya kesabaran pendidik dalam membimbing peserta didik, serta model pembelajaran yang kurang tepat dapat menyebabkan kemampuan berpikir matematis peserta didikrendah. Berpikir matematis dalam taksonomi Bloom penting untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat rendah sampai berpikir tingkat tinggi untuk memecahkan masalah mendasar sampai kompleks dalam matematika. Oleh karena itu, dibutuhkan model pembelajaran yang tepat. Salah satu model pembelajaran yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan model pembelajaran Attention, Relevance, Confidence, and Satisfaction (ARCS).Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan berpikir matematis berdasarkan taksonomi Bloom revisi dengan menggunakan model pembelajaran attention, relevance, confidence, and satisfaction (ARCS) lebih baik dari pada dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.

(5)
(6)

KEMENTRIAN AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Alamat :Jl.Letkol.H.EndroSuratminSukarame Bandar Lampung telp (0721) 703260

PERSETUJUAN

JudulSkripsi PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ATTENTION, RELEVANCE, CONFIDENCE AND SATISFACTION (ARCS)TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS BERDASARKAN TAKSONOMI BLOOM REVISI PESERTA DIDIK KELAS XI IPA SMA NEGERI 14 BANDAR LAMPUNG

Nama RestiYelma sari

NPM 1311050001

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Matematika

MENYETUJUI

Untuk dimunaqasyah kan dan dipertahankan dalam Sidang Munaqasyah FakultasTarbiyahdan Keguruan UIN Raden Intan Lampung

Pembimbing I Pembimbing II

Netriwati, M.Pd. Fraulein IntanSuri, M.Si

NIP.19680823 199903 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Matematika

(7)

KEMENTRIAN AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Alamat :Jl.Letkol.H.EndroSuratminSukarame Bandar Lampung telp (0721) 703260

PENGESAHAN

Skripsidenganjudul:PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ATTENTION, RELEVANCE, CONFIDENCE, AND SATISFACTION (ARCS) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS BERDASARKAN TAKSONOMI BLOOM REVISI PADA PESERTA DIDIK KELAS XI IPA SMA NEGERI 14 BANDAR LAMPUNG,disusun oleh: RESTI YELMA SARI, NPM: 1311050001, Jurusan: Pendidikan Matematika,telah diujikan pada sidangMunaqasyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan pada hari/tanggal:Selasa, 6 Juni 2017Pukul 10.00 s.d 12.00 WIB di ruang sidang.

DEWAN PENGUJI

Ketua Sidang : Dr. H. Chairul Anwar, M. Pd (……….) Sekretaris :SiskaAndriani, M. Pd (……….) Penguji Utama : Dr. Zulhannan, M. A (……….)

Pembimbing I :Netriwati, M. Pd (……….)

Pembimbing II : Fraulein IntanSuri, M.Si (……….)

Mengetahui,

Dekan

Fakultas

TarbiyahdanKeguruan
(8)

MOTTO















“Dan Dialah yang menghidupkandanmematikan, danDialah yang (mengatur)

pergantianmalamdansiang. Tidakkahkamumemahaminya?”.

(Al-Mu’minun (23):80).

1

1Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan(Bandung: CV PustakaAgungHarapan

(9)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, pada akhirnya tugas akhir (skripsi) ini dapat terselesaikan dengan baik, dengan kerendahan hati yang tulus dan hanya mengharap ridho Allah SWT semata, penulis persembahkan skripsi ini kepada:

1. Kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Syamsudin (Alm) dan Ibunda Yulinar,S. Pd yangtelah memberi kasih sayang, pengorbanan,semangat,nasihat,dan do’a yang tiada henti untuk kesuksesanku. Do’a yang tiada henti penulis persembahkan kepada ayahandaku semoga mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT dan doa yang tulus ku persembahkan kepada Ibundaku atas jasa beliau yang telah mendidikku serta pengorbanan beliau sehingga terselesainya S1 di Pendidikan UIN Raden Intan Lampung.

2. Kakakku Okta Lisna Sari,Amd.Kepserta adik-adikkuPajri Husnul Khotimah dan Irfan Amzar Saputra terimakasih atas doa, canda tawa, kasih sayang, persaudaraan, dan dukungan yang selama ini kalian berikan, semoga kita semua bisa membuat orang tua kita selalu tersenyum bahagia.

(10)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tangga l4 November 1995, di Kotabumi, Kabupaten Lampung Utara yaitu Putri kedua dari bapak Syamsudin (Alm) dan ibuYulinar,S.Pd. Pendidikan yang pernah ditempuh oleh penulis adalah :

1. Taman Kanak-Kanak Dharma WanitaPertiwi Kalibalangan, KecamatanAbung Selatan, KabupatenLampung Utara,tamat pada tahun 2001.

2. Sekolah Dasar Negeri 01 Sukamaju, KecamatanAbungSemuli, KabupatenLampung Utara,tamat dan berijazah pada tahun 2007.

3. Sekolah Menengah Pertama Negeri01Abung Selatan, KecamatanAbungSelatam, KabupatenLampung Utara, tamat dan berijazah pada tahun 2010.

4. Sekolah Menengah Atas Negeri01 Kotabumi,KabupatenLampung Utara, tamat dan berijazah pada tahun 2013.

(11)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita. Shalawat dan salam senantiasa selalu tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW. Berkat ridho dari Allah SWT akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Tarbiyah dan KeguruanUIN Raden Intan Lampung.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan serta dukungan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu,

penulismengucapkanterimakasihdanpenghargaansetinggi-tingginyakepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. H. Chairul Anwar, M. Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung.

(12)

3. IbuNetriwati, M.Pdselakupembimbing I dan IbuFraulein IntanSuri, M.Siselakupembimbing II yang telahmembimbingdanmemberipengarahan demi keberhasilanpenulis.

4. Bapakdan Ibu dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan khususnya untuk Jurusan Pendidikan Matematika yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama menuntut ilmu di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung.

5. Ibu Tri Winarsih,S.Pd, M.PdselakuKepalaSMA Negeri 14 Bandar Lampungyang telahmembantumemberikanizinataspenelitian yang penulislakukan.

6. IbuDra. Farida Liona, dan Ibu Gurubeserta Staf TU SMA Negeri 14 Bandar Lampung yang banyak membantu dan membimbing penulis selama mengadakan penelitian.

7. Sahabatsekaligussaudaratersayangku di kosanPuriAsri 91 Bebeh, Lintang, dan Dian. Terimakasihuntukukhuwahkitaselamainidanuntukmomen-momen yang telahkitalaluibersamadalamsukamaupunduka.

(13)

9. Saudara-saudarakuKKN dan PPL (SalindaridanInay) yang luarbiasa, terimakasihatasbantuandanukhuwahkitaselamainidanuntukmomen-momen yang telahkitalaluibersama.

10. AlmamaterUINRadenIntan Lampung yang ku banggakan, yang telahmendidikkudenganimandanilmu.

Alhamdulillaahiladzibini’matihitatimushalihat(segalapujibagi Allah yang dengannikmatnyaamalshalehmenjadisempurna). Semogasemuabantuan, bimbingandankontribusiyang

telahdiberikankepadapenulismendapatkanridhodansekaligussebagaicatatanamalibada hdari Allah SWT. AamiinYaRobbal ‘Alamin.

Selanjutnyapenulismenyadaribahwadalampenulisanskripsiinimasihjauhdarisempurna, mengingatketerbatasankemampuandanpengetahuan yang penulismiliki.

Olehkarenaitu, segalakritikdan saran yang

membangundaripembacasangatlahpenulisharapkanuntukperbaikandimasamendatang. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung,Juni2017

(14)
(15)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...i

ABSTRAK...ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTTO...v

PERSEMBAHAN...vi

RIWAYAT HIDUP ...vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ...xi

DAFTAR TABEL ...xvi

DAFTAR LAMPIRAN ...xviii

BAB I PENDAHULUAN ...1

A...Lata rBelakangMasalah ...1

B. ...Iden tifikasiMasalah ...9

C. ...Bata sanMasalah...9

D...Rum usanMasalah ...9

E...Tuju anPenelitian ...10

(16)

G...Rua ng Lingkup Penelitian...11 H...Defi

nisiOperasional...12

BAB II LANDASAN TEORI... 14 A. Model Pembelajaran ARCS ... 14 1...Pen

gertian Model Pembelajaran ARCS ...14 2...Lan

gkah-langkah Model Pembelajaran ARCS...20 3...Kele

bihandanKekurangan Model Pembelajaran ARCS...24 a...Kele

bihan Model Pembelajaran ARCS...24 b...Kele

mahan Model Pembelajaran ARCS...25 B...Mod

el PembelajaranKonvensional ...25 C...Kem

ampuanBerpikirMatematis...26 D...Taks

(17)

3...Do

main Psikomotorik ...34

E...Kera ngkaBerpikir...36

F...Hip otesisPenelitian...39

BAB III METODE PENELITIAN ...41

A...Met odePenelitian ...42

B...Vari abelPeneltian ...43

C...Pop ulasi, Sampel, dandanTeknikPengambilanSampel...43

1...Populasi... 43

2. Sampel ...43

3. TeknikPengambilan Sampel ... 44

D...Met odePengumpulan Data ...44

1...Obs ervasi ...45

2...Wa wancara...46

3...Dok umentasi...46

(18)

E...Instr

umenPenelitian ...47

1...Tes Kemampuan Berpikir Matematis...47

F...UjiC obaInstrumenPenelitian...50

1. Validitas...50

2. UjiTingkat Kesukaran ...51

3. UjiDayaPembeda ... 52

4. UjiReliabilitas ...54

G...Tek nikAnalisis data ...55

1. UjiNormalitas...55

2. UiiHomogenitas ...57

3. UiiHipotesis ...58

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN...62

A. Analisis Data...62

1...Tes Kemampuan Berpikir MatematisTaksonomi Bloom Revisi ...62

a...Uji Validitas Soal ...63

b...Uji Tingkat Kesukaran Soal...65

c...Uji Daya Pembeda Soal...66

(19)

e...Kesi mpulanHasilUjiCobaTesKemampuanBerpikir

MatematisBerdasarkanTaksonomi Bloom Revisi ...68

2. Deskripsi Data Amatan ...69 a...Data

NilaiKemampuanBerpikirMatematisTaksonomi Bloom

Revisi ... 69 3. Uji Prasyarat Analisis...70

a...Uji Normalitas...70 1)...Uji

NormalitasKemampuanBerpikirMatematisTaksonomi

Bloom RevisiKelas ARCS...70 2)...Uji

NormalitasKemampuan Berpikir MatematisTaksonomi

Bloom RevisiKelasKonvensional ...72 b...Uji

Homogenitas...75 1)...Uji

HomogenitasKemampuanBerpikirMatematisTaksonomi

Bloom Revisikelas ARCS danKelasKonvensional...75 4. Pengujian Hipotesis Statistik ...78

a...Uji-t TidakBerkorelasi ...78 B. Pembahasan ...79

(20)

A. Kesimpulan...90 B. Saran ...90

(21)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Nilai Ujian Soal Essai MID Semester genap SMA Negeri 14 Bandar

Lampung Tahun Pelajaran 2015/2016... 5

Tabel 3.1 Desain Penelitian... 37

Tabel 3.2 Kriteria Pemberian Skor Tes Bentuk Uraian ... 44

Tabel 3.3 Interprestasi Tingkat Kesukaran Butir Tes ... 47

Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda ... 48

Tabel 4.1 Uji Validitas Soal ... 64

Tabel 4.2 Uji Tingkat Kesukaran Soal... 65

Tabel 4.3 Uji Daya Pembeda... 66

Tabel 4.4 Kesimpulan Uji Coba Berpikir Matematis Taksonomi Bloom Revisi... 68

Tabel 4.5 Deskripsi Data Nilai Kemampuan Berpikir Matematis Taksonomi Bloom Revisi Kelas Eksperimen dan Kelas Konvensional ... 70

Tabel 4.6 Rangkuman Uji Normalitas Kemampuan Berpikir Matematis Berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi ... 74

Tabel 4.7 Rangkuman Uji Homogenitas Kemampuan Berpikir Matematis Berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi ... 77

(22)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Profil SMA Negeri 14 Bandar Lampung ... 92 Lampiran 2 Hasil Wawancara Guru ... 94 Lampiran 3 Daftar Nama Responden Uji Coba Instrumen... 95 Lampiran 4 Kisi-kisi Uji Coba Tes Kemampuan Berpikir Matematis Berdasarkan

Taksonomi Bloom Revisi ... 96 Lampiran 5 Soal Uji Coba Tes Kemampuan Berpikir Matematis Berdasarkan

Taksonomi Bloom Revisi ... 101 Lampiran 6 Kunci Jawaban Soal Uji Coba Tes Kemampuan Berpikir Matematis

Taksonomi Bloom Revisi... 104 Lampiran 7 Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Berpikir Matematis Berdasarkan

Taksonomi Bloom Revisi... 111 Lampiran 8 Uji Validitas Soal ... 113 Lampiran 9 Uji Tingkat Kesukaran Soal... 119 Lampiran 10 Uji Daya Pembeda Soal... 124 Lampiran 11 Uji Reliabilitas Soal... 130 Lampiran 12 Daftar Nama Sampel ... 133 Lampiran 13 Kisi-kisi Tes Kemampuan Berpikir Matematis Berdasarkan

Taksonomi Bloom Revisi ... 134 Lampiran 14 Tes Kemampuan Berpikir Matematis Taksonomi Bloom Revisi 139 Lampiran 15 Kunci Jawaban dan Penilaian Tes Kemampuan Berpikir

Matematis Taksonomi Bloom Revisi... 142 Lampiran 16 Daftar Nilai Tes Kemampuan Berpikir Matematis Taksonomi

(23)

Matematis Taksonomi Bloom Revisi... 151

Lampiran 18 Uji Homogenitas Kemampuan Berpikir Matematis

Taksonomi Bloom Revisi Kelas ARCS... 153 Lampiran 19 Uji Homogenitas Kemampuan Berpikir Matematis

Taksonomi Bloom Revisi Kelas Konvensional ... 156 Lampiran 20 Uji Homogenitas Kelas ARCS dan Konvensional... 159 Lampiran 21 Uji-t Tidak Berkorelasi... 163 Lampiran 22 Tabel Nilai-nilai r Product Moment ... 165 Lampiran 23 Tabel Nilai Kritik Uji Liliefors ... 166

Lampiran 24 Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat ( )... 167 Lampiran 25 Tabel Nilai T ... 168 Lampiran 26 Dokumentasi Model Pembelajaran ARCS ... 172 Lampiran 27 Dokumentasi Model Pembelajaran Konvensional ... 179 Lampiran 28 Dokumentasi Pelaksanaan Tes Kemampuan Berpikir Taksonomi

Bloom... 180 Lampiran 29 Perangkat Pembelajaran... 181 Lampiran 30 Lembar Validasi

Lampiran 31 Surat Izin Mengadakan Pra-Penelitian Lampiran 32 Surat Izin Mengadakan Penelitian

Lampiran 33 Surat Keterangan telah Melaksanakan Pra-Penelitian Lampiran 34 Surat Izin Mengadakan Penelitian

(24)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Benyamin S. Bloom adalah ahli pendidikan yang terkenal sebagi pencetus taksonomi belajar. Taksonomi belajar dikenal dengan istilah Taxonomy Bloom.Taksonomi belajar adalah pengelompokkan tujuan belajar berdasarkan domain atau kawasan belajar. Menurut Bloom ada tiga domain belajar, yaitu: domain kognitif, domain afektif, dan domain psikomotorik. Dalam ranah kognitif taksonomi Bloom terdiri atas beberapa kemampuan kognitif antara lain: (1) Pengetahuan, (2) Pemahaman, (3) Penerapan, (4) Analisis, (5) Sintesis, dan (6) Evaluasi.2

Taksonomi Bloom yang digunakan adalah taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Lorin W.Anderson. Dalam Revisied Taxonomy, Anderson dan Krathwol melakukan revisi pada kawasan kognitif. Menurutnya terdapat dua kategori, yaitu dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan. Pada dimensi proses kognitif ada enam jenjang tujuan belajar, yaitu : (1) Mengingat, (2) Mengerti,(3) Memakai, (4) Menganalisis, (5) Menilai, (6) Mencipta. Sedangkan pada dimensi pengetahuan, ada empat kategori yaitu: (1) Fakta (factual knowledge), (2) Konsep (conceptual knowledge), (3)

2

Eveline Siregar, Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran (Bogor : Ghalia Indonesia,

(25)

Prosedur (procedural knowledge), (4) Metakognitif (metacognitive knowledge).3 Terkait dengan taksonomi Bloom revisi, penulis menggunakan

suatu taksonomi tersebut untuk mengetahui proses berpikir matematis siswa. Berpikir matematis (mathematical thinking) diartikan sebagai cara berpikir berkenaan dengan proses matematika (doing math) atau cara berpikir dalam menyelesaikan tugas matematika (mathematical task) baik yang sederhana maupun yang kompleks.4Dalam konteks Islam, Allah mendorong

manusia untuk senantiasa berpikir, sebagaimana firman Allah berikut ini5 :













Artinya:

……”Dan kami melebihkan sebahagian tanaman-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang sedemikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah SWT) bagi kaum yang berpikir” (QS. Ar-Rad : 4)

Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT telah menyerukan kepada kita untuk berpikir, karena dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari kegiatan berpikir untuk melakukan segala aktivitasnya. Berpikir merupakan aktivitas mental yang mampu memecahkan masalah, membuat suatu keputusan dan memenuhi hasrat ingin tahu. Allah SWT akan memberikan lebih kepada orang-orang yang berpikir.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 26 ayat (2) bahwa

3Ibid, h.9.

4 U.Sumarmo, “Berpikir dan Disposisi Matematika: Apa, Mengapa, dan Bagaimana

(26)

standar kompetensi lulusan pada satuan menengah umum bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.6

Selain itu, kurikulum di Indonesia berorientasi pada pencapaian kompetensi yang merupakan upaya mempersiapkan peserta didik agar memiliki kemampuan intelektual, emosional, spiritual, dan sosial yang bermutu tinggi.7

Telah dijelaskan bahwa salah satutujuan pendidikan adalah meningkatkan pengetahuan atau kemampuan intelektual dimana pada aspek tersebutmerupakankawasan kognitif atau kemampuan berpikir peserta didik.

Beberapa hasil penelitian yang penulis baca baik penelitian di dalam negeri dan penelitian di luar negeri, diantaranya penelitian di luar negeri,menurut Tall kemajuan berpikir matematis berkaitan dengan konsep yang sudah ada pada siswa dan belajar dari cara perkumpulan. Untuk mencapai tingkat kemajuan pemikiran matematis, Tall menyatakan bahwa konsep adalah pengetahuan tertentu yang mana individu dapat menjelaskan atau berlatih untuk memperoleh teori, rumus dan ketakutan dari matematika. Kemajuanberpikir matematis tidak hanya membutuhkan penciptaan pengetahuan tetapi juga peningkatan pengetahuan.8Penelitian yang sama juga

6 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, “Standar Nasional Pendidikan”, RPP_SNP (24

April 2005, tersedia di: http://guru-indonesia.net.

7

Wina Sanjaya ,Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Bandung : Kencana Prenada

Media Group , 2008) h.80.

8Wasukree Sangpom, et. Al. “Advanced Mathematical Thingking and Students’ Mathematical

Learning: Reflection from Students’ Problem-Solving in Mathematics Classroom”, Journal of

(27)

dilakukan oleh Mary Kay Stein, Barbara W.Grover, Marjorie Heningsein menyatakan bahwa pemberian tugas dapat menuntut siswa berpikir matematis yang lebih maju dan penalaran yang lebih baik.9Sedangkan hasil penelitian di

dalam negeri, Nohda, Shigeo dan Henningsen & Stein menemukan beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam pembelajaran matematika, yaitu: jenis berpikir matematis harus sesuai dengan siswa, jenis bahan ajar, manajemen kelas, peran guru, serta otonomi siswa dalam berpikir dan beraktivitas.10

Selain itu, penelitian yang dilakukan Maya Kusuma Ningrum dan Abdul Aziz Saefudin menyimpulkan bahwa pembelajaran matematika tidak hanya cukup pada pencapaian kemampuan matematika dasar, tetapi mulai untuk berubah ke pola pikir baru bahwa pembelajaran dirancang untuk mencapai kemampuan berpikir tingkat tinggi.11Dari beberapa penelitian tersebut dapat

disimpulkan bahwa peran pendidik dalam membangun penalaran dan berpikir matematis peserta didik sangat penting.Menurut Katagiri yang dikutip dari Aryadi Wijaya bahwa pengembangan kemampuan berpikir matematis telah menjadi perhatian utama dalam pembelajaran matematika di Jepang.12

9 Mary Kay Stein, Barbara W.Grover, Marjorie Heningsein, “Building Students Capacity for

Mathematical Thinking and Reasoning: An analysis of Mathematical Taks Used in Reform

Classroom”, American Education Research Journal (13 Januari 2013), h.483.

10Tatang Herman, “Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan

Penalaran Matematis Siswa SMP”, Jurnal Cakrawala Pendidikan Th.XXVI No.1 (Februari 2007),

h.44.

11 Maya Kusuma Ningrum dan Abdul Aziz Saefudin, “Mengoptimalkan Kemampuan Berpikir

Matematika Melalui Pemecahan Masalah Matematika, Prosiding Seminar Nasional Matematika (10

November 2012) ISBN : 978-979-16353-8-7, h.579.

12

Aryadi Wijaya, Pendidikan Matematika Realistik Suatu Alternatif Pendekatan

(28)

Nilai ujian MID semester genap soal Esai tahun pelajaran 2015/2016 peserta didik kelas XI :

Tabel 1.1 Daftar Nilai Ujian Matematika Soal EsaiMID Semester Genap SMA Negeri 14 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2015/2016

Sumber : Dokumentasi Nilai Ujian Matematika MID Semester Genap Kelas XI SMA Negeri 14 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2015/2016.

Berdasarkan data di atas ternyata banyak peserta didik yang belum mencapai KKM. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di SMA Negeri 14 Bandar Lampung yakni 76. Peserta didik yang memperoleh hasil belajar diatas nilai KKM adalah 17 dengan persentase 21% dari 78 peserta didik, sedangkan peserta didik yang memperoleh hasil belajar dibawah KKM ada 61 dengan persentase 79% dari 78 peserta didik. Hasil pra-penelitian ditemukan bahwa kemampuan berpikir matematis peserta didik umumnya masih rendah. Hasil pra-penelitian tersebut sejalan dengan permasalahan yang ditemukan

dari hasil wawancara dan observasi yaitu peserta didik tidak menyukai pelajaran matematika disebabkan oleh suasana pembelajaran yang menegangkan mengakibatkan siswa merasa takut dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Indra Martha Rusmana, permasalahan yang sering hadir dalam pembelajaran matematika bahwa

Nilai

Kelas KKM

Nilai <

76 Nilai ≥ 76

Jumlah Peserta Didik

XI IPA 1 70 19 8 27

XI IPA 2 70 24 2 26

XI IPA 3 70 18 7 25

(29)

sebagian peserta didik masih kurang termotivasi dalam belajar matematika. Peserta didik masih beranggapan bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit, sukar, dan menegangkan.13 Katagiri menyebutkan bahwa salah satu

kendala yang dihadapi adalah sikap apatis guru terhadap pengembangan kemampuan berpikir matematis.14 Hal yang sama juga terlihat bahwa

kurangnyaperhatian pendidik pada proses pembelajaran disebabkan kurangnya kesabaran pendidik dalam membimbing peserta didik yang mempunyai kemampuan lemah mengakibatkan peserta didik merasa rendah diri.

Sekian banyaknya permasalahan yang terjadi maka penulis menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajarandengan harapan permasalahan tersebut dapat teratasi. Model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk melibatkan siswa lebih aktif dan termotivasi dalam proses pembelajaran salah satunya adalah ARCS. Model pembelajaran ARCS yang merupakan akronim dari Attention(Perhatian),

Relevance(Keterkaitan), Confidence(Percaya

Diri)danSatisfaction(Kepuasan)dimulai dengan pemberian motivasi dan memfokuskan siswa pada pelajaran tersebut.15

13 Indra Martha Rusmana, “Efektivitas Penggunaan Media ICT Dalam Peningkatan

Pemahaman Konsep Matematika”, Jurnal Formatif ISSN : 2088-351X, h.199.

14 Aryadi Wijaya, Op.cit, h.13.

15 Siti Masfuah, “Pictorial Riddle Melalui Pembelajaran Attention,Relevance,Confidence,and

Satisfaction (ARCS) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Motivasi Berprestasi

(30)

Model ARCS terbukti dapat mengatasi beberapa permasalahan yang ada di dunia pendidikan. Beberapa hasil penelitian yang penulis baca baik penelitian di dalam negeri dan penelitian di luar negeri, diantaranya penelitian di dalam negeri yang dilakukan oleh Zulfira Irsyaf menyimpulkan bahwa metode Attention, Relevance, Confidence, and Satisfaction(ARCS)dapat meningkatkan aktivitas belajar.16Hal yang sama juga dilakukan oleh Stefany

Maya Evy menyimpulkan bahwa strategi pembelajaran ARCS secara optimal dapat memberikan dampak positif dalam upaya meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa.17 Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh

Siti Masfuah menyimpulkan bahwa metode pictorial riddle melalui pembelajaran ARCS dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan motivasi berprestasi siswa.18Hasil penelitian di luar negeri, Hermann

Astleitner menyatakan bahwa pendekatan ARCS dapat meningkatkan self-regulated learningpeserta didik.19Hal yang sama juga dilakukan oleh

Sangeeta Malik menyatakan bahwa model ARCS dapat meningkatkan motivasi untuk mengatasi tingkat penyelesaian tugas.20Dari beberapa

16 Zulfira Irsyaf, “Penerapan Model Pembelajaran ARCS Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa Kelas VIII SMP Labschool Universitas Tadulako Pada Materi Sudut-Sudut Segitiga”, Jurnal

Elektronik Pendidikan Matematika Tadulako Vol. 1 No 2 (Maret 2014), h.196.

17 Stefany Maya Evy, “Pengaruh Strategi ARCS (Attention, Relevance, Confidence and

Satisfaction) Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 4 Negara”,

Jurnal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Vol. 4 (2014), h.8.

18 Siti Mafuah, Op.Cit, h.104.

19 Hermann Astleitner, “The Effects of ARCS-Strategies on Self-Regulated Laerning with

Intructional Texts”, Journal Departement of Education Research Akademiestrasse 2012, h.12.

20 Sangeeta Malik, “Effetiveness of ARCS of motivational design to overcome non

completion rate of students in distance education”, Turkish Online Journal of Distance Education

(31)

penelitian menunjukkan variabel-variabel bermasalah di lapangan, dengan model pembelajaran ARCS menjadikan solusi awal dalam menangani permasalah di lapangan. Adapun langkah-langkah model pembelajaran ARCS tersebut yaitu:

1) Mengingat kembali siswa pada konsep yang telah dipelajari (Attention) 2) Menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran (Relevance)

3) Menyampaikan materi pembelajaran (Relevance)

4) Menggunakan contoh-contoh konkrit (Attention dan Relevance) 5) Memberi bimbingan belajar (Confidence)

6) Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi dalam belajar (Confidence dan Satisfaction)

7) Memberi umpan balik (Satisfaction)

8) Menyimpulkan setiap materi yang telah disampaikan di akhir pembelajaran (Satisfaction).

(32)

pembelajaran yang dianggap tepat memberikan solusi permasalahan-permasalahan yang ada di lapangan.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah seperti berikut :

1. Pada proses pembelajaran guru belum menggunakan model yang bervariasi dalam melatih proses berpikir.

2. Peserta didik kurang menyukai pelajaran matematika.

3. Kurangnya kesabaran pendidik dalam membimbing peserta didik dalam menjawab soal.

4. Kemampuan berpikir matematis peserta didik masih lemah.

C.Batasan Masalah

(33)

D.Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini: apakah terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran Attention, Relevance, Confidence, and Satisfaction(ARCS)terhadap kemampuan berpikir matematis berdasarkan taksonomi Bloom revisi pada peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 14 Bandar Lampung?

E.Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh pada penggunaan model pembelajaran Attention, Relevance, Confidence, and Satisfaction(ARCS)terhadap kemampuan berpikir matematis berdasarkan taksonomi Bloom revisi pada peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 14 Bandar Lampung.

F. Manfaat Penelitian

Penulis mengharapkan penelitian yang dilakukan kelak dapat bermanfaat pada beberapa kalangan antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis, sehingga dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan.

(34)

Bagi pendidik penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam upaya memecahan masalah melalui berpikir secara matematis dengan menerapkan model pembelajaran Attention, Relevance, Confidence, and Satisfaction(ARCS)taksonomi Bloom revisi.Bagi peserta didik diharapkan agar peserta didik dapat meningkatkan motivasi belajar dan mengembangkan kemampuan berpikir matematis. Bagi penulis, sebagai pengalaman menulis karya ilmiah dan melaksanakan penelitian dalam pendidikan matematika sehingga dapat menambah wawasan peneliti.

G.Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari kesalahpahaman maka penulis membatasi ruang lingkup yang akan peneliti lakukan, diantaranya :

1. Objek Penelitian

Objek peneliti ini adalah pengaruh model pembelajaran Attention, Relevance, Confidence, and Satisfaction(ARCS) terhadap kemampuan berpikir matematis taksonomi Bloom revisi.

2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 14 Bandar Lampung.

3. Masalah Penelitian

(35)

taksonomi Bloom revisi pada peserta didik dengan peserta didik yang belajar dengan menggunakan strategi pembelajaran konvensional.

4. Wilayah Penelitian

Penelitian akan dilakukan di SMA Negeri 14 Bandar Lampung. 5. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2016/2017. H.Definisi Operasional

Definisi operasional variabel penelitian merupakan unsur yang dapat membantu dalam penelitian ini, sebab definisi operasional variabel yang jelas maka peneliti akan mudah menghubungkan variabel-variabel yang ada. Definisi operasional variabel penelitian juga memberikan petunjuk-petunjuk bagaimana mengukur suatu variabel.Adapun definisi operasionalnya adalah sebagai berikut:

(36)

2. Taksonomi Bloom merupakan tujuan intruksional pendidikan. Benjamin S.Bloom dan kawan-kawannya berpendapat bahwa taksonomi (pengelompokkan) tujuan pendidikan mengacu kepada tiga jenis domain (daerah binaan atau ranah) yang melekat pada peserta didik, yaitu : (1) Ranah proses berpikir (cognitive domain), (2) Ranah nilai atau sikap (affective domain) dan (3) Ranah keterampilan (psychomotor domain). Taksonomi Bloom menguraikan enam tingkat respon dalam proses berfikir yaitu : (1) Pengetahuan (knowledge), (2) Pemahaman (comprehension), (3) Penerapan (application), (4) Analisis (analysis), (5) Penilaian (evaluation), (6) Penilaian (syntesis).

(37)

BAB II

LANDASAN TEORI

A.Model Pembelajaran ARCS (Attention, Relevance, Confidence, and Satisfaction)

1. Pengertian Model Pembelajaran ARCS (Attention, Relevance, Confidence, and Satisfaction)

Model pembelajaran ARCS (Attention, Relevance, Confidence, and Satisfaction) dikembangkan oleh Keller dan Kopt sebagai jawaban pertanyaan yang dapat mempengaruhi motivasi belajar.21 Peserta didik yang termotivasi untuk belajar maka akan adanya perhatian peserta didik untuk ikut serta dalam proses belajar dan pembelajaran berlangung yang mengakibatkan peserta didik termotivasi untuk berfikir dan berprestasi. Model pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan teori nilai harapan (expectancy value theory) yang mengandung dua komponen yaitu nilai (value) dari tujuan yang akan dicapai dan harapan (expectancy) agar berhasil mencapai tujuan itu. Dari dua komponen tersebut oleh Keller dikembangkan menjadi empat komponen yaitu Attention, Relevance, Confidence, and Satisfaction (ARCS).22

21 Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta : Rinka Cipta, 2001) h.167.

(38)

Dalam kontek islam, terdapat beberapa ayat-ayat dalam al-qur’an yang terkandung dalam komponen komponen model pembelajaran ARCS yaitu Attention (Perhatian)sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an surat Al-Alaq ayat 1-5.



















Artinya :

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan (1). Dia telah meciptakan manusia dari segumpal darah (2). Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia (3). Yang mengajar (manusia) dengan pena (4). Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahui (5). (QS.Al-Alaq: 1-5)

Selain itu terdapat pula ayat yang menjelaskan tentang komponen model ARCS lainnya yaitu Confidence (Percaya diri). Sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 139.





Artinya :

Janganlah kamu bersikap lemah, dan janglah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. (QS.Ali Imran: 139)

(39)

untuk rajin belajar. Jika dihubungkan dengan model ARCS maka ayat tersebut menjelaskan salah satu komponen model pembelajaran yaitu Attention (Perhatian). QS. Ali Imran : 139 menjelaskan bahwa Allah kita sebagai umat yang beriman dan memiliki ilmu harus memiliki sikap percaya diri dan tidak mudah putus asa, karena seorang mukmin yang memiliki nilai positif terhadap dirinya maka memiliki keyakinan yang kuat. Orang yang percaya diri dalam al-qur’an disebut sebagai orang yang tidak takut serta tidak gelisih adalah orang-orang yang beriman dan orang-orang yang istiqomah. Pentingnya kita memiliki sikap percaya diri oleh karena itu sikap percaya diri harus ditanamkan sejak dini, baik kepada diri sendiri maupun orang lain.

Keller telah menyusun seperangkat prinsip-prinsip motivasi yang diterapkan dalam proses pembelajaran, yang disebut sebagai Attention (perhatian), Relevance (Relevansi), Confidence (kepercayaan diri), dan Satisfaction (kepuasan).23 Guru diharapkan mampu menumbuhkan, meningkatkan, dan

mempertahankan motivasi belajar siswa. Tanpa adanya motivasi belajar siswa yang tinggi maka sulit bagi guru untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal.

a. Attention (Perhatian)

Attention (Perhatian) yaitu dorongan rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu seseorang muncul karena dirangsang oleh elemen-elemen baru, aneh, lain

(40)

dengan yang sudah ada, dan kontradiktif/kompleks.24 Terdapat beberapa

strategi untuk merangsang minat dan perhatian, yaitu sebagai berikut : 1) Menggunakan bahasa dan gambar yang menarik, yaitu dengan

menggunakan ungkapan-ungkapan yang biasa dikenal siswa, dan menggunakan ilustrasi-ilustrasi yang sesuai.

2) Menggunakan ilustrasi untuk mengkonkretkan, yaitu dengan menggunakan ilustrasi gambar untuk mengkonkretkan sesuatu konsep yang abstrak/tidak biasa bagi siswa.

3) Menggunakan contoh dan konteks yang familiar pada isi pembelajaran dan lingkungan sekitar yang sudah dikenal.25

Tahap awal yang harus diperhatikan seorang guru adalah menarik perhatian siswa untuk mengkondisikan siswa terus berpusat pada proses belajar dan pembelajaran berlangsung. Banyak cara yang dapat guru gunakan dalam menarik perhatian siswa diawal pembelajaran. Selain menggunakan menggunakan metode yang sudah dijelaskan, dapat pula menggunakan metode yang bervariasi seperti mendemostrasikan sesuatu, menggunakan teknik bertanya dengan penambahan poin nilai dan metode lainnya, dengan demikian perhatian siswa akan terus memperhatikan saat proses belajar dan pembelajaran berlangsung.

b. Relevance (relevansi)

24Ibid.

25 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (Jakarta : Bumi Aksara, 2013)

(41)

Relevance (relevansi) yaitu adanya hubungan yang ditunjukkan antara materi pembelajaran, kebutuhan dan kondisi siswa. Ada tiga strategi yang dapat digunakan untuk menunjukkan relevansi dalam pembelajaran, yaitu:

1) Menyampaikan kepada siswa apa yang dapat mereka lakukan setelah mempelajari materi pembelajaran.

2) Menjelaskan manfaat pengetahuan/keterampilan yang akan dipelajari.

3) Memberikan contoh, latihan/tes yang langsung berhubungan dengan kondisi siswa atau profesi tertentu.26

Motivasi siswa akan terjaga jika siswa mengetahui manfaat mereka mempelajari materi tersebut. Oleh karena itu, pemilihan bahan ajar harus sesuai dengan apa yang dibutuhkan siswa atau berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, maka guru harus memahami profil siswa untuk memudahan siswa memahami isi pembelajaran yang disampaikan.

c. Confidence (kepercayaan diri)

Confidence (kepercayaan diri) yaitu, merasa diri berkompeten atau mampu merupakan potensi untuk berinteraksi dengan lingkungannya.27 Percaya diri

juga merupakan cermin seseorang untuk dapat sukses, peserta didik harus ditanamkan sikap percaya diri sejak dini. Karena dengan adanya percaya diri berarti setiap individu mampu dengan kelebihannya dan dapat melawan

26 Eveline Siregar, Hartini Nara, Loc.cit.

27

(42)

kelemahan yang dimiliki. Sikap percaya diri dalam mengerjakan soal sangatlah penting, jika siswa tidak percaya dengan pemikiran dan hasil yang didapat dalam penyelesaian soal mengakibatkan siswa akan mudah menyontek dan mengakibatkan prestasi belajar yang rendah.

Menurut Keller, ada sejumlah strategi untuk meningkatkan kepercayaan diri, yaitu :

1) Menyajikan prasyarat belajar

2) Memberikan kesempatan untuk sukses

3) Memberikan kesempatan untuk melakukan kontrol pribadi.28

d. Satisfaction (kepuasan)

Satisfaction (kepuasaan) merupakan keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan akan menghasilkan kepuasan, siswa akan termotivasi untuk terus berusaha mencapai tujuan yang serupa.29 Apabila siswa merasa sangat puas

dengan yang ia peroleh maka akan semakin meningkatkan motivasi yang tinggi pula dan akan ia ulangi kembali pada masa yang berikutnya. Jika siswa mendapat suatu apresiasi, seperti pujian, penambahan poin dan hadiah atas keberhasilan yang telah mereka dapatkan maka akan timbul kepuasan tersendiri bagi siswa, Ada beberapa strategi untuk mencapai kepuasan siswa, yaitu :

28 Made Wena, Op.Cit, h.41.

(43)

1) Menggunakan pujian secara verbal

2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk segera menggunakan/mempraktikkan pengetahuan yang baru dipelajari

3) Minta kepada siswa yang telah menguasai materi untuk membantu teman-temannya yang belum berhasil.

4) Membandingkan prestasinya sendiri di masa lalu dengan suatu standar terntentu, bukan dengan siswa lain.30

Berdasarkan penjelasan di atas, model pembelajaran ARCS (Attention, Relevance, Confidence, and Satisfaction) merupakan model pembelajaran yang tepat untuk membanagkitkan motivasi peserta didik dalam belajar. Motivasi dalam belajar sangat diperlukan, jika siswa termotivasi untuk mengikuti proses belajar dan pembelajaran maka akan meningkatkan daya pengetahuan dan berfikir siswa menyebabkan meningkatnya prestasi yang diperoleh.

2. Langkah-langkah Model Pembelajaran ARCS (Attention, Relevance, Confidence, and Satisfaction)

Adapun langkah-langkah model pembelajaran ARCS adalah sebagai berikut: a. Mengingatkan kembali siswa pada konsep yang telah dipelajari (Attention)

Pada langkah ini, guru menarik perhatian siswa dengan cara mengulang

(44)

kembali pelajaran atau materi yang telah dipelajari siswa dan mengaitkan materi tersebut dengan materi pelajaran yang akan disajikan. Dengan cara ini, siswa akan merasa tertarik serta termotivasi untuk memperoleh pengetahuan yang baru yaitu materi pelajaran yang akan disajikan. Guru juga dapat memberikan penambahan poin nilai diawal pembelajaran bagi siswa yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan untuk menarik perhatian siswa.

b. Menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran (Relevance)

Pada langkah ini, guru mendeskripsikan tujuan dan manfaat pembelajaran yang akan disajikan. Penyampaian tujuan dan manfaat pembelajaran ini dapat dilakukan dengan cara yang bervariasi tapi masih tetap mengacu pada prinsip perbedaan individual siswa sehingga keseluruhan siswa dapat menangkap tujuan dan manfaat pembelajaran yang akan disajikan serta dapat mengetahui hubungan atau keterkaitan antara materi pembelajaran yang disajikan dengan pengalaman belajar siswa tersebut.

c. Menyampaikan materi pelajaran (Relevance)

(45)

dapat menyajikan materi dengan menggunakan metode demonstrasi.Saat proses penyampaian materi guru dianjurkan untuk menumbuhkan rasa percaya diri siswa dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, memberikan tanggapan, ataupun mengerjakan soal/latihan.

d. Menggunakan contoh-contoh yang konkrit (Attention dan Relevance)

Pada langkah ini, guru memberikan contoh-contoh yang nyata serta ada hubungannya dengan kehidupan sehari-hari siswa sehingga siswa merasa tertarik untuk mengikuti pembelajaran. Adapun manfaat yang didapatkan dari penggunaan contoh yang konkrit ini adalah siswa mudah memahami materi yang disajikan dan mudah mengingat materi tersebut. Tujuan penggunaan contoh yang konkrit ini adalah untuk menumbuhkan atau menjaga perhatian siswa (attention) dan memberikan kesesuaian antara pembelajaran yang disajikan dengan pengalaman belajar siswa ataupun kehidupan sehari-hari siswa (relevance).

e. Memberi bimbingan belajar (Confidence)

(46)

pembelajaran sehingga siswa-siswa tersebut merasa termotivasi untuk memahami materi pembelajaran yang disajikan.

f. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi dalam pembelajaran (Confidence dan Satisfaction)

Pada langkah ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, menanggapi, ataupun mengerjakan soal-soal mengenai materi pembelajaran yang disajikan. Dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi, siswa akan berkompetensi secara sehat dan aktif dalam mengikuti pembelajaran. Pemberian kesempatan kepada siswa untuk berparisipasi dalam pembelajaran ini juga dapat menumbuhkan atau pun dapat menimbulkan rasa puas di dalam diri siswa karena merasa ikut terlibat dalam proses pembelajaran tersebut.

g. Memberi umpan balik (Satisfaction)

Pada langkah ini, guru memberikan suatu umpan balik yang tentunya dapat merangsang pola berfikir siswa. Setelah pemberian umpan balik ini, siswa secara aktif menanggapi feedback dari guru tersebut. Pemberian feedback ini dapat menumbuhkan rasa percaya diri siswa dan menimbulkan rasa puas dalam diri siswa.

h. Menyimpulkan setiap materi yang telah disampaikan di akhir pembelajaran (Satisfaction)

(47)

berbagai macam cara diantaranya memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk membuat kesimpulan tentang materi yang baru mereka pelajari dengan menggunakan bahasa mereka sendiri. Secara tidak langsung, langkah ini dapat menciptakan rasa puas di dalam diri siswa.31

3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran ARCS (Attention, Relevance, Confidence, and Satisfaction)

a. Kelebihan Model Pembelajaran ARCS (Attention, Relevance, Confidence, and Satisfaction)

1) Menurut penelitian Keller model pembelajaran ARCS telah terbukti keunggulannya dalam meningkatkan motivasi dalam pembelajaran.

2) Model pembelajaran tidak hanya berfokus pada strategi pengorganisasian dan strategi penyampaiannya saja tetapi ada aspek motivasi belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar secara maksimal.

3) Menurut Visser dan Keller, penerapan model ARCS dalam beberapa mata pelajaran terbukti mampu meningkatan motivasi belajar siswa secara signifikan.32

4) Dapat diterapkan dalam pembelajaran bidang studi apapun karena bersifat fleksibel.

31Hamoraon, “Pembelajaran Inovatif Model ARCS Keller” (On-line), tersedia di

http://learningtheori.wordpress.com/2010/03/08/model-arcs-keller, (06 Desember 2016) pukul 21:55 WIB.

(48)

5) Model ARCS dalam pembelajaran dapat menggunakan media apa saja untuk menarik minat siswa.

6) Model ARCS dapat meningkatkan minat dan perhatian siswa, meningkatkan rasa percaya diri serta memberikan rasa kepuasan siswa memperoleh hasil belajarnya.33

b. Kelemahan Model Pembelajaran ARCS (Attention, Relevance, Confidence, and Satisfaction)

Selanjutnya Awoniyi, dkk menjelaskan bahwa selain mempunyai kelebihan, model pembelajaran ARCS ini juga mempunyai kekurangan. Kekurangan model pembelajaran ARCS ini yaitu:

1) Hasil afektif siswa sulit dinilai secara kuantitatif

2) Perkembangan secara berkesinambungan melalui model ARCS ini sulit dijadikan penilaian.34

B.Model Pembelajaran Konvensional (Ceramah)

Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional. Keberhasilan metode ceramah tidak semata-mata karena kehebatan kompetensi guru dalam bermain kata-kata dan kalimat, tetapi juga didukung oleh alat-alat pembantu lainnya. Dalam mempersiapkan metode ceramah pada umumnya ada 3 cara, yaitu:

33

Rani Aprilyanasari, Pembelajaran Sistem Peredaran Darah Pada Manusia

Dengan Model Arcs (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) Didukung Multimedia Interaktif Di SMPN 1 Sumowono, (Skripsi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahun Alam , 2011) h.13.

(49)

Beberapa kelebihan metode ceramah : 1. Guru mudah menguasai kelas. 2. Mudah dilaksanakan.

3. Dapat diikuti peserta didik dalam jumlah besar.

4. Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar. Beberapa kelemahan metode ceramah adalah :

1. Kegiatan pembelajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).

2. Anak didik yang lebih tanggap dari sisi visual menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya.

3. Bila terlalu lama membosankan.

4. Sukar mengontrol sejauh mana pemerolehan belajar anak didik. 5. Menyebabkan anak didik pasif.35

C.Kemampuan Berpikir Matematis

Menurut Leron dikutip dari Aryadi Wijaya mendefinisikan pemikiran matematika sebagai kemampuan untuk membangun kemampuan penalaran dan mengkomunikasikan gagasan.36

Proses berpikir metematis adalah suatu kejadian yang dialami seseorang ketika menerima persoalan pemecahan masalah sehingga menghasilkan kemampuan secara matematis untuk memecahkan/menjawab suatu persoalan atau permasalahan

35 Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta : Rineka

Cipta, 2010), h.177-178.

(50)

sehingga menghasilkan ide gagasan, pemecahan/jawaban yang logis. Berpikir matematis dalam memecahkan masalah sangat penting, karena jika peserta didik malas untuk berpikir maka akan menyebabkan rendahnya prestasi peserta didik. Oleh karena itu, guru juga berperan penting untuk membangkitkan motivasi belajar dan berpikir matematis peserta didik.

Di dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 20 tahun 2006 tentang Standar Isi, disebutkan bahwa pembelajaran matematika bertujuan supaya siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, dan efisien. 2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

4. Memiliki sifat menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat mempelajari matematika, serta ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.37

37

(51)

Dikemukakan oleh National Council of Teachers of Mathematics (NCTM) terdapat lima proses standar bagi peserta didik dalam memperoleh dan menggunakan pengetahuan matematik yaitu:

1. Kemampuan pemahaman, meliputi kemampuan mengenal, kemampuan menjelaskan atau kemampuan menarik kesimpulan.

2. Kemampuan penalaran, meliputi menyusun pembuktian langsung dan tak langsung, memperkirakan jawaban, memberikan penjelasan dengan menggunakan model matematik.

3. Kemampuan komunikasi, meliputi menyatakan peristiwa sehari-hari dengan simbol atau bahasa matematik, menghubungkan benda nyata, gambar, diagram ke dalam ide matematika.

4. Kemampuan koneksi, meliputi menggunakan matematika ke dalam bidang studi lain atau kehidupan sehari-hari.

5. Kemampuan pemecahan masalah, meliputi mengidentifikasi data pemecahan masalah, memilih dan menerapkan strategi pemecahan masalah.38

Sedangakan menurut Kuswana dikutip dari Achmad Mujahid menjelaskan bahwa ada dua macam keterampilan berpikir matematis yang harus dikusai individu yaitu:

1. Keterampilan berpikir kritis, termasuk menganalisis, mengkritis, memutuskan, mengevaluasi, dan menafsirkan.

38

(52)

2. Keterampilan berpikir kreatif, termasuk mencipta, dan memperkirakan.39

Berdasarkan Permendiknas, NCTM, dan pendapat Kuswana maka indikator berpikir matematis pada penelitian ini meliputi: kemampuan pemahaman, kemampuan penalaran, kemampuan komunikasi, kemampuan koneksi, kemampuan pemecahan masalah, keterampilan berpikir kritis, dan keterampilan berpikir kreatif.

D.Taksonomi Bloom Revisi

Tugas pertama pendidik adalah merumuskan tujuan khusus beserta materi pelajarannya. Guru merancang tujuan khusus, sedangkan tujuan yang bersifat umum dirumuskan oleh pengembang kurikulum. Menurut Bloom, dalam bukunya yang sangat terkenal Taxonomy of Education Objectives yang terbit pada tahun 1965 rumusan tujuan pembelajaran harus mecakup 3 aspek penting yaitu (1) Domain kognitif, (2) Domain afektif, (3) Domain psikomotorik.40Kemudian taksonomi Bloom mengalami perubahan oleh

Anderson dan Krathwol. Dalam Revisied Taxonomy, Anderson dan Krathwol melakukan revisi pada kawasan kognitif.41

1. Domain kognitif

Domain kognitif adalah tujuan pendidikan yang berhubungan dengan kemampuan intelektual atau kemampuan berfikir, seperti kemampuan

39 Achmad Mujahid, Analisis Kemampuan Berpikir Matematika Siswa Berdasarkan

Taksonomi Bloom Revisi, (Tesis Magister Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Terbuka 2015), h.10.

40 Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2011), h.59.

41

(53)

mengingat dan memecahkan masalah.42Menurut Anderson dan Krathwol

kawasan kognitif terdapat dua kategori, yaitu dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan. Pada dimensi proses kognitif, ada enam jenjang tujuan belajar, yaitu sebagai berikut:

a. Mengingat (remembering), meningkatkan ingatan atas materi yang disajikan dalam bentuk yang sama seperti yang diajarkan.

b. Memahami (understanding), mampu membangun arti dari pesan pembelajaran berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki. Mencakup tujuh proses kognitif : menafsirkan (interpreting), memberi contoh (exemplifying), mengklasifikasikan (classifying), meringkas (summarizing), menarik inferensi (inferring), membandingkan (comparing), dan menjelaskan (explaning).

c. Menerapkan (applying), menggunakan prosedur untuk mengerjakan latihan maupun memecahkan masalah. Mencakup dua proses kognitif: menjalankan (excuting), dan mengimplementasikan (implementing). d. Menganalisis (analyzing), memecahkan bahan-bahan ke dalam unsur

pokok dan menentukan bagaimana bagian-bagian yang saling berhubungan satu sama lain. Mencakup tiga proses kognitif : menguraikan (differentiating), mengorganisir (organizing), dan menemukan pesan tersirat (attributing).

(54)

e. Menilai (evaluating), membuat pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar tertentu. Mencakup dua proses kognitif: memeriksa (checking), mengkriting (critiquing).

f. Mencipta (creating), membuat suatu produk yang baru dengan mengatur kembali unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam suatu pola atau struktur yang belum pernah ada sebelumnya. Mencakup tiga proses kognitif: membuat (generating), merencanakan (planning), dan memproduksi (producting).43

Sedangkan pada dimensi pengetahuan, ada empat kategori, yaitu sebagai berikut :

a. Fakta (factual knowledge), berisis unsur-unsur data yang harus diketahui siswa jika mereka akan diperkenalkan dengan salah satu mata pelajaran untuk memecahkan suatu masalah (low level abstraction).

b. Konsep (conceptual knowledge), meliputi skema, model mental atau teori dalam berbagai model psikologi kognitif.

c. Prosedur (procedural knowledge), pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu, biasa berupa seperangkat urutan atau langkah-langkah yang harus diikuti.

(55)

d. Metakognitif (metacognitive knowledge), pengetahuan tentang pemahaman umum, seperti kesadaran tentang sesuatu dan pengetahuan tentang pemahaman pribadi seseorang.44

Mencipta (C6) Menilai (C5) Menganalisis (C4)

[image:55.612.143.525.192.486.2]

Memakai (C3) Mengerti (C2) Mengingat (C1)

Gambar 2.2Kesatuan dan saling berkaitan antar subranah dalam ranah kognitif 45

2. Domain afektif

Domain afektif berkenaan dengan sikap, nilai-nilai dan apresiasi.46 Tujuan

afektif ini merupakan kelanjutan dari tujuan kognitif. Artinya sesorang akan memiliki sikap terhadap suatu hal apabila telah memiliki kemampuan kognitif tingkat tinggi.

Menurut Krathwol dkk dalam bukunya Taxonomy of Education Objectives : Affective Domain, domain afektif memiliki tingkatan yaitu:

a. Penerimaan (Receiving), yakni sikap kesadaran atau kepekaan seseorang terhadap gejala, kondisi, keadaan suatu masalah.47 Peserta didik memiliki keinginan memperhatikan suatu masalah yang terjadi di dalam kelas.

44Ibid, h.10.

45 Wina Sanjaya, Op.cit , h.121.

(56)

Tugas pendidik mengarahkan perhatian peserta didik pada suatu hal yang menjadi objek pembelajaran afektif. Misalnya pendidik mengarahkan peserta didik agar senang membaca buku, senang bekerjasama, dan sebagainya. Kesenangan ini akan menjadi kebiasaan, dan hal ini yang diharapkan, yaitu kebiasaan yang positif.

b. Merespons atau menanggapi (Responding), ditunjukkan oleh kemauan untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan tertentu.48Misalnya senang

membaca buku, senang bertanya, senang membantu teman, senang dengan kebersihan dan kerapian, dan sebagainya.

c. Menghargai (Valuing), tujuan ini berkenaan dengan kemauan untuk memberi penilaian atau kepercayaan kepada gejala atau suatu objek tertentu.49 Misalnya keinginan untuk meningkatkan keterampilan, sampai

pada tingkat komitmen.

d. Mengorganisasi/mengatur diri (Organization), tujuan yang berhubungan dengan pengembangan nilai ke dalam sistem organisasi tertentu, termasuk hubungan antar nilai dan tingkat prioritas nilai-nilai itu.50 Misalnya

mengenal tanggung jawab individu untuk memperbaiki hubungan sosial sesama teman.

a. Karakteristik nilai atau suatu pola hidup (Characterization), tujuan yang berkenaan dengan mengadakan sintesis dan interealisasi sistem nilai

(57)

dengan pengkajian secara mendalam, sehingga nilai-nilai yang dibangun itu dijadikan pandangan (falsafah) hidup serta dijadikan pedoman dalam

[image:57.612.173.492.189.465.2]

bertindak dan berperilaku.51

Gambar 2.2Kesatuan dan saling berkaitan antar subranah dalam ranah afektif 52

2. Domain psikomotorik.

Domain psikomotorik meliputi semua tingkah laku yangmenggunakan syaraf dan otot badan. Aspek ini berhubungan dengan bidang studi yang lebih banyak menekankan kepada gerakan-gerakan atau keterampilan, misalnya seni lukis, music, pendidikan jasmanai dan olahraga.53

51Ibid.

52 Harjanto ,Op.cit , h.64.

53 Wina Sanjaya, Op.Cit, h.133.

(58)

a. Persepsi (perception), menunjukkan pada pemakaian alat-alat perasa untuk membimbing efektivitas gerak.

b. Kesiapan ( set), menunjukkan pada kesediaan untuk mengambil jenis aksi atau tindakan yang mencakup kesediaan materiil, kesiapan fisik, dan kemauan mengambil reaksi sebagai hasil dari pemecahan makna yang terkandung.

c. Tanggapan terbimbing (guided respons) merupakan tahap awal dari belajar keterampilan yang lebih kompleks. Tahap ini meliputi proses peniruan gerakan yang dipertunjukkan kemudian mencoba-coba dengan menggunakan tanggapan dalam menangkap gerak.

d. Mekanisme(mechanism), berkenaan dengan gerakan-gerakan penampilan yang melukiskan proses dimana gerak yang telah dipelajari kemudian diterima menjadi kebiasaan sehingga dapat ditampilkan dengan penuh percaya diri.

e. Respon nyata yang kompleks (complex over respons), menunjuk pada penampilan gerakan-gerakan secara mahir dan cermat dalam bentuk gerakan-gerakan yang rumit.

(59)

g. Penciptaan (origination), berkenaan dengan penciptaan pola gerakan baru yang sesuai dengan situasi dan masalah tertentu.54

(60)

h.

Penciptaan (P7) Penyesuaian (P6) Respons Nyata Kompleks (P5)

Mekanisme (P4) Respon Terbimbing (P3) Kesiapan (P2)

[image:60.612.122.526.154.466.2]

Persepsi (P1)

Gambar 2.3Kesatuan dan saling berkaitan antar subranah dalam psikomotorik55

Dari pemaparan di atas telah diketahui bahwa taksonomi Bloom revisi memiliki tiga kawasan belajar, yaitu domain kognitif, domain afektif, dan domain psikomotorik. Penelitian ini dibatasi pada ranah kognitif taksonomi Bloom revisi, karena telah dijelaskan salah satu tujuan pendidikan adalah meningkatkan pengetahuan atau kemampuan intelektual dimana pada aspek tersebut merupakan kawasan kognitif atau kemampuan berpikir peserta didik.

E.Kerangka Berpikir

Menurut Sugiono, kerangka berpikir adalah sintesa tentang hubungan antara variabel yang disusun berdasarkan teori yang telah dideskripsikan selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis sehingga menghasilkan sintesa tentang

(61)

hubungan antar variable yang diteliti dengan merumuskan hipotesis.56 Gambaran

jalannya penelitian yang penulis lakukan dapat diketahui secara terarah dan jelas. Adapun kerangka berpikir yang penulis paparkan sebagai berikut:

56 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (Bandung : Alfabeta, 2013)

h.92.

Materi Pembelajaran Proses Pembelajaran

Kelas Eksperimen: Menerapkan Model

ARCS (Attention,

Kelas Kontrol : Menerapkan

Pembelajaran

Uji Tes Kemampuan Berfikir Matematis

Ranah Kognitif

Analisis Hasil Tes

(62)

Gambar 2.4 Bagan Kerangka Pemikiran

Kemampuan berpikir matematis peserta didik mencerminkan pemahaman peserta didik terhadap mata pelajaran yang diinginkannya. Semakin dalam pemahaman peserta didik, maka akan semakin baik prestasi yang diperoleh. Berpikir matematis sangat diperlukan dalam penyelesaian masalah.Untuk membangkitkan proses berpikir peserta didik harus disesuaikan dengan model pembelajaran yang tepat. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan model pembelajaran ARCS (Attention, Relevance, Confidence, and Satisfaction). Model ARCS merupakan suatu sistem pengajaran yang tepat untuk membangkitkan motivasi siswa belajar, dengan terjaganya motivasi siswa pada proses belajar dan pembelajaran berlangsung maka mengakibatkan rasa ingin tahu siswa yang tinggi sehingga siswa menjadi tertarik untuk berpikir dalam pemecahan masalah. Pada penelitian ini kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran ARCS (Attention, Relevance, Confidence, and Satisfaction)dan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional. Untuk menguji tingkat berpikir matematis taksonomi Bloom revisi khususnya pada ranah kognitif digunakan instrumen tes soal berpikir matematis berdasarkan taksonomi Bloom revisi pada domain kognitif. Dilakukan analisis dan penilaian terhadap hasil uji tes berdasarkan

(63)

kriteria skor yang telah ditetapkan, maka dapat diketahui kesimpulan yaitu ada atau tidak pengaruh model pembelajaran ARCS (Attention, Relevance, Confidence, and Satisfaction) terhadap kemampuan berpikir matematis berdasarkan taksonomi Bloom revisi.

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.57 Dari pendapat

tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah jawaban sementara dari permasalahan yang perlu di uji kebenarannya melalui analisis. Hipotesis pada penelitian ini sebagai berikut :

1. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ini adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah yang akan dicari solusi pemecahan melalui penelitian. Berdasarkan uraian diatas, hipotesis penulis adalah :

Terdapat pengaruh model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, and Satisfaction) terhadap kemampuan berpikir matematis berdasarkantaksonomi Bloom revisi pada peserta didik kelas XI IPA di SMA Negeri 14 Bandar Lampung tahun pelajaran 2016/2017.

2. Hipotesis Statistik

(64)

H0 : 1= 2 (rata-rata kemampuan berpikir matematis berdasarkan taksonomi

Bloom revisi denga

Gambar

Gambar 2.2Kesatuan dan saling berkaitan antar subranah dalam 45
Gambar 2.2Kesatuan dan saling berkaitan antar subranah dalam 52
Gambar 2.3Kesatuan dan saling berkaitan antar subranah dalam 55
Tabel 3.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk meningkatkan kemandirian belajar matematika pada siswa kelas VIII A MTs Negeri Surakarta 1 setelah dilakukan pembelajaran Attention Relevance Confidence

Adapun data – data yang diperoleh mengenai peningkatan kemandirian belajar siswa melalui model pembelajaran Attention Relevance Confidence Satisfaction dari

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar akuntansi siswa yang diajar dengan model pembelajaran ARCS (Attention, Relevance, Confidence,

Penerapan Model Pembelajaran ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) Dengan Berbantuan Video Tutorial Pada Mata Pelajaran Pemasaran Online Untuk Meningkatkan

Hal ini juga terlihat pada nilai rata-rata hasil tes kemampuan berpikir matematisberdasarkan taksonomi Bloom revisi peserta didik yang diterapkan dengan

Sedangkan berdasarkan skor rata-rata capaian indikator motivasi belajar melalui observasi setelah diterapkannya model Attention, Relevance,Confidence, Satisfaction

Sedangkan untuk ketuntasan belajar matematika siswa setelah diterapkan model pembelajaran ARCS ( Attention, Releveance, Confidence and Satisfaction) yang dapat

Keterlaksanaan model Attention, Relevance, Confidence and Satisfaction pada pembelajaran hidrokarbon dan pengaruhnya terhadap kepercayaan diri siswa di kelas XI IPA SMAN 2 Kota