• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Novel dan Jenis-jenis Novel 3.Pengertian Novel

BAB IV ANALISIS TEMUAN DATA

LANDASAN TEORITIS

D. Pengertian Novel dan Jenis-jenis Novel 3.Pengertian Novel

i^ln

i[\ • $

2I

%bi •[\

DE?

Artinya: “ Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.(Q. S. Al-Ahzab:21)

Dalam akhlak tercakup pengertian terciptanya keterpaduan antara kehendak Khalik dengan perilaku manusianya. Dengan kata lain, dalam pengertian ini, tata perilaku seseorang terhadap orang lain dan lingkungannya, baru menggambarkan nilai akhlak yang hakiki, manakala suatu tindakan atau perilaku tersebut berdasarkan kepada kehendak Khalik (Tuhan).39

D. Pengertian Novel dan Jenis-jenis Novel 3. Pengertian Novel

Novel sebagai salah satu bentuk dari prosa fiksi, mempunyai arti sebagai sebuah karangan prosa yang panjang mengandung ruang mencerita rangkaian kehidupan seseorang dengan orang-orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.

Novel memiliki istilah sendiri yang sama dengan istilah roman. Kata novel berasal dari bahasa Italia yang kemudian berkembang di Inggris dan Amerika serikat. Sedang istilah roman berasal dari genre

39

Harun Nasution, dkk, Ensiklopedia Media Islam Indonesia Pengantar Study Akhlak, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2004), Cet.Ke-1 h. 71-79, (Jakarta : Djambatan, 1992), h.8-9

romance dari abad pertengahan yang merupakan cerita paaaanjang tentang kepahlawanan dan percintaan. Istilah roman berkembang di Jerman, Belgia, Perancis, dan bagian-bagian Eropa daratan yang lain.40

Novel lebih panjang (setidaknya 40.000 kata) dan lebih kompleks dari cerpen, dan tidak dibatasi keterbatasan struktural dan metrikal sandiwara atau sajak. Umumnya sebuah novel bercerita tentang tokoh-tokoh dan kelakuan mereka dalam kehidupan sehari-hari, dengan menitik beratkan pada sisi-sisi yang aneh dari naratif tersebut.

Novel memberikan peranan yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat, boleh jadi keberadaannya turut membantu perubahan sosial, karena novel tidak hanya ajaran, serta tingkah laku dan pola-pola kehidupan masyarakat.41 Novel sebagai sebuah media komunikasi yang didalamnya terdapat proses komunikasi banyak mengandung pesan baik itu pesan sosial, pesan moral maupun pesan keagamaan.

Novel dalam Bahasa Indonesia dibedakan dari roman. Sebuah roman alur ceritanya lebih Novel menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita seseorang dengan orang disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.42

40

Jakob Sumardjo dan Saini K.M, Apreiasi Kesusastraan, (Jakarta: Penerbit Gramedia, 1986),Cet. Ke-1,h.29

41

Ngurah Persua, Peranan Kesusastraan Dalam Pendidikan ( Suara Guru: XII, 1980), h. 5.

42

DepDikNas, Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Jakarta: Balai Pustaka, 2002 )edisi ke-3 h.788.

Ada beberapa para ahli yang memberikan istilah dari pengertian novel, diantaranya:

a. Abdullah Ambary, “ Novel ialah cerita yang menceritakan suatu kejadian luar biasa dari kehidupan pelakunya yang menyebabkan perubahan sikap hhidup atau menentukan nasibnya.43

b. Menurut P. Supatman Natawijaya, “ Novel adalah kisah realita dari perjalanan hidup seseorang.44

c. Dan menurut suprapto, “ Novel adalah karangaan prosa yang panjang mengandung rangakian cerita kehidupan seseorang di sekelilingnya dengan mononjolkan watak dan sikap perilaku.45

d. Menurut Welleck dan Warren, adalah karya imajinatif yang bermediakan bahasa danmempuanyai unsur estetik yang dominan.46 e. Kalau menurut S.I Poeradisastra dalam artikelnya Dalam Karya sastra

pun berdakwah dan berkhotbah yang dikutip oleh Natsir Tamara dkk dalam buku Hamka di Mata Hati Umat berpendapat : Bahwa sastra pada dasarnya adalah potret penghayatan emosional manusia, apapun jenisnya. Karena karya sastra merupakan interaksi daya cipta antara emosi oknum dengan lingkungan masyarakat dan budayanya di dalam

43

Abdullah Ambary, Inti Sari Sastra Indonesia, ( Bandung : Djatmika, 1983), h.61

44

P. Supratman Natawijaya, Bimbingan untuk cakap menulis, ( Jakarta: Bpk. Gunung Muliua, 1979), Cet. Ke-2 h.37

45

Suprapto, Kumpulan Istilah dan Apresiasi Sastra Bahasa Indonesia, ( Surabaya,Indah 1993), h.53

46

Suminto A. Sayuti, Berkenalan dengan Prosa Fiksi, (Yogyakarta : Gama Media, 2000), Cet. Ke-1, h.6

gaya bahasa yang mampu membangkitkan keharuan seni dan bersifat komunikatif.47

f. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, novel adalah karangan prosa panjang yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.

g. Menurut Henry Taringan dalam bukunya Prinsip-prinsip Dasar Sastra menuliskan kata novel berasal dari kata novellas yang diturunkan pula dari noveis yang berarti baru. Dikatakan baru karena kalau dibandingkan dengan jenis-jenis sastra lainnya seperti puisi, drama, dan lain-lain, maka jenis novel ini muncul kemudian yang telah membuka pikiran manusia untuk lebih menyukai dan menjadi hobi membaca novel.

Novel memungkinkan adanya penyajian secara panjang lebar mengenai tempat tertentu. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika posisi manusia dalam masyarakat memiliki dimensi ruang dan waktu, tetapi peranan seorang tokoh dalam masyarakat berupa dan berkembang dalam waktu. Khasnya, novel mencapai keutuhannya secara inklusi, yaitu bahwa novelis mengukuhkan keseluruhannya dengan kendali tema karyanya.

Novel adalah salah satu karya berbentuk prosa, dimana sastra adalah karya seni yang dikarang menurut standar kesusastraan, standar

47

Nasir Tamara, el al., Hamka di Mata Hati Umat, (Jakarta : Sinar Harapan, 1984), Cet.Ke-2, h.121

kesusastraan yang dimaksud adalah penggunaan kata yang indah dan daya bahasa serta gaya cerita yang menarik.48

Novel merupakan produk masyarakat kota yang terpelajar, mapan, kaya, cukup waktu luang untuk menikmatinya. Di Indonesia, masa perkembangannya terjadi pada tahun 1970-an.49

Novel merupakan salah satu jenis prosa fiksi. Prosa fiksi adalah karya sastra yang khasnya mempunyai elemen-elemen seperti : plot, tokoh, setting, dan lain-lain.

Novel cenderung bersifat expands “meluas”. Dalam sebuah novel juga cenderung menitik beratkan munculnya complexity atau “kompleksitas”.50

Novel menjadi cerita rekaan yang lebih banyak menyoroti segala macam-macam persoalan dalam kehidupan manusia. Segala persoalan bukan lagi merupakan cita-cita atau khayalan, akan tetapi seolah-olah kejadian itu benar-benar dirasakan, seperti kesengsaraan, penderitaan kematian, dan percintaan. Bentuk semacam inilah yang dinamakan novel.

Novel memiliki unsur-unsur pembangun yang menyebabkan karya sastra tersebut menjadi sebuah karya yang baik dan mempunyai kekuatan dalam cerita, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.51 Unsur intrinsik dalam novel adalah unsur-unsur yang secara langsung turut membangun

48

Zainuddin, Materi Pokok Bahasa dan Sastra Indonesia, (Jakarta : PT. Rineko Cipta, 1992), Cet. Ke-1, h.99

49

Jakob Sumardjo, Konteks Sosial Novel Indonesia 1970-1977, (Bandung : Penerbit Alumni, 1999), Cet Ke-1, h.12

50

lbid, h.11

cerita, seperti: plot, tokoh/penokohan, latar atau setting dan sudut pandang. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada diluar karya sastra, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi system organisme karya sastra. Unsur ekstrinsik juga termasuk unsur yang mengandung keadaan subjektifitas pengarang yang memiliki sikap, keyakinan, dan pandangan hidup yang semuanya itu mempengaruhi karya yang ditulisnya.52

Definisi novel itu sendiri bentuk karangan yang lebih pendek dari roman tetapi lebih panjang dari cerpen. Novel menceritakan sebagian kehidupan seorang tokoh, yaitu sesuatu yang luas biasa dalam hidupnya yang menimbulkan konflik yang menjurus kepada perubahan nasib si tokoh.53

4. Jenis-jenis Novel

Menurut Mochtar Lubis yang dikutip oleh Umar Yunus, jenis novel terdiri dari:

a. Avontur: Pada jenis novel ini dipusatkan pada seorang tokoh utama, pengalaman tokoh dimulai dari pengalaman pertama dan diteruskan pada pengalaman selanjutnya hingga akhir cerita. Sering rintangan datang dari rintangan satu kerintangan yang lainnya untuk mencapai tujuan. Biasanya novel ini mempunyai sifat romantis adalah tokoh wanita, juga memiliki cerita yang kronologis.

52 Burhan Nurgiantoro, Teori pengkajian Fiksi ( jogjakarta: Universitas Gajah Mada,1995 ),cet,ke-1,h.23

53

b. Psikologis: Jenis ini lebih mengutamakan pemeriksaan seluruhnya dari pikiran-pikiran pelaku. Berisi kupasan tentang watak, bakat, karakter, para pelakunya serta kemungkinan perkembangan jiwa.

c. Detektif: melukiskan penyelesaian suatu peristiwa atau kejadian untuk membongkar suatu kejadian kejahatan. Dalam novel ini dibutuhkan bukti-bukti agar dapat menangkap si pembunuh dan sebagainya. d. Sosial: Dalam novel ini pelaku pria dan wanita tenggelam dalam

masyarakat atau golongan. Persoalan ditinjau bukan dari persoalan orang-orang sebagai individu, tetapi persoalan ditinjau melingkupi persoalan golongan dalam masyarakat, reaksi setiap pelaku golongan terhadap masalah yang timbul dan pelaku hanya dipergunakan sebagai pendukung jalan cerita.

e. Kolektif: Jenis novel ini melukiskan tentang semua aspek kehidupan yang ada atau semua jenis novel diatas dikumpulkan menjadi satu cerita. Novel seperti ini tidak hanya dimainkan oleh satu pemeran saja, tetapi juga ada pemeran pendukung.54

54

BAB III

Dokumen terkait