• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

C. Identifikasi Faktor Eksternal

Peluang adalah perubahan yang dapat dilihat sebelumnya dalam waktu dekat,, dimasa mendatang yang akan memberikan keuntungan bagi kegiatan usaha. Peluang-peluang yang dimiliki oleh PT. Nusasembada Bangunindo Makassar antara lain :

1. Kebijakan Pemerintah

Otonomi daerah memberikan peluang yang luas perusahaan perumahan (Properti) untuk menggali dan mengelolah potensi bisnis perumahan, 2. Peluang Usaha Besar

Peluang usaha besar dapat dilihat dari pangsa perbaikan hasil kinerja dan terbukanya peluang usaha Jawaban responden juga mengatakan bahwa peluang usaha pemasaran perumahan (Properti) sangat besar namun ketersediaan peralatan yang dibutuhkan. Oleh karena itu peluang usaha merupakan salah satu peluang dalam upaya pengembangan pemasaran perumahan di Makassar.

3. Ekonomi (Tingkt Pendapatan)

Perkembangan tingkat pendapatan masyarakat dapat dilihat dari tingkat pendapatan perkapita atau pendapatan rata-rata per penduduk per tahunnya, tingkat pendapatan masyarakat yang meningkat berpengaruh positif besar terhadap tingkat permintaan perumahan.

b. Ancaman

Ancaman adalah gejala-gejala yang merupakan dampak negatif atas keberhasilan usaha, namun umumnya berada diluar kendali usaha. Apabila ancaman tersebut tidak diatasi maka akan menjadi ganjalan bagi usaha yang bersangkutan baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang.

Adapun ancaman yang dihadapi oleh PT. Nusasembada Bangunindo Makassar antara lain :

1. Ketatnya para pesaing/kompetitor

Banyaknya perusahaan lain yang bergerak dibidang properti (penjualan rumah) yang menyuguhkan desaign atau struktur rumah yang lebih berkelas dan modern mengakibatkan ancaman bagi PT. Nusasembada Bangunindo Makassar.

2. Sosial/Budaya

Perubahan lingkungan sosial budaya sedemikian hebatnya sehingga rnengakibatkan terjadinya krisis multidimensional, hal ini membuat ketidakstabilan dan terpuruknya perekonomian didalam negeri yang sangat dalam. Ini berarti hampir semua pebisnis dan organisasi bisnis dihadapkan pada masalah-masalah sumber dana, tingginya harga bahan baku,

persaingan dan daya-beli pasar. Hal ini menyebabkan ancaman bagi perusahaan rumah (Properti)

Matriks Faktor Strategi Eksternal

Setelah faktor-faktor eksternal suatu usaha penjualan rumah diidentifikasi, suatu tabel EFAS (Eksternal Strategic Factors Analysis Summary) disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategi eksternal dalam kerangka peluang dan ancaman usaha konstruksi pada perbaikan pekerjaan umum.

Berdasarkan uraian-uraian yang dijelaskan di atas maka dapat kita lihat matriks SWOT untuk memperjelas hal-hal yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman usaha penjualan rumah. Dengan analisis SWOT yang dilakukan dapat diperoleh berbagai alternatif strategi yang dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2. Matriks Swot PT. Nusasembada Bnagunindo

IFAS

1. Optimalkan organisasi yang kuat untuk meraih pangsa pasar yang cukup tinggi (W-1 dan O-1,2,3)

2. Mempertahankan biaya

operasional dan produksi yang rendah untuk mendapatkan harga pokok produksi yang

2. Kualitas penjualan pangsa pasar yang cukup tinggi (S-4 dan O-1,2,3)

rendah, agar harga jual juga rendah(W-1 dan O-1,2,3)

1. Memperbaiki sistem manajemen untuk mengatasi bertambahnya jumlah pesaing (W-1,2 dan T-1)

2. Sosialisasi dengan masyarakat (W-1,2 dan T-2)

Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2014

Berdasarkan matriks SWOT tersebut dapat dilihat bahwa ada beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh pengusaha yang bergerak dibidang penjualan rumah (properti) untuk mengembangkan usahanya dalam menghadapi persaingan dimasa yang akan datang.

1. Strategi S-O (Strenghts-Opportunities)

Strategi ini disusun dengan menggunakan seluruh kekuatan dan peluang yang dimiliki. Beberapa strategi yang dapat diambil antara lain :

a. Meningkatkan dan mempertahankan mutu produk untuk meraih peluang usaha yang cukup besar. Strategi ini diambil dengan pertimbangan bahwa kekuatan dengan mempertahankan mutu produk akan berpengaruh besar

terhadap peningkatan permintaan dalam pemasaran. Biaya operasional rendah dan ketersediaan produk serta peluang berupa kerja sama yang baik.

Maka kekuatan dan peluang tersebut sangat mendukung peningkatan dalam proses volume penjualan rumah (Properti)

b. Kualitas penjualan pangsa pasar yang cukup tinggi. Strategi ini diambil dengan pertimbangan bahwa peluang dalam bisnis properti dan selera masyarakat/konsumen yang cukup tinggi dan didukung oleh kekuatan dan biaya pemasaran yang rendah berpengaruh terhadap pangsa pasar yang cukup tinggi dalam perumahan (Properti).

2. Strategi W-O (Weakness-Opportunities)

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada, dengan cara mengatasi kelemahan yang dimiliki. Adapun strategi yang dapat dilakukan yaitu :

1. Optimalkan organisasi yang kuat untuk meraih pangsa pasar yang cukup tinggi. Strategi ini diambil dengan mempertimbangkan bahwa kelemahan yang berupa kurangnya ketersediaan jasa sehingga banyak jasa yang beralih untuk melancarkan pada pemasaran perumahan.

2. Mempertahankan biaya operasional dan produksi yang rendah untuk mendapatkan harga pokok produksi yang rendah, agar harga jual juga rendah/kompetitif. Strategi ini diambil karena dilihat dari kelemahan

kurangnya sumber daya manusia. Sehingga menciptakan peluang usaha yang cukup besar.

3. Mempertahankan biaya operasional yang rendah untuk meningkatkan penjualan. Strategi ini diambil dengan memperhitungkan kelemahan dalam segi ekonomi masyarakat dengan peluang usaha besar.

3. Strategi S-T (Strenghts-Threats)

Strategi ini dilakukan dalam rangka memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang dihadapi. Adapun strategi yang dilakukan adalah :

a. Melakukan kerja sama dengan perusahaan yang sejenis maupun instansi pemerintah lainnya. Strategi ini diambil dengan pertimbangan bahwa ancaman yang berupa sosial budaya dalam masyarakat dan banyaknya pesaing atau kompeitor yang diakibatkan besarnya keuntungan dari bisnis perumahan/properti. Banyaknya pesaing mengakibatkan ketatnya persaingan dalam volume penjualan. Sehingga dengan bekerja sama dengan perusahaan yang sejenis/join dengan perusahaan lain dapat meningkatkan volume penjualan perusahaan.

b. Produk yang baik dapat mengatasi jumlah pesaing yang banyak. Strategi ini diambil dengan mempertimbangkan bahwa ancaman ketatnya pesaing dari perusahaan lain, hal ini dapat di atasi dengan menghasilkan produk yang baik dan berkualitas.

4. Strategi W-T (Weakness-Threaths)

Strategi ini untuk mengatasi kelemahan yang berpadu dengan ancaman harus segera diatasi. Untuk mengatasi dapat diambil strategi sebagai berikut :

a. Memperbaiki sistem manajemen untuk mengatasi bertambahnya jumlah pesaing. Strategi ini diambil karena melihat dari faktor ancaman, sosial/budaya dapat mengakibatkan menurunnya minat masyarakat dalam pembelian/permintaan perumahan. Untuk mengatasi tingkat mortalitas pekerjaan maka perusahaan harus memperbaiki manajemennya dan sumber daya dalam perusahaan.

b. Sosialisasi dengan masyarakat. Strategi ini diambil dengan sering melakukan sosialisasi dengan masyarakat akan mengakibatkan terjalinnya hubungan komunikasi yang intensif dengan masyarakat.

D. Aternatif Strategi

Alternatif strategi bersaing PT. Nusasembada Bangunindo Makassar.

1. Meningkatkan dan mempertahankan mutu produk untuk meraih peluang usaha yang cukup besar.

2. Optimalkan organisasi yang kuat untuk meraih pangsa pasar yang cukup tinggi.

3. Mempertahankan biaya operasional yang rendah untuk meningkatkan volume penjualan.

4. Produk yang baik dapat mengatasi jumlah pesaing yang banyak.

5. Melakukan kerja sama dengan perusahaan yang sejenis maupun instansi pemerintah swasta lainnya

6. Mempertahankan biaya operasional dan produksi yang rendah untuk mendapatkan harga pokok produksi yang rendah, agar harga jual rendah/kompetitif.

7. Memperbaiki sistem manajemen untuk mengatasi bertambahnya jumlah pesaing.

8. Kualitas penjualan pangsa pasar yang cukup tinggi.

9. Aktif melakukan sosialisasi dengan masyarakat.

E. Strategi Bersaing PT. Nusasembada Bangunindo Makassar

1. Mutu yang kuat.

2. Networking.

3. Organisasi yang kuat.

4. Biaya operasional dan produksi yang rendah.

5. Kerjasama dengan perusahaan yang sejenis maupun instansi pemerintah swasta lainnya.

6. Sosialisasi

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis SWOT yang penulis lakukan maka strategi bersaing PT. Nusasembada Bangunindo Makassar akan meningkatkan penjualan, antara lain sebagai berikut :

1. Meningkatkan dan mempertahankan mutu produk untuk meningkatkan penjualan rumah yang lebih banyak.

2. Optimalkan organisasi yang kuat untuk meraih pangsa pasar yang cukup tinggi.

3. Mempertahankan biaya operasional dan produksi yang rendah untuk mendapatkan harga pokok produksi yang rendah, agar harga jual rendah/kompetitif.

4. Mampu mengatasi persaingan dengan perusahaan lain.

5. Meningkatkan kerjasama dengan perusahaan yang sejenis..

B. Saran

Setelah melakukan pengumpulan data yang selanjutnya melakukan olah data maka peneliti dapat memperoleh kesimpulan hasil penelitian, berkenaan dengan hal tersebut maka penulis mencoba memberikan saran sebagai bahan

pertimbangan bagi manajemen PT. Nusasembada Bangunindo Makassar sebagai berikut:

1. Untuk menghadapi persaingan bisnis kedepan yang semakin kompetitf maka manajemen PT. Nusasembada Bangunindo Makassar harus senantiasa memperhatikan mutu produk bidang jasa properti, dimasa yang akan datang tingkat persaingan yang semakin hari semakin meningkat.

2. Hendaknya PT. Nusasembada Bangunindo Makassar terus mempertahankan pangsa pasar produk bidang jasanya dengan jalan menjaga supaya harga jual produk bidang jasa tetap berada dibawah harga jual yang ditetapkan oleh perusahaan bidang jasa.

3. PT. Nusasembada Bangunindo Makassar harus mesti mempertahankan biaya operasional yang rendah agar peningkatan penjualan dapat meningkat tiap tahunnya.

DAFTAR PUSTAKA

Alma Buchary. 2002. Manajemen Pemasaran. Cetakan kelima. Bandung.

Alfabeta.

Assauri. Sofyan. 1987. Manajemen Produksi.Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Jakarta.

Ferrel, Pride. 1995. Fundamental Marketing. New Jersey. Five Edition. Pritice Hall.

J. B. Quinn. 2000. Manajemen Strategipemasaran: konsep – konsep .Jakarta.

Edisi Sembilan. Erlangga.

Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran; Analysis Perencanaan dan Pengendalian. Jakarta, Erlangga.

Mursid M, 1997, Manajemen Pemasaran, Cetakan Kedua. Bandung CV.

Intermedia.

Nitisemito, Alex S. 1999. Marketing. Jakarta. Ghallia Indonesia.

Radiosunu, 1983. Strategi Pemasaran. Yogyakarta. Liberty.

Swastha Basu. 1998. Manajemen Pemasaran. Yogyakarta. Gadjah Mada.

Swastha, Basu dan Irwan. 1980. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta.

Liberty.

Swastha, 2001, Manajemen Penjualan. Yogyakarta, Edisi Ketiga, Cetakan pertama, BPFE.

……….., 1999Marketing Mix. Jakarta. Erlangga.

Sriwahyudi Agustinus. 2000. Manajemen strategi. Edisi ketujuh. Jakarta PT.Prehellindo.

Tjiptono 2007, Marketing. Edisi kedua. Cetakan kedua. Penerbit Andy Yogyakarta.9

Winardi, 2000. Manajemen penjualan. Cetakan pertama. Bandung. CV Sinar Baru.

http://yoghiepedia.blogspot.com/2012/11/arti-dan-mengertian-serta-definisi.html

http://makassar.bisnis.com/m/read/20140210/4/175573/rei-sulsel-incar-rp100-miliar-dalam-pameran-properti

http://revolsirait.com/pengertian-manajemen/

http://mobelos.blogspot.com/2013/12/pengertian-manajemen-definisi-manajemen.html

http://ciku.typepad.com/blog/2009/12/definisi-pemasaran-dan-manajemen-pemasaran.html

http://mobelos.blogspot.com/2013/12/pengertian-manajemen-definisi-manajemen.html

Dokumen terkait